Anda di halaman 1dari 10

S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Definisi Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’
dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa
alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan
seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang
mendasarkan diri pada human relations.
G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin. Sedangkan
Claude S. Goerge, Jr mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Ahli lain yaitu Horold dan Cyril O’Donnell mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan,
suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang
dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P. Siagan mendefinisikan
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

Tujuan Pengambilan Keputusan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai
tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan
tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan
organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

1|Pengambilan Keputusan Manajemen


S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

Dasar-dasar Pengambilan Keputusan


G. R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku, antara
lain :
a. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat
Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit
diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-
hal yang lain sering diabaikan.
b. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang
rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas
nilai masyarakat yang di akui saat itu.
c. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh
sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah
lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
d. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat
apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya

2|Pengambilan Keputusan Manajemen


S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-


pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya,
maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi
dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu
untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi
latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam
memudahkan pemecaha masalah.
e. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-
keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan
justru menjadi kabur atau kurang jelas.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut G. R. Terry,
yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.

3|Pengambilan Keputusan Manajemen


S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.

Keputusan Individual dan Kelompok


Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung
bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang.
a. Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu
persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang
tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan,
keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki
keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain
seringkali kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi
pimpinan seorang diri.
b. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung
secara bersama.
4|Pengambilan Keputusan Manajemen
S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

Kelemahannya antara lain :


1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-
perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling
melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok, P. Siagian menyatakan
bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga
kekuatan itu :
a. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan
yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar
terhadap bawahannya
b. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya
mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
c. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan.
Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

Proses Pengambilan Keputusan


Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah
digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja
dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
1. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada
di dalam suatu organisasi.
2. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara
pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-
5|Pengambilan Keputusan Manajemen
S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang
pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan
perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang
baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
• Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul
dan tersusun secara kronologis.
• Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
• Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini
sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk
mengolah perasaan.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam
pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin
harus juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat.

Tipe Keputusan Manajemen


Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam
pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram / keputusan terstruktur : keputusan yang berulang-ulang dan
rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama

6|Pengambilan Keputusan Manajemen


S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

pada manjemen tingkat bawah. Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan


penagihan piutang, dll.
2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan
ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yang
terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yang lebih canggih,
keputusan alokasi dana promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yang tidak terjadi berulang-
ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan
dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman
manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh
keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

Tipe Informasi
Sistem informasi sekarang peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data dan
mengolahnya menjadi informasi berupa laporan-laporan keuangan saja, tetapi mempunyai
peranan yang lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi-
fungsi perencanaan, alokasi-alokasi sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan-
laporan dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai
permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yang berguna
didalam menentukan tindakan yang diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe
informasi :
1. Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang berupa
akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer
bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya.
2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information) : membantu
manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang,
ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Informasi pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi untuk
membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan yang tidak
7|Pengambilan Keputusan Manajemen
S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh


manajemen tingkat atas.

Karakteristik Informasi
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan
yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini
antara lain :
1. Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya
adalah terperinci (detail) dan kurang padat, karena terutama digunakan untuk
pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya,
mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring (terfilter), lebih ringkas dan
padat.
2. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik informasinya adalah terfokus pada
suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas
yang khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik informasi yang semakin luas,
karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.
3. Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya
adalah rutin, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang
terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu. Manajem tingkat
tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau adhoc (mendadak), karena
manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang
pola dan waktunya tidak jelas.
4. Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah
informasi historis, karena digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian
operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat
tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi prediksi karena
digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.
5. Akses Informasi : Level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-
ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam
bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses informasi tidak dapat secara on line,
tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level lebih tinggi, periode informasi yang
dibutuhkan tidak jelas, sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses
on line untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan.
8|Pengambilan Keputusan Manajemen
S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

6. Sumber Informasi : Karena manajemen tingkat bawah lebih berfokus pd pengendalian


internal perusahaan, maka manajer-manajer tingkat bawah lebih membutuhkan
informasi dengan data yang bersumber dari internal perusahaan sendiri, tetapi manajer
tingkat atas lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan
dengan lingkungan luar perusahaan, sehingga membutuhkan informasi dengan data
yang bersumber pada eksternal perusahaan.

Tahapan Pengambilan Keputusan


Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif-alternatif pemecahan
masalah.
3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan.
4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Partisipasi dalam pengambilan keputusan


Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu. Pengambilan
keputusan yang efektif sering tergantung pada apakah manajer melibatkan orang-orang yang
benar dengan cara yang tepat dalam membantu mereka menyelesaikan masalah. Saat ini
banyak manajer yang melibatkan karyawan level bawah dalam proses pengambilan keputusan
mungkin membutuhkan derajat partisipasi bawahan yang lebih tinggi.

Keunggulan dan Kelemahan dalam pengambilan keputusan Partisipatif


Kebaikan pengambilan Keputusan Partisipasi:
1. Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar, menawarkan pengetahuan dan fakta
yang lebih banyak dalam rangka mengindentifikasi solusi potensial dan menghasilkan
beberapa alternatif keputusan.
2. Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan kepuasan
anggota dan menghasilkan dukungan bagi kemungkinan keputusan yang beresiko.
3. Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang diambil
bagian dalam pengambilan keputusan akan merasa puas dengan keputusan yang diambl
dan akan berusaha mendukung keputusan tersebut, sehingga akan memfasilitasi
implementasi.

9|Pengambilan Keputusan Manajemen


S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang

4. Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan kebebasan


dalam memberikan saran-saran dan pendapat kepada pimpinan akan terdorong lebih
kreatif dan inovatif.

Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi :


1. Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok biasanya lebih
membuang waktu. Orang-orang saling melakukan konsultasi, mendiganosis masalah
dan mendiskusikan solusi.
2. Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil keutusan karena
biasanya kelompok berusaha meraih kompromi solusi.
3. Salah satu anggota dominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok
merupakan fenomena di mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan kelompok
sehingga mereka enggan mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan
mengesampingkan motivasi untuk secara realistis mempertimbangkan beberapa
alternatif.

10 | P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n M a n a j e m e n

Anda mungkin juga menyukai