Anda di halaman 1dari 111

MUTU PELAYANAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN

KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS KECAMATAN


KEMBANGAN JAKARTA BARAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Reizky Riyadi

NIM: 1110054100031

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M

i
ii
iii
iv
ABSTRAK

Reizky Riyadi, NIM 1110054100031, Kesejahteraan Sosial, Mutu Pelayanan


Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat.
Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
seluruh masyarakat membutuhkan pelayanan yang bermutu untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. Puskesmas merupakan pihak terdepan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
diharapkan oleh masyarakat, terutama pelayanan untuk peserta Jaminan
Kesehatan yang bersifat wajib bagi seluruh masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan
peserta Jaminan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif. Metode pengumpulan data penelitian dengan menggunakan angket dan
diukur dengan menggunakan skala Likert.
Dimensi mutu yang menjadi pengukur mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat ini
terbentuk dari delapan dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu dimensi
kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, efektivitas, hubungan antar
manusia, efisiensi, kelangsungan pelayanan, keamanan, serta kenyamanan dan
kenikmatan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan peserta
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
adalah Baik, yaitu dengan persentase sebesar 83,25%.
Kata Kunci : Jaminan Kesehatan Nasional, Mutu Pelayanan Kesehatan

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berbagai nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta

Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah atas Nabi Muhammad

Rasulullah SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga

zaman yang terang benderang seperti sekarang ini, dan beliau juga telah menjadi

suri tauladan terbaik bagi umat manusia, keluarga, para sahabat, dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan lembar demi lembar skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil jerih

payah usaha penulis sendiri, melainkan berkat kontribusi yang tidak ternilai

harganya dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat dan

ketulusan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang

mendalam kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

jajarannya.

2. Ibu Siti Napsiyah, M.SW. selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

iii
3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan pengarahan dan perhatian terkait perkuliahan penulis.

4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan

ilmunya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis, dari awal

perkuliahan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Bapak Amirudin, M.Si. selaku dosen pembimbing penulis yang tidak bosan-

bosannya meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dengan penuh kesabaran

memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Bapak Ismet Firdaus, M.Si. selaku penguji I dan Ibu Wati Nilamsari, M.Si.

selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran

kepada penulis saat ujian skripsi berlangsung.

7. Ibu dr. Hj. Irma Sufriani, Kepala Puskesmas Kecamatan Kembangan yang

telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada seluruh staf dan petugas atas

bantuan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orangtua penulis, Bapak Suhartono dan Ibu Sumarni, terimakasih atas

kasih sayang, doa, dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis baik

dari segi moril maupun materil. Kepada kedua kakak kandung penulis, Wilis

Apryanti, S.E. dan Harry Fitrianto, terimakasih atas dukungan, perhatian, doa,

dan semangat yang selama ini selalu berikan kepada penulis.

9. Kepada My Sohib Restu Cinthya Ayu, S.E. yang selalu sabar dan ikhlas

memberikan masukan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

iv
10. Sahabat-sahabat The Running Man, Bruther SV, dan Happup-Geng.

Terimakasih untuk doa, bantuan, dan masukan yang dicurahkan kepada

penulis untuk penulisan skripsi ini. Terimakasih banyak telah menemani dan

menghibur penulis ketika penulis merasa jenuh dengan perkuliahan hingga

waktu penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat Kessos 2010, terimakasih atas kebersamaan kalian dalam

suka maupun duka dari awal perkuliahan hingga saat ini, semoga kita tetap

akan tetap kompak dan solid. Bersama Kita Maju!

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

banyak menyumbangkan kontribusinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Hanya harapan dan doa yang penulis panjatkan, semoga semua pihak yang

membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan balasan yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu

sangatlah diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat

menyempurnakan skripsi ini.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang

sangat besar, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca

dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih lanjut.

Akhirul Kalam, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2015

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... i


ABSTRAK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 9
1. Pembatasan Masalah................................................................... 9
2. Perumusan Masalah .................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................ 9
1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan.................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................................... 13
A. Mutu Pelayanan Kesehatan ........................................................... 13
1. Pengertian Mutu........................................................................ 13
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan .............................................. 14
3. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan ........................................ 17
4. Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan.......................................... 20
B. Jaminan Kesehatan Nasional......................................................... 25
1. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional .................................. 25
2. Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional ........................... 29
4. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional........................................ 30
5. Hak dan Kewajiban Peserta Jaminan Kesehatan Nasional....... 32
6. Iuran Jaminan Kesehatan Nasional........................................... 33
7. Fasilitas Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 37
1. Subjek dan Objek Penelitian..................................................... 37
2. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 37
B. Model dan Desain Penelitian......................................................... 38
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 39
1. Populasi..................................................................................... 39

vi
2. Sampel ...................................................................................... 39
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42
1. Data Primer ............................................................................... 42
2. Data Sekunder........................................................................... 43
F. Uji Instrumen................................................................................. 43
1. Uji Validitas.............................................................................. 43
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 44
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................ 45
1. Teknik Pengolahan Data........................................................... 45
2. Teknik Analisis Data ................................................................ 45
3. Intepretasi Data ......................................................................... 47
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................. 49
A. Gambaran Umum Lembaga .......................................................... 49
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................ 58
1. Uji Validitas.............................................................................. 58
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 58
C. Klasifikasi Responden ................................................................... 59
D. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 62
E. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................... 73
BAB V PENUTUP........................................................................................... 75
A. Kesimpulan.................................................................................... 75
B. Saran .............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Sistem Asuransi Sosial dan Asuransi Komersial.............. 26


Tabel 2 Peta Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2012-2019 ....................... 27
Tabel 3 Instrumen Penelitian........................................................................... 41
Tabel 4 Skor Item Skala Likert ....................................................................... 47
Tabel 5 Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kecamatan Kembangan ......... 54
Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 59
Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 60
Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................. 61
Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............. 62
Tabel 10 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kompetensi Teknis ................. 63
Tabel 11 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Akses Terhadap Pelayanan ..... 64
Tabel 12 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efektivitas ............................... 65
Tabel 13 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Hubungan Antar Manusia ....... 66
Tabel 14 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efisiensi................................... 67
Tabel 15 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kelangsungan Pelayanan ........ 69
Tabel 16 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Keamanan ............................... 70
Tabel 17 Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kenyamanan dan Kenikmatan 71
Tabel 18 Kategori Nilai Jawaban Responen ..................................................... 73

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 - Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 - Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 - Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4 - Angket/Kuisioner
Lampiran 5 - Uji Validitas
Lampiran 6 - Uji Reliabilitas
Lampiran 7 - Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 8 - Brosur

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang kesehatan merupakan salah satu disiplin yang mempengaruhi

perkembangan dan praktek dari ilmu Kesejahteran Sosial. Bahkan bidang

kesehatan dianggap sebagai salah satu indikator utama dari berkembangnya

kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu.

Kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah tersebut antara lain dapat

dilihat dari beberapa indikator dari indeks pembangunan manusia (human

development indeks) yang masih menempatkan indikator seperti angka

kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, angka harapan hidup, dan

angka harapan hidup sehat.1

Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu

(AKI) masih cukup tinggi, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 dari 100.000

kelahiran, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan 34 bayi

meninggal dari 100.000 kelahiran.Angka tersebut masih jauh dari target

nasional tahun 2015 dimana AKI Indonesia diharapkan dapat terus menurun

hingga 102/100.000 kelahiran. Sementara untuk AKB diharapkan dapat terus

ditekan menjadi 32/100.000 kelahiran.2

Sebagian besar masyarakat di Indonesia merupakan kalangan

masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang tentu saja sangat rentan

1
Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteran Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: FISIP
UI Press, 2005), h. 65.
2
Lampung Post, “Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi.” Artikel
diakses pada 18 Maret 2014 pukul 21.17 dari http://lampost.co/berita/angka-kematian-ibu-dan-
bayi-di-indonesia-masih-tinggi

1
2

terhadap masalah kesehatan. Berbagai kalangan masyarakat terutama

masyarakat miskin menghadapi berbagai masalah kesehatan seperti

keterbatasan akses layanan kesehatan dan rendahnya status kesehatan yang

berdampak pada rendahnya daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah,

terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang,

dan rendahnya derajat kesehatan ibu. Penyebab utama dari rendahnya derajat

kesehatan masyarakat miskin selain kurangnya kecukupan pangan adalah

keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan

kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat,

rendahnya pendapatan, dan mahalnya biaya jasa kesehatan.3

Padahal di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap

orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu setiap

individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap

kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak

hidup sehat bagi penduduknya terutama bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu.

Di dalam “Declaration of Human Right” Pasal 25 ayat 1 yang dikutip

oleh Moenir juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas hidup yang

menjamin kesehatan dan keadaan baik bagi dirinya dan keluarganya, termasuk

soalmakanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta usaha-

usaha sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan diwaktu mengalami

3
Tim Strategi Nasional, Penanggulangan Kemiskinan (T.tp.: Tim Penyusun Komite
Penanggulangan Kemiskinan, t.t.), h. 15.
3

pengangguran, janda, lanjut usia, atau mengalami kekurangan nafkah dan lain-

lain, karena kendala diluar kekuasaannya.4

Selain itu di dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 juga

ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh

akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga

mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.5

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pemerintah bertanggung jawab

atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan.

Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan

menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,

diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) yang melayani antara lain

pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk

masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui

skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan

Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut masih

terfragmentasi, terbagi-bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit

terkendali.

Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang

No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU No. 40 Tahun 2004

ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk

4
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.
35.
5
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 9-10.
4

termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-Undang No. 24 Tahun 2011

juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS,

yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk

Jaminan Kesehatan Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang

implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan

Peraturan Presiden, antara lain Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012

tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013

tentang Jaminan Kesehatan, dan Peta Jalan Jaminan Kesehatan Nasional

(Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).6

Jaminan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari Sistem Jaminan

Sosial Nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme

asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah

membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.7

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, Murti Utami

mengklaim per tanggal 7 Februari 2014 jumlah penerima manfaat layanan

Jaminan Kesehatan Nasional melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan telah mencapai 116.497.209 jiwa yang menjadi penerima

6
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 9-10.
7
Kementerian Kesehatan RI, “Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?” Artikel
diakses pada 1 Maret 2014 pukul 21.56 dari http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1
5

layanan. Jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 86.400.000 jiwa.

Sedangkan yang mendaftar melalui jalur mandiri sudah mencapai 499.918

jiwa. Selain Penerima Bantuan Iuran dan juga peserta mandiri, masih ada lagi

penerima layanan BPJS kategori lain. Jumlahnya pun saat ini telah mencapai

29.597.291 jiwa.8

Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan oleh

BPJS Kesehatan, diharapkan seluruh masyarakat terutama masyarakat miskin

yang selama ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan

yang layak dan bermutu karena keterbatasan finansial.

Namun faktanya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui

tentang Jaminan Kesehatan Nasional itu sendiri, kemudahan pengobatan

dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional pun belum sepenuhnya

berhasil, karena panjangnya birokrasi dan kurangnya sarana dan prasarana

pendukung program Jaminan Kesehatan Nasional tersebut. Selain itu jumlah

penduduk yang mencapai dua ratus jiwa juga menjadi faktor penghambat usaha

pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat Indonesia

keseluruhan.

Dalam menjalankan program layanan Jaminan Kesehatan Nasional

tersebut, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan berbagai fasilitas kesehatan

seperti Puskesmas, Posyandu, dan rumah sakit untuk membuka pintu

pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya mereka yang berpenghasilan

rendah.

8
Akbar Dongoran, “Peserta BPJS Kesehatan Sudah Tembus 116 Juta Jiwa.” Artikel
diakses pada 22 Februari 2014 pukul 0.07 dari http://techno.okezone.com/read/2014/02/
13/457/940086/peserta-bpjs-kesehatan-sudah-tembus116-juta-jiwa
6

Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama diharapkan dapat

memperbaiki dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dimana para petugas

atau tenaga kesehatan Puskesmas (dokter dan perawat) mempunyai peran dan

tanggung jawab yang besar mengenai masalah kesehatan masyarakat.

Terutama dalam hal pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu kepada

masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu akan memberikan

kepuasan bagi diri pasien yang berefek pada keinginan pasien untuk kembali

kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.

Program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS

Kesehatan ini tentunya akan semakin berjalan maksimal jika diiringi dengan

mutu pelayanan kesehatan yang baik diberikan oleh penyedia jasa kesehatan.

Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan seperti BPJS Kesehatan memang

selalu dilakukan, namun hal ini tidak akan berhasil tanpa adanya kontribusi

dari masyarakat.

Kesadaran masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan tentunya juga

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri, hal ini terbukti

bahwa sejak BPJS Kesehatan menjangkau untuk semua kalangan masyarakat,

banyak berbagai masukan perbaikan, kritik, dan saran ditujukan kepada

pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertujuan agar mutu pelayanan

kesehatan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak pihak

melakukan penelitian mengenai mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.

Berdasarkan paparan di atas, merajuk pada kualitas dan mutu pelayanan

kesehatan dengan program terdahulu, peneliti memaparkan penelitian terdahulu


7

yang dapat mengantar pada permasalahan yang sering muncul, sehingga

diperoleh acuan yang semakin menguatkan untuk melakukan penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Eka Pratiwi pada tahun 2013

mengenai Kualitas Pelayanan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat bagian

Rawat Jalan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember membuktikan bahwa

mutu atau kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Sumbersari

belum memberikan kepuasan dalam diri pasien. Karena harapan yang harapan

pasien lebih tinggi dari persepsi tentang mutu pelayanan kesehatan yang

dirasakan oleh pasien peserta Jamkesmas.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rully Dedy

Setiawan pada tahun 2010 mengenai Kualitas Pelayanan Puskesmas

Karangdowo Kabupaten Klaten kepada Pasien Jamkesmas membuktikan

bahwa mutu atau kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas

Karangdowo belum sepenuhnya berjalan maksimal. Masih terdapat beberapa

dimensi pelayanan kesehatan yang belum berjalan secara maksimal dirasakan

oleh para peserta Jamkesmas.

Untuk mengetahui sejauh mana peserta Jaminan Kesehatan Nasional

sadar akan mutu pelayanan kesehatan yang baik, peneliti mencoba melakukan

penelitian terhadap pasien peserta Jaminan Kesehetan Nasional yang

menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan.

Puskesmas Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi penelitian

karenaPuskesmas Kecamatan Kembangan merupakan salah satu Puskesmas


8

yang memiliki fasilitas terlengkap dan memiliki pasien peserta Jaminan

Kesehatan Nasional terbanyak di Jakarta Barat.9

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis tertarik

untuk meneliti tentang “Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan

Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat”.

9
Data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.
9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembatasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis

mencoba memberikan batasan permasalahan yang akan diteliti antara lain:

a. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien peserta Jaminan Kesehatan

Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan.

b. Penelitian ini dibatasi pada mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan

Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumuskan masalah

dalam penelitian ini, yaitu bagaimana mutu pelayanan kesehatan peserta

Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan

kesehatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain di masa

yang akan datang.


10

2) Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan, khususnya

untuk mahasiswa Kesejahteraan Sosial.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau

referensi pihak-pihak terkait dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan yang diberikan Puskesmas Kecamatan Kembangan.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang

berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan

skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan

mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan

skripsi ini.

Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis

menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu:

1. Nama : Rully Dedy Setiawan

Judul : Kualitas Pelayanan Puskesmas Karangdowo Kabupaten Klaten

kepada Pasien Jamkesmas

Dalam penelitian ini membahas tentang kualitas pelayanan kesehatan yang

dilihat dari sudut pandang pasien peserta Jamkesmas yang merupakan

program sebelum program Jaminan Kesehatan Nasional. Yang menjadi

pembeda antara penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pendekatan

yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

sedangkan penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.


11

2. Nama : Retno Eka Pratiwi

Judul : Kualitas Pelayanan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat

bagian Rawat Jalan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten

Jember.

Dalam penelitian ini juga membahas kualitas pelayanan kesehatan yang

dilihat dari sudut pandang pasien peserta Jamkesmas. Namun yang

menjadi pembeda antara penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

penelitian ini hanya terfokus pada pelayanan rawat jalan, sedangkan

penelitian penulis mencakup mutu pelayanan kesehatan secara umum.

Setelah penulis melihat beberapa penelitian yang terkait teori ataupun

tema seputar permasalahan yang diangkat, maka penulis menggunakan teori

dimensi mutu pelayanan kesehatan menurut Lori Di Prete Brown. Sedangkan

untuk teknis penulisan penelitian penulis mengacu pada buku pedoman

penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi,

dkk. yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development

Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal

yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika

penyusunannya menjadi lima bab. Dan masing-masing bab dibagi ke dalam

sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.
12

BAB II Kerangka Teoritis yang meliputi: Mutu, Pelayanan Kesehatan,

dimensi mutu pelayanan kesehatan, syarat-syarat pelayanan kesehatan, dan

Jaminan Kesehatan Nasional.

BAB III Metodologi Penelitian yang meliputi: Ruang Lingkup

Penelitian, Model dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Uji Instrumen, dan Teknik Pengolahan

Data, Analisa Data, dan Intepretasi Data.

BAB IV Gambaran Umum mengenai Puskesmas Kecamatan

Kembangan Jakarta Barat dan data hasil penelitian yang telah didapatkan

berikut analisis data berdasarkan statiska.

BAB V Penutup yang meliputi: Kesimpulan dan Saran.


13

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Mutu

Banyak pendapat tentang mutu, pendapat yang dikemukakan

agaknya berbeda-beda namun saling melengkapi yang dapat menambah

pengetahuan dan wawasan tentang apa yang dimaksud dengan mutu.

Seorang pakar mutu DR. Armand V. Feigenbaum yang dikutip oleh

Wijono bahwa mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat

produk atau jasa pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan

pemeliharaan dimana produk dan jasa pelayanan dalam penggunaanya

akan bertemu dengan harapan pelanggan.1

Mutu juga memiliki banyak pengertian lain, menurut Azwar

beberapa diantaranya yang dianggap cukup penting adalah:

a. Mutu adalah tingkatan kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang

sedang diamati.

b. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program.

c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa

yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau

pemenuhan kebutuhan para pengguna.

1
Djoko Wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol I, (Surabaya: Airlangga
University Press, 1999), Cet. Ke-1, h. 3.

13
14

d. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.2

Dari definisi di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dari elemen-

elemen sebagai berikut:

a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.

c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah, apa yang dianggap

bermutu pada saat ini belum mungkin dianggap kurang bermutu pada

masa mendatang.3

Maka dapat disimpulkan bahwa mutu adalah kemampuan suatu

produk, baik itu barang maupun jasa atau layanan untuk memenuhi

keinginan pelanggannya. Sehingga setiap barang atau jasa selalu dipacu

untuk memenuhi mutu yang diminta pelanggan melalui pasar.

2. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Moenir, pelayanan hakikatnya adalah serangkaian

kegiatan, karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses,

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi

seluruh kehidupan dalam masyarakat.4

Definisi pelayanan yang sangat sederhana diberikan oleh

Ivanecevich, Lorenzi, Skinner, dan Crosby dalam Ratminto dan Winarsih

bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat

2
Azrul Azwar, Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu (Jakarta: Yayasan
Penerbitan IDI, 1996), h. 48.
3
M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 3.
4
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.
27.
15

diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan

peralatan.5

Sedangkan definisi yang lebih rinci menurut Gronroos dalam

Ratminto dan Winarsih menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu

aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

pemberi layanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen/pelanggan.6

Selanjutnya Sampara dalam Sinambela berpendapat bahwa

pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung

antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan.7

Pengertian pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba yang

dikutip oleh Azwar adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara

individu atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok,

dan masyarakat.8

Sedangkan menurut Benyamin Lumenta pelayanan kesehatan

adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit,


5
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan-Pengembangan Konseptual,
Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 2.
6
Ibid., h. 2
7
Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, (Teori, Kebijakan, dan
Implementasi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 5.
8
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet.
Ke-1, h. 35.
16

semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang

dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang ditujukan kepada masyarakat.9

Selanjutnya Institute of Medicine (IOM) mengemukakan bahwa

mutu pelayanan kesehatan adalah suatu langkah ke arah peningkatan

pelayanan kesehatan baik untuk individu maupun untuk populasi sesuai

dengan keluaran (outcome) kesehatan yang diharapkan dan sesuai dengan

pengetahuan profesional terkini. Pemberian pelayanan kesehatan harus

mencerminkan ketepatan dari penggunaan pengetahuan terbaru secara

ilmiah, klinis, teknis, interpersonal, manual, kognitif, organisasi, dan

unsur-unsur manajemen pelayanan kesehatan.10

Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Azwar bahwa

mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat menimbulkan

kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata

penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan

kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.11

Berdasarkan pengertian mutu pelayanan kesehatan yang telah

dijabarkan sebelumnya, mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai

tingkat terbaik yang dihasilkan untuk memuaskan setiap pemakai jasa

pelayanan dimana penyelenggarannya sesuai dengan standar pelayanan,

9
Benyamin Lumenta, Pelayanan Medis Citra, Konflik dan Harapan Tinjauan Fenomena
Sosial. (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 15.
10
Gemala R. Hatta, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan, (Jakarta: UI Press, 2008), h. 37.
11
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996),
Cet. Ke-1, h. 51.
17

kode etik, dan pengetahuan sehingga memperkecil tingkat kesakitan atau

kematian.

3. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu merupakan fenomena yang komprehensif dan dan multi

facet. Menurut Lori Di Prete Brown dalam bukunya Quality Assurance of

Health Care in Developing Countries yang dikutip oleh Djoko Wijono,

kegiatan menjaga mutu dapat menyangkut dimensi berikut:

a. Kompetensi Teknis

Kompetensi teknis terkait dengan keterampilan, kemampuan, dan

penampilan petugas, manajer dan staf pendukung. Kompetensi teknis

berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar

pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal dapat

dipertanggungjawabkan atau diandalkan (dependability), ketepatan

(accuracy), ketahanan uji (reliability), dan konsistensi (consistency).

b. Akses terhadap pelayanan

Pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial,

ekonomi, budaya, organisasi, atau hambatan bahasa.

c. Efektivitas

Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang

menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai

standar yang ada.

d. Hubungan antar manusia

Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan

kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati,


18

responsif, dan memberikan perhatian. Hubungan antar manusia yang

kurang baik akan mengurangi efektivitas dari kompetensi teknis

pelayanan kesehatan.

e. Efisiensi

Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal

daripada memaksimalkan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya

yang dimiliki. Pelayanan kurang baik karena norma yang tidak efektif

atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan. Dengan

cara ini kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan biaya.

f. Kelangsungan pelayanan

Klien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan

(termasuk rujukan) tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur

diagnosa dan terapi yang tidak perlu. Klien harus mempunyai akses

terhadap pelayanan rutin dan preventif yang diberikan oleh petugas

kesehatan yang mengetahui riwayat penyakitnya. Klien juga

mempunyai akses rujukan untuk pelayanan yang spesialistis dan

menyelesaikan pelayanan lanjutan yang diperlukan.

g. Keamanan

Mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang

berkaitan dengan pelayanan.

h. Kenyamanan dan kenikmatan

Dalam dimensi kenyamanan dan kenikmatan berkaitan dengan

pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan

efektivitas klinis, tetapi dapat mengurangi kepuasan pasien dan


19

bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh

pelayanan berikutnya.12

Sedangkan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry menganalisis

dimensi kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu. Kelima

komponen mutu pelayanan dikenal dengan nama ServQual. Kelima

dimensi mutu menurut Parasuraman dkk. meliputi:

a. Responsiveness

Dimensi ini dimasukkan ke dalam kemampuan petugas kesehatan

menolong pelanggan dan melayani sesuai prosedur dan bisa memenuhi

harapan pelanggan. Dimensi ini merupakan penilaian mutu pelayanan

yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan

cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan kemajuan

teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki oleh pelanggan.

b. Reliability

Kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat

waktu dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan (seperti dalam

brosur). Dari kelima dimensi kualitas jasa, reliability dinilai paling

penting oleh para pelanggan.

c. Assurance

Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan sifat

petugas yang dapat dipercaya oleh pelanggan. Pemenuhan terhadap

kriteria pelayanan ini akan mengakibatkan pengguna jasa merasa

terbebas dari resiko.

12
Djoko Wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol I, (Surabaya: Airlangga
University Press, 1999), Cet. Ke-1, h.35-37.
20

d. Empathy

Kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf

kepada setiap pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka, dan

memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para

pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya. Peranan SDM kesehatan

sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena mereka dapat

langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan kesehatan.

e. Tangible

Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung

oleh penggunananya dengan menyediakan fasilitas fisik dan

perlengkapan yang memadai. Para penyedia layanan kesehatan akan

mampu bekerja secara optimal sesuai dengan keterampilannya masing-

masing.13

4. Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan akan dirasakan berkualitas oleh para

pelanggannya jika penyampaiannya dirasakan melebihi harapan para

pengguna layanan. Penilaian para pengguna jasa pelayanan ditujukan

kepada penyampaian jasa, kualitas pelayanan, atau cara penyampaian jasa

tersebut kepada para pemakai jasa.

Kualitas jasa pelayanan akan sangat ditentukan apabila kebutuhan

atau ekspektasi para pengguna jasa bisa terpenuhi dan diterima tepat

waktu. Untuk itu para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus mampu

memenuhi harapan pengguna jasa.

13
A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Jakarta: EGC, 2011),
h. 10-11.
21

Menurut Azwar, agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan tersebut, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang

dimaksud paling tidak mencakup hal sebagai berikut:

a. Tersedianya dan berkesinambungan

Syarat yang pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan

kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta

bersifat berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta

keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang

dibutuhkan.

b. Dapat diterima dan wajar

Syarat pokok yang kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat

diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar

(appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan

dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan

yang bertentangan dengan keyakinan adat istiadat, kebudayaan,

keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar,

bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

c. Mudah dicapai

Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah

dicapai (accesible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang

dimaksudkan disini adalah terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian

untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka

pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.


22

Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan

saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah

pelayanan kesehatan yang baik.

d. Mudah dijangkau

Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah

dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan

yang dimaksudkan disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat

mewujudkan kesehatan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya

pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi

masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya

mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah

pelayanan kesehatan yang baik.

e. Bermutu

Syarat pokok kesehatan yang baik adalah mutu (quality). Pengertian

mutu yang dimaksudkan disini adalah menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu

pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain

tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar

yang telah ditetapkan.14

Untuk memenuhi harapan para pelanggan, tingkat kualitas atau

mutu pelayanan kesehatan harus selalu dirancang dengan baik dan

pengendalian tingkat keunggulan juga harus dilakukan dengan tepat.

14
Ibid., h. 38-39.
23

Faktor yang digunakan oleh konsumen untuk mengukur kualitas

atau mutu dari sebuah jasa adalah outcome, process, dan image dari jasa

tersebut. Menurut Gronroos yang dikutip oleh Muninjaya, ketiga kriteria

berikut dijabarkan menjadi 6 unsur:

a. Professionalism and skills

Di bidang pelayanan kesehatan, kriteria ini berhubungan dengan

outcome, yaitu tingkat kesembuhan pasien. Pelanggan menyadari

bahwa jasa pelayanan kesehatan dihasilkan oleh SDM yang memiliki

pengetahuan dan keterampilan profesional yang berbeda. Institusi

penyedia pelayanan kesehatan harus menjamin reputasi dokter dan

petugas kesehatan lainnya yang bekerja pada institusi pelayanan

kesehatan tersebut. Dokter dan petugas kesehatan menjadi faktor

produksi utama yang akan menentukan hasil (outcome) pelayanan

kesehatan, termasuk yang akan menjamin tingkat kepuasan para

penggunanya.

b. Attitudes and behavior

Kriteria sikap dan perilaku staf akan berhubungan dengan proses

pelayanan. Pelanggan institusi jasa pelayanan kesehatan akan

merasakan kalau dokter dan paramedis rumah sakit sudah melayani

mereka dengan baik sesuai dengan SOP pelayanan. Situasi ini

ditunjukkan oleh sikap dan perilaku positif staf yang akan membantu

para pengguna pelayanan kesehatan mengatasi keluhan sakitnya.


24

c. Accessibility and flexibility

Kriteria pelayanan ini berhubungan dengan proses pelayanan. Pengguna

jasa pelayanan akan merasakan bahwa institusi penyedia pelayanan

jasa, lokasi, jam kerja, dan sistemnya dirancang dengan baik untuk

memudahkan para penggunaan mengakses pelayanan sesuai dengan

kondisi pengguna jasa (fleksibilitas), yaitu disesuaikan dengan keadaan

sakit pasien, jarak yang harus ditempuh, tarif pelayanan, dan

kemampuan ekonomi pasien atau keluarga untuk membayar tarif

pelayanan.

d. Reliability and trustworthiness

Kriteria pelayanan ini juga berhubungan dengan proses pelayanan.

Pengguna jasa pelayanan kesehatan bukan tidak memahami resiko yang

mereka hadapi jika memilih jasa pelayanan yang ditawarkan oleh

dokter. Misalnya operasi caesar pada sebuah persalinan.

e. Recovery

Kriteria pelayanan ini juga berhubungan dengan proses pelayanan.

Pelanggan memang menyadari kalau ada kesalahan atau resiko akibat

tindakan medis yang diambil, tetapi para pengguna jasa pelayanan

mempercayai bahwa institusi penyedia jasa pelayanan sudah melakukan

perbaikan (recovery) terhadap mutu pelayanan yang ditawarkan kepada

publik untuk mengurangi resiko medis yang akan diterima pasien.

f. Reputation and credibility

Kriteria pelayanan ini berhubungan dengan image. Pelanggan akan

meyakini benar bahwa intitusi penyedia jasa pelayanan kesehatan


25

memang memiliki reputasi baik, dapat dipercaya, dan punya nilai

(rating) tinggi di bidang pelayanan kesehatan.15

Kebanyakkan penilaian para pengguna jasa pelayanan kesehatan

seperti yang dijabarkan dari kriteria penilaian tersebut di atas lebih

mementingkan proses pelayanan dibandingkan outcome. Atas dasar itu,

menjaga mutu sebuah pelayanan kesehatan akan sangat ditentukan oleh

kemampuan manajemen dan komite medik rumah sakit dalam menjaga

reputasi institusi dan kepercayaan pelanggan terhadap para dokter dan para

medis serta tetap menjaga dan mengasah keterampilan dan profesionalisme

tenaga medis dan paramedisnya sesuai dengan tingkat perkembangan

teknologi kedokteran.

B. Jaminan Kesehatan Nasional

1. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan

agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan

kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

pemerintah. Jaminan ini disebut Jaminan Kesehatan Nasional karena

semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang

dikelola oleh BPJS Kesehatan termasuk orang asing yang telah bekerja

paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. 16

15
A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Jakarta: EGC, 2011),
h. 8-10.
16
Kementerian Kesehatan RI, Buku Saku FAK BPJS Kesehatan (Jakarta: Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013), h. 11.
26

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di

Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme

Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi

dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan masyarakat yang layak.17

Kelebihan sistem asuransi sosial di bandingkan dengan asuransi

komersialantara lain:18

Tabel 1

Perbedaan Sistem Asuransi Sosial dan Asuransi Komersial

Asuransi Sosial Asuransi Komersial

Kepesertaan bersifat wajib


Kepesertaan bersifat sukarela
(untuk semua penduduk)
Non Profit Profit
Manfaat sesuai dengan premi yang
Manfaat komprehensif
dibayarkan.
Sumber: Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional

Dengan penetapan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS

Kesehatan, maka Indonesia memasuki era baru dimana akan terbentuk

sebuah sistem tunggal layanan medis untuk seluruh penduduk yang

mampu mengendalikan belanja biaya kesehatan. Untuk itu perlu disusun

peta jalan (road map) yang akan menjadi pegangan bagi semua pihak

17
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 16.
18
Ibid., h. 17.
27

untuk memahami dan mempersiapkan diri berperan aktif dalam

beroperasinya BPJS yang telah dimulai pada 1 Januari 2014 dan mencapai

cakupan universal, satu Jaminan Kesehatan untuk seluruh penduduk

Indonesia pada tahun 2019.19

Tabel 2

Peta Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2012-2019

Sasaran 2014 Sasaran 2019

BPJS Kesehatan mulai beroperasi. BPJS Kesehatan beroperasi dengan baik.


BPJS Kesehatan mengelola jaminan kesehatan Seluruh penduduk Indonesia mendapat
setidaknya bagi 121,6 juta peserta. jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan.
Paket manfaat medis yang dijamin adalah
Paket manfaat medis dan non medis (kelas
seluruh pengobatan untuk seluruh penyakit.
perawatan) sudah sama, tidak ada perbedaan,
Namun, masih ada perbedaan kelas perawatan
untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
di rumah sakit bagi yang mengiur sendiri dan
seluruh rakyat.
bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Jumlah dan sebaran fasilitas pelayanan
Rencana aksi pengembangan fasilitaskesehatan (termasuk tenaga dan alat-alat)
kesehatan tersusun dan mulai dilaksanakan. sudah memadai untuk menjamin seluruh
penduduk memenuhi kebutuhan medis.
Seluruh peraturan pelaksanaan telah
Seluruh peraturan pelaksanaan yang
disesuaikan secara berkala untuk menjamin
merupakan turunan UU SJSN dan UU BPJS
kualitas layanan yang memadai dengan harga
telah diundangkan dan diterbitkan.
keekonomian yang layak.
Paling sedikit 75 % peserta menyatakan puas, Paling sedikit 85 % peserta menyatakan puas,
baik dalam layanan di BPJS maupun layanan baik dalam layanan di BPJS maupun layanan
di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS. di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS.
Paling sedikit 65% tenaga dan fasilitas Paling sedikit 80% tenaga dan fasilitas
kesehatan menyatakan puas atau mendapat kesehatan menyatakan puas atau mendapat
pembayaran yang layak dari BPJS. pembayaran yang layak dari BPJS.
BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan
akuntabel. akuntabel.
Sumber: Buku Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia

2. Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional

Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:20

19
Chazali H. Situmorang, Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia, (Depok: Cinta
Indonesia, 2013), h. 251-252.
20
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 17-19.
28

a. Prinsip Kegotong-royongan

Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu

membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu

yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu

yang sakit.

b. Prinsip Nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).

Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya

kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah

dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan dimanfaatkan

sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

c. Prinsip Portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan

jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah

pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

d. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi

seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan

ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan

program.
29

e. Prinsip Dana Amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada

badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam

rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

f. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial

Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk

sebesar-besar kepentingan peserta.

3. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis,

yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis

meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk

pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang

ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan

kebutuhan medis.21

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian

pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih

dan sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri

Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak.

21
Ibid., h. 30.
30

c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,

dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi

keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi

dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk

mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko

penyakit tertentu.

Meskipun manfaat yang dijamin dalam Jaminan Kesehatan

Nasional bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak dijamin

meliputi:

a. Tidak sesuai prosedur;

b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS.

c. Pelayanan bertujuan kosmetik;

d. General checkup, pengobatan alternatif;

e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi;

f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana; dan

g. Pasien Bunuh Diri/ Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk

menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/ Narkoba.22

4. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional meliputi:

a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI): Fakir miskin dan

orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

22
Ibid., h. 31-32.
31

b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri

dari:

1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya

a) Pegawai Negeri Sipil;

b) Anggota TNI;

c) Anggota Polri;

d) Pejabat Negara;

e) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;

f) Pegawai Swasta; dan

g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan f yang

menerima Upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling

singkat 6 (enam) bulan.

2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya

a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan

b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)

bulan.

3) Bukan pekerja dan anggota keluarganya

a) Investor;

b) Pemberi Kerja;

c) Penerima Pensiun, terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil yang berhenti

dengan hak pensiun; Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti

dengan hak pensiun; Pejabat Negara yang berhenti dengan hak

pensiun; Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
32

yang mendapat hak pensiun; Penerima pensiun lain; dan Janda,

duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang

mendapat hak pensiun.

d) Veteran;

e) Perintis Kemerdekaan;

f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan; dan

g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan e yang

mampu membayar iuran.23

5. Hak dan Kewajiban Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

a. Hak Peserta

1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh

pelayanan kesehatan;

2) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta

prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; dan

4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau

tertulis ke Kantor BPJS Kesehatan.24

b. Kewajiban Peserta

1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang

besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

23
Kementerian Kesehatan RI , Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan
(Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013), h.1-2.
24
Ibid., h. 4.
33

2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas

kesehatan tingkat I;

3) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan

oleh orang yang tidak berhak;

4) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.25

6. Iuran Jaminan Kesehatan Nasional

Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan

secara teratur oleh peserta, pemberi kerja dan/ atau pemerintah untuk

program jaminan kesehatan. Atas dasar iuran yang dibayarkan setiap

peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat

pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis

pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.

a. Bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran

dibayar oleh Pemerintah.

b. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga

Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota

Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri

sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan

ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua

persen) dibayar oleh peserta.

25
Ibid., h. 5.
34

c. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN,

BUMD dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji

atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh

Pemberi Kerja dan 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.

d. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari

anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar

sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan,

dibayar oleh pekerja penerima upah.

e. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara

kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan

penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:

1) Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per

orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas

III.

2) Sebesar Rp.42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per

orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas

II.

3) Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per

orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas

I.

f. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan

janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis

Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45%

(empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan
35

ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar

oleh Pemerintah.

g. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.26

7. Fasilitas Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

terdiri dari:

a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama:

1) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Non Perawatan dan

Puskesmas Perawatan (Puskesmas dengan Tempat Tidur).

2) Fasilitas Kesehatan milik Tentara Nasional Indonesia (TNI)

3) Fasilitas Kesehatan milik Polisi Republik Indonesia (POLRI), terdiri

dari Poliklinik Induk POLRI, Poliklinik Umum POLRI, Poliklinik

Lain milik POLRI dan Tempat Perawatan Sementara (TPS) POLRI.

4) Praktek Dokter Umum / Klinik Umum, terdiri dari Praktek Dokter

Umum Perseorangan, Praktek Dokter Umum Bersama, Klinik Dokter

Umum / Klinik 24 Jam, Praktek Dokter Gigi, Klinik Pratama, RS

Pratama.

b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan:

1) Rumah Sakit, terdiri dari RS Umum (RSU), RS Umum Pemerintah

Pusat (RSUP), RS Umum Pemerintah Daerah (RSUD), RS Umum

TNI, RS Umum Bhayangkara (POLRI), RS Umum Swasta, RS

Khusus, RS Khusus Jantung (Kardiovaskular), RS Khusus Kanker

(Onkologi), RS Khusus Paru, RS Khusus Mata, RS Khusus Bersalin,

26
Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan
(Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013), h. 21-23.
36

RS Khusus Kusta, RS Khusus Jiwa, RS Khusus Lain yang telah

terakreditasi, RS Bergerak dan RS Lapangan.

2) Balai Kesehatan, terdiri dari: Balai Kesehatan Paru Masyarakat, Balai

Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Ibu dan Anak dan Balai

Kesehatan Jiwa.

c. Fasilitas kesehatan penunjang yang tidak bekerjasama secara langsung

dengan BPJS Kesehatan namun merupakan jejaring dari fasilitas

kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan

yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, meliputi:

1) Laboratorium Kesehatan

2) Apotek

3) Unit Transfusi Darah

4) Optik.27

27
Ibid., h. 26-28.
37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pasien

yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan

Kembangan dengan menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Alasan pengambilan subjek ini adalah karena subjek ini sangat tepat sebagai

bahan penelitian, dimana mereka mengetahui alur program Jaminan

Kesehatan Nasional dan menggunakannya secara langsung, sehingga hasil

penelitian akan lebih objektif karena jawaban yang diberikan adalah

berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan bukan berdasarkan informasi di

media elektronik atau cerita dari orang lain. Sedangkan yang menjadi objek

dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan

Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kembangan sebagai

salah satu fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

selaku pemberi layanan Jaminan Kesehatan Nasional yang beralamat di

Jalan Topas Raya Blok F II/3 RT 08/011 Komplek Taman Meruya Ilir

Kelurahan Meruya Utara Jakarta Barat.

Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, terhitung sejak Agustus

2014 hingga Oktober 2014.

37
38

B. Model dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan

kuantitatif dapat menghasilkan data yang lebih akurat. Pendekatan kuantitatif

ini merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan

pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang

kokoh.1 Penelitian kuantitatif bersifat objektif, karena pada dasarnya penulis

dapat melihat secara langsung sebuah keadaan yang sebenarnya terjadi.

Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi

uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan

mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih

(independent).2 Metode ini bertujuan untuk menuturkan dan menafsirkan data

yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi

saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.3 Dalam penelitian ini

penulis berusaha untuk mendeskripsikan mengenai mutu pelayanan kesehatan

peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat secara faktual, akurat, dan sistematis.

Dalam penelitian ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah

metode penelitian survei, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil

1
Syamsir Salam dan Jaenal Arifin, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 36.
2
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi Gaung
Persada Press Group, 2013) Cet. ke-5 h. 62
3
M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. ke-2,
h. 89.
39

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok.4

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan elemen dan unsur yang menjadi objek

penelitian. Populasi bisa berbentuk lembaga, individu, kelompok, dokumen,

atau konsep. Sehingga objek-objek ini biasa menjadi objek penelitian. 5

Dalam penelitian ini populasinya adalah Penerima Bantuan Iuran (PBI)

Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta

Barat yang berjumlah 90.311 orang.6

Hal ini berangkat dari asumsi bahwa populasi ini merupakan

gambaran terbaik untuk pengambilan bukti dan merupakan elemen yang

sangat tepat untuk meneliti mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan

Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat

karena mereka secara langsung terlibat dalam program Jaminan Kesehatan

Nasional sehingga dapat memilih pernyataan dengan akurat dan

menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara

representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil

yang diamati.7

4
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1995), h. 3.
5
M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2008) Cet. ke-3 h. 99.
6
Data Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2013.
7
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta, Referensi (Gaung
Persada Press Group, 2013), Cet. ke-5 h. 70.
40

Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian

ini adalah teknik Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling),

Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam

suatu populasi untuk dijadikan sampel.8

Sedangkan dalam menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan

Teknik Solvin yaitu sebagai berikut:

N
n=
1 + N. e
Keterangan:

n = Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Perkiraan Tingkat Kesalahan.9

Presisi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 10%.

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian

ini dari populasi sebesar 90.311 orang adalah sebagai berikut:

90.311
n= = 99,89
1 + 90.311(10%)
Maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang.

8
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. Ke-2, h. 144.
9
Ibid., h. 149.
41

D. Instrumen Penelitian

Tabel 3

Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel/ Definisi


Indikator
Penelitian Dimensi Operasional

 Kesigapan petugas pemberi pelayanan


Terkait dengan
kesehatan
keterampilan,
Mutu  Penampilan petugas pemberi
Pelayanan 1. Kompetensi kemampuan dan
pelayanan kesehatan
Teknis penampilan petugas
Kesehatan
pelayanan kesehatan.  Keterampilan petugas pemberi
pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan
 Administrasi pelayanan kesehatan
yang tak terhalang
2. Akses Terhadap  Keadilan pemberian pelayanan
keadaan geografis,
Pelayanan kesehatan
sosial, ekonomi, dan
 Biaya pelayanan kesehatan
budaya.

Menyangkut norma
pelayanan kesehatan
 Jumlah petugas pelayanan kesehatan
dan petunjuk klinis
3. Efektivitas  Ketelitian pemberian pelayanan
sesuai standar yang
kesehatan
ada.

Berkaitan
dengan interaksi  Perhatian petugas pelayanan kesehatan
4. Hubungan
antara petugas  Sikap petugas pelayanan kesehatan
Antar Manusia
kesehatan dengan  Penerimaan keluhan
pasien.

 Kecepatan pemberian pelayanan


Pemberian pelayanan
kesehatan
5. Efisiensi kesehatan yang
 Kedisiplinan petugas pelayanan
optimal dengan sumber
kesehatan
daya yang dimiliki.
 Prosedur pelayanan kesehatan

Pelayanan yang
diberikan lengkap
 Rekam medis pemberi pelayanan
sesuai yang dibutuhkan
kesehatan
6. Kelangsungan tanpa interupsi,
 Kejelasan informasi
Pelayanan berhenti atau
mengulangi prosedur  Pemberian rujukan
diagnosis dan terapi
yang tak perlu.
42

Berarti
mengurangi resiko
cedera, infeksi, efek
 Pemberian obat-obatan
samping dan bahaya
7. Keamanan  Peralatan yang digunakan pemberi
lain yang berkaitan
pelayanan kesehatan
dengan pelayanan
kesehatan.

Berkaitan dengan
pelayanan kesehatan
yang tak berhubungan
langsung dengan  Kebersihan lingkungan tempat
8. Kenyamanan efektifitas klinis, tapi pelayanan kesehatan
dan dapat mempengaruhi  Fasilitas tempat pelayanan kesehatan
Kenikmatan kepuasan pasien dan  Kerahasiaan pasien
bersedianya untuk
kembali menggunakan
fasilitas kesehatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses

penelitian ini, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:

1. Data Primer

a. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia

memberikan respons sesuai dengan permintaan.10

Dalam penelitian ini angket disebar kepada peserta Jaminan

Kesehatan Nasional yang menggunakan fasilitas di Puskesmas

Kecamatan Kembangan sebanyak 100 angket.

10
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), Edisi
kedua, h. 100.
43

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berkaitan dengan

masalah penelitian, dapat berupa buku, majalah, artikel, foto, gambar,

dan lain-lain.11

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dokumentasi

berupa foto-foto, brosur, dan buku-buku yang ada kaitannya dengan

penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari penelitian kepustakaan,

yaitu dengan membaca, memahami, dan menginterpretasikan buku-buku

dan dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu alat pengukur untuk mengukur apa

yang diukur guna menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya

instrumen yang kurang valid berarti validitasnya rendah.12

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh

kuesioner tersebut. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada

pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti

11
Nana Danapriatna dan Roni Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2005), Cet. ke-1, h. 9.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta: 2002), h. 141.
44

karena dianggap tidak relevan. Item instrumen dianggap valid jika r hitung

> r table, dan dianggap memenuhi syarat kofisien dengan n = 100 taraf

kesalahan 5% diperoleh 0,197 dan taraf kesalahan 1% = 0,256.13

Untuk melihat tingkat validitas, angka korelasi yang diperoleh (r-

hitung) harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi (r-tabel)

dengan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas n-2 maka dapat didapat

nilai r-tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur

dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur

di dalam mengukur suatu gejala yang sama.14

Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur.

Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran makin tidak reliabel alat

pengukur tersebut. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,6 maka data tersebut

mempunyai realibilitas kurang baik, sedangkan cronchbach alpha > 0,7

dapat diterima, dan cronchbach alpha > 0,8 adalah baik.15

13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alvabeta,
2009), h. 333.
14
Ibid., h. 141.
15
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2009), h. 172.
45

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah mengolah data. Dalam

pengolahan data peneliti melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah

berhasil dikumpulkan dari lapangan. Tujuan dilakukan editing adalah

untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang

terdapat pada catatan lapangan.16

b. Koding

Koding adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data

yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibentuk

dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data

atau identitas data yang akan dianalisis.17

c. Tabulasi

Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel

sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya

mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.18

2. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah berikutnya adalah

melakukan pengolahan data agar data yang masih terkesan bertebaran dapat

disusun sehingga lebih mudah dimanfaatkan dalam analisis oleh alat

16
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. Ke-2, h. 206.
17
Ibid., h. 208.
18
Ibid., h. 208.
46

analisisnya untuk menjawab tujuan penelitian. 19 Dalam penelitian ini

penulis menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah analisa

yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa

univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi

informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik,

tabel, dan grafik yang dilengkapi dengan narasi singkat.20

Untuk mendapatkan deskriptif persentase, penulis menggunakan

rumus yang dikemukakan oleh Sudjana yaitu sebagai berikut:

F
P = x 100%
N
Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

100% = Bilangan tetap.21

19
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 149.
20
Soekidjo Notoatmodjo, Metode Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.
188.
21
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 129.
47

Penelitian ini menggunakan Skala Likert sebagai skala pengukuran

instrumen. Berikut ini adalah skor item Skala Likert:

Tabel 4

Skor Item Skala Likert

No. Alternatif Jawaban Positif Negatif

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Ragu-ragu 3 3

4. Tidak Setuju 2 4

5. Sangat Tidak Setuju 1 5

Skala Likert dalam menafsirkan data relatif mudah. Skor yang lebih

tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya

dibanding dengan skor yang lebih rendah.22

3. Intepretasi Data

Untuk memberikan intepretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh

digunakan pedoman intepretasi sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto

adalah sebagai berikut:

1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75%-100%.

2. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55%-75%.

3. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%-55%.

4. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0%-40%.23

22
S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 63.
23
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009), Cet. Ke-3, h. 35.
48

Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan sederhana

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Nilai Harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

2. Menghitung Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian.

3. Menentukan kategori yaitu dengan menggunakan rumus:

NS
P= x 100%
NH
Keterangan:

P = Angka presentase

NS = Nilai Skor

NH = Nilai Harapan

100% = Nilai Konstanta.24

24
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2005), h. 144.
49

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Lembaga

1. Kondisi Geografi

Puskesmas Kecamatan Kembangan terletak di Jalan Topas Raya

Blok F II/3 RT 08/011 Komplek Taman Meruya Ilir, Kelurahan Meruya

Utara Jakarta Barat, dibangun pada tahun 1997/1998 dengan dana APBD

dengan luas tanah 3500m2 dan luas bangunan 2500m2.

Batas-batas wilayah Kecamatan Kembangan adalah sebagai

berikut:

a. Utara : Propinsi Banten Dan Kali Pesanggrahan.

b. Barat : Kecamatan Kebon Jeruk, Kelurahan kedoya.

c. Selatan : Jalan Alur Taman Alfa Indah dan Jalan Hamka Jakarta

Selatan.

d. Timur : Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Rawa Buaya.

Puskesmas Kecamatan Kembangan membawahi 8 Puskesmas

kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kembangan Jakarta Barat

yaitu, Puskesmas Kembangan Utara, Puskesmas Kembangan Selatan,

Puskesmas Meruya Utara, Puskesmas Meruya Selatan I, Puskesmas

Meruya Selatan II, Puskesmas Joglo I, Puskesmas Joglo II, dan Puskesmas

Srengseng.

49
50

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi pusat pelayanan kesehatan prima yang profesional menuju

masyarakat sehat dan mandiri.

b. Misi

 Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

 Meningkatkan sarana dan prasarana

 Mengembangkan dan meningkatkan jenis pelayanan

 Mengembangkan sistem manajemen mutu

 Meningkatkan peran serta masyarakat

 Meningkatkan kemitraan

 Meningkatkan sistem informasi kesehatan

3. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

 Mengembangkan jenis pelayanan

 Meningkatkan mutu pelayanan

 Meningkatkan kualitas dan kuantitas

 Meningkatkan peralatan medis dan non medis

 Meningkatkan perencanaan, stratifikasi, minilokakarya, kerjasama

antar karyawan

 Meningkatkan tertib administrasi kepegawaian

 Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral


51

b. Sasaran

 Terwujudnya pelayanan yang dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat

 Seluruh karyawan puskesmas kecamatan kembangan sesuai standar

 Terlaksananya penilaian kinerja karyawan

 Tersusunnya pemetaan karyawan

 Tersedianya peralatan medis dan non medis dengan standar

pelayanan

 Terlaksananya perencanaan startifikasi minilokarya puskesmas

 Terlaksananya tertib administarsi

 Terlaksananya kerja sama dengan lintas sektoral

 Tersedianya kader-kader yang terlatih

4. Kebijakan Mutu

Puskesmas Kecamatan Kembangan bertekad mewujudkan pelayanan

prima yang profesional bertaraf internasional selalu dilakukan perbaikan

berkelanjutan dan tidak melanggar aturan yang berlaku.

5. Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan terdiri atas :

a. Upaya Kesehatan Wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya

ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang harus

diselenggarakan oleh setiap Puskesmas meliputi :

 Upaya promosi kesehatan

 Upaya kesehatan lingkungan


52

 Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

 Upaya perbaikan gizi masyarakat

 Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

 Upaya pengobatan dasar

b. Upaya Kesehatan Pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan

Wajib Puskesmas Telah terlaksana secara optimal dalam arti target

cakupan serta peningkatan mutu pelayanan tercapai, meliputi :

 Upaya kesehatan sekolah

 Upaya kesehatan olah raga

 Upaya perawatan kesehatan masyarakat

 Upaya kesehatan gigi dan mulut

 Upaya kesehatan jiwa

 Upaya kesehatan mata

 Upaya kesehatan usia lanjut

 Upaya pembinaan pengobatan tradisional

6. Jenis Pelayanan

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeimbangkan

upaya pencegahan dengan upaya pengobatan kuratif. Jenis Pelayanan di

puskesmas meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan

 Rawat jalan kesehatan dasar (pemeriksaan, pengobatan dan obat-

obatan)

 Rawat jalan kesehatan semi spesialis dan atau spesialis


53

 Perawatan tindakan khusus

 Rawat jalan penunjang kesehatan sederhana

 Rawat inap rumah bersalin

 Lain-lain pelayanan kesehatan

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

 Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

 Pencegahan dan pemeberantasan penyakit tidak menular

 Peningkatan gizi komunitas

 Peningkatan survelans dan epidemiologi

 Peningkatan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja

 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar

 Peningkatan pesan serta masyarakat

c. Manajemen

 Manajemen mutu

 Manajemen sumber daya manusia

 Manajemen keuangan

 Sarana dan prasarana

 Sistem informasi
54

7. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM ) yang terdapat di Puskesmas Kecamatan

Kembangan adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kecamatan Kembangan

No. Sumber daya Manusia Jumlah

1. Dokter Spesialis 1
2. Dokter Umum 13
3. Dokter Gigi 13
4. Bidan 15
5. Perawat 22
6. Perawat Gigi 39
7. Apoteker 1
8. Asisten Apoteker 1
9. Ahli Gizi 1
10. Tenaga Sanitasi 3
11. Analis Laboraturium 1
12. Pekarya Kesehatan 1
13. Tata Usaha 10
14. Supir 1
15. Lain-lain 2
JUMLAH 124
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2013.

8. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang ada di Puskesmas Kecamatan Kembangan

adalah :

a. Unit Radiologi

b. EKG
55

c. Klinik Gizi

d. Rumah Bersalin

e. Layanan siaga 24 jam

f. Poli Umum

g. Poli Gigi

h. Poli Spesialis Penyakit Dalam

i. Poli KB

j. Klinik MTBS

k. Laboratorium Klinis

l. Poli Kanker

m. Poli PTM (Penyakit Penyakit Tidak Menular)

n. Layanan Jarum Suntik Steril

o. Pelayanan IVA Test Untuk Srining Kanker Rahim

p. Poli PAL

q. Rawat Inap

r. Poli PKPR

s. Poli Jiwa

t. Poli IMS
56

9. Susunan Organisasi

Bagan Susunan Organisasi Puskesmas Kecamatan Kembangan

Kepala Puskesmas
Kecamatan

dr. Hj. Irma Sufriani

Sub Bagian

Tata Usaha

Wasiran, S.Sos

Koordinator Koordinator Puskesmas Kelurahan (Kepala


Pelayanan Penunjang Puskesmas)

1. Kembangan Utara (dr.


drg. Lia Wijayanti dr. Arinda Rosmawati W.)
2. Kembangan Selatan (drg. F.T.
Julisbet)
Satuan Pelayanan Kesehatan Satuan Pelayanan 3. Joglo I (drg. Yennifri)
4. Joglo II (dr. Nikmah)
penunjang
Medis Umum dr. Rosmawati W. 5. Meruya Utara (dr. Maria C.
Lab. Farida Hartati)
Kesehatan gigi drg. Engeltruda W. 6. Meruya Selatan I (drg.Ani Riani
dan Mulut K. B.)
Indri Mulyani
Apotek 7. Meruya Selatan II (dr. A. Tiku L.
B, Ssi, Apt
Kesehatan Ibu dr. Bryce Szendi
Parura)
dan Anak A..
8. Srengseng (dr. Yasmin)
RO Jaka Maulana
Gawat Darurat
dr. Abdul Aziz
dan Bencana

Gizi Diany Lucia, Skm


SUB KELOMPOK JABATAN
RB Rukmini
FUNGSIONAL
KB Tuti Pudji Astuti

MTBS Su dr. Arinda Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan


Kembangan Tahun 2013.
L 24 Jam dr. Irmawati

PTM dr. Rosmawati W.


57

10. Kemitraan Terhadap Akademik dan Perguruan Tinggi

 Kerjasama dengan Universitas Kedokteran Tarumanegara

 Kerjasama dengan Universitas Kedokteran Gigi Trisakti

 Kerjasam dengan FK UKRIDA

 Kerjasama dengan Akademi Kebidanan STIKES Banten

 Kerjasama dengan AKBID Muhamadyah Tangerang

 Kerjasama AKBID Medistra

 Kerjasama dengan AKBID Harapan Kita

 Kerjasama dengan AKBID Widya Karsa Jayakarta

 Kerjasama dengan AKBID Husni Thamrin

 Kerjasama dengan AKBID Pelita Persada

 Kerjasama dengan AKPER Swakarsa

 Kerjasama dengan AKBID RS Jakarta

 Kerjasama dengan AKBID RS Baktiasih / Tangerang

11. Hambatan dan Permasalahan

 Sarana dan prasarana masih belum lengkap (seperti Incenerator, IPAL,

Komputer)

 SDM yang masih kurang.

 Peran serta masyarakat dalam UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis

Masyarakat) belum optimal.

 Pengumpulan data masih terlambat dari masing–masing program.


58

B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Butir instrumen dianggap valid jika r hitung > r tabel, dan dianggap

memenuhi syarat koefisien dengan n = 100 taraf kesalahan 5% diperoleh

0,197 melalui bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 17.0.

Seluruh pernyataan yang berjumlah 22 butir yang terdiri dari 20

butir favorable dan 2 untuk butir unfavorable dianggap valid karena

memperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel.

2. Uji Reliabilitas

Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan software

Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 17.0, nilai koefisien reabilitas

Cronbach Alpha pada variabel mutu pelayanan kesehatan didapatkan nilai

reliabilitas sebesar 0,913. Dengan hasil koefisien reabilitas (Alpha) ini dapat

dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal, artinya data instrumen

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau

mengukur objek yang sudah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah

tergolong baik.

C. Klasifikasi Responden

Dalam penelitian yang dilakukan tentang mutu pelayanan kesehatan

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan

Jakarta Barat, penulis menemukan data-data yang relevan penelitian tersebut.

Banyak Peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang menilai positif mutu

pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan.

Namun beberapa diantaranya mempunyai penilaian berbeda terhadap


59

pelayanan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian responden tentang

mutu pelayanan kesehatan mulai dari dimensi kompetensi teknis, akses

terhadap pelayanan, efektivitas, efisiensi, hubungan antar manusia,

kelangsungan pelayanan, kemanan, serta dimensi kenyamanan dan kenikmatan

yang diberikan oleh pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan.

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu dari bulanAgustus

2014 sampai dengan bulan Oktober 2014. Yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah pasien Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

Nasional yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

Dari 100 angket yang telah disebar, peneliti mendapatkan data

mengenai identitas responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan

pendidikan terakhir responden.

Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Pria 44 44%
Wanita 56 56%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah pasien yang

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan

Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan lebih banyak wanita


60

dibandingkan dengan pria. Wanita berjumlah 56 responden atau sebesar 56%

sedangkan pria berjumlah 44 responden atau sebesar 44%.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 7

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase


< 25 tahun 9 9%
26-40 tahun 54 54%
41-55 tahun 27 27%
>56 tahun 10 10%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa pasien yang

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan

Nasional lebih banyak yang berusia antara 26-40 tahun yang berjumlah 54

responden atau sebesar 54%. Selanjutnya yang berusia antara 41-55 tahun

berjumlah 27 responden atau sebesar 27%, pasien yang berusia lebih dari 56

tahun berjumlah 10 responden atau sebesar 10%, sedangkan yang berusia

kurang dari 25 tahun hanya 9 responden atau sebesar 9%.


61

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase


Buruh/Karyawan Swasta 27 27%
Ibu Rumah Tangga 46 46%
Pedagang 9 9%
Lain-lain 18 18%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa pasien yang

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan

Nasional lebih banyak pasien yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yang

berjumlah 46 responden atau sebesar 46%. Selanjutnya disusul oleh pasien

yang berprofesi sebagai buruh yang berjumlah 27 responden atau sebesar 27%,

yang berprofesi sebagai pedagang berjumlah 9 responden atau sebesar 9%, dan

yang berprofesi lainnya (PNS, wiraswasta, pelajar, pensiun, dll) berjumlah 18

responden atau sebesar 18%.

Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:


62

Tabel 9

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase


SD 16 16%
SMP 28 28%
SMA 45 45%
D3-S1 11 11%
Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa pasien yang menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan Nasional lebih

banyak yang berpendidikan terakhir SMA yang bejumlah 45 responden atau

sebesar 45%. Selanjutnya disusul oleh pasien yang berpendidikan terakhir SMP

yang berjumlah 28 responden atau sebesar 28%, berpendidikan terakhir SD

berjumlah 16 responden atau sebesar 16%, dan yang berpendidikan terakhir

D3-S1 berjumlah 11 responden atau sebesar 1%.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan terhadap 100

responden mengenai Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan

Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, maka diperoleh

data sebagai berikut:


63

Tabel 10

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kompetensi Teknis

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


Petugas Puskesmas selalu siap
1. 23 61 13 3 0 404
membantu pasien.
Penampilan petugas Puskesmas
2. 58 42 0 0 0 458
rapi.
Petugas Puskesmas terampil
3. 19 69 8 3 1 402
dalam memberikan pelayanan.
x = 421,33 1264

Tabel 10 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal kompetensi teknis sudah sangat baik, baik dalam hal

kesiapan, penampilan, dan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai kesigapan

petugas pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 23 responden, yang menjawab setuju berjumlah 61 responden, yang

menjawab ragu berjumlah 13 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 3

responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

petugas Puskesmas selalu siap membantu pasien.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai penampilan petugas

pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 58 responden dan yang menjawab setuju berjumlah 42 responden.

Tidak ada responden yang menjawab ragu dan tidak setuju bahkan sangat tidak

setuju bahwa penampilan petugas Puskesmas rapi.

Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai keterampilan

petugas pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju


64

berjumlah 19 responden, yang menjawab setuju berjumlah 69 responden, yang

menjawab ragu berjumlah 8 pasien, yang menjawab tidak setuju berjumlah 3

responden, dan hanya 1 responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

petugas Puskesmas terampil dalam memberikan pelayanan.

Tabel 11

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Akses Terhadap Pelayanan

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


Proses administrasi di
1. 29 52 15 4 0 406
Puskesmas mudah.
Petugas tidak membeda-
bedakan suku, agama, dan
2. 45 49 3 3 0 436
status pasien dalam
memberikan pelayanan.
Biaya pelayanan di Puskesmas
3. 43 49 4 4 0 431
benar-benar gratis.
x = 424,33 1273

Tabel 11 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal akses terhadap pelayanan sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai administrasi

pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 29

responden, yang menjawab setuju berjumlah 52 responden, yang menjawab

ragu berjumlah 15 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 4 responden,

dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa proses

administrasi di Puskesmas mudah.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai keadilan pemberian

pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 45

responden dan yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab


65

ragu dan tidak setuju sama-sama hanya 3 responden, dan tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak setuju bahwa petugas tidak membeda-bedakan suku,

agama, dan status pasien dalam memberikan pelayanan.

Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai biaya

pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 43

responden, yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab

ragu berjumlah 4 pasien, yang menjawab tidak setuju berjumlah 4 responden,

dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa petugas

Puskesmas terampil dalam memberikan pelayanan.

Tabel 12

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efektivitas

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


1. Jumlah petugas Puskesmas
sudah cukup dalam 29 57 5 9 0 406
memberikan pelayanan.
2. Petugas Puskesmas teliti dalam
21 67 10 2 0 407
memberikan pelayanan.
x = 406,50 813

Tabel 12 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui bahwa

selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan

dalam hal efektivitas sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai jumlah

petugas pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 29 responden, yang menjawab setuju berjumlah 57 responden, yang

menjawab ragu berjumlah 5 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 9

responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

jumlah petugas Puskesmas sudah cukup dalam memberikan pelayanan.


66

Hal tersebut didukung oleh jawaban responden mengenai ketelitian

pemberian pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 21 responden dan yang menjawab setuju berjumlah 67 responden,

yang menjawab ragu berjumlah 10 responden, yang menjawab tidak setuju

hanya 2 responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak

setuju bahwa petugas Puskesmas teliti dalam memberikan pelayanan.

Tabel 13

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Hubungan Antar Manusia

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


1. Petugas Puskesmas
memberikan perhatian terhadap 17 61 16 6 0 389
keadaan pasien.
2. Petugas Puskesmas ramah dan
sabar dalam memberikan 35 49 10 6 0 413
pelayanan.
3. Petugas Puskesmas menerima
dan mendengarkan keluhan 22 60 13 5 0 399
pasien dengan baik.
x = 400,33 1201

Tabel 13 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal hubungan antar manusia sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai perhatian

petugas pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 17 responden, yang menjawab setuju berjumlah 61 responden, yang

menjawab ragu berjumlah 16 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 6

responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

Petugas Puskesmas memberikan perhatian terhadap keadaan pasien.


67

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai sikap petugas

pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 35

responden dan yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab

ragu berjumlah 10 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 6 responden,

dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa Petugas

Puskesmas ramah dan sabar dalam memberikan pelayanan.

Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai penerimaan

keluhan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 22 responden,

yang menjawab setuju berjumlah 60 responden, yang menjawab ragu

berjumlah 13 pasien, yang menjawab tidak setuju berjumlah 5 responden, dan

tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa Petugas

Puskesmas menerima dan mendengarkan keluhan pasien dengan baik.

Tabel 14

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efisiensi

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


Petugas Puskesmas tepat waktu
1. 20 55 21 4 0 391
dalam memberikan pelayanan.
Petugas Puskesmas datang ke
2. Puskesmas sesuai jam 27 65 8 0 0 219
kerjanya.
Prosedur pelayanan Puskesmas
3. 4 5 12 63 16 382
berbelit belit.
x = 397,33 1192

Tabel 14 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal efisiensi sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai Kecepatan

pemberian pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju


68

berjumlah 20 responden, yang menjawab setuju berjumlah 55 responden, yang

menjawab ragu berjumlah 21 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 4

responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

Petugas Puskesmas tepat waktu dalam memberikan pelayanan.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai kedisiplinan

petugas pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 27 responden dan yang menjawab setuju berjumlah 65 responden,

yang menjawab ragu berjumlah 8 responden, dan tidak ada responden yang

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa petugas Puskesmas

datang ke Puskesmas sesuai jam kerjanya.

Hal tersebut didukung dari jawaban persepsi responden mengenai

prosedur pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju hanya

berjumlah 4 responden, yang menjawab setuju hanya berjumlah 5 responden,

yang menjawab ragu berjumlah 12 pasien, yang menjawab tidak setuju

berjumlah 63 responden, dan yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 16

responden bahwa Petugas Puskesmas menerima dan mendengarkan keluhan

pasien dengan baik.


69

Tabel 15

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kelangsungan Pelayanan

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


Rekam medis pasien di
1. Puskesmas tercatat dengan 19 58 21 2 0 394
baik.
Petugas Puskesmas
memberikan penjelasan yang
2. 14 70 13 3 0 395
lengkap dalam memberikan
pelayanan.
Petugas Puskesmas
3. memberikan rujukan sesuai 29 58 12 1 0 415
dengan kebutuhan pasien.
x = 401,33 1204

Tabel 15 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal kelangsungan pelayanan sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai rekam

medis pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju

berjumlah 19 responden, yang menjawab setuju berjumlah 58 responden, yang

menjawab ragu berjumlah 21 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 2

responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

rekam medis pasien di Puskesmas tercatat dengan baik.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai kejelasan informasi,

responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 14 responden dan yang

menjawab setuju berjumlah 70 responden, yang menjawab ragu berjumlah 13

responden, yang menjawab tidak setuju hanya 3 responden, dan tidak ada

responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa petugas Puskesmas

memberikan penjelasan yang lengkap dalam memberikan pelayanan.


70

Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai pemberian

rujukan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 29 responden,

yang menjawab setuju berjumlah 58 responden, yang menjawab ragu

berjumlah 12 pasien, yang menjawab tidak setuju hanya berjumlah 1

responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa

Petugas Puskesmas memberikan rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien.

Tabel 16

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Keamanan

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


Obat-obatan yang diberikan
1. petugas Puskesmas sesuai 17 81 2 0 0 415
dengan resep dokter.
Alat yang digunakan petugas
2. Puskesmas dalam melayani 27 60 11 2 0 412
pasien layak digunakan.
x = 413,50 827

Tabel 16 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal keamanan sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai pemberian

obat-obatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 17 responden,

yang menjawab setuju berjumlah 81 responden, yang menjawab ragu hanya

berjumlah 2 responden, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju bahwa obat-obatan yang diberikan petugas Puskesmas

sesuai dengan resep dokter.

Hal tersebut didukung oleh jawaban responden mengenai peralatan

yang digunakan pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab


71

sangat setuju berjumlah 27 responden, yang menjawab setuju berjumlah 60

responden, yang menjawab ragu berjumlah 11 pasien, yang menjawab tidak

setuju hanya berjumlah 2 responden, dan tidak ada responden yang menjawab

sangat tidak setuju bahwa alat yang digunakan petugas Puskesmas dalam

melayani pasien layak digunakan.

Tabel 17

Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kenyamanan dan Kenikmatan

No. Pernyataan SS S R TS STS Skor


Kondisi lingkungan Puskesmas
1. 2 8 6 50 34 406
kotor.
Fasilitas fisik seperti gedung
2. dan ruang tunggu Puskesmas 49 49 2 0 0 447
layak untuk digunakan.
Data dan rahasia pasien
3. 29 64 6 1 0 421
tersimpan dengan aman.
x = 424,67 1274

Tabel 17 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui

bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan

Kembangan dalam hal kenyamanan dan kenikmatan sudah sangat baik.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai kebersihan

lingkungan tempat pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat

setuju hanya berjumlah 2 responden, yang menjawab setuju hanya berjumlah 8

responden, yang menjawab ragu hanya berjumlah 6 responden, yang menjawab

tidak setuju berjumlah 50 responden, dan yang menjawab sangat tidak setuju

berjumlah 34 responden bahwa kondisi lingkungan Puskesmas kotor.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai fasilitas tempat

pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 49

responden dan yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab


72

ragu hanya berjumlah 2 responden, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju bahwa fasilitas fisik seperti gedung dan ruang tunggu

Puskesmas layak untuk digunakan.

Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai kerahasiaan

pasien, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 29 responden, yang

menjawab setuju berjumlah 64 responden, yang menjawab ragu berjumlah 6

pasien, yang menjawab tidak setuju hanya berjumlah 1 responden, dan tidak

ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa data dan rahasia

pasien tersimpan dengan aman.

E. Analisis dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diintepretasikan.

Intepretasi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata

setiap dimensi variabel penelitian.


73

Berikut ini data dari hasil penyebaran angket terhadap 100 responden

yang terdiri dari delapan dimensi:

Tabel 18

Kategori Nilai Jawaban Responen

Nilai
Nilai Skor Kategori
No Dimensi Skor Harapan P = NS/NH x 100%
(NS) Nilai
(NH)
Kompetensi 1264/100 = 12,64/15 x 100% =
1. 1264 3 x 5 = 15 Baik
Teknis 12,64 84,27%
Akses Terhadap 1273/100 = 12,73/15 x 100% =
2. 1273 3 x 5 = 15 Baik
Pelayanan 12,73 84,87%
813/100 = 8,13/10 x 100% =
3. Efektivitas 813 2 x 5 = 10 Baik
8,13 81,3%
Hubungan Antar 1201/100 = 12,01/15 x 100% =
4. 1201 3 x 5 = 15 Baik
Manusia 12,01 80,07%
1192/100 = 11,92/15 x 100% =
5. Efisiensi 1192 3 x 5 = 15 Baik
11,92 79,47%
Kelangsungan 1204/100 = 12,04/15 x 100% =
6. 1204 3 x 5 = 15 Baik
Pelayanan 12,04 80,27%
827/100 = 8,27/10 x 100% =
7. Keamanan 827 2 x 5 = 10 Baik
8,27 82,7%
Kenyamanan 1274/100 12,74/15 x 100% =
8. 1274 3 x 5 = 15 Baik
dan Kenikmatan =12,74 84,93%

9048/100 = 90,48/110 x 100% =


Rata-rata 9048 22x5 =110 Baik
90,48 83,25%
74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di bab sebelumnya,

maka diperoleh hasil penelitian bahwa mutu pelayanan kesehatan peserta

Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan sudah

tergolong baik, dengan hasil persentase sebesar 83,25%.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyadari

bahwa masih terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis

memberikan beberapa saran sebagai pertimbangan dalam penyempurnaan

penelitian selanjutnya, baik berupa saran teoritis dan saran praktis. Adapun

saran teoritis dan saran praktis adalah sebagai berikut:

1. Saran teoritis

a. Dalam melakukan adaptasi terhadap alat ukur penelitian yang sudah ada

(baku), sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan bahasa yang lebih

mudah dipahami oleh responden.

b. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat ukur

yang berbeda dan lebih terbaru dari alat ukur pada penelitian ini. Agar

mendapat perbandingan antara alat ukur pada penelitian ini dengan alat

ukur pada penelitian selanjutnya.

74
75

2. Saran praktis

a. Pihak Puskesmas harus dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jaminan

Kesehatan Nasional.

b. Pemerintah melalui instansi-instansi terkait harus lebih mensosialisasikan

lagi program Jaminan Kesehatan Nasional kepada masyarakat luas.


76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta, 2005.


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta: 2002.
Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Abdul Jabar, Cepi. Evaluasi Program
Pendidikan PedomanTeoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Azwar, Azrul. Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu. Jakarta: Yayasan
Penerbitan IDI, 1996.
Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara,
1996.
Dongoran, A. “Peserta BPJS Kesehatan Sudah Tembus 116 Juta Jiwa.”
Artikeldiakses pada 22 Februari 2014 pukul 0.07 dari
http://techno.okezone.com/read/2014/02/13/457/940086/peserta-bpjs-
kesehatan-sudah-tembus-116-juta-jiwa.
A. Gde Muninjaya, A. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC,
2011.
Burhan Bungin, M. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2008.
Danapriatna, Nana dan Setiawan, Roni. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2005.
H. Situmorang, Chazali. Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia. Depok: Cinta
Indonesia, 2013.
Idrus, Muhammad Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi Gaung
Persada Press Group, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. “Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?”
Artikel diakses pada 1 Maret 2014 pukul 21.56 dari
http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1.
Kementerian Kesehatan RI. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta:
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buku Saku FAK BPJS Kesehatan. Jakarta :
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan., 2013.
Kementerian Kesehatan RI. “Tentang Pembiayaan Kesehatan.” Artikel diakses
pada 26 Maret 2014 pukul 21.30 dari
http://www.ppjk.depkes.go.id/index2.php?option=com_content&do_pd
f=1&id=84.
Lampung Post. “Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi.”
Artikel diakses pada 18 Maret 2014 pukul 21.17
darihttp://lampost.co/berita/angka-kematian-ibu-dan-bayi-di-indonesia-
masih-tinggi.
Lumenta, Benyamin. Pelayanan Medis Citra, Konflik dan Harapan Tinjauan
Fenomena Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 1989.
Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
77

Nasution, S. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.


Notoatmodjo, Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2005.
N. Nasution, M. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Priyatno, Duwi. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2009.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005..
Poltak Sinambela, Lijan. Reformasi Pelayanan Publik, (Teori, Kebijakan, dan
Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Ratminto dan Septi Winarsih, Atik. Manajemen Pelayanan-Pengembangan
Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan
Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Rukminto Adi, Isbandi. Ilmu Kesejahteran Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta:
FISIP UI Press, 2005.
R. Hatta, Gemala. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press, 2008.
Salam, Syamsir dan Arifin, Jaenal. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006.
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1995.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011.
Subana, M. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alvabeta, 2009.
Tim Strategi Nasional. Penanggulangan Kemiskinan. Tim Penyusun Komite
Penanggulangan Kemiskinan.
Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia, 2002.
Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol I. Surabaya:
Airlangga University Press, 1999.
LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN

Nama/Inisial Responden :

Jenis Kelamin :L/P

Usia : ....... Tahun

Pendidikan Terakhir : SD / SMP / SMA / D3-S1 / S2-S3

Pekerjaan : Buruh / Ibu Rumah Tangga / Pedagang /


Lainnya

Petunjuk:

1. Isilah dengan tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda setujui.
2. Jawablah dengan jujur yang sesuai dengan hati nurani anda.
3. Kerahasiaan jawaban dijaga oleh peneliti.
4. Keterangan pilihan jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN SS S R TS STS
1. Petugas Puskesmas datang ke Puskesmas
sesuai jam kerjanya.
2. Penampilan petugas Puskesmas rapi.
3. Petugas Puskesmas terampil dalam
memberikan pelayanan.
4. Prosedur pelayanan Puskesmas berbelit belit.
5. Biaya pelayanan di Puskesmas benar-benar
gratis.
6. Proses administrasi di Puskesmas mudah.
7. Petugas Puskesmas selalu siap membantu
pasien.
8. Obat-obatan yang diberikan petugas Puskesmas
sesuai dengan resep dokter.
9. Petugas Puskesmas ramah dan sabar dalam
memberikan pelayanan.
10. Petugas tidak membeda-bedakan suku, agama,
dan status pasien dalam memberikan
pelayanan.
11. Petugas Puskesmas memberikan penjelasan
yang lengkap dalam memberikan pelayanan.
12. Petugas Puskesmas teliti dalam memberikan
pelayanan.
13. Petugas Puskesmas tepat waktu dalam
memberikan pelayanan.
14. Petugas Puskesmas memberikan perhatian
terhadap keadaan pasien.
15. Data dan rahasia pasien tersimpan dengan
aman.
16. Kondisi lingkungan Puskesmas kotor.
17. Alat yang digunakan petugas Puskesmas dalam
melayani pasien layak digunakan.
18. Fasilitas fisik seperti gedung dan ruang tunggu
Puskesmas layak untuk digunakan.
19. Petugas Puskesmas menerimadan
mendengarkan keluhan pasien dengan baik.
20. Rekam medis pasien di Puskesmas tercatat
dengan baik.
21. Petugas Puskesmas memberikan rujukan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
22. Jumlah petugas Puskesmas sudah cukup dalam
memberikan pelayanan.
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Butir1 86.29 79.642 .481 .911

Butir2 85.90 81.364 .356 .913

Butir3 86.46 77.402 .564 .909

Butir4 86.66 76.105 .500 .911

Butir5 86.17 80.284 .302 .915

Butir6 86.42 75.943 .610 .908

Butir7 86.44 74.411 .826 .903

Butir8 86.33 80.264 .592 .910

Butir9 86.35 76.896 .499 .911

Butir10 86.12 76.794 .623 .908

Butir11 86.53 76.938 .680 .907

Butir12 86.41 76.507 .724 .906

Butir13 86.57 74.147 .777 .904

Butir14 86.59 74.931 .716 .905


Butir15 86.27 80.846 .339 .913

Butir16 86.42 78.751 .304 .917

Butir17 86.36 77.687 .563 .909

Butir18 86.01 81.384 .320 .913

Butir19 86.49 74.374 .768 .904

Butir20 86.54 76.837 .615 .908

Butir21 86.33 80.345 .341 .913

Butir22 86.42 74.994 .626 .907


Tabulasi Skor Jawaban Responden

Jenis
No Responden Usia Pendidikan Pekerjaan Jumlah
Kelamin
1. R1 1 2 3 1 96
2. R2 1 2 3 1 95
3. R3 2 3 1 2 101
4. R4 2 2 2 3 85
5. R5 2 1 3 4 89
6. R6 2 2 3 2 90
7. R7 1 2 2 1 108
8. R8 2 2 2 2 91
9. R9 2 2 2 2 95
10. R10 1 2 2 2 101
11. R11 2 2 1 2 84
12. R12 2 2 3 2 92
13. R13 2 2 3 2 100
14. R14 2 3 3 4 92
15. R15 1 1 4 4 85
16. R16 1 2 2 1 91
17. R17 1 2 4 4 96
18. R18 2 2 3 2 91
19. R19 2 1 3 3 75
20. R20 2 3 3 2 84
21. R21 2 2 2 2 97
22. R22 2 2 1 2 91
23. R23 2 3 1 2 89
24. R24 1 2 3 4 91
25. R25 1 3 1 1 110
26. R26 1 2 1 1 84
27. R27 1 3 1 1 93
28. R28 2 3 2 2 95
29. R29 2 2 2 3 87
30. R30 1 2 3 4 92
31. R31 2 1 3 3 77
32. R32 1 1 3 2 81
33. R33 2 2 3 1 101
34. R34 1 2 2 1 98
35. R35 2 2 2 2 62
36. R36 2 1 3 4 93
37. R37 2 4 2 2 104
38. R38 2 2 3 4 99
39. R39 1 2 2 1 96
40. R40 2 3 2 2 85
41. R41 1 2 3 1 99
42. R42 1 3 2 1 88
43. R43 2 4 4 2 89
44. R44 2 3 3 4 87
45. R45 2 1 4 4 85
46. R46 1 3 1 3 110
47. R47 1 3 3 3 89
48. R48 2 2 3 2 91
49. R49 1 2 3 1 95
50. R50 2 2 3 2 93
51. R51 2 2 3 1 92
52. R52 2 4 1 2 106
53. R53 2 1 2 1 74
54. R54 1 3 4 1 100
55. R55 1 2 3 1 87
56. R56 2 2 2 2 94
57. R57 2 2 1 2 84
58. R58 1 2 3 2 84
59. R59 2 3 2 2 102
60. R60 1 2 3 1 87
61. R61 2 2 3 2 84
62. R62 2 2 3 2 98
63. R63 2 2 2 2 73
64. R64 1 2 3 1 87
65. R65 2 3 1 2 92
66. R66 2 3 2 2 85
67. R67 2 3 1 2 110
68. R68 1 2 3 1 92
69. R69 1 4 4 4 76
70. R70 2 2 2 1 92
71. R71 1 4 3 4 104
72. R72 2 1 3 2 78
73. R73 2 3 3 2 108
74. R74 1 3 3 2 92
75. R75 1 3 4 1 72
76. R76 2 3 2 2 88
77. R77 2 3 1 2 91
78. R78 1 2 3 4 78
79. R79 1 2 3 4 90
80. R80 2 2 3 2 88
81. R81 1 3 2 3 89
82. R82 1 2 3 2 91
83. R83 1 2 3 1 84
84. R84 2 3 1 2 110
85. R85 2 3 2 2 94
86. R86 1 3 2 2 87
87. R87 2 2 2 2 94
88. R88 2 2 3 2 92
89. R89 2 4 4 4 89
90. R90 1 2 1 3 85
91. R91 2 4 3 2 88
92. R92 1 2 2 1 67
93. R93 1 3 1 4 94
94. R94 1 4 2 1 92
95. R95 2 4 4 2 76
96. R96 2 2 4 4 82
97. R97 1 2 3 3 97
98. R98 1 2 3 1 89
99. R99 1 2 3 1 92
100. R100 1 4 4 4 76
Correlations

Butir1 Butir2 Butir3 Butir4 Butir5 Butir6 Butir7 Butir8 Butir9 Butir10 Butir11 Butir12 Butir13 Butir14 Butir15 Butir16 Butir17 Butir18 Butir19 Butir20 Butir21 Butir22 Total

Butir1 Pearson Corr. 1 .325** .377** .247* .076 .459** .419** .355** .229* .342** .400** .336** .374** .384** .213* .167 .180 .201* .342** .210* .141 .403** .528**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .013 .453 .000 .000 .000 .022 .000 .000 .001 .000 .000 .034 .097 .074 .044 .001 .036 .163 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir2 Pearson Corr. .325** 1 .346** .280** .028 .355** .254* .312** .308** .299** .257** .390** .357** .010 .097 .311** .153 .216* .152 -.015 .009 .134 .403**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .005 .780 .000 .011 .002 .002 .003 .010 .000 .000 .919 .336 .002 .129 .031 .130 .880 .927 .184 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Uji Validitas

Butir3 Pearson Corr. .377** .346** 1 .295** .146 .465** .437** .448** .347** .322** .420** .416** .408** .352** .235* .196 .341** .324** .448** .295** .214* .413** .615**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .148 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .018 .050 .001 .001 .000 .003 .032 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir4 Pearson Corr. .247* .280** .295** 1 .146 .448** .462** .182 .235* .154 .234* .292** .451** .447** .242* .389** .336** .320** .312** .321** .097 .348** .572**

Sig. (2-tailed) .013 .005 .003 .148 .000 .000 .070 .019 .127 .019 .003 .000 .000 .015 .000 .001 .001 .002 .001 .337 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir5 Pearson Corr. .076 .028 .146 .146 1 .410** .252* .346** .183 .316** .276** .129 .106 .356** .011 .262** .170 .087 .283** .275** -.035 .019 .374**

Sig. (2-tailed) .453 .780 .148 .148 .000 .011 .000 .068 .001 .005 .202 .295 .000 .910 .008 .091 .388 .004 .006 .733 .854 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir6 Pearson Corr. .459** .355** .465** .448** .410** 1 .595** .351** .351** .469** .318** .534** .476** .462** .082 .269** .219* .077 .507** .269** .121 .367** .662**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .415 .007 .029 .449 .000 .007 .231 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir7 Pearson Corr. .419** .254* .437** .462** .252* .595** 1 .509** .414** .707** .609** .716** .721** .705** .324** .149 .509** .138 .761** .571** .451** .533** .849**

Sig. (2-tailed) .000 .011 .000 .000 .011 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .139 .000 .172 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir8 Pearson Corr. .355** .312** .448** .182 .346** .351** .509** 1 .299** .449** .579** .431** .370** .348** .243* .157 .373** .270** .532** .386** .327** .354** .621**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .070 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .015 .118 .000 .007 .000 .000 .001 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir9 Pearson Corr. .229* .308** .347** .235* .183 .351** .414** .299** 1 .414** .424** .493** .409** .219* .088 .312** .209* .270** .380** .226* .169 .368** .565**

Sig. (2-tailed) .022 .002 .000 .019 .068 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .028 .381 .002 .037 .007 .000 .024 .093 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir10 Pearson Corr. .342** .299** .322** .154 .316** .469** .707** .449** .414** 1 .534** .622** .549** .429** .308** .059 .342** .138 .538** .320** .370** .329** .668**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .001 .127 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .559 .000 .172 .000 .001 .000 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir11 Pearson Corr. .400** .257** .420** .234* .276** .318** .609** .579** .424** .534** 1 .630** .612** .547** .247* .073 .424** .309** .627** .435** .264** .487** .716**

Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .019 .005 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .013 .471 .000 .002 .000 .000 .008 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir12 Pearson Corr. .336** .390** .416** .292** .129 .534** .716** .431** .493** .622** .630** 1 .744** .534** .234* .129 .414** .171 .632** .430** .245* .552** .756**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .003 .202 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .019 .201 .000 .089 .000 .000 .014 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir13 Pearson Corr. .374** .357** .408** .451** .106 .476** .721** .370** .409** .549** .612** .744** 1 .643** .338** .205* .461** .179 .664** .569** .374** .632** .809**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .295 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .041 .000 .074 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir14 Pearson Corr. .384** .010 .352** .447** .356** .462** .705** .348** .219* .429** .547** .534** .643** 1 .212* .137 .608** .154 .792** .763** .239* .492** .754**

Sig. (2-tailed) .000 .919 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .028 .000 .000 .000 .000 .034 .175 .000 .127 .000 .000 .017 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Butir15 Pearson Corr. .213* .097 .235* .242* .011 .082 .324** .243* .088 .308** .247* .234* .338** .212* 1 .229* .216* .320** .119 .203* .152 .280** .395**

Sig. (2-tailed) .034 .336 .018 .015 .910 .415 .001 .015 .381 .002 .013 .019 .001 .034 .022 .031 .001 .236 .042 .131 .005 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir16 Pearson Corr. .167 .311** .196 .389** .262** .269** .149 .157 .312** .059 .073 .129 .205* .137 .229* 1 .147 .220* .115 .174 .002 .185 .397**

Sig. (2-tailed) .097 .002 .050 .000 .008 .007 .139 .118 .002 .559 .471 .201 .041 .175 .022 .145 .028 .255 .084 .987 .065 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir17 Pearson Corr. .180 .153 .341** .336** .170 .219* .509** .373** .209* .342** .424** .414** .461** .608** .216* .147 1 .261** .629** .623** .165 .346** .612**

Sig. (2-tailed) .074 .129 .001 .001 .091 .029 .000 .000 .037 .000 .000 .000 .000 .000 .031 .145 .009 .000 .000 .101 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir18 Pearson Corr. .201* .216* .324** .320** .087 .077 .138 .270** .270** .138 .309** .171 .179 .154 .320** .220* .261** 1 .012 .130 -.001 .338** .372**

Sig. (2-tailed) .044 .031 .001 .001 .388 .449 .172 .007 .007 .172 .002 .089 .074 .127 .001 .028 .009 .907 .198 .989 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir19 Pearson Corr. .342** .152 .448** .312** .283** .507** .761** .532** .380** .538** .627** .632** .664** .792** .119 .115 .629** .012 1 .741** .416** .534** .800**

Sig. (2-tailed) .001 .130 .000 .002 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .236 .255 .000 .907 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir20 Pearson Corr. .210* -.015 .295** .321** .275** .269** .571** .386** .226* .320** .435** .430** .569** .763** .203* .174 .623** .130 .741** 1 .308** .406** .661**

Sig. (2-tailed) .036 .880 .003 .001 .006 .007 .000 .000 .024 .001 .000 .000 .000 .000 .042 .084 .000 .198 .000 .002 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir21 Pearson Corr. .141 .009 .214* .097 -.035 .121 .451** .327** .169 .370** .264** .245* .374** .239* .152 .002 .165 -.001 .416** .308** 1 .387** .404**

Sig. (2-tailed) .163 .927 .032 .337 .733 .231 .000 .001 .093 .000 .008 .014 .000 .017 .131 .987 .101 .989 .000 .002 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Butir22 Pearson Corr. .403** .134 .413** .348** .019 .367** .533** .354** .368** .329** .487** .552** .632** .492** .280** .185 .346** .338** .534** .406** .387** 1 .680**
Sig. (2-tailed) .000 .184 .000 .000 .854 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .005 .065 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

TOTAL Pearson Corr. .528** .403** .615** .572** .374** .662** .849** .621** .565** .668** .716** .756** .809** .754** .395** .397** .612** .372** .800** .661** .404** .680** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Uji Reliabilitas
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.913 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

Butir1 86.29 79.642 .481 .911

Butir2 85.90 81.364 .356 .913

Butir3 86.46 77.402 .564 .909

Butir4 86.66 76.105 .500 .911

Butir5 86.17 80.284 .302 .915

Butir6 86.42 75.943 .610 .908

Butir7 86.44 74.411 .826 .903

Butir8 86.33 80.264 .592 .910

Butir9 86.35 76.896 .499 .911

Butir10 86.12 76.794 .623 .908

Butir11 86.53 76.938 .680 .907

Butir12 86.41 76.507 .724 .906

Butir13 86.57 74.147 .777 .904

Butir14 86.59 74.931 .716 .905


Butir15 86.27 80.846 .339 .913

Butir16 86.42 78.751 .304 .917

Butir17 86.36 77.687 .563 .909

Butir18 86.01 81.384 .320 .913

Butir19 86.49 74.374 .768 .904

Butir20 86.54 76.837 .615 .908

Butir21 86.33 80.345 .341 .913

Butir22 86.42 74.994 .626 .907


Tabulasi Skor Jawaban Responden

Jenis
No Responden Usia Pendidikan Pekerjaan Jumlah
Kelamin
1. R1 1 2 3 1 96
2. R2 1 2 3 1 95
3. R3 2 3 1 2 101
4. R4 2 2 2 3 85
5. R5 2 1 3 4 89
6. R6 2 2 3 2 90
7. R7 1 2 2 1 108
8. R8 2 2 2 2 91
9. R9 2 2 2 2 95
10. R10 1 2 2 2 101
11. R11 2 2 1 2 84
12. R12 2 2 3 2 92
13. R13 2 2 3 2 100
14. R14 2 3 3 4 92
15. R15 1 1 4 4 85
16. R16 1 2 2 1 91
17. R17 1 2 4 4 96
18. R18 2 2 3 2 91
19. R19 2 1 3 3 75
20. R20 2 3 3 2 84
21. R21 2 2 2 2 97
22. R22 2 2 1 2 91
23. R23 2 3 1 2 89
24. R24 1 2 3 4 91
25. R25 1 3 1 1 110
26. R26 1 2 1 1 84
27. R27 1 3 1 1 93
28. R28 2 3 2 2 95
29. R29 2 2 2 3 87
30. R30 1 2 3 4 92
31. R31 2 1 3 3 77
32. R32 1 1 3 2 81
33. R33 2 2 3 1 101
34. R34 1 2 2 1 98
35. R35 2 2 2 2 62
36. R36 2 1 3 4 93
37. R37 2 4 2 2 104
38. R38 2 2 3 4 99
39. R39 1 2 2 1 96
40. R40 2 3 2 2 85
41. R41 1 2 3 1 99
42. R42 1 3 2 1 88
43. R43 2 4 4 2 89
44. R44 2 3 3 4 87
45. R45 2 1 4 4 85
46. R46 1 3 1 3 110
47. R47 1 3 3 3 89
48. R48 2 2 3 2 91
49. R49 1 2 3 1 95
50. R50 2 2 3 2 93
51. R51 2 2 3 1 92
52. R52 2 4 1 2 106
53. R53 2 1 2 1 74
54. R54 1 3 4 1 100
55. R55 1 2 3 1 87
56. R56 2 2 2 2 94
57. R57 2 2 1 2 84
58. R58 1 2 3 2 84
59. R59 2 3 2 2 102
60. R60 1 2 3 1 87
61. R61 2 2 3 2 84
62. R62 2 2 3 2 98
63. R63 2 2 2 2 73
64. R64 1 2 3 1 87
65. R65 2 3 1 2 92
66. R66 2 3 2 2 85
67. R67 2 3 1 2 110
68. R68 1 2 3 1 92
69. R69 1 4 4 4 76
70. R70 2 2 2 1 92
71. R71 1 4 3 4 104
72. R72 2 1 3 2 78
73. R73 2 3 3 2 108
74. R74 1 3 3 2 92
75. R75 1 3 4 1 72
76. R76 2 3 2 2 88
77. R77 2 3 1 2 91
78. R78 1 2 3 4 78
79. R79 1 2 3 4 90
80. R80 2 2 3 2 88
81. R81 1 3 2 3 89
82. R82 1 2 3 2 91
83. R83 1 2 3 1 84
84. R84 2 3 1 2 110
85. R85 2 3 2 2 94
86. R86 1 3 2 2 87
87. R87 2 2 2 2 94
88. R88 2 2 3 2 92
89. R89 2 4 4 4 89
90. R90 1 2 1 3 85
91. R91 2 4 3 2 88
92. R92 1 2 2 1 67
93. R93 1 3 1 4 94
94. R94 1 4 2 1 92
95. R95 2 4 4 2 76
96. R96 2 2 4 4 82
97. R97 1 2 3 3 97
98. R98 1 2 3 1 89
99. R99 1 2 3 1 92
100. R100 1 4 4 4 76

Anda mungkin juga menyukai