PENGAMBILAN KEPUTUSAN
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah
menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.
alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang
pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan
perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang
baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
• Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul
dan tersusun secara kronologis.
• Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
• Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini
sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk
mengolah perasaan.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam
pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan
alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin
harus juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat.
Tipe Informasi
Sistem informasi sekarang peranannya tidak hanya sebagai pengumpul data dan
mengolahnya menjadi informasi berupa laporan-laporan keuangan saja, tetapi mempunyai
peranan yang lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi-
fungsi perencanaan, alokasi-alokasi sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan-
laporan dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai
permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yang berguna
didalam menentukan tindakan yang diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe
informasi :
1. Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information) : informasi yang berupa
akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan. Berguna bagi manajer
bawah untuk mengevaluasi kinerja personil-personilnya.
2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information) : membantu
manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang,
ketidakberesan. Informasi ini membantu manajemen menengah untuk melihat
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Informasi pemecahan masalah (Problem Solving information) : informasi untuk
membantu para manajer atas mengambil keputusan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya. Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan yang tidak
7|Pengambilan Keputusan Manajemen
S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang
Karakteristik Informasi
Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen
membutuhkan informasi yang berguna. Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen dengan kegiatan
yang berbeda-beda, dibutuhkan informasi yang berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini
antara lain :
1. Kepadatan Informasi : untuk manajemen tingkat bawah, karakteristik informasinya
adalah terperinci (detail) dan kurang padat, karena terutama digunakan untuk
pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya,
mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring (terfilter), lebih ringkas dan
padat.
2. Luas Informasi : manjemen bawah karakteristik informasinya adalah terfokus pada
suatu masalah tertentu, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas
yang khusus. Untuk manajer tingkat tinggi, karakteristik informasi yang semakin luas,
karena manajemen atas berhubungan dengan masalah yang luas.
3. Frekuensi informasi : Manajemen tingkat bawah frekuensi informasi yang diterimanya
adalah rutin, karena digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas yang
terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu. Manajem tingkat
tinggi, frekuensi informasinya adalah tidak rutin atau adhoc (mendadak), karena
manajemen atas berhubungan dengan pengambilan keputusan tidak terstruktur yang
pola dan waktunya tidak jelas.
4. Waktu Informasi : Manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan adalah
informasi historis, karena digunakan oleh manajer bawah di dalam pengendalian
operasi yang memeriksa tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat
tinggi, waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi prediksi karena
digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang menyangkut nilai masa depan.
5. Akses Informasi : Level bawah membutuhkan informasi yang periodenya berulang-
ulang, sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem informasi yang memberikan dalam
bentuk laporan periodik. Dengan demikian akses informasi tidak dapat secara on line,
tetapi dapat secara off line. Sebaliknya untuk level lebih tinggi, periode informasi yang
dibutuhkan tidak jelas, sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses
on line untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan.
8|Pengambilan Keputusan Manajemen
S1 Pendidikan Akuntansi 2016 – Offering CC, Universitas Negeri Malang
10 | P e n g a m b i l a n K e p u t u s a n M a n a j e m e n