Makalah Persimpangan
Makalah Persimpangan
Anggota Kelompok:
1. David Keneth. P
2. Dhika Bagaswara
3. Nerissa Arvianadewi
4. Nugroho Dwi Jatmiko
5. Putri Elsari R.
6. Sarah Adistia
2014
Program Studi Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta
Depok
Penyusun
Pendahuluan
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan
jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk
menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka
selalu diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu.Dengan bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan
kemampuan jalan yang terbatas.
Jalan Margonda Raya merupakan akses utama dari dan kekota Jakarta serta
pintu gerbang menuju Kota Depok. Jalan Margonda Raya merupakan pusat utama Kota
Depok dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan kawasan ini juga dilalui
oleh jalur regional Jalan Raya Bogor- Jalan Jagorawi dan sistem tranportasi kereta api
Jakarta-Depok-Bogor. Dengan faktor keuntungan lokasional menjadikan kawasan ini
mempunyai posisi yang cukup strategis dan berakses tinggi. Adapun tata guna lahan
yang ada di sekitar lokasi Jalan Margonda Raya bervariasi mulai dari perdagangan,
pendidikan, jasa, perkantoran sampai dengan pedagang kaki lima sehingga menjadikan
daerah Jalan Margonda Raya menjadi pusat orientasi pergerakan masyarakat baik
dalam kota Depok sendiri maupun dari luar kota Depok. Karena yang menjadi pusat
orientasi dan berdekatan dengan lokasi terminal antar kota yang cukup besar dan
menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan seperti pada Jalan Margonda Raya dan
Jalan Siliwangi. Ditambah lagi Jalan Margonda Raya lokasinya berdekatan dengan
pusat perdagangan (Mall), sarana pendidikan (Universitas) , dan perkantoran.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan survei perhitungan volume lalu
lintas adalah untuk:
1. Mendapatkan data jumlah dan jenis kendaraan yang lewat pada suatu segmen jalan
perkotaan dan simpang bersinyal.
2. Melakukan analisis operasional dan perencanaan suatu segmen dan simpang bersinyal
berdasarkan data riil yang ada dilapangan dengan menggunakan Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI).
Ruang lingkup dan analisis lalu lintas dalam penyusunan laporan ini antara lain:
1. Pengukuran sederhana untuk mendapatkan data primer yaitu data geometrik jalan dan
persimpangan. Meliputi: tipe jalan, panjang segmen jalan, lebar jalur, lebar lajur, lebar
median, lebar separator, lebar bahu, keberadaan kerb, lebar trotoar, lebar pendekat,
lebar masuk persimpangan, tipe alinyemen, marka jalan, rambu lalu lintas dan jenis
perkerasan jalan yang digunakan.
2. Inventarisasi dan identifikasi kondisi lalu lintas yang terdapat pada segmen jalan dan
persimpangan. Meliputi: pemanfaatan bahu jalan, trotoar, dan lingkungan di samping
jalan yang dapat mempengaruhi karakteristik lalu lintas. Contoh: pemanfaatan bahu
jalan untuk PKL atau parkir.
3. Penggambaran potongan melintang segmen jalan yang ditinjau.
Dasar Teori
Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa lengan
dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas (traf fi cli ght ).
Berdasarkan MKJI 1997, adapun tujuan penggunaan sinyal lampu lalu lintas
(traffic light) pada persimpangan antara lain:
A. Lampu hijau (green): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus bergerak maju.
B. Lampu kuning (amber): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus
melakukanantisipasi, apabila memungkinkan harus mengambil keputusan untuk
berlakunya lampu yang berikutnya (apakah hijau atau merah).
C. Lampu merah (red): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus berhenti padasebelum
garis henti (stop line).
Perlu diketahui dengan adanya peraturan lalu lintas yang baru (PP 42 danPP 43
Tahun 1993) untuk kendaraan yang belok kiri selama tidak diatur secara khusus maka
kendaraan boleh belok kiri jalan terus. Perlampuan dengan berbagai nyala lampu
tersebut diterapkan untuk memisahkan pergerakan lalu lintas berdasarkan waktu.
Pemisahan ini diperlukan dengan khususnya untuk jenis konflik primer, namun dalam
hal tertentu dapat juga diterapkan pada kondisi konflik primer. Dalam pengaturan
sinyal tra ffi c li ght , terdapat beberapa parameter,yaitu:
1. Fase adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan
bagikombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas (i = indeks untuk nomor fase).
2. Waktu siklus adalah waktu untuk urutan lengkap dengan indikasi sinyal.
3. Waktu hijau adalah waktu nyala hijau dalam suatu pendekat.
4. Rasio hijau adalah perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus dalamsuatu
pendekat.
5. Waktu merah semua (all red) adalah waktu dengan merah menyala
bersamaandalam pendekat- pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang
berurutan.
Ada beberapa keuntungan dari pemasangan sinyal lalu lintas diantaranya adalah :
A. Dapat mengurangi tingkat kecelakaan terutama pada jalan simpang, akibat terjadi
konflik untuk kendaraan-kendaraan dari arah berlawanan.
B. Menghindari kemacetan simpang selama periode jam sibuk karena semua
kendaraan berjalan sesuai kapasitas yang ditentukan.
C. Memberi kesempatan bagi kendaraan atau orang/pejalan kaki dari jalan
simpang untuk memotong jalan utama
D. Meningkatkan tingkat efisien simpang dengan meminimumkan panjang
antrian kendaraan, waktu tunda ataupun rasio kendaraan terhenti.
E. Mempertahankan arus kendaraan simpang terutama pada saat kondisi lalu lintas
jam puncak (peak hour).
tersedianya data lalu-lintas, manual ini dapat digunakan untuk menghitung waktu-
sinyal terbaik bagi setiap kondisi.
Jika pertimbangan keselamatan lalu-lintas atau pembatasan-pembatasan
kapasitas memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka
banyaknya fase harus ditambah. gambar 2.7. menunjukan contoh-contoh rencana fase
yang berlainan untuk keperluan tersebut. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya
akan menambah waktu siklus dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian
Dalam mengevaluasi masalah kemacetan yang terjadi pada suatu simpang yang
akan dievaluasi meliputi:
a. Kapasitas jalan.
b. Derajat kejenuhan.
c. Tundaan dan panjang antrian.
d. Hambatan samping.
BAB III
3.4 Perhitungan
Adapun pembahasan perhitungan terdapat pada Lampiran, dengan berdasarkan
cara perhitungan tabulasi pada MKJI.
Sinyal lalu lintas yang ada di Jalan Margonda Raya – Jalan Arif Rahman Hakim
(Depok) bekerja dalam pengaturan tiga fase dengan hijau awal pada pendekat Timur.
Dari hasil keenam arah persimpangan Arif Rahman Hakim didapatkan nilai SMP
maksimum pada jam 17.15 – 18.15
5. Menentukan FSF
6. Menentukan IFR
Penutup
I. Kesimpulan
Pada survey simpang bersinyal akan diketahui perilaku lalu lintas pada sebuah
persimpangan. Panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan adalah tiga hal yg
menjadi tolak ukur utama untuk analisa perilaku persimpangan. Dengan kata lain, tiga
hal tersebut saling berhubungan satu sama lain dan ketiganya memiliki prinsip dasar
yang saling berkaitan.
Pada survey simpang bersinyal yang kami lakukan di persimpangan juanda,
dapat dilihat panjang antrian, kendaraan terhenti, tundaan pada SIG V (terlampir).
Dengan membandingkan nilai panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan dapat
ditarik kesimpulan yakni pada persimpangan Jl. Aruf Rahman Hakim tergolong macet
II. Saran
Saran ini digunakan jika tindakan perubahan fase sinyal tidak memungkinkan. Hal ini
dilakukan, karena kondisi eksisting yang terjadi adalah jarak pandang antar lengan
simpang yang sangat berdekatan yang dapat megakibatkan konflik lalu lintas ketika
sinyal per fase berada di posisi sinyal hijau. Sehingga, memicu para pengendara untuk
melakukan pelanggaran lalu lintas. Apalagi, waktu amber yang didapatkan hanya 2
detik di tiap fase.