Anda di halaman 1dari 16

Pertanyaan :

1. Embrasur gingival
2. Bur-bur untuk preparasi akses
3. Macam matriks band
4. Bahan sterilisasi kavitas
5. Nama dinding permukaan gigi yang di preparasi
6. Anatomi gigi
7. Titik Kontak (Contact point)
8. Contour gigi

Jawaban :

1. Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi.

Gingiva melekat pada gigi dan tulang alveolar. Pada permukaan vestibulum di kedua rahang,
gingiva secara jelas dibatasi mukosa mulut yang lebih dapat bergerak oleh garis yang
bergelombang disebut perlekatan mukogingiva. Garis demarkasi yang sama juga ditemukan
pada aspek lingual mandibula antara gingiva dan mukosa mulut.

Pada palatum, gingiva menyatu dengan palatum dan tidak ada perlekatan mukogingiva
yang nyata.

Gingiva merupakan bagian dari apparatus pendukung gigi, periodonsium dan dengan
membentuk hubungan dengan gigi, gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah
perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut.

Gingiva dibagi menjadi tiga menurut daerahnya yaitu marginal gingival, attached
gingival dan gingival interdental.

Marginal gingival adalah bagian gingival yang terletak pada daerah korona dan tidak melekat
pada gingiva. Dekat tepi gingiva terdapat suatu alur dangkal yang disebut sulkus gingiva
yang mengelilingi setiap gigi. Pada gigi yang sehat kedalaman sulkus gingival bervariasi
sekitar 0,5 – 2 m. Attached gingiva merupakan kelanjutan dari marginal gingiva. Jaringan
padat ini terikat kuat dengan periosteum tulang alveolar dibawahnya. Permukaan luar
dari attached gingiva terus memanjang ke mukosa alveolar yang lebih kendur dan dapat
digerakkan, bagian tersebut disebut mucogingival juntion. Interdental gingiva mewakili
gingiva embrasure, dimana terdapat ruang interproksimal dibawah tempat berkontaknya
gigi. Interdental gingiva dapat berbentuk piramidal atau berbentuk seperti lembah. Region
interdental ini berperan sangat penting karena merupakan daerah stagnasi bakteri yang paling
persisten dan strukturnya menyebabkan daerah ini sangat peka. Di daerah inilah biasanya
timbul lesi awal pada gingivitis.

Gingival mempunyai banyak suplai darah yang berasal dari 3 sumber : pembuluh
supraperiosteal, pembuluh ligament periodontal serta pembuluh alveolar yang keluar dari
puncak tulang alveolar. Pembuluh-pembuluh ini saling bertautan pada gingival untuk
membentuk lingkaran kapiler pada papilla jaringan gingiva. Drainase limfatik dimulai pada
papilla jaringan ikat dan berdrainasi ke nodus limfa regional; dari gingiva mandibula ke
nodus servikal, submandibular dan submental; dari gingival maksila ke nodus limfa servikal
bagian dalam. Suplai saraf berasal dari cabang-cabang saraf trigeminus. Beberapa ujung saraf
dapat diidentifikasi pada jaringan ikat gingival sebagai tactile corpuscle, reseptor temperatur
serta reseptor rasa sakit.

Gingiva / gusi sehat umumnya memiliki warna merah muda atau yang disebut “coral
pink.”

Warnanya bervariasi tergantung dari jumlah pigmen melanin pada epithelium, derajat
keratinisasi epithelium dan vaskularisasinya serta sifat fibrosa dari jaringan ikat di bawahnya.
Pada bangsa Kaukasia pigmentasi umumnya minimal, pada bangsa Afrika atau Asia daerah
pigmentasi kecoklatan atau hitam kebiruan terlihat menutupi sebagian besar gingival. Pada
bangsa Mediterania kadang-kadang terlihat adanya bercak pigmentasi. Pigmentasi fisiologis
harus dibedakan dengan pigmentasi yang terjadi pada beberapa penyakit dan kontaminasi
logam. Warna lain seperti merah, putih dan biru dapat menandai adanya peradangan
(gingivitis) atau kelainan lain.

Gingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang di depan tiap gigi atau
tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi geligi. Gingiva sehat
menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda dengan papilla gingiva
yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau embrasure yang kosong pada
penyakit periodontal. Gingiva yang sehat melekat erat pada tiap gigi, bentuknya
meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal gingiva bebas.

Dilain pihak, gingiva yang meradang memiliki tepi yang menggembung atau bulat.
Gingiva sehat umumnya tidak berekasi terhadap gangguan normal seperti penyikatan
atau periodontal probing. Sebaliknya gingiva yang tidak sehat akan menunjukkan
adanya perdarahan ketika probing / Bleeding On Probing (BOP) dapat disertai
timbulnya cairan nanah.

2. Bur-bur utk preparasi akses


a. Round bur metal: untuk menghilangkan jaringan karies bisa juga dengan Tungsten
carbide excavabur

b. Endo Acces bur

bentuk ujungnya bulat dan bentuk badannya konus

untuk preparasi akses pada semua gigi berakar tunggal dan membuka pulp chamber
gigi posterior.

c. Bur diamond fisur atau tapered


 menghilangkan seluruh atap pulpa pd gigi posterior

3. MATRIKS BAND

Gingival floor of a class II cavity is the most vulnerable area where overhang of
restorative material can take place.
There is no method to control the placement and contour of restoration without a matrix
wall.

Characteristics of a good matrix :

 Rigidity.

 Establishment of proper anatomical contour.

 Restoration of correct proximal contact relation.

 Easy adaptation to the tooth.

 Ability to be contoured.

 Prevention of gingival excess.

 Strength to offer resistance to condensation. pressure.

 Easy removal from the tooth.

Functions of matrix :

 Provision of a temporary wall of resistance to the pressure necessary for amalgam


insertion.

 Provision of shape and contour to the restoration.

 Maintenance of form during placement and set of the amalgam/composite.

Classification :

 On the basis of chemistry

 On the basis of thickness

 On the basis of rigidity

 On the basis of circumference

Metallic Matrices :

Circumferential
 Tofflemire (universal)

 Automatrix

 Siquveland

 T-band

Sectional

 Palodent

 Composi -tight

 Ivory

 Strip-T matrix

Circumferential Type:

 The band encircles the tooth and is secured by the retainer on the buccal or lingual
aspect.

 Band may be straight, curved or contoured.

 Advantage: this type can be firmly adapted to the tooth.

Metallic matrices :

Tofflemire type

Ivory type
T-band (straight)

Curved T-Band

3. BAHAN STERILISASI KAVITAS :


I. Alkohol Alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah dengan
konsentrasi 60-70% Dapat bersifat bakterisid yang kuat dan mula kerja
cepat baik pada bakteri gram positif maupun negatif, tapi tidak efektif untuk
spora Kegunaannya sebagai antiseptik kulit sebelum tindakan injeksi dan
untuk pembersihan iodium dari kulit
II. Povidon iodium Merupakan kompleks iodium dengan polivinilpirolidon yang
tidak merangsang Masa kerjanya lebih lambat dari iodium murni namun
tidak iritatif sehingga dapat digunakan pada wajah, genetalia eksterna, selaput
lendir, luka pada kulit bahkan yang kotor dan terinfeksi sekalipun Mudah
dicuci karena larut dalam air dan tidak menimbulkan bau menyengat.
III. Klorheksidin Dapat digunakan sebagai cairan pencuci tangan, perendam alat,
asepsis pada kulit dan mukosa serta sebagai obat kumur. Sediaanya antara
lain dalam bentuk : Hibiscrub, Savlon, Hibitane,dll. Sifatnya tidak berwarna,
mudah larut dalam air, tidak merangsang dan mengiritasi mukosa, serta
baunya tidak menyengat Kekuatannya seperti iodium namun kerjanya lebih
lambat
IV. Perhidrol Merupakan antiseptik yang lemah dengan masa kerja yang pendek
dan konsentrasi 2-3% Penggunaannya ditujukan terutama untuk
mengeluarkan kotoran dari dalam luka dan menyebabkan terbunuknya
kuman anaerob dengan oksigen yang terlepas pada saat paparan Makin kuat
semprotan dan makin kuat penggosokan luka, makin banyak oksigen yang
dilepaskan sehingga penggunaannya makin efektif
5.Dinding Permukaan Gigi
a.Lingual = Permukaan gigi yang menghadap lidah
b.Palatinal/Palatal = Permukaan gigi yang menghadap langit-langit rongga
mulut (rahang atas)
c.Labial = Permukaan gigi yang menghadap bibir (gigi depan/anterior)
d.Buccal = Permukaan gigi yang menghadap pipi (gigi belakang/Posterior)
e.Axial = Dasar gigi/ permukaan gigi yang menghadap tulang alveolar
f.Incisal = Permukaan atas mahkota gigi (Gigi depan/Anterior)
g.Oklusal = Permukaan atas mahkota gigi (Gigi belakang/Anterior)
h.Cervical = Leher gigi (batas antara mahkota dan akar)
i.Mesial = Permukaan gigi yang dekat dengan garis vertikal wajah
j.Distal = Permukaan gigi yang menjauh dari garis vertikal wajah
k.Cusp (baca : Keps) : ujung runcing/menonjol pada permukaan incisal/oklusal
mahkota gigi
l.Cingulum = Tonjolan pada permukaan labial/lingual
m.Pit = cekungan pada permukaan buccal
n.Fissure = cekungan,lekukan,galur pada permukaan oklusal
o.Contact Point = Titik singgung antar mahkota gigi satu dan gigi sebelahnya.
II.Istilah
a.Preparasi = Pengambilan jaringan yang rusak (di korek,di bur)
b.Kavitas = Lubang pada gigi karena kerusakan ( Karies) atau buatan
(Preparasi)
c.Restorasi = Mengembalikan bentuk gigi seperti semula
d.Konservasi = Pengawetan gigi (menambal dll)
e.Alveolar = bagian dari tulang rahang dimana gigi terpasang
f.Soket = kantung didalam tulang alveolar dimana gigi melekat
g.Maksila = Rahang atas
h.Mandibula = Rahang Bawah
i.Gangren = kondisi telah mati/busuknya suatu jaringan akibat kerusakan yang
tidak ditangani
j.anterior = Bagian depan
k.Posterior = Bagian belakang

6 .Anatomi Gigi

Secara garis besar gigi dibagi menjadi dua bagian yakni mahkota gigi dan akar
gigi, didalam mahkota gigi terdapat sub-bagian antara lain lapisan
Email/Enamel, lapisan Dentin,Pulpa sedangkan didalam akar terdapat saluran
akar gigi dan muara saluran akar gigi atau foramen apikal.

A.Mahkota Gigi
Mahkota gigi (Corona) adalah bagian yang dapat dilihat dalam rongga mulut, mahkota gigi
umumnya berwarna putih kekuningan untuk gigi permanen dan putih kebiruan untuk gigi
susu. ukuran mahkota gigi beraneka macam sesuai morfologi dan pertumbuhan gigi tersebut.
morfologi mahkota gigi dibentuk oleh lapisan Email/enamel,lapisan Dentin,pupla dan yang
paling bertanggung jawab membentuk morfologi gigi adalah Dentino-enamel Junction atau
garis batas antara email dan dentin. permukaan mahkota gigi ada lima bagian antara
Labial/buccal,Palatal/lingual,incisal/oklusal, mesial dan distal. Labial/buccal adalah
permukaan terhalus mahkota gigi, karena permukaan ini bersinggungan langsung dengan
mukosa (lapisan lendir rongga mulut), pada gigi posterior terdapat Pit pada permukaan ini.
permukaan palatal/lingual gigi adalah permukaan mahkota yang terdapat cingulum/tonjolan
khususnya gigi anterior, untuk gigi posterior pemukaan ini tergolong permukaan halus.
permukaan incisal/oklusal adalah permukaan teratas pada mahkota gigi yang berkontak
langsung dengan segala benda yang digigit, incisal (gigi anterior) permukaan yang digunakan
untuk mengiris dan merobek makanan, oklusal (gigi posterior) untuk menumbuk makanan.
pada permukaan incisal/oklusal terdapat cusp berupa tonjolan-tonjolan sedangkan fissure
hanya terdapat pada permukaan oklusal gigi posterior. mesial dan distal adalah permukaan
yang disebut interdental atau permukaan yang menghadap permukaan gigi lain.

I.Enamel (Email)

Enamel merupakan lapisan terluar gigi yang berwarna putih kekuningan (tergantung
warna dentin dibawahnya dan faktor anomali-pewarnaan), enamel tidak menutupi
permukaan akar gigi (berhenti pada cervical gigi).hanya sepertiga enamel yang
terbenam didalam gusi, enamel sendiri adalah bahan terkeras dalam tubuh manusia,
98 % komposisi enamel didominasi oleh bahan anorganik yaitu mineral hidroksi
apatit, atau sering disebut kristal apatit, oleh karena itulah gigi manusia hampir sama
rupanya dengan keramik. 2% lainya terdiri dari senyawa organik yakni protein =
Amelogenin dan enamelin, sisanya air. bila diamati dengan mikroskop akan terlihat
struktur enamel yang mirip dengan sarang lebah (Heksagonal) yang dinamakan
Prisma/batang enamel. prima enamel tersebut tegak lurus menghadap permukaan
dentin dan tidak ada serabut syaraf didalamnya. adanya prisma enamel membuat
lapisan ini sangat rentan terhadap asam karena partikel asam dapat memasuki lubang-
lubang itu dan bereaksi dengan senyawa anorganik enamel (Kalsium fosfat dan
Hidroksi Apatit) sehingga dapat menyebabkan perubahan unsur kimia bahan lapisan
enamel tersebut.
Prisma Enamel

II.Dentin

Dentin adalah lapisan kedua dibawah lapisan enamel, akar gigi seluruh permukaanya adalah
dentin,tidak terlapisi enamel. umumnya dentin berwarna kuning pucat.didalam dentin
terdapat tubulus dentinalis, hampir mirip seperti prisma enamel bedanya bentuknya silindris
dan terdapat serabut syaraf didalamnya. adanya serbut syaraf inilah yang menyebabkan gigi
terasa ngilu bila mana terjadi kerusakan. bila kerusakan hanya terjadi pada lapisan enamel
kecil kemungkinanya gigi akan terasa ngilu kecuali adanya dorongan kuat terhadap
kerusakan tersebut melalui prisma enamel menuju tubulus dentinalis. bila kerusakan pada
lapisan enamel dibiarkan terus menerus lama-kelamaan kerusakan tersebut sampai pada
permukaan dentin yang mana serabut syaraf didalamnya dapat terkena kerusakan tersebut
lalu bereaksi mengirimkan implus menuju pusat syaraf dalam bentuk rasa ngilu.
dentin dan tubulus dentinalis didalamnya

III.Pulpa
Pulpa adalah lapisan ketiga gigi, dimana pulpa adalah suatu jaringan lunak didalam dentin
yang terdiri dari pembuluh darah,syaraf dan kelenjar limphe. didalam pulpa juga terdapat
berbagai macam jenis sel seperti sel odontoblast, sel fibrioblas,sel imun,makrofag,limofit T
dan lain sebagainya. bentuk pulpa biasanya mengikuti morfologi gigi,garis luar pulpa
mengikuti garis luar mahkota gigi.adapun bagian-bagian pulpa meliputi :

-Pulp Chamber (Ruang Pulpa) = sentral mahkota gigi didalam dentin, ruang pupla dapat
menyempit apabila terjadi penumpukan dentin sekunder disekelilingnya.

-Pulp Horn (Tanduk Pulpa) = ujungnya ruang pulpa

-Saluran akar = saluran pulpa yang ada didalam akar gigi (radix), panjangnya dan jumlahnya
mengikuti panjang dan jumlah akar gigi.

-Foramen apikal = lubang kecil yang terdapat pada ujung apex (ujung akar gigi) yang mana
adalah muara saluran akar menuju pembuluh darah.

Bilamana kerusakan pada gigi telah mencapai pupla,sensasi rasa sakitnya luar biasa. pulpa
sangat sensitif terhadap berbagai ransangan salah satunya panas, beberapa kasus kematian
pulpa (nekrosis) disinyalir akibat terlalu lama terpapar panas yang disebabkan oleh
pengeboran gigi saat dilakukanya preparasi. gesekan antara mata bur dengan lapisan
enamel/dentin secara terus menerus menimbulkan panas yang dapat membunuh pulpa tanpa
disadari. selain rangsangan panas, kematian pulpa dapat terjadi karena Gangren,reaksi
terhadap senyawa kimia dan trauma (benturan).
Pulpa

B.Akar Gigi
Akar Gigi (Radix) merupakan bagian gigi yang seluruh permukaanya adalah dentin. seluruh
akar gigi terbenam dalam soket tulang aveolar dan tertutupi oleh gusi/gingiva. lapisan
pelindung akar gigi adalah sementum. fungsi daripada sementum adalah melekatkan akar
kepada tulang alveolar dan menutupi lubang-lubang tubulus dentinalis, sementum sendiri
ditahan oleh ligamen periodontal yang mana berfungsi sebagai pelekat sementum gigi pada
tulang alveolar,penopang gigi pada soket tulang alveolar dan penyerap tekanan beban gigi
(hampir mirip shockbreaker pada kendaraan).

Pada bagian ujung akar gigi atau Apex terdapat lubang kecil yang dinamakan Foramen
apikal, lubang ini adalah muara saluran akar gigi/saluran pulpa menuju pembuluh darah.
jumlah akar gigi-pun berbeda, gigi anterior umumnya memiliki satu akar gigi dan satu
saluran akar gigi. gigi posterior seperti molar satu rahang atas, molar dua rahang atas,molar
tiga rahang atas memiliki tiga akar, sedangkan molar satu-dua-tiga rahang bawah umumnya
memiliki dua akar saja. gigi premolar satu rahang atas memiliki dua akar dan dua saluran
akar, akan tetapi kedua akar tersebut tidak terpisah melainkan melekat dan baru terpisah
apex-nya saja. sedangkan premolar dua rahang atas punya dua saluran akar dalam satu akar,
meskipun terdapat dua saluran akar, foramen apikalnya hanya ada satu, dua saluran akar
tersebut menyatu pada bagian apex. untuk premolar satu-dua rahang bawah sama-sama
memiliki satu akar dan satu saluran akar saja.
Premolar dua rahang atas

9. Contour Gingiva

Contour atau bentuk gingiva bermacam-macam dan tergantung dari bentuk gigi dan
posisinya didalam lengkung rahang, juga tergantung lokasi dan luasnya daerah kontak
proximal dan besarnya ceruk gingival sebelah facial dan lingual. Marginal gingival
meliputi gigi seperti bentuk lengkung leher baju dan mengikuti garis lingkar permukaan
facial dan lingual. Contour gingival membentuk suatu garis lurus pada gigi yang relative
mempunyai permukaan datar. Pada gigi yang ermukaannya cembung kearah medio-distal
(misalnya caninus rahang atas) atau permukaan gigi sebelah labial contour gingival
normal dan letaknya menjau kearah apical. Pada gigi permukaan lingual, contour
horizontal dan menebal.
DAFTAR PUSTAKA

1. Handbook of Pediatric Dentistry - A.Cameron & R.Widmer, Mosby-Wolfe, 2003.

2. Dentistry for the Child and Adolescent – McDonald, Avery, Dean, 8th Ed, Mosby,
2004.

3. Mullejans R, Badawi MO, Raab WH, Lang H. An in vitro comparison of metal and
transparent matrices used for bonded class II resin composite restorations. Oper Dent.
2003 Mar-Apr;28(2):122-6.

4. El-Badrawy WA, Leung BW, El-Mowafy O, Rubo JH, Rubo MH. Evaluation of
proximal contacts of posterior composite restorations with 4 placement techniques. J
Can Dent Assoc. 2003 Mar;69(3):162-7.

5. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi (Textbook of Operative Dentistry) – Baum, Philips,
Lund, 3rd Ed, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997.

6. Buku Ajar Prventive Dentistry. Megananda Hiranya Putri .Forum Komunikasi Jurusan
Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan – Departemen Kesehatan RI. 2008.
PAPER MATA KULIAH

OPERATIVE DENTISTRY GIGI DECIDUI

Nama : Wijayanti Diah Wasi Hutami

NIM : I1D115069

Dosen Pembimbing : Drg Sherli Diana, Sp.Kg

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2017

Anda mungkin juga menyukai