Anda di halaman 1dari 12

Nama : REZA FITRI YANTI

Nim : PO.71.33.0.15.3909

Jurusan : Kesehatan Lingkungan

Siklus bahan atau siklus biokimia


Daur biogeokimia
Daur Biogeokimia adalah daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur kimia) yang
melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur
Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang termasuk
daur biogeokimia antara lain :

 Daur Fosfor
 Daur Air
 Daur Belerang/Sulfur
 Daur Karbon dan Oksigen
 Daur Nitrogen

Pengertian
Biogeokimia ialah suatu pertukaran atau terjadinya perubahan yang berlangsung terus menerus
antara komponen abiotik dengan komponen biotik.

Fungsi
Fungsi dari daur biogeokimia yaitu untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi, sebab materi
hasil dari daur biogeokimia ini dapat digunakan oleh semua komponen yang ada di bumi baik
biotik maupun abiotik.
Macam-Macam Daur Biogeokimia
a. Siklus Hidrologi
Siklus ini merupakan siklus air di bumi yang dipengaruhi oleh peran energi matahari dan
gaya gravitasi bumi. Proses-proses penting yang terjadi adalah proses penguapan, transpirasi,
kondensasi, dan presipitasi. Penguapan (evaporasi) merupakan perubahan fase air dari bentuk
cairan menjadi bentuk gas akibat panas matahari di permukaan bumi. Pada proses ini,
dikhususkan air yang bukan berasal dari tanaman, contohnya air danau, sungai, lautan dan bagian
hidrosfer lainnya
Daur Air

Siklus Air Di Muka Bumi

Daur air ialah sirkulasi yang tidak pernah berhenti dari air yang di bumi di mana air mampu
berpindah-pindah dari daratan, lalu ke udara lalu kedaratan lagi, dan air pun mampu tersimpan
didasar permukan dengan 3 fase yaitu cair yang berbentuk air, padat yang berbentuk es, dan gas
yang berbentuk udara.

Uap air terdapat di atmosfir, uap air berasal dari air laut dan air daratan yang menguap karena
akibat terkenanya panas yang berasal dari matahari. Namun pada umumnya uap air yang ada
diatmosfir hanya terdapat di uapan air laut, sebab luas laut mencapai ¾ luas permukaan bumi.
Terkondensasinya uap air di atmosfir akan mengubah menjadi awan, yang akhirnya awan-awan
tersebut akan berubah menjadi hujan, air hujan yang telah turun dimuka bumi akan masuk
kedalam tanah, dan pada akhirnya air tanah ini akan terbentuk menjadi air tanah air tanah
permukaan.
Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh tumbuhan memalui pembuluh yang ada dalam
tubuh, lalu transpirasi uap air akan dilepaskan oleh tanaman atau tumbuhan ke atas atmosfir.
Transpirasi penguapan dalam ekosistem darat bisa mencapai 90 % yang dilakukan oleh
tumbuhan.

Air tanah yang ada dipermukaan bumi mengalir ke arah sungai, lalu bermuara ke laut dan ke
danau. Daur ulang yang terjadi ini disebet dengan siklus panjang namun siklus ini berawal dari
terjadinya proses evapotranspirasi dan transpirasi pada air yang dikuti oleh presipitasi atau proses
terjadinya air yang turun ke muka bumi disebut sikus pendek.

Sama seperti proses fotosintesis pada siklus karbon, matahari juga berperan penting dalam siklus
hidrologi. Matahari merupakan sumber energi yang mendorong siklus air, memanaskan air
dalam samudera dan laut. Akibat pemanasan ini, air menguap sebagai uap air ke udara. 90 % air
yang menguap berasal dari lautan. Es dan salju juga dapat menyublim dan langsung menjadi uap
air. Selain itu semua, juga terjadi evapotranspirasi air terjadi dari tanaman dan menguap dari
tanah yang menambah jumlah air yang memasuki atmosfer.

Setelah air tadi menjadi uap air, Arus udara naik mengambil uap air agar bergerak naik sampai
ke atmosfir. Semakin tinggi suatu tempat, suhu udaranya akan semakin rendah. Nantinya suhu
dingin di atmosfer menyebabkan uap air mengembun menjadi awan. Untuk kasus tertentu, uap
air berkondensasi di permukaan bumi dan membentuk kabut.

Arus udara (angin) membawa uap air bergerak di seluruh dunia. Banyak proses meteorologi
terjadi pada bagian ini. Partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan air jatuh dari langit sebagai
presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hail, sleet, dan dapat terakumulasi
sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun. Snowpack (salju
padat) dapat mencair dan meleleh, dan air mencair mengalir di atas tanah sebagai snowmelt
(salju yang mencair). Sebagian besar air jatuh ke permukaan dan kembali ke laut atau ke tanah
sebagai hujan, di mana air mengalir di atas tanah sebagai limpasan permukaan.
b. Siklus Sedimen

Siklus ini merupakan siklus material yang terjadi di dalam kulit bumi. Di antaranya
adalah siklus sulfur (S) dan siklus fosfor (P). Dalam siklus ini, terdapat kecenderungan kurang
sempurna, serta mudah terganggu oleh gangguan setempat. Ini diakibatkan oleh sifatnya yang
relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Dampaknya adalah kecenderungan
hilang dari beberapa bagian bahan.
Daur Fosfor

Daur Fosfor Di Muka Bumi

Fosfor merupakan salah satu jenis elemen yang penting dalam kehidupan, sebab semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor yang berbentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang berguna
untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor berbentuk ion yaitu ion fosfat atau (PO43-),
ion ini terdapat dalam bebatuan.

Akibat dari terjadinya erosi dan pelapukan kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai
bahkan sampai ke laut dan membentuk sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat bisa naik ke
atas permukaan disebabkan terjadinya geseran gerak dasar bumi. Tumbuhan mengambil fosfat
yang masih berbentuk larutan yang berada di dalam tanah.

Sumber fosfor yang terdapat di bumi yaitu dari bebatuan, tanaman, tanah dan bahan organik.
Daur fosfor yang berberupa hasil pelapukan bebatuan dinamakan input, sedangkan outputnya
yaitu berupa fiksasi mineral dab pelindikan yang dapat dihasilkan oleh output fosfor.

Fosfor dibagi menjadi dua senyawa yaitu fosfat organik antara lain tumbuhan dan hewan, dan
senyawa fosfat anorganik yaitu air dan tanah.
Daur Sulfur atau belerang

Siklus/Daur Ulang Sulfur/Belerang

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan
nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa dan tak berbau. Belerang,
dalambentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat
ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate.

Sulfur hanya ada dalam sulfur anorganik, sulfur akan direduksi menjdi sulfida oleh bakteri yang
berbentuk sulfur dioksida atau berbentuk hidrogen sulfida. Hidrogen Sulfida mampu
memusnahkan mahluk hidup yang berada di perairan yang akhirnya akan menghasilkan bahan
organik yang telah mati akibat pengurai. Tumbuhan pun dapat menyerap sulfur yang berbentuk
sulfat (SO42-).

Bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang atau sulfur yaitu desulfibrio dan
desulfomaculum berperan untuk mereduksi sulfat menjadi sulfida yang berbentuk (H2S) atau
hidrogen sulfida, sulfida bermanfaat untuk bakteri Fatoautotrof anaerob seperti halnya
Chromatium yang melepaskan ppsulfur]] serta oksigen.

Proses Terjadinya Sulfur

Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu bara atau terjadi
akibat adanya aktivitas gunung berapi, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur
oksida itu akan berada di awan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.

Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang sangat peting
untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO42-), sulfat ini yang mampu
berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulphate oleh
akar.
Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida.

Secara ringkas ,fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai berikut (anomin 2004);

1. Bahan makanan utama untuk memproduksi protein


2. Membentuk dan mengaktifkan enzim proteolytic dan vitamin
3. Membantu pembentukan klorofil
4. Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit
5. Mempercepat perkembangan akar
6. Membantu pertumbuhan cepat tanaman dan tahan terhadap dingin
7. Sintesis asam amino: Cystine, Cysteine, Methionine
8. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap temperatur rendah (dingin)

b. Siklus Atmosfer

Siklus ini merupakan siklus yang terkait dengan kandungan gas yang ada di bumi, di
mana tempat terjadinya adalah di atmosfer. Siklus ini agak cepat beradaptasi jika ada gangguan
akibat wilayah yang luas. Selain itu, siklus ini juga relatif sempurna dalam arti global karena ada
peningkatan umpan balik negatif dari alam. Bagian yang terpenting adalah siklus karbon (C),
siklus nitrogen (N2) dan oksigen (O2).

Daur Karbon Oksigen Dan Nitrogen

Terjadinya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dan fotosintesis yang bertanggung
jawab atas terjadinya perubahan dan pergerakan utama karbon. Menurunya fotosintesis dapat
mempengaruhi naik atau turunnya suatu gas CO2 dan O2 yang ada diatmosir secara musiman.
Silkus karbon sangat dipengaruhi oleh oksigen dan fotosintesis. Daur karbon berada di empat
tempat yaitu geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau diair, atsmosfer atau diudara, dan biosfer
atau di dalam makhluk hidup.

Pencemaran udara pada zaman era globalisasi ini berdampak pada peningkatan CO2 yang masuk
ke Atmosfer.
Daur Karbon

Daur Karbon Di Bumi

Siklus karbon dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu siklus dalam reaksi termonuklir
berantai dalam binatang dan siklus karbon di bumi. Siklus di bumi ini lebih terkenal dengan
siklus karbondioksida karena material yang berpindah adalah CO2. CO2 dalam udara digunakan
oleh tanaman untuk reaksi fotosintesis menjadi materi organik (karbohidrat) dengan adanya
gabungan dengan air. Senyawa organik tersebut diteruskan kepada konsumen dalam rantai
makanan. Energi digunakan oleh makhluk hidup menghasilkan CO2 yang terlepas ke udara
ataupun ke air, tergantung dari lingkungan hidup. Namun, senyawa organik tetap ada yang
tersisa. Organisme juga mengeluarkan materi sisa (kotoran) yang mengandung karbon serta
menjadi senyawa karbon organik setelah mati. Karbon-karbon ini dilepaskan dalam bentuk CO2
ke udara oleh saprovor (mikroorganisme pengurai). Dari udara ini, karbon dalam bentuk CO2
akan kembali digunakan oleh tumbuhan (siklus terjadi). Namun, reaksi oleh saprovor terkadang
lambat sehingga senyawa karbon menumpuk dalam jangka waktu yang lama dalam bentuk
gambut, batu bara, minyak bumi, ataupun batu karang(Buchari dkk., 2001). Pada ekosistem laut,
terdapat karbon terlarut yang akan berubah menjadi cangkang dan tulang organisme laut dan
menjadi sedimen. Selain itu, pengangkatan tektonik membawa karbon ke permukaan laut
(Basukriadi, 2011).
Daur oksigen

Siklus oksigen terkait dengan siklus karbon. Dari proses fotosintesis tanaman, dihasilkan
oksigen ke udara. Oksigen ini diperlukan oleh organisme untuk respirasi, menghancurkan bahan
organik menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2). CO2 ini akan digunakan kembali untuk
fotosintesis dengan hasil samping O2 (siklus berulang). Selain itu, O2 digunakan untuk
pelapukan oksidatif dan pembakaran bahan baku fosil. Selain itu, O2 di udara dapat berbentuk
ion, atom tereksitasi ataupun ozon O3 akibat pengaruh radiasi ultraviolet. Oksigen tereksitasi
akan memancarkan cahaya tampak pada panjang gelombang tertentu menimbulkan fenomena
cahaya langit (air glow). Sementara, ozon berfungsi sebagai pelindung bumi karena menyerap
radiasi UV (Buchori dkk, 2001).
Daur Nitrogen

Daur ulang nitrogen


Senyawa organik seperti protein, urea atau asam nukleat atau senyawa anorganik seperti
nitrat, nitrit dan amonia merupakan senyawa yang terdapat di nitrogen. Dibawah ini tahap-
tahapan terjadinya daur nitrogen yaitu

1. Tahap pertama yaitu daur nitrogen ialah proses transfer nitrogen dari atmosif kedalam tanah.
Selain masuknya nitrogen kedalam tanah akibat dari air hujan, nitrogen juga dapat masuk
melalui proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang akan
bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan polong-polongan. Ganggang
hijau juga memiliki kemampuan yang sama seperti memfiksasi nitrogen.

2. Tahap kedua di mana nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang digunakan oleh
produsen atau tnaman yang akan mengubahnya menjadi protein. Jika ada hewan atau
tanaman yang mati makan pengurai akan mengubahnya menjadi NH3 (gas amoniak) dan
akan mengubah menjadi NH4+ (garam ammonim yang terlarut oleg air), proses yang terjadi
ini dinamakan dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas bisa mengubah senyawa
ammonium dan amoneak menjadi Nitrat yang diproses oleh Nitrosomonas. Denitrifikasi
merupakan proses di mana oksigen yang terdapat dalam tanah terbasa, makan nitrat akan
cepat ditransformaasikan menjadi oksida nitrogen atau gas nitrogen.

Nitrogen dapat ditemui di alam dalam bentuk bebas (di udara) maupun di dalam tanah.
Nitrogen ini akan diikat oleh tanaman dalam bentuk gas N2, serta diambil dari tanah dalam
bentuk amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03-) dengan bantuan bakteri, misalnya
Marsiella crenata.
Di dalam tanah, terdapat juga bakteri yang mengikat nitrogen secara langsung yaitu Azotobacter
sp. dan Clostridium sp. Mereka menggunakan nitrogen untuk dijadikan senyawa penyusun tubuh
yaitu protein. Saat baketri itu mati, timbul zat urai berupa amonia. Amonia akan terlepas ke
udara, atau dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus lalu dioksidasi
dalam lingkungan aerob sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan
(proses nitrifikasi).
Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali,dan amonia diubah
menjadi nitrogen yang dilepas ke udara. Nitrogen di udara akan diikat kembali oleh tanaman, dan
sebagian bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Dengan cara ini,
siklus nitrogen berulang (Riastuti, 2011).
Proses Siklus Krebs

Menurut Budiyanto (2013), secara skematis siklus krebs dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Skema siklus krebs

Karbon dioksida (CO2) terbentuk asam α -Ketoglutamat yang disertai dengan pelepasan
hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH. Selanjutnya asam α -
Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2 disertai dengan pelepasan hidrogen dan
elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH. Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan
molekul Ko-A membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P)
berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A berubah
menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap
FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah menjadi asam fumarat. Kemudian asam
fumarat dapat menggunakan air (H2O) menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan
hidrogen dan elektron ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat
berubah menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom karbon
(2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali.
Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi KoA. Asetil
KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. KoA dilepaskan sehingga
memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari asam piruvat. Pembentukan asam sitrat
terjadi diawal siklus krebs , sementara itu sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2.
Selama terjadi pembentukan – pembentukan , energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk
menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs, pemecahan
rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis , reaksi antara dan siklus
krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu
juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).
Referensi

Wikipedia Indonesia

Anonim 2004

Syamsuri,Istamar,dkk.Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 2.2007.Malang:Erlangga.

http://semutlewat.blogspot.com/2012/makalah-daur-biogeokimia‒3265.html

Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Basukriadi, Adi. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir. http://staff.ui.ac.id/internal/

Riastuti, Dwi. 2005. Daur Biogeokimia. http://www.freewebs.com/ciget/

Anda mungkin juga menyukai