Anda di halaman 1dari 31

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim

Anggota Kelompok:
1. David Keneth. P
2. Dhika Bagaswara
3. Nerissa Arvianadewi
4. Nugroho Dwi Jatmiko
5. Putri Elsari R.
6. Sarah Adistia

Survey Lalu Lintas


Konstruksi Jalan Raya 2

2014
Program Studi Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta
Depok

Survey Lalu Lintas Ruas Kampus D Gunadarma - Juanda


KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum, wr., wb.,


Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong kami menyelesaikan laporan ini.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik.
Laporan ini berisikan hasil survey kami mengenai banyaknya volume kendaraan yang
melewati persimpangan Arif Rahman Hakim serta mengetahui jam sibuknya.
Walaupun demikian, laporan ini masih memiliki banyak kekurangan dan belum
bisa dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh dari itu, saran
dan kritik yang membangun benar-benar kami harapkan agar mampu memberikan kami
pengetahuan lebih dalam membuat laporan di lain waktu.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih pada pihak yang telah membantu kami
menyelesaikan laporan ini dari awal hingga akhir. Terutama kepada Bapak Zainal
selaku dosen Konstruksi Jalan Raya II yang telah membimbing kami dalam pembuatan
laporan ini.
Kami harap, laporan ini mampu memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Wassalammu’alaikum, wr., wb.

Depok, 17 April 2014

Penyusun

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3


I. Latar belakang ..................................................................................... 3
II. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 4
III. Ruang Lingkup Survey dan Analisis Lalu Lintas .............................. 4

BAB II DASAR PERENCANAAN DAN PENJADWALAN ............................ 6


I. Simpang Bersinyal ............................................................................... 6
II. Tujuan Pengaturan Simpang ................................................................ 6
III. Gerakan Lalu Lintas Pada Persimpangan ............................................. 6
IV. Karakteristik Arus Lalu Lintas ............................................................ 7
V. Lampu Lalu Lintas ............................................................................ 12
VI. Kapasitas Ruas Jalan .......................................................................... 12
VII. Hambatan Samping....... ................................................................... 17
VIII. Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar. ..................................... 17

BAB III Analisis dan Hasil Survey..................................................................... 19


I. Data Suvey .............................................................................................. 19
II. Analisis ............................................................................................... 20
III. Pengisian Form ................................................................................... 21

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 22


I. Kesimpulan......................................................................................... 22
II. Saran. .................................................................................................. 22
Lampiran. ......................................................................................................... .. 23

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 2


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan
jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk
menjamin agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka
selalu diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu.Dengan bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan
kemampuan jalan yang terbatas.

Jalan Margonda Raya merupakan akses utama dari dan kekota Jakarta serta
pintu gerbang menuju Kota Depok. Jalan Margonda Raya merupakan pusat utama Kota
Depok dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan kawasan ini juga dilalui
oleh jalur regional Jalan Raya Bogor- Jalan Jagorawi dan sistem tranportasi kereta api
Jakarta-Depok-Bogor. Dengan faktor keuntungan lokasional menjadikan kawasan ini
mempunyai posisi yang cukup strategis dan berakses tinggi. Adapun tata guna lahan
yang ada di sekitar lokasi Jalan Margonda Raya bervariasi mulai dari perdagangan,
pendidikan, jasa, perkantoran sampai dengan pedagang kaki lima sehingga menjadikan
daerah Jalan Margonda Raya menjadi pusat orientasi pergerakan masyarakat baik
dalam kota Depok sendiri maupun dari luar kota Depok. Karena yang menjadi pusat
orientasi dan berdekatan dengan lokasi terminal antar kota yang cukup besar dan
menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan seperti pada Jalan Margonda Raya dan
Jalan Siliwangi. Ditambah lagi Jalan Margonda Raya lokasinya berdekatan dengan
pusat perdagangan (Mall), sarana pendidikan (Universitas) , dan perkantoran.

Jalan Margonda Raya – Jalan Siliwangi diklasifikasikan sebagai jalan arteri.


Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri–ciri perjalanan
jarak jauh kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien, dengan
peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Persimpangan pada
jalan arteri diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya.
Jalan arteri mempunyai kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 3


Dari tahun ke tahun, dapat kita lihat peningkatan volume lalu lintas yang
melintasi jalur ini, seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Wilayah
Depok.Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir Jalan Margonda Raya – Siliwangi
masih terlihat padat walaupun sudah dilakukan pelebaran jalan.Oleh karena itu, jalur ini
perlu ditinjau dan daianalisa kembali kesesuaian antara kondisi jalan dan kondisi lalu
lintasnya, apakah masih sesuai dengan klasifikasinya sebagai jalan arteri di Wilayah
Depok.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan survei perhitungan volume lalu
lintas adalah untuk:

1. Mendapatkan data jumlah dan jenis kendaraan yang lewat pada suatu segmen jalan
perkotaan dan simpang bersinyal.

2. Melakukan analisis operasional dan perencanaan suatu segmen dan simpang bersinyal
berdasarkan data riil yang ada dilapangan dengan menggunakan Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI).

1.3 Ruang Lingkup Survei dan Analisis Lalu Lintas

Ruang lingkup dan analisis lalu lintas dalam penyusunan laporan ini antara lain:

1. Pengukuran sederhana untuk mendapatkan data primer yaitu data geometrik jalan dan
persimpangan. Meliputi: tipe jalan, panjang segmen jalan, lebar jalur, lebar lajur, lebar
median, lebar separator, lebar bahu, keberadaan kerb, lebar trotoar, lebar pendekat,
lebar masuk persimpangan, tipe alinyemen, marka jalan, rambu lalu lintas dan jenis
perkerasan jalan yang digunakan.
2. Inventarisasi dan identifikasi kondisi lalu lintas yang terdapat pada segmen jalan dan
persimpangan. Meliputi: pemanfaatan bahu jalan, trotoar, dan lingkungan di samping
jalan yang dapat mempengaruhi karakteristik lalu lintas. Contoh: pemanfaatan bahu
jalan untuk PKL atau parkir.
3. Penggambaran potongan melintang segmen jalan yang ditinjau.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 4


4. Penggambaran hasil pengukuran sederhana dan inventarisasi permasalahan dalam peta
situasi.
5. Perhitungan dan pencatatan lalu lintas secara manual yang terklasifikasi berdasarkan
jenis kendaraan serta gerakan kendaraan yang telah ditentukan pada segmen jalan dan
persimpangan. Semua kendaraan yang lewat harus dihitung, kecuali kendaraan-
kendaraan khusus misalnya: mesin gilas, grader, kendaraan konvoi militer, tank-tank
baja, pemadam kebakaran dan lain-lain.
6. Pencatatan hambatan samping yang terjadi di sepanjang segmen jalan berdasarkan
klasifikasi yang ditentukan untuk interval waktu 1 jam dan interval jarak 200 meter.
7. Identifikasi fase sinyal yang digunakan dalam persimpangan. Meliputi: jumlah fase,
gerakan kendaraan dan waktu sinyal pada setiap fase, pengaturan belok kiri langsung,
dan waktu siklus yang digunakan.
8. Analisis operasional dan perencanaan segmen jalan dan simpang bersinyal yang
ditinjau dengan menggunakan MKJI.
9. Dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 5


BAB II

Dasar Teori

2.1. Simpang Bersinyal


Persimpangan yaitu dua ruas jalan atau lebih yang saling memotong atau saling
bersilangan. (Direktorat Jendral Bina Marga : 1992 )

Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa lengan
dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas (traf fi cli ght ).

Berdasarkan MKJI 1997, adapun tujuan penggunaan sinyal lampu lalu lintas
(traffic light) pada persimpangan antara lain:

1. Menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalulintaskendaraan dari


masing-masing lengan.
2. Memberi kesempatan kepada kendaraan/dan pejalan kaki yang berasal dari jalan kecil
untuk memotong ke jalan utama.
3. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakanantarakendaraan-
kendaraan dari arah yang bertentangan.

2.2. Tujuan Pengaturan Simpang


Tujuan utama dari pengaturan lalu lintas umumnya adalah untuk
menjaga keselamatan arus lalu lintas dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
dan terarah, tidak menimbulkan keraguan. Pengaturan lalu lintas di simpang
dapat dicapai dengan menggunakan lampu lalu lintas, marka dan rambu-rambu yang
mengatur, mengarahkan, dan memperingati serta pulau-pulau lalu lintas.

Selanjutnya dari pemilihan pengaturan Simpang dapat ditentukan tujuanyang


ingin dicapai seperti:

1. Mengurangi maupun menghindarkan kemungkinan terjadinya kecelakaanyang berasal


dari berbagai kondisi titik konflik.
2. Menjaga kapasitas dari Simpang agar dalam operasinya dapat dicapai pemanfaatan
simpang yang sesuai dengan rencana.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 6


3. Dalam operasinya dari pengaturan simpang harus memberikan petunjuk yang jelas dan
pasti serta sederhana, mengarahkan arus lalu lintas pada tempatnyayang sesuai.

2.3. Gerakan Lalu Lintas pada Persimpangan


Terdapat empat bentuk tipe dasar pergerakan lalu lintas padapersimpangan
yang dilihat dari sifat dan tujuan gerakan, yaitu:

2.3.1 Diverging (gerakan memisah)


Peristiwa berpencarnya kendaraan yang melewati suatu ruas jalan ketika kendaraan
tersebut sampai pada titik persimpangan. Konflik ini dapat terjadi pada saat kendaraan
melakukan gerakan membelok atau berganti jalur.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 7


2.3.2 Merging (gerakan bergabung)
Peristiwa bergabungnya kendaraan yang bergerak dari beberapa ruas jalan ketika
bergabung pada suatu titik persimpangan, dan juga pada saat kendaraan melakukan
pergerakan membelok dan bergabung.

2.3.3 Weaving (gerakan menyilang)


Peristiwa terjadinya perpindahan jalur atau jalinan arus kendaraan menuju
pendekat lain. Gerakan ini merupakan perpaduan dari gerakan di ver gin g dan
merging.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 8


2.3.4 Crossing (gerakan memotong)
Peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari satu jalur ke jalur lain pada
persimpangan, biasanya keadaan demikian akan menimbulkan titik konflik pada
persimpangan. Tipe dasar gerakan crossing

2.4. Lampu Lalu Lintas (Signalized Junction)


Pengendalian persimpangan dengan lampu alu lintas ini memberikan hak berjalan
pertama kepada fase tertentu kemudian rambu lalu lintas serupa kepada fase lainnya.
Masing-masing pergerakan mendapatkan kesempatan melintasi persimpangan dalam
suatu jangka waktu tertentu dan pada saat berbeda-beda, serta dipengaruhi oleh
susunan fisik persimpangan, jenis pengontrolan, volume lalu lintas, pola dan arah lalu lintas.
Lampu lalu lintas (traffic light) adalah suatu alat kendali dengan menggunakan
lampu yang terpasang pada persimpangan dengan tujuan untuk mengatur arus lalu
lintas. Pengaturan arus lalu lintas pada persimpangan pada dasarnya dimaksudkan
untuk bagaimana pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan
kendaraan (vehicle group movements) dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak
saling mengganggu antar arus yang ada.Ada berbagai jenis kendali dengan menggunakan lampu
lalu lintas dimana pertimbangan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi
persimpangan yangada seperti volume, geometrik simpang dan sebagainya.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 9


2.5. Karakteristik Traffic Li ght
Kondisi geometrik dan lalu lintas (demand ) akan berpengaruh terhadap
kapasitas dan kinerja lalu lintas pada persimpangan. Oleh karena itu, perencana
harus dapat merancang sedemikian rupa sehingga mampu mendistribusikan waktu
kepada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan secara proporsiona lsehingga
memberikan kinerja yang sebaik-baiknya. Menurut Webster dan Cobbe (1956) optimasi
lampu berdasarkan tundaan yang minimum. Sistem perlampuan lalu lintas
menggunakan jenis lampu sebagai berikut:

A. Lampu hijau (green): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus bergerak maju.
B. Lampu kuning (amber): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus
melakukanantisipasi, apabila memungkinkan harus mengambil keputusan untuk
berlakunya lampu yang berikutnya (apakah hijau atau merah).
C. Lampu merah (red): kendaraan yang mendapatkan isyarat harus berhenti padasebelum
garis henti (stop line).

Perlu diketahui dengan adanya peraturan lalu lintas yang baru (PP 42 danPP 43
Tahun 1993) untuk kendaraan yang belok kiri selama tidak diatur secara khusus maka
kendaraan boleh belok kiri jalan terus. Perlampuan dengan berbagai nyala lampu
tersebut diterapkan untuk memisahkan pergerakan lalu lintas berdasarkan waktu.
Pemisahan ini diperlukan dengan khususnya untuk jenis konflik primer, namun dalam
hal tertentu dapat juga diterapkan pada kondisi konflik primer. Dalam pengaturan
sinyal tra ffi c li ght , terdapat beberapa parameter,yaitu:

1. Fase adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan
bagikombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas (i = indeks untuk nomor fase).
2. Waktu siklus adalah waktu untuk urutan lengkap dengan indikasi sinyal.
3. Waktu hijau adalah waktu nyala hijau dalam suatu pendekat.
4. Rasio hijau adalah perbandingan antara waktu hijau dan waktu siklus dalamsuatu
pendekat.
5. Waktu merah semua (all red) adalah waktu dengan merah menyala
bersamaandalam pendekat- pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang
berurutan.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 10


6. Waktu kuning adalah waktu dengan lampu kuning dinyalakan setelah hijaudalam
suatu pendekat.
7. Antar hijau adalah periode kuning+merah semua antar dua fase sinyal
yangberurutan.
8. Waktu hilang adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang
lengkap. Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda antara waktu siklusdengan
jumlah waktu hijau dalam semua fase yang berurutan.
9. Sinyal diterapkan untuk memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu
lintasyang saling bertentangan dalam satu dimensi waktu.

Ada beberapa keuntungan dari pemasangan sinyal lalu lintas diantaranya adalah :

A. Dapat mengurangi tingkat kecelakaan terutama pada jalan simpang, akibat terjadi
konflik untuk kendaraan-kendaraan dari arah berlawanan.
B. Menghindari kemacetan simpang selama periode jam sibuk karena semua
kendaraan berjalan sesuai kapasitas yang ditentukan.
C. Memberi kesempatan bagi kendaraan atau orang/pejalan kaki dari jalan
simpang untuk memotong jalan utama
D. Meningkatkan tingkat efisien simpang dengan meminimumkan panjang
antrian kendaraan, waktu tunda ataupun rasio kendaraan terhenti.
E. Mempertahankan arus kendaraan simpang terutama pada saat kondisi lalu lintas
jam puncak (peak hour).

2.6. Karakteristik Sinyal Lalu Lintas


Untuk sebagian besar fasilitas jalan, kapasitas dan perilaku lalu-lintas terutama
adalah fungsi dari keadaan geometrik dan tuntutan lalu-Iintas. Dengan menggunakan
sinyal, perancang/insinyur dapatmendistribusikan kapasitas kepada berbagai pendekat
melalui pengalokasian waktu hijau pada masing pendekat. Maka dari itu untuk
menghitung kapasitas dan perilaku lalu-Iintas, pertama-tama perluditentukan fase dan
waktu sinyal yang paling sesuai untuk kondisi yang ditinjau.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 11


Penggunaan sinyal dengan lampu tiga-warna (hijau, kuning, merah) diterapkan
untuk memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu-lintas yang sating
bertentangan dalam dimensi waktu. Hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi
gerakan-gerakan lalu-lintas yang datang dari jalan jalan yang saling berpotongan =
konflik-konflik utama. Sinyal-sinyal dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan
membelok dari lalu-lintas lurus melawan, atau untuk memisahkan gerakan lalu- lintas
membelok dari pejalan-kaki yang menyeberang = konflik-konflik kedua, lihat gambar
di atas
Jika hanya konflik-konflik primer yang dipisahkan, maka adalah mungkin untuk
mengatur sinyal lampu lalu-lintas hanya dengan dua fase, masing-masing sebuah untuk
jalan yang berpotongan, sebagaimana ditunjukan dalam gambar dibawah. Metoda ini
selalu dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu simpang telah
dilarang. Karena pengaturan dua fase memberikan kapasitas tertinggi dalam
beberapa kejadian, maka pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam
kebanyakan analisa lampu lalu-lintas.

Gambar berikut juga memberikan penjelasan tentang urutan perubahan sinyal


dengan sistim dua fase, termasuk definisi dari waktu siklus, waktu hijau dan periode
antar hijau (lihat juga bagian 2.3). Maksud dari periode antar hijau (IG = kuning +
merah semua) di antara dua fase yang berurutan adalah untuk:

1. Memperingatkan lalu-lintas yang sedang bergerak bahwa fase sudah berakhir.


2. Menjamin agar kendaraan terakhir pada fase hijau yang baru saja diakhiri
memperoleh waktu yang cukup
untuk ke luar dari daerah konflik
sebelum kendaraan pertama dari
fase berikutnya memasuki daerah
yang sama.

Fungsi yang pertama


dipenuhi oleh waktu kuning,
sedangkan yang kedua dipenuhi
oleh waktu merah semua yang
berguna sebagai waktu

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 12


pengosongan antara dua fase. Waktu merah semua dan waktu kuning pada umumnya
ditetapkan sebelumnya dan tidak berubah selama periode operasi. Jika waktu hijau dan
waktu siklus juga ditetapkan sebelumnya, maka dikatakan sinyal tersebut dioperasikan
dengan cara kendali waktu tetap.

Dalam sistem lama, pola waktu yang sama digunakan sepanjang


hari/minggu; pada sistim yang lebih modern, rencana waktu sinyal yang berbeda yang
ditetapkan sebelumnya, dan digunakan untuk kondisiyang berbeda pula, sebagai
contoh, kondisi lalu-lintas puncak pagi, puncak sore dan lewat puncak. Dengan

tersedianya data lalu-lintas, manual ini dapat digunakan untuk menghitung waktu-
sinyal terbaik bagi setiap kondisi.
Jika pertimbangan keselamatan lalu-lintas atau pembatasan-pembatasan
kapasitas memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka
banyaknya fase harus ditambah. gambar 2.7. menunjukan contoh-contoh rencana fase
yang berlainan untuk keperluan tersebut. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya
akan menambah waktu siklus dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 13


antara fase (kecuali untuk tipe tertentu dari Sinyal aktuasi kendaraan yang
terkendali). Meskipun hal ini memberi suatu keuntungan dari sisi keselamatan lalu-
lintas, pada umumnya berarti bahwa kapasitas keseluruhan dari simpang tersebut akan
berkurang.
Berangkatnya arus lalu-lintas selama waktu hijau sangat dipengaruhi oleh
rencana fase yang memperhatikan gerakan belok kanan. Jika arus belok kanan dari
suatu pendekat yang ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam fase yang
sama dengan arus berangkat lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut (seperti Kasus
1 dalam Gambar 2.7.), maka arus berangkat tersebut dianggap sebagai terlawan. Jika
tidak ada arus belok kanan dari pendekat-pendekat tersebut, atau jika arus belok
kanan diberangkatkan ketika lalu-lintas lurus dari arah berlawanan sedang
menghadapi merah (seperti dalam kasus 5 dan 6 pada gambar 2.7.), arus berangkat
tersebut dianggap sebagai terlindung. Pada kasus 2 dan 3 arus berangkat dari pendekat
Utara adalah terlawan sebagian dan terlindung sebagian. Pada kasus 4 arus berangkat
dari pendekat Utara dan Selatan adalah terlindung, sedangkan dari pendekat Timur dan
Barat adalah terlawan.

2.7. Faktor yang menyebabkan masalah lalu lintas pada persimpangan

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 14


Arus lalu lintas lancar apabila dapat melewati simpang tanpa
mengalamihambatan atau gangguan, sehingga arus tersebut tidak mengalami masalah
lalu lintas.Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor yang dapat mempengaruhi
efisiensi sertakeamanan perjalanan di jalan raya. Beberapa faktor yang dapat

menyebabkan masalah tersebut secara garis besar meliputi:

1. Faktor jalan (fisik).


2. Faktor lalu lintas (kendaraan).
3. Faktor manusia (pengemudi dan pemakai jalan).
4. Fasilitas jalan.

Dalam mengevaluasi masalah kemacetan yang terjadi pada suatu simpang yang
akan dievaluasi meliputi:

a. Kapasitas jalan.
b. Derajat kejenuhan.
c. Tundaan dan panjang antrian.
d. Hambatan samping.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 15


Yang akan disajikan pada bab-bab berikutnya, dengan dianalisis menggunakan
teori-teori yang bersangkutan.

BAB III

Data dan Hasil Survey

3.1 Data Segmen

 Arah 1 : Depok Lama - Bogor


 Arah 2 : Jakarta - Depok Lama
 Arah 3 : Bogor - Depok Lama
 Arah 4 : Jakarta - Bogor
 Arah 5 : Bogor - Jakarta
 Arah 6 : Depok Lama - Jakarta

3.2 Data Geometri :

Data geometri pada jalan Margonda Raya :

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 16


 Lebar jalur lalu lintas efektif 10,5 m
 Lebar kerb efektif pada kedua sisi 2,0 m
 Lebar median 1,0 m
 Tipe jalan 6/2 D

Data geometri pada jalan Ir. Juanda :

 Lebar jalur lalu lintas efektif 7,0 m


 Lebar kereb efektif pada kedua sisi 1,5 m
 Jalan tanpa median
 Tipe jalan 2/2 UD

3.3 Data Lingkungan :

 Ukuran kota dengan jumlah penduduk 1 - 3 juta penduduk


 Hambatan samping :
- Banyak angkutan umum
- Banyak pejalan kaki
- Banyak kendaraan menggunakan akses sisi jalan

3.4 Perhitungan
Adapun pembahasan perhitungan terdapat pada Lampiran, dengan berdasarkan
cara perhitungan tabulasi pada MKJI.

3.5 Analisis Data

Sinyal lalu lintas yang ada di Jalan Margonda Raya – Jalan Arif Rahman Hakim
(Depok) bekerja dalam pengaturan tiga fase dengan hijau awal pada pendekat Timur.

1. Lokasi simpang bersinyal : Depok Lama – Bogor

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 17


2. Lokasi simpang bersinyal : Jakarta – Depok Lama

3. Lokasi simpang bersinyal : Bogor – Depok Lama

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 18


4. Lokasi simpang bersinyal : Jakarta – Bogor

5. Lokasi simpang bersinyal : Bogor – Jakarta

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 19


6. Lokasi simpang bersinyal : Depok Lama – Jakarta

Dari hasil keenam arah persimpangan Arif Rahman Hakim didapatkan nilai SMP
maksimum pada jam 17.15 – 18.15

3.6 Pengisian Form


1. Form SIG-I

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 20


2. Form SIG - II

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 21


3. Form SIG – III

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 22


4. Form SIG - IV

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 23


5. Form SIG - V

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 24


Lampiran

1. Menentukan nilai arus lalu lintas (Q)

2. Menentukan nilai kapasitas (C)

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 25


3. Menentukan waktu antar hijau

Prosedur perhitungan rinci

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 26


4. Menentukan FCS

5. Menentukan FSF

6. Menentukan IFR

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 27


0,861

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 28


BAB IV

Penutup

I. Kesimpulan
Pada survey simpang bersinyal akan diketahui perilaku lalu lintas pada sebuah
persimpangan. Panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan adalah tiga hal yg
menjadi tolak ukur utama untuk analisa perilaku persimpangan. Dengan kata lain, tiga
hal tersebut saling berhubungan satu sama lain dan ketiganya memiliki prinsip dasar
yang saling berkaitan.
Pada survey simpang bersinyal yang kami lakukan di persimpangan juanda,
dapat dilihat panjang antrian, kendaraan terhenti, tundaan pada SIG V (terlampir).
Dengan membandingkan nilai panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan dapat
ditarik kesimpulan yakni pada persimpangan Jl. Aruf Rahman Hakim tergolong macet

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 29


pada saat jam sibuk. Hal tersebut bisa dilihat dari tundaan sebagai indikator
pelayanan.

II. Saran
Saran ini digunakan jika tindakan perubahan fase sinyal tidak memungkinkan. Hal ini
dilakukan, karena kondisi eksisting yang terjadi adalah jarak pandang antar lengan
simpang yang sangat berdekatan yang dapat megakibatkan konflik lalu lintas ketika
sinyal per fase berada di posisi sinyal hijau. Sehingga, memicu para pengendara untuk
melakukan pelanggaran lalu lintas. Apalagi, waktu amber yang didapatkan hanya 2
detik di tiap fase.

Survey Persimpangan Arif Rahman Hakim 30

Anda mungkin juga menyukai