Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ke-1

Nama : M.Risyad Rahaf Faldi


NIM : 150341606759
Offering :B
Tanggal Pertemuan : Rabu, 31 Januari 2018
Jum’at, 2 Februari 2018
Topik : Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Permendikbud No 32 tahun 2013
1. Konsep belajar yang dipelajari Konsep belajar yang dipelajari
Pada pertemuan minggu ini kami membahas tentang Perkembangan
Kurikulum yang ada di Indonesia dan Permendikbud No 32 tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan
2. Bukti belajar sebagai eksplorasi
 Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Kurikulum 1947
Kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat
itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang
pernah digunakan sebelumnya.
Kurikulum 1952
Kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari.
Kurikulum 1964
Kurikulum 1964 ini berisi bahwa pemerintah mempunyai keinginan
agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada
jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya,
dan moral.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 yang menitik beratkan pada pengembangan daya
cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah
Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang
studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artisitk,
keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan dasar
lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang
disesuaikan dengan perkembangan anak.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 berisi Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman
ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 berisi tentang bagaimana peserta didik sebagai
individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti
lingkungannya, Materi pelajaran dikemas denan menggunakan pendekatan
spiral
Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 membahas tentang materi (isi) pelajaran harus
diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti
pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang
cukup banyak.
Kurikulum 2004 (KBK)
Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas -tugas
tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan, karena
konsentrasi kompetensi adalah pada perpaduan antara pengetahuan,
keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak.
Kurikulum 2006 (KTSP)
Tahun 2001, beredar Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah dengan diberlakukannya otonomi daerah termasuk
didalamnya pendidikan dan kebudayaan. Sehingga pendidikan disesuaikan
dengan lingkungan sekitar. Standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengeloaan standar nilai pendidikan
Kurikulum 2013
Yaitu kurikulum yang memiliki kharakteristik mengembangkan
keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik. Semua proses untuk mencapai kompetensi inti dilaksanakan
dengan metode ilmiah.
 Permendikbud No 32 tahun 2013
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah
mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau
menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria mengenai
pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.
Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.
3. Relevansi
Saya baru tahu mengenai dinamika perubahan kurikulum di Indonesia,
ternyata NKRI mempunyai banyak sekali perubahan kurikulum, ini didasari
karena perubahan zaman dan politik, dan juga perubahan kurikulum ini biasanya
di perbarui selama 10 tahun sekali.
4. Identifikasi masalah dan pemecahan
 Apakah pondok pesantren juga harus menyesuaikan 8 Standar Nasional
Pendidikan ?
Jawab : Pada dasarnya semua lembaga pendidikan terutama yang non
formal seperti pondok pesantren pada umumnya, tetap memiliki tujuan yang
harus dicapai, dan meskipun secara tidak langsung dikatakan mengikuti 8
SNP, namun tetap sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
 Mengapa jeda dari KBK dan KTSP hanya selisih 2 tahun?
Jawab : karena pada Tahun 2001, beredar Undang-Undang Nomor 22
tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dengan diberlakukannya otonomi
daerah termasuk didalamnya pendidikan dan kebudayaan. Sehingga
pendidikan disesuaikan dengan lingkungan sekitar.
5. Elemen yang menarik
 Pondok pesantren meskipun dapat termasuk lemaga non formal, dimana
kurikulum pondok yang dibuat oleh pengurus menyesuaikan masing-
masing tujuan pondok, namun pada dasarnya tetap berbasis delapan
Strandar Nasional Pendidikan (SNP) secara tidak langsung
 Perubahan kurikulum juga bisa terjadi karena alasan politik
 Perubahan kurikulum yang terjadi tidak selalu berubah selama 10 tahun
sekali, ini dikarenakan disebabkan oleh factor-faktor yang ada
 Pemerintah telah mengatur segalanya pada SNP di permendikbud no. 32
tahun 2013

6. Refleksi
 Umum
Selama mengikuti proses pembelajaran ini kami merasa sangat
berantusias dikarenakan kami mendiskusikan tentang beberapa argument
dan masalah-masalah yang kami temui, serta apabila dirasa menemui
jalan buntu, Ibu Sri Endah selaku dosen pengampu memberikan arahan.
 Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini, kami semakin memahami terkait
perkembangan kurikulum di Indonesia yang ternyata kita ketahui
kurikulum berubah sangat banyak sekali, tetapi masih tetap belum
mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya tujuan pendidikan
nasional dan Standar Nasional Pendidikan tidak semudah itu tercapai,
karena terdapat standar-standar khusus yang harus dipenuhi oleh masing-
masing sekolah, dan membutuhkan kerjasama yang baik antar warga
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai