ERGONOMI
“ANTROPOMETRI”
DISUSUN OLEH
Deo AnggaSatria (11515701)
Ratih Cahyandari (15515673)
Retno Astuti (15515788)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Ergonomi mengenai Antropometri. Terselesaikannya tugas ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Tak lupa penulis berterimakasih kepada :
1. Ibu Yudit Oktaria Kristiani Parpede, M.Psi., PSI. selaku dosen Mata Kuliah
Ergonomi yang telah membimbing, membantu, dan memberi petunjuk untuk
membuat makalah ini.
2. Orang Tua dan keluarga, yang telah menyetujui dan mendukung pembuatan makalah
ini.
3. Rekan-rekan, yang telah menemani dan bertukar informasi dengan penulis.
4. Dan juga semua yang telah membantu menyelesaikan makalah ini yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu.
Berbagai upaya dan usaha telah penulis lakukan untuk dapat menyusun tugas
ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ergonomi. Penulis berusaha semaksimal mungkin
agar dapat meningkatkan mutu tugas ini, sehingga sesuai dengan keinginan pembaca. Penulis
menyadari bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, penulis mohon kritik dan
saran yang dapat membangun.
Penulis
A. Definisi Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran.
Secara definitif antropometri dinyatakan sebagai suatu studi yang menyangkut
pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri
fisik, massa, dan kekuatan tubuh.
Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) antropometri adalah kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh
manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-
alat/benda-benda yang digunakan manusia.
c. Antropometri kepala
Beberapa bagian yang perlu diukur untuk kepala antara lain
1. Jarak antara vertek dengan dagu
2. Jarak antara mata dengan dagu
3. Jarak antara hidung dengan dagu
4. Jarak antara mulut dengan dagu
5. Jarak antara ujung hidung dengan lekukan lubang hidung
6. Jarak antara ujung hidung dengan kepala belakang
7. Jarak antarai dengan belakang kepala
8. Jarak antara vertex dengan lekukan di antara kedua alis
9. Jarak antara vertex dengan daun telinga atas
10. Jarak antara vertex dengan lubang telinga
11. Jarak antara vertex dengan daun telinga bawah
12. Lingkar kepala membujur
13. Lingkar kepala melintang
14. Lebar kepala
15. Jarak antara kedua mata
16. Jarak antara kedua pipi
17. Jarak antara kedua lubang hidung
18. Jarak antara kedua persendian rahang bawah
19. Jarak antara kedua daun telinga
20. Jarak antara cuping hidung
d. Antropometri tangan
Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah
1. Panjang tangan
2. Panjang telapak tangan
3. Lebar tangan sampai ibu jari
4. Lebar tangan sampai matakarpal
5. Ketebalan tangan sampai matakarpal
6. Lingkar tangan sampai telunjuk
7. Lingkar tangan sampai ibu jari
e. Antropometri kaki
Pada antropometri kaki beberapa bagian yang perlu diukur adalah
1. Panjang kaki
2. Lebar kaki
3. Jarak antara tumit dengan telapak kaki yang lebar
4. Lebar tumit
5. Lingkar telapak kaki
6. Lingkar kaki membujur
Agar dapat mendesain produk sesuai dengan ukuran manusia, maka dalam
mendesain produk harus disesuaikan dengan ukuran terbesar (95th percentile) dan
ukuran terkecil tubuh (5th percentile).
Untuk mendisain produk secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari –
hari atau mendesain produk yang ada pada lingkungan haruslah disesuaikan dengan
antropometri manusia yang ada di lingkungan itu sebab bila tidak sesuai maka akan
menimbulkan berbagai dampak negatif yang akan terjadi baik dalam waktu jangka
pendek maupun jangka panjang.
a. Temperatur
Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan
suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan – perubahan yang terjadi diluar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan
untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah jika perubahan
temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35%
untuk kondisi dingin. Semua ini dari keadaan normal tubuh. Dalam keadaan
normal tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda-beda seperti
bagian mulut sekitar kurang lebih 37˚C, bagian dada lebih kurang lebih 35˚C, dan
bagian kaki kurang lebih 28˚C. Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena
kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika
terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya.
b. Kelembapan (Humidity)
Yang dimaksud kelembaban disini adalah banyaknya air yang terkandung
dalam udara. Kelembaban ini sangat berhubungan atau dipengaruhi oleh
temperatur udaranya. Suatu keadaan dimana udara sangat panas dan kelembaban
tinggi akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran
(karena sistem penguapan). Pengaruh lainnya adalah semakin cepatnya denyut
jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan
oksigen.
d. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objek – objek
secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang
mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha
melihat dengan cara membuka lebar – lebar. Lelahnya mata akan mengakibatkan
pula lelahnya mental dan lebih jauh lagi bisa menimbulkan rusaknya mata.
e. Kebisingan (Noise)
Kemajuan teknologi ternyata banyak menimbulkan masalah-masalah seperti
diantaranyayang dikatakan sebagai polusi. Salah satu bentuk dari polusi disini
ialah kebisingan bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Tidak
dikehendaki karena terutama dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat
mengganggu ketenangan kerja. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi
yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu
1. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
2. Intensitas
3. Frekuensi suara
f. Polusi Udara
Adanya bau – bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai
“polusi” akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan
kelembaban merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kepekaan penciuman. Oleh karena itu pemakaian air – conditioning yang tepat
merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau –
bauan yang mengganggu sekitar tempat kerja.
h. Warna
Yang dimaksud disini adalah tembok ruangan dan interior yang ada disekitar
tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk
melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain pula terhadap manusia
seperti
1. Warna merah bersifat merangsang.
2. Warna kuning memberikan kesan luas terang dan leluasa.
3. Warna hijau atau biru memberikan kesan sejuk, aman dan menyegarkan.
4. Warna gelap memberikan kesan leluasa dan lain-lain.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja
perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam
keadaan dimana ruangan terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal ini secara psikologis akan menguntungkan
(dengan memberikan warna terang akan memberikan kesan leluasa) karena kesan
sempit cenderung menimbulkan ketegangan (stress).
KESIMPULAN
Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) antropometri adalah kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Dalam
perancangan suatu produk sebelumnya harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu atau
yang disebut antropometri. Hal tersebut dilakukan agar produk yang dirancang
memenuhi nilai kenyamanan atau ergonomis, sehingga dapat menunjang pekerjaan
disetiap bidangnya.
Daftar Pustaka
Andriani, M., Wirjatmadi, B. 2016. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Nurmianto, E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Prima Printing.
Wignjoseobroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis Untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Prima Printing.
Wignjoseobroto, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya, Guna Widya.
Ergonomi fit. 2011. Ergonomi dan Antropometri [Online]. Indonesia. Available:
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/12/dna-dan-antropometri.html. Accessed