Angka Kematian Ibu Bersalin
Angka Kematian Ibu Bersalin
DAFTAR PUSTAKA
Anonim._____. “Gerakan Sayang Ibu Cegah AKI dan AKB”.
http://www.kotalayakanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1208:gerak
an-sayang-ibu-cegah-aki-dan-akb&catid=51:pontianak&Itemid=65. Di Akses 31 Maret 2012.
tenaga kerja sehingga dapat dilakukan pembagian tugas yang jelas dalam pelaksanaan
pendataan AKI tingkat Puskesmas. b.
Money
(Pendanaan)Sistem pendanaan autopsi verbal dan kunjungan rumah belum berasal daridana
BOK (bantuan operasional kesehatan) dan dana retribusi puskesmas. Namun, program
pelaksanaan pendataan AKI dan pendataan komplikasi tidak berjalan dengan optimal
terutama pada kunjungan pelayanan maternal perinatal kelapangan dan pelayanan autopsi
verbal.Hal ini tidak jauh berbeda untuk dibeberapa puskesmas lain. Penggunaandana untuk
pelaksanaan audit maternal perinatal pun tidak jelas, seperti danauntuk kegiatan pertemuan di
puskesmas, dana untuk kegiatan monitoring dansupervisi bagi dokter dan koordinator KIA
dan dana untuk kegiatan pelatihanyang dibutuhkan.
19
c. MaterialDalam pelaksanaannya, Puskesmas Kampus menyiapkan sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan pendataan AKI diPuskesmas Kampus,
seperti formulir pemberitahuan kematian maternalindividual, formulir daftar kematian
maternal di Puskesmas, formulir daftar rekapitulasi kematian maternal di Puskesmas,
formulir otopsi verbal kematianmaternal, formulir rekam medis kematian, formulir rekam
medis kematian ibu perantara, formulir pengkaji maternal, dan formulir ringkasan pengkaji
maternal. Namun hal yang sering dikeluhkan petugas adalah tidak adanyatransportasi khusus
petugas ke rumah warga yang mereka kunjungi. Selama ini, petugas memakai kendaraan
masing-masing ke rumah warga yang terkadang tidak diberi biaya transportasi.d. MetodeDi
Puskesmas Kampus kegiatan pendataan komplikasi kehamilan masih belum bekerja sama
dengan kader kesehatan di puskesmas pembantu, pejabatterkait, seperti ketua RT dan lurah
dan tenaga medis di wilayah kerja PuskesmasKampus, seperti dokter kandungan, dokter
anak, bidan, perawat. Hal inimenyebabkan pelaporan kematian maternal dan neonatal di
wilayah kerja
puskesmas berasal dari Dinas Kesehatan Kota Palembang yang diperoleh melaluilaporan
langsung atau sms dari warga serta laporan dari tetangga korban sehingga proses audit sering
kali berjalan lambat dan tidak optimal.Di puskesmas pada daerah yang terpencil, AKI sulit
untuk dihitung secaraakurat dan kadang kala kurang reliabel. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya sistemregistrasi yang merupakan tantangan tersendiri bagi dinas kesehatan
dalammengumpulkan data, misalnya kematian ibu yang terjadi saat persalinan dengandukun
kampung sering tidak dilaporkan, wanita yang pulang kerumah setelah perawatan di Rumah
Sakit atau layanan kesehatan lain lalu meninggal ataumengalami komplikasi sering juga tidak
dilaporkan.Di pesisir selatan Sumatera Barat, program autopsi verbal untuk neonataldan
balita diselenggarakan oleh bidang P2M. Padahal, seharusnya program inidilakukan oleh
bidang KIA.
19
Selain itu, untuk mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan
Fishbone diagram
seperti tertera dalam gambar berikut:
Gambar 4.1
Fishbone
diagram permasalahan pendataan AKI di PuskesmasKampus
Sikap warga sekitar yang tidak acuhterhadap kematianmaternal.
Masih adanyahambatan dalampelaksanaanmendeteksi AngkaKematian Ibu diwilayah
kerjaPuskesmas Kampus
Dana puskesmasuntuk kegiatanterbatas
Manusia
Kerjasama tim ygditunjuk utk melakukan pendataan dengan pihak tenaga medis, pejabatdaerah,
dan kader kesehatan kurang
Petugas belum paham apasaja yang dilakukan untuk pendataan AKI
Petugas KIAmerangkaptugas lain
LingkunganMetode
Belum dimasukkannyaanggaran danakunjungan rumah padadana BOK
Sarana Dana
Transportasikhusus ke rumahwarga tidak ada
Penyelesaian Masalah
Berikut ini merupakan tabel penyelesaian masalah mengenai pendataanAngka Kematian Ibu
di Puskesmas Kampus
Tabel 4.2
Tabel Cara Penyelesaian Masalah
Job Board
About
Press
Blog
Stories
We're hiring!
Help
Terms
Privacy
Copyright
Send us Feedback
Academia ©2014
http://jurnalasia.com/2014/02/26/sepanjang-2013-angka-kematian-ibu-melahirkan-menurun/
Angka kematian ibu akibat persalinan di Indonesia masih sangatlah tinggi di bandingkan dengan
negara-negara di asia lainnya, ini dibuktikan oleh hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
pada tahun 2007, terlihat angka kematian ibu (AKI) mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara Vietnam (59 per 100 ribu), dan di Cina (37
per 100 ribu) hasil inilah yang menempatkan posisi Indonesia paling tinggi dalam angka kasus
kematian ibu di Asia.
Penyebab masih tingginya kasus di Indonesia ini adalah kurangnya kesadaran dari pasangan suami
istri yang masuk ke dalam kategori usia subur akan pentingnya penggunaan kontrasepsi. Khususnya
para suami atau laki-laki yang masih ragu atau tidak mau untuk menggunakan alat kontrasepsi, yang
sering dianjurkan oleh pemerintah melalui BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Nasional) dan sudah pasti perempuanlah yang paling dirugikan dalam kasus ini. Masih menurut
BKKBN penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur tidak mengalami kenaikan berarti dalam
lima tahun terakhir, angka kenaikannya hanya 0,5% selama lima tahun terakhir dari 61,4% (2007)
menjadi 61,9% (2012).
Maka untuk menekan semakin tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, dibutuhkan
kesadaran semua pihak baik pemerintah, pemuka agama, dan juga pasangan suami istri itu sendiri.
(Disarikan Oleh Hasan Ramadhan dari Media Indonesia, Rabu 17 Juli 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi
tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami
silakan hubungi: hasan@jurnalperempuan.com atau 021 – 8370 2005
https://www.jurnalperempuan.org/upaya-menekan-angka-kematian-ibu-aki.html di unduh tgl 29
november 2014