Bahan Belajar Prosto

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Anodontia disebut juga sebagai anodontia vera yaitu kelainan genetik

(keturunan) berupa tidak tumbuhnya gigi karena tidak adanya benih gigi baik
absennya semua gigi sulung maupun gigi sulung terbentuk lengkap namun semua
gigi permanen tidak terbentuk sama sekali. Sedangkan bila yang tidak terbentuk
hanya beberapa gigi saja, keadaan tersebut disebut hipodontia atau oligodontia.
Terdapat 3 macam anodontia, yaitu complete anodontia, hipodontia dan oligodontia.
a. Complete anodontia
Complete anodontia adalah kelainan genetik berupa tidak tumbuhnya semua
gigi di dalam rongga mulut
b. Hipodontia (Anodontia parsial)
Hipodontia adalah kelainan genetik yang biasanya berupa tidak tumbuhnya 1-
6 gigi di dalam rongga mulut.
c. Oligodontia
Oligodontia adalah kelainan genetik berupa tidak tumbuhnya lebih dari 6 gigi
di dalam rongga mulut.Kondisi kelainan ini biasanya melibatkan gigi susu dan
gigipermanen, namun seringkali pada gigi permanen (Lidral, 2002).
Hipodontia dan oligodontia diketahui lebih umum terjadi daripada kehilangan gigi
secara keseluruhan yang ditemukan pada anodontia kompleks. Anodontia tida
membahayakan jiwa dan kondisi ini dapat diatasi dengan implan gigi dan gigi tiruan
untuk anak-anak secepatnya pada usia dua tahun. Kekurangan satu gigi atau lebih
yang terjadi karena kongenital cenderung lebih sering terjadi pada pria daripada
wanita.
Kondisi kelainan ini biasanya melibatkan gigi susu dan gigi permanen, namun
seringkali pada gigi permanen. Fenomena ini berhubungan dengan non-progressive
skin and nerve syndromes yang biasa disebut dengan ectodermal dysplasias.
Penyebab
Penyebab anodontia, baik total maupun parsial, adalah berhubungan dengan
faktor genetika, faktor lingkungan, Sotos Syndrome, Goltz Gorlin Syndrome, dan
lain-lain. Pada umumnya, penderita anodontia memiliki ciri-ciri mempunyai rambut
yang tipis, bahkan hampir tidak mempunyai rambut dan rahang tidak berkembang
selayaknya orang normal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir
dalam keadaan mengalami kelainan struktur geligi yang cacat dan kelainan jumlah
gigi dari jumlah normalnya termasuk didalamnya anodontia, dapat menyebabkan
semakin lama struktur wajah anak tersebut terlihat lebih tua daripada umurnya, hal
ini dikarenakan pada anak yang sehat pengunyahan yang baik akan merangsang
otot-otot wajah berkembang dengan maksimal. Selain itu, penguyahan yang baik
dan aktif pada anak akan mensuplai oksigen yang lebih banyak pada otak dan
hasilnya anak akan lebih pintar dan mudah berkonsentrasi. Sedangkan pada
penderita anodontia dengan jumlah gigi yang kurang daripada jumlah normalnya
sistem pengunyahan tidak akan bekerja selayaknya seseorang dengan kondisi gigi
yang normal.
Anodontia dan hipodontia disebabkan kelainan genetik tetapi mutasi gen
yang spesifik tidak diketahui. Anodontia dan hipodontia kadang ditemukan sebagai
bagian dari suatu sindroma, yaitu kelainan yang disertai dengan berbagai gejala
yang timbul secara bersamaan, misalnya pada sindroma Ectodermaldysplasia.
Hipodontia dapat timbul pada seseorang tanpa ada riwayat kelainan pada generasi
keluarga sebelumnya, tapi bisa juga merupakan kelainan yang diturunkan.
Anodontia adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam
keadaan resesif sehingga penderita tidak mempunyai benih gigi dalam tulang
rahang. Alelnya dominan A menentukan orang bergigi normal. Pasangan gen ini
diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya seperti halnya pada buta warna.
Kelainan ini lebih sering dijumpai pada pria sebab seorang pria yang mengandung
satu gen a (gen anodontia) sudah menampakkan gejalanya (XaY), sementara pada
wanita baru menampakkan sebagai penderita jika genotipnya XaXa.
Pola dari gen resesif terpaut-X, dimana wanita-wanita pembawa tidak
menderita, akan tetapi menurunkan gennya kepada setengah dari anak laki-lakinya,
yang kemudian menderita.

Anda mungkin juga menyukai