Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN KOPERASI

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ekonomi Koperasi
Yang dibina oleh Annisya`, S.Pd., M.Pd

Oleh:
Dewi Putrining Tyas (160432609021)
Elsa Rila Oktavianti (160432600072)
Faiz Naufal Izdihar (160432609080)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Manajemen Koperasi”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Terima kasih.

Malang, 28 Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ..........................................................................
1. Sudut Pandang Manajemen Koperasi ........................................... 3
2. Pengertian Manajemen Koperasi .................................................. 4
3. Perangkat Organisasi Koperasi ..................................................... 12
4. Manajer Dalam Manajemen Koperasi .......................................... 22
5. Hubungan Kerja Pengurus, Pengawas, dan Manajer Koperasi ..... 24
BAB III.PENUTUP ...................................................................................
Kesimpulan ................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien dengan menggunakan
bantuan/melalui orang lain. Manajemen merupakan salah satu bagian penting
dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung
pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya.
Apabila orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan
dan giat dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju
pesat atau setidak-tidaknya tendensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat
ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini tidak cakap, curang
atau tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak semaju
seperti yang diharapkan.
Kita sering melihat, terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal
menarik perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang,
organisasi yang kacau dan sebagainya. Kesulitan-kesulitan semacam itu
pangkal persoalannya karena ketidak beresan pada manajemen.
Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal
tidaknya suatu usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam
manajemen ini mempunyai peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi
koperasi yang bukan kumpulan modal uang melainkan kumpulan orang-orang.
Sehingga dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak diantaranya yang
disebabkan oleh kekacauan dalam bidang manajemen.
Praktek manajemen menunjukkan bahwa fungsi atau kegiatan manajemen
secara langsung maupun tidak langsung selalu bersangkuan dengan unsur-
unsur manusia, planning dalam manajemen adalah ciptaan manusia,
organizing yang mengatur juga manusia, actuating adalah proses
menggerakkan manusia-manusia anggota organisasi, dan controlling diadakan
agar pelaksanaan manajemen (manusia-manusia) selalu dapat meningkatkan
hasil kerjanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen koperasi dilihat dari berbagai sudut pandang?
2. Apakah pengertian dari Manajemen Koperasi?
3. Bagaimana perangkat dalam Manajemen Koperasi?
4. Bagaimana manajer dalam Manajemen Koperasi?
5. Bagaimana hubungan kerja para pengurus dalam Manajemen Koperasi?

1.3 Tujuan
1. Dapat memahami dan mengetahui manajemen koperasi dari berbagai
sudut pandang.
2. Dapat mengetahui pengertian dari Manajemen Koperasi.
3. Dapat mengetahui perangkat dalam Manajemen Koperasi.
4. Dapat menegetahui manajer dalam Manajemen Koperasi.
5. Dapat mengetahui hubungan kerja para pengurus dalam Manajemen
Koperasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sudut Pandang Manajemen Koperasi


Manajemen koperasi dapat dikaji melalui tiga sudut yaitu;
organisasi, proses dan gaya. Berikut ini penjelasannya:

a) Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Organisasi


Sudut pandang ini menyebutkan bahwa manajemen koperasi pada
prinsipnya terbentuk dari tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan.
Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dan fungsi
manajemen. Fungsi pengawas seperti yang ada pada alat kelengkapan
organisasi koperasi pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan
tangan dari para anggota untuk mendampingi pengurus dalam melakukan
fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalanya roda organisasi dan usaha
koperasi. Berhasil dan tidaknya koperasi salah satunya tergantung pada
kerja sama ke tiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan
organisasi dan usaha koperasi yang dapat memberikan pelayanan dengan
sebaik-baiknya pelayanan kepada anggotanya.
b) Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Proses
Dilihat dari sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih
mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang
satu suara (one man one vote) sudah menjadi harga mati dalam organisasi
koperasi. Karena itu, manajemen koperasi sering dipandang kurang efisien,
kurang efektif dan sangat mahal. Pada prakteknya masih jarang digunakan
musyawarah untuk pengambilan keputusan.
c) Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Gaya
Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya manajemen (management
style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation
management), dimana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan
manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

3
Widiyawati (2002:71) mengemukakan bahwa sistem manajemen di
lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang
didalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan sehingga setiap anggota
koperasi baik yang turut dalam pengelolaan ataupun diluar kepengurusan
(anggota biasa), memiliki rasa tanggung jawab tanggung jawab dalam
menyelenggarakan organisasi tersebut.
Tamba (2001:47) mengemukakan badan usaha koperasi di Indonesia
memiliki manajemen koperasi yang dianut berdasarkan perangkat organisasi
koperasi, yaitu: Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas dan Pengelola. Telah
diuraikan sebelumnya bahwa watak manajemen koperasi ialah gaya
manajemen partisipatif. Pola umum manajemen partisipatif mengambarkan
adanya interaksi antar unsur dalam manajemen koperasi, terdapat
pembagian tugas (job description), pada masing-masing unsur tersebut.
Damikian pula setiap unsur manajemen memiliki lingkup keputusan
(dicision area) yang berbeda. Meski demikian masi ada lingkup kepusan
yang dilakukan secara bersama (shared decision areas).

2. Pengertian Manajemen Koperasi


Koperasi merupakan sebuah lembaga keuangan yang cukup
popular di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat bawah dan
menengah. Koperasi utamanya mulai populer semenjak era Presiden
Suharto. Menurut UU No. 25/1992, Koperasi didefinisikan sebagai:
“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang, atau Badan Hukum
Koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
azas kekerluargaan”. Sedangkan Moh. Hatta, yang notabene merupakan
Bapak Koperasi Indonesia, mendefinisikan Koperasi sebagai berikut:
“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong menolong”.
Guna mencapai tujuan Koperasi, perlu diperhatikan adanya sistim
Manajemen yang baik. Sedangkan ketika berbicara tentang Manajemen
Koperasi, selain definisi atau makna dari koperasi, maka perlu mengetahui

4
arti kata manajemen. Manajemen merupakan salah satu bagian penting
dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat
tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila
orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat
dalam bekerja maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju pesat
atau setidak-tidaknnya terdensi untuk terjadinya kebangkrutan dapat
ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini tidak cakap,
curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak
semaju seperti yang diharapkan.
Istilah manajemen berasal dari bahasa Italia: managio yang artinya
pengurusan. Kemudian dalam Bahasa Inggris menjadi Management,
diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan tata laksana, pengelolaan
atau pengurusan.
Secara umum telah dirumuskan bahwa definisi manajemen adalah:
segenap perbuatan menggerakkan kelompok orang dan mengarahkan
segala fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dengan mendasarkan pada gambaran tersebut diatas, maka
manajemen koperasi dapat didefinisikan sebagai cara pemanfaatan segala
sumber daya koperasi sebagai suatu ekonomi, secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha
mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi.
Setiap usaha kerjasama harus ada seorang pejabat atau lebih yang
memimpin segenap proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama itu.
Pejabat ini disebut manajer. Dalam proses penyelenggaraan usaha
kerjasama, manajer itu melakukan pekerjaan dari dua segi:
1) Menggerakkan orang-orang
Yaitu, mendorong, memimpin, menjuruskan, dan menertibkan orang-
orang agar melakukan perbuatan-perbuatan dalam menuju kearah
tercapainya tujuan yang telah ditentukan dalam usaha kerjasama itu.
2) Mengerahkan fasilitas

5
Yaitu, menghimpun, mengatur, memelihara, dan mengendalikan alat,
benda, uang, waktu dan metode kerja serta peralatan apapun lainnya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dalam
usaha kerjasama itu.
Dalam hal manajemen menunjukkan kepada proses, maka James A.F
Stoner (1986) mengemukakan bahwa manajemen dapat diberi batasan
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian, sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kelima kunci bagi keberhasilan
suatu manajemen dapat pula ditambahkan dua fungsi lain, yaitu:
pengkomunikasian dan pemotivasian. Kedua fungsi ini menopang
keberhasilan fungsi yang pertama.
a. Perencanaan
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai pemikiran yang mengarah
ke masa depan yang menyangkut rangkaian tindakan berdasarkan
pemahaman penuh terhadap semua faktor yang terlibat dan yang
diarahkan kepada sasaran khusus. Perencanaan adalah suatu proses
perumusan program beserta anggarannya, yang harus dilakukan oleh
sebuah Koperasi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang
hendak dilaksanakan. Sebagai tindak lanjut dari strategi, maka
pelaksanaan fungsi perencanaan dalam sebuah Koperasi harus seacara
konsisten mengadu pada tujuan dan misi koperasi tersebut. Dengan
kata lain, perencanaan bukanlah sekedar pengungkapan keinginan,
melainkan merupakan pengejawantahan dari strategi yang telah
dipertimbangkan secara cermat. Selain itu, perlu diketahui pula,
perencanaan juga memiliki fungsi koordinasi antara bagian dalam
Koperasi, serta fungsi pengendalian terhadap pelaksanaan berbagai
kegiatan operasi.
Ada enam langkah dalam proses perencanaan, yaitu sebagai berikut:
1. Mengumpulkan fakta dan informasi yang berkaitan dengan situasi
2. Menganalisis situasi dan masalah yang terlibat

6
3. Memperkirakan (forecasting) perkembangan pada masa yang akan
datang
4. Menetapkan tujuan dan hasil, sebagai patokan untuk sasaran yang
akan dicapai
5. Mengembangkan alternatif sebagai arah tindakan dan memilih
alternatif yang paling sesuai
6. Mengevaluasi kemajuan dan mencocokkan kembali pandangan
seseorang serentak dengan berlangsungnya perencanaan
Rencana yang baik akan merumuskan tujuan dan sasaran apa yang ingi
dicapai. Penentuan tujuan atau sasaran adlah penting bagi setiap
organisasi karena:
1) Tujuan atau sasaran bersifat memberikan arah
Dengan adanya tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan akan
membantu orang-orang dalam organisasi untuk meotivasi diri
2) Tujuan atau sasaran akan memfokuskan usaha kita
Sebagaimana kita ketahui keberadaan sumber daya umumnya
adalah terbatas. Dengan adanya tujuan atau sasaram kita bisa
memprioritaskan pengalokasian sumber daya untuk tujuan atau
sasaran yang telah ditetapkan
3) Tujuan atau sasaran menjadi pedoman bagi penyusunan rencana
strategis maupun rencana operasional organisasi serta pemilihan
alternatif-alternatif keputusannya
4) Tujuan atau sasaran membantu kita mengevaluasi kemajuan yang
kita capai. Ini berarti bahwa tujuan atau sasaran yang ingin dicapai
itu bisa dipakai sebagai tolok ukur
Biasanya suatu organisasi dikendalikan oleh dua macam rencana,
yaitu:
1) Rencana strategis
Didesain oleh manajer tingkat atas (CEO) dan menentukan sasaran
secara luas. Pada koperasi rencana strategis ini didesain oleh
Pengurus dengan mengajak serta manajer tingkat atas. Rencana

7
strategis bisa mengaitkan hubungan antara orang dalam suatu
organisasi dengan orang-orang yang bertindak di organisasi lain
2) Rencana operasional
Berisi rincian untuk melaksanakan dan mengimplementasikan,
rencana strategis tadi dalam kegiatan sehari-hari. Rencana
operasional hanya mengaitkan orang didalam satu organisasi
Perencanaan berarti pemikiran yang cermat dalam
mempertimbangkan, menentukan dan mengatur faktor-faktor yang
dibutuhkan dalam menjalankan koperasi. Perencanaan memberikan
pola-pola untuk tindakan-tindakan yang akan dijalankan. Ada beberapa
sebab mengapa perencanaan itu penting dalam koperasi:
1) Karena ada hal-hal yang tidak pasti dan perubahan-perubahan
keadaan ekonomi yang terus menerus. Harga barang misalnya,
mungkin naik dan mungkin turun. Dengan adanya ketidakpastian
itu planning bekerjanya memilih dari berbagai alternatif
2) Karena adanya hal-hal yang tidak pasti, berarti ada
kekurangsempurnaan pengetahua kita mengenai keadaan yang
akan datang. Karena itu seorang pengurus harus tajam
pandangannya dalam memerhatikan perubahan sekaligus
mengadakan perubahan pada rencananya sesuai dengan perubahan
perekonomian
3) Apabila ada penyimpangan dari jalan yang telah ditentukan dalam
rencana, pengurus akan segera mengetahuinya
b. Pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisasian ini adalah untuk mengelompokkan
kegiatan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki
koperasi agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara
efektif dan ekonomis.
Pengorganisasian merupakan langkah atau usaha untuk:
1. Menentukan struktur
2. Menentukan pekerjaan yang harus dilaksanakan
3. Memilih, menempatkan dan melatih karyawan

8
4. Merumuskan garis kegiatan
5. Membentuk sejumlah hubungan di dalam organisasi dan kemudian
menunjuk stafnya
Dalam garis besarnya, jenis struktur organisasi dapat dibedakan atas:
1) Struktur fungsional adalah yang membagi wewenang pengelolaan
koperasi berdasarkan fungsi-fungsinya
2) Struktur unit usaha adalah yang membagi wewenang pengelolaan
koperasi berdasarkan unit-unit usahanya
3) Struktur matrik adalah gabungan antara struktur fungsional dengan
struktur unit usaha
Masing-masing jenis struktur tersebut tentu memiliki kelebihan serta
kekurangannya masing-masing. Sekedar pedoman, dua hal yang perlu
dipertimbangkan oleh pengurus dalam memilih struktur organisasi
adalah:
 Efektivitas struktur organisasi tersebut dilihat dari segi
pencapaian tujuan koperasi
 Efisiensi struktur organisasi itu dilihat dari segi biaya
penyelenggaraannya
Organizing atau organisasi dapat berarti: memerinci kewajiban-
kewajiban dan tanggung jawab personal, melaksanakan rencana yang
sudah dibuat lebih dulu, membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan
kekuasaan.
c. Pengarahan
Pengarahan ditujukan untuk:
1. Menentukan kewajiban dan tanggung jawab
2. Menetapkan hasil yang harus dicapai
3. Mendelgasikan wewenang yang diperlukan
4. Menciptakan hasrat untuk berhasil
5. Mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana
mestinya
Jadi, pengarahan merupakan jantung dari proses manajemen dan harus
didasarkan pada rencana organisasi yang baik, yang menentukan

9
tanggung jawab, wewenang, dan evaluasi. Fungsi pengarahan dapat
juga diartikan secara lebih luas yaitu sebagai tugas untuk membuat
organisasi tetap hidup, untuk menciptakan kondisi yang menumbuhkan
minat kerja, kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imajinatif dan
kelompok kerja yang berkelanjutan. Tujuan ini, dapat dicapai dengan
mutu kepemimpinan yang ditunjukkan oleh manajer.
James A. F. Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial
sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang
ditunjukkan pada pencapaian tujuan tertentu. Kepemimpnan
(leadership) secara singkat dapat diartikan suatu hubungan antara
seorang yang disebut atasan dan para bawahan. Kepemimpinan pada
dasarnya ada tiga gaya, yaitu sebagai berikut:
 Otoriter (authoritarian)
 Demokratis (democratic)
 Kebebasan (laissez faire)
Melihat ciri-ciri koperasi dimana demokrasi merupakan salah satu
unsur yang terkandung dalam organisasi koperasi, maka dapat
dipastikan bahwa gaya demokratislah yang tepat bagi kepemimpinan
dalam koperasi. Sifat dari kepemimpinan yang demokratis tersebut
diantaranya dilihat pada:
1) Rapat Anggota, dimana para anggota diajak serta membicarakan
dan memutuskan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan
memberikan penilaian tentang kinerja dari Pengurus dalam satu
tahun dengan satu anggota satu suara, dan sebagainya
2) Didiskusikannya aktivitas yang akan dilakukan dalam kelompok
atau dengan bawahan
3) Sifat demokrasi koperatif dari koperasi yaitu dimana pengelolaan
dan pengendalian koperasi dan usahanya supaya berada di tangan
anggota
d. Pengkoordinasian
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan
menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Koordinasi

10
merupakan bidang keahlian manajemen dimana satu ons pencegahan
sama nilainya dengan satu kilogram pengobatan. Makin sedikit
koordinasi yang harus dilakukan makin baik. Perintah yang baik dan
lazim dari bidang keahlian manajemen lainnya akan membuat
koordinasi tidak begitu dibutuhkan. Tetapi, pada organisasi yang
dikelola dengan baik sekalipun, ada bidang yang memerlukan
koordinasi.
Pengkoordinasian berlangsung serentak dengan:
1. Penafsiran program, kebijakan, prosedur dan praktek
2. Pegupayaan pertumbuhan dan perkembangan karyawan
3. Pembinaan hubungan dengan para karyawan dan sikap yang tetap
mengarah ke masa depan
4. Pengupayaan iklim untuk berhasil
5. Pengadaan arus informasi yang bebas, dimana komunikasi tidak
saja ke bawah (dari pimpinan kepada bawahan), tetapi juga ke atas
(dari bawahan kepada pimpinan) dan ke samping (pada tingkat
yang sama) secara efektif
e. Pengendalian
Menurut Robert J. Mockler, pengendalian adalah suatu upaya yang
sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran-sasaran
perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi
membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih
dahulu ditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan tersebut dan
mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa sumber daya perusahaan yang digunakan sedapat
mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya
sasaran perusahaan.
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang
lebih tinggi, untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang
telah ditetapkan dengan hasil yang telah dicapai, atau upaya untuk
memastikan bahwa kebijakan yang telah dirumuskan telah
dilaksanakan dengan semestinya oleh bawahan. Sesuai dengan

11
ketentuan yang terdapat dalam UU No. 25/1992, pengawasan atas
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi dilaksanakan oleh pengawas.
Sedangkan kegiatan pengawasan terutama sekali dilakukan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. Dengan
demikian pengawas diharapkan dapat mencegah atau mengurangi
kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang serta penggunaan
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh koperasi secara tidak
bertanggung jawab.
Dalam melaksanakan fungsi kepengawasannya, pengawas koperasi
bisa meminta bantuan tenaga ahli untuk mengungkapkan terjadinya
penyalahgunaan wewenang dan atau penyelewengan yang dilakukan
oleh pengurus koperasi. Tenaga ahli yang dimaksud disini misalnya
adalah akuntan publik. Sebagaimana diketahui, akuntan publik
memiliki kecakapan profesional untuk memeriksa kewajaran laporan
keuangan yang disampaikan oleh pengurus.
Jadi tujuan utama dari pengendalian adalah “memastikan bahwa
hasil kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan” atau dengan
kata lain mengusahakan agar usaha selalu berjalan dengan lancer.
Pengendalian tidak bersifat restriktif, tetapi korektif dalam arti bahwa
bilamana terjadi penyimpangan-penyimpangan, supaya diketahui
sedini mungkin. Jadi bukan merupakan fungsi yang negatif dari
manajemen.
Dengan pengendalian tersebut diharapkan:
1. Dapat diketahui atau dipastikan kemajuan yang diperoleh dalam
pelaksanaan perencanaan
2. Dapat meramalkan arah perkembangan dan hasil yang akan dicapai
3. Dapat menentukan tindakan pencegahan apa yang diperlukan untuk
menghadapi permasalahan-permasalahan
4. Memberikan masukan yang dapat digunakan untuk memperbaiki
perencanaan yang akan datang
5. Mengetahui adanya penyimpangan terhadap perencanaan sedini
mungkin

12
3. Perangkat Organisasi Koperasi
Menurut UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok perkoperasian
pasal 19, alat perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota,
pengurus dan badan pemeriksa. Sedangkan menurut UURI yang baru,
yaitu UURI No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 21 dinyatakan
bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri dari: rapat anggota, pengurus
dan pengawas.
Jadi, baik menurut UU No. 12/1967 maupun UURI No. 25/1992,
pengelola atau manajer tidak dimasukkan dalam perangkat organisasi
koperasi. Hal ini, bisa dipahami mengingat adanya unsur demokrasi
koperatif yang terkandung dalam koperasi yaitu bahwa kendali dan
tanggung jawab dari pengelola koperasi itu berada ditangan anggotanya,
sedangkan manajer bukan anggota koperasi. Tetapi, dengan menunjuk
kepada asaa manajer bagi keberhasilan usaha, maka wajar jika manajer itu
kita masukkan sebagai salah satu komponer dari manajemen koperasi.
Berbeda dengan keadaan di Indonesia, pada koperasi-koperasi di
AS tidak terdapat badan pemeriksa atau pengawas dalam perangkat
organisasinya. Hal ini disebabkan karena financial audit dan management
audit dilakukan oleh eksternal auditor sedangkan, pengendalian atau
pengawasan sudah termasuk dalam salah satu fungsi dari pengurus.
Perangkat organisasi koperasi di AS terdiri dari rapat anggota (general
meeting), pengurus (board of directors) dan staff managerial (management
staff). Prof. Howard S. Whitney dari University of Winconsin, Center for
Cooperatives, menggambarkan manajemen koperasi sebagai “three legs
tool” atau sebagai kursi berkaki tiga, dimana general meeting, board of
directors dan manager merupakan kaki-kakinya. Tetapi, karena rapat
anggota itu hanya iadakan pada waktu-waktu tertentu saja, maka
manajemen koperasi yang nyata sesungguhnya hanya terdiri dari board of
directors dan manager saja.
A. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan suatu merupakan suatu kesempatan bagi
pengurus untuk melaporkan kepada para anggota tentang kegiatan-

13
kegiatan selama tahun yang lalu. Bersama-sama dengan anggota
menelaah rencana kerja tahun mendatang untuk meningkatkan
kemajuan usaha koperasi.
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi. Dalam rapat anggota, para anggota koperasi bebas untuk
berbicara, memberikan usul, pandangan dan tanggapan serta saran
demi kemajuan usaha koperasi.
Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara
musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
suara terbanyak suara terbanyak. Dalam hal dilakukan pemungutan
suara; setiap anggota mempunyi hak satu suara. Sedang hak suara
dalam koperasi sekunder dapat diatur dalam AD dengan
mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi-koperasi
secara berimbang, artinya penentuan hak suara dilakukan sebanding
dengan jumlah anggota setiap koperasi dan besar kecilnya jasa usaha
anggota koperasi sekundernya. Ketidakhadiran anggota koperasi di
dalam rapat anggota yang diadakan tidak dapat diwakilkan atau
dikuasakan kepada orang lain. Jadi pemungutan suara hanya dilakukan
oleh anggota yang hadir.
Menurut UURI No. 25/1992 pasal 23, rapat anggota menetapkan:
1) Anggaran dasar
Anggaran dasar adalah kesepakatan yang telah dirumuskan oleh
para anggota Koperasi dan diterima secara sukarela oleh semua
anggota. Pada umumnya anggaran dasar koperasi akan mengatur
hubungan antaranggota, hubumgan antar para anggota dengan
usaha koperasi, serta segala hak dan kewajiban koperasi.
2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha
koperasi.
Sebagai organisasi yang demokratis, semua kebijakan mengenai
organisasi, manajemen dan usaha koperasi harus dirumuskan
secara demokratis. Dengan demikian prinsip melibatkan sebanyak

14
mungkin anggota di dalam pembuatan keputusan mengenai
masalah yang dihadapi oleh koperasi adalah kunci untuk mencapai
demokratisasi usaha koperasi.
3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
Dalam rapat anggota semua anggota koperasi berhak mengajukan
usulan nama-nama yang diharapkan dapat mengemban tugas dan
tanggung jawab sebagai pelaksana serangkaian kebijakan yang
telah ditetapkan melalui rapat anggota. Pemilihan dan
pengangkatan pengurus koperasi dan pengawas biasanya dilakukan
pada saat akhir periode kepengurusannya. Pada kesempatan ini
pengurus akan mempertanggungjawabkan pengelolaan usaha
koperasi selama masa baktinya. Selain itu pemilihan pengurus atau
pengawas dapat juga dilakukan diluar kebiasaan, dalam hal terjadi
kasus penyelewengan yang nyata oleh pengurussehingga perlu
diadakan rapat anggota luar biasa.
4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan.
Rencana kerja ini merupakan pedoman bagi pengurus dan
pengawas dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Pengurus
sebagai pelaksana pengelola usaha koperasi berusaha dapat
merealisasikan rencana yang telah ditetapkan oleh rapat anggota.
Sedangkan pengawas menggunakan rencana kerja yang telah
disusun tersebut sebagai kriteria untuk menilai kinerja dan
kepengurusan para pengurus koperasi selama periode
kepengurusannya. Dengan demikian rencana kerja tersebut adalah
alat pengendali bagi bagi pengawas dalam upayanya
mengendalikan jalannya usaha koperasi secara keseluruhan.
5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya.
Berbagai upaya untuk pertanggungjawaban kegiatan kepengurusan
selama masa baktinya maka pada akhir periode kepengurusannya,
pengurus koperasi harus memberikan pertanggungjawaban

15
pengelolaan usaha koperasi kepada rapat anggota. Apabila para
anggota menilai bahwa laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan oleh pengurus tersebut dapat diterima sebagai laporan
yang wajar, maka selanjutnya rapat anggota akan mengesahkan
laporan tersebut. Sebaliknya apabila rapat anggotamelihat ada
kejanggalan mengenai isi laporan pertanggungjawaban tersebut
maka rapat anggota mempunyai kekuasaan untuk menolak
pertanggungjawaban pengurus.
6) Pembagian sisa hasil usaha.
Apabila usaha koperasi selama masa periode tertentu
mendatangkan sisa hasil usaha maka rapat anggota mempunyai
kewenangan untuk memutuskan pembagiannya. Pada umumnya
tidak semua jumlah sisa hasil usaha tersebut akan dibagikan
kepada anggota koperasi. Sebelum dibagikan kepada anggota, sisa
hasil usaha akan dikurangi dengan dana-dana tertentu yang harus
disisihkan oleh koperasi. Sebagai contoh: dana cadangan, dana
untuk pengembangan koperasi, dana pendidikan dan lain-lain.
Setelah itu sisanya akan dibagikankepada anggota sesuai dengan
perimbangan jasa masing-masing.
7) Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Penggabungan adalah penyatuan dua atau lebih koperasi menjadi
satu kesatuan usaha yang lebih besar dan masing-masing masih
mempertahankan statusnya sebagai badan hukum koperasi.
Peleburan adalah penyatuan dua tau lebih koperasi sehingga
kemudian muncul koperasi baru. Pembagian adalah pemisahan
usaha koperasi menjadi beberapa divisi usaha yang diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan usaha koperasi.
Sedangkan pembuatan koperasi adalah upaya hukum untuk
mengakhiri usaha koperasi karenadikehendaki oleh rapat anggota
atau oleh sebab-sebab lain, sehingga menyebabkan berhentinya
usaha koperasi sekaligus dengan hapusnya badan hukum koperasi.

16
Rapat anggota berhak meminta keterangan dan
pertanggungjawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan
koperasi.
Rapat anggota diadakan palimg sedikit sekali dalam satu tahun,
sehingga sering disebut rapat anggota tahunan (RAT). Apabila keadaan
mengharuskan adanya keputusan segera demi kepentingan bersama dalam
koperasi, maka dapat dilakukan rapat anggota luar biasa (RALB). Anggota
koperasi yang belum memenuhi syarat keanggotaan (misalnya, belum
melunasi simpanan pokok) boleh hadir dalam rapat anggota, tetapi hanya
sebagai pendengar saja. Tidak diperkenankan ikut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan rapat anggota. Dalam praktek, pejabat pemerintah
terutama yang ada kaitannya dengan pembinaan koperasi biasanya turut
diundang dalam rapat anggota, tetapi hanya sebagai pendengar saja. Tidak
diperkenankan ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan rapat
anggota.
B. Pengurus
Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi setingkat dibawah
rapat anggota. Pengurus mempunyai kewenangan untuk mewakili
koperasi sebagai badan hukum.
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota,
untuk masa jabatan paling lama lima tahun. Anggota pengurus yang
telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali. Syarat-syarat untuk
mengangkat anggota koperasi sebaiknya diperhatikan sebagai berikut:
1. Mempunyai sifat jujur dan trampil bekerja
2. Mampu dan cakap untuk mengambil keputusan bagi kepentingan
organisasi
3. Mampu bekerja sama dengan anggota pengurus yang lain sebagai
sebuah tim kerja dan mendukung keputusan yang diambil dengan
musyawarah untuk mufakat
4. Tidak memberi keistimewaan khusus bagi diri sendiri, saudara atau
kawan-kawannya

17
5. Tidak memperbincangkan dengan pihak luar persoalan yang
sifatnya rahasia dengan pihak luar
6. Mempunyai pikiran yang maju agar dapat membantu
mengembangkan koperasi
7. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang organisasi
koperasi
8. Menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pengurus
Mengenai tugas dan wewenang pengurus telah dijelaskan secara
rinci dengan ketentuan UURI No. 25 Tahun 1992 pasal 30. Dalam
pasal 30 ayat 1 dijelaskan tugas pengurus sebagai berikut:
1) Mengelola koperasi dan usahanya
Sebagai orang yang mendapat kepercayaan untuk mengelola
organisasi dan usaha koperasi maka pengurus harus berusaha
menjalankan semua kebijakan dan rencana kerja yang telah
disusun, sehingga usaha koperasi dapat memberikan hasil sesuai
dengan yang diharapkan oleh para anggotanya
2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi
Sebagai pengelola koperasi, pengurus harus mempunyai
pengalaman bisnis yang cukup untuk mengidentifikasi berbagai
peluang dan hambatan bisnis yang dimiliki oleh koperasi. Karena
itu ia dapat memainkan peranan yang lebih besar dalam
merumuskan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi
3) Menyelenggarakan rapat anggota
Sebagai pelaksana kegiatan harian koperasi, pengurus dapat
merencanakan teknis pelaksanaan rapat anggota yang paling baik.
Hal ini di dasarkan pada kenyataan bahwa anggota koperasi yang
bukan pengurus pada umumnya kurang mempunyai pengalaman
dalam penyelenggaraan rapat-rapat, sebagaimana halnya rapat rutin
koperasi

18
4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas
Sebagai pengelola usaha koperasi, pengurus mempunyai kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan kepengurusannya kepada rapat
anggota. Penyajian laporan keuangan kepada p73 rapat anggota
adalah untuk mengetahui seberapa jauh prestasi ekonomi yang
telah dicapai oleh koperasi. Sedangkan laoran pertanggungjawaban
akan disampaikan oleh pengurus pada saat akan mengakhiri masa
jabatan
5) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Organisasi yang sehat , salah satu ukurannya adalah
terselenggaranya sistem pencatatan atau administrasi organisasi
yang teratur dan sistematis. Dengan demikian pengurus
berkewajiban pula untuk menyelenggarakan administrasi yang
teratur dan sistematis mengenai hal-hal atau peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan usaha
koperasi
Dalam penjelasan dari pasal 30 ayat 1 tersebut dikatakan bahwa dalam
pengelola koperasi, pengurus selaku kuasa rapat anggota melakukan
kegiatan semata-mata untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi
beserta anggotanya sesuai dengan keputusan rapat anggota. Sedangkan
dalam pasal 30 ayat 2 dijelaskan dengan rinci wewenang pengurus, yaitu
sebagai berikut:
1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan
2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota
Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan
koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa.
Jika, koperasi menanggung kerugian maka sesuaiketentuan pasal 34 UURI
No. 25/1992, pengurus baik bersama-sama maupun sendiri menanggung

19
kerugian yang diderita oleh koperasi karena tindakan yang dilakukan
karena kesengajaan atau kelalaian.
Pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan
kuasa untuk mengelola usaha. Pengangkatan pengelola oleh pengurus
harus mendapatkan persetujuan dari rapat anggota. Hubungan pengelola
dengan pengurus harus tunduk pada ketentuan hukum perikatan pada
umumnya. Dengan demikian, pengelola bertanggung jawab sepenuhnya
kepada pengurus. Susunan pengurus terdiri dari hal-hal:
 Ketua umum
 Ketua I
 Ketua II
 Sekretaris I & sekretaris II
 Bendahara I & bendahara II
 Anggota pengurus I, II, dan III
Mereka yang tersebut diatas inilah yang sehari-hari berada di kantor
dan memutar roda kegiatan pusat koperasi.
C. Pengawas
Pengawas koperasi ini juga merupakan perangkat organisasi koperasi
yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk
dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar.
Peranan pengawas yang dilakukan pengawas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan kepada pengurus, karyawan, ke arah
keahlian dan keterampilan.
2. Mencegah pemborosan bahan, waktu, tenaga dan biaya agar
tercapai efisiensi perusahaan koperasi.
3. Menilai hasil kerja dengan rencana yang sudah ditetapkan.
4. Mencegah terjadinya penyelewengan.
5. Menjaga tertib administrasi secara menyeluruh.

20
Mengenai tugas dan wewenang pengawas telah diatur dalam pasal 39
UURI /1992. Dalam pasal 39 ayat 1 dijelaskan bahwa tugas pengawas
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.
Sedangkan wewenang pengurus sebagaimana pasal 39 ayat 2
dikatakan:
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
Dalam rangka peningkatan efisiensi, pengelolaan yang bersifat
terbuka dan melindungi pihak yang berkepentingan, koperasi dapat
meminta jasa audit kepada akuntan publik. Dengan ketentuan ini,
pengurus dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik dan tidak
menutup kemungkinan permintaan tersebut dilakukan oleh pengawas.
Demi terlaksananya audit sebagaimana mestinya, rapat anggota dapat
menetapkan untuk itu. Yang dimaksud jasa audit adalah audit terhadap
laporan keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan koperasi.
Jika seseorang akuntan publik diminta jasanya untuk mengaudit
laporan keuangan maka dalam laporan akhir pemeriksaannya, akuntan
publik tersebut akan memberikan pendapatnya.
Isi laporan pengawas paling tidak harus memuat/menyangkut hal-hal
berikut ini:
1) Perkembangan usaha selama satu tahun dan dibandinkan dengan
kondisi tahun buku yang lalu. Dilengkapi dengan penjelasan
tentang sebab kemajuan atau kemunduran dari koperasi.
2) Perkembangan keuangan, simpanan anggota maupun pinjaman-
pinjaman yang telah dilakukan.
3) Perkembangan harta kekayaan perusahaan koperasi.
4) Uraian tentang pelaksanaan keputusan-keputusan rapat anggota
beserta alasannya, jika ternyata ada keputusan yang belum
dilaksanakan oleh pengurus.

21
5) Perkembangan hubungan kerja antara pengurus, karyawan dan
manajer/ pengelola.
6) Kesimpulan pemeriksaan dan saran untuk kemajuan koperasi.
Apabila laporan yang dibuat pengawas kepada rapat anggota tidak
diterima oleh pengurus, maka untuk mnyelesaikannya pengurus tidak
diperkenankan mempengaruhi opin anggota pengawas. Pengurus
berhak dan wajib memberi keterangannya secara tersendiri kepada
rapat anggota dan tembusannya diberikan pengawas. Jika, ternyata
tidak ada titik temu antara pendapat pengawas dan pendapat pengurus,
maka putusan akhir diserahkan kepada rapat anggota.
Mengenai pemeriksaan yang dilakukan pengawas adalah sebagai
berikut:
1) Pemeriksaan dilakukan di tempat kedudukan perkumpulan
koperasi dan juga di semua cabang-cabang tempat kegiatan
koperasi dilakukan.
2) Pengawas dapat melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu paling
sedikit setiap triwulan, salah satu diantaranya menjelang tutup
buku.
3) Setiap kali diadakan pemeriksaan, pengurus atau pegawai harus
mendampingi anggota pengawas untuk memberikan keterangan
yang diperlukan.
4) Pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas mencakup dua bagian
besar, yaitu pemeriksaan atas organisasi koperasi dan pemeriksaan
atas usaha perkumpulan koperasi.

4. Manajer dalam Manajemen Koperasi


Istilah manajer untuk koperasi diperkenalkan di Indonesia pada
akhir tahun 1970-an. Tetapi, sesungguhnya sebelum tahun 1970-an ,
banyak koperasi yang dalam bidang administrasi perkantorannya
diserahkan kepada seorang manajer, yang lebih dikenal dengan istilah
administrator. Seorang administrator memang seorang manajer, tetapi
kegiatannya lebih condong untuk melakukan kegiatan di bidang

22
administratif dan masalah-masalah perkantoran, sedangkan istilah manajer
koperasi yang muncul pada akhir tahun 1970-an dan berkembang pada
thaun 1980-an, lebih dikaitkan pada kegiatan teknis operasional usaha.
Koperasi pada dasarnya memerlukan tenaga manajer untuk
menjalakan kegiatan usahanya. Peranan manajer dikaitkan dengan volume
usaha, modal, kerja, dan faisilitas yang diatur oleh pengurus. Besar
kecilnya volume usaha merupakan Batasan dan ukuran perlu tidaknya
digunakan tenaga manajer. Kemudian, rencana pengangkatan pengelola
atau manajer diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan.
Sedangkan permilihan dan pengangkatan pengelola usaha dilaksanakan
oleh pengurus.Pengurus bertanggung jawab penuh dan harus pemamhami
keinginan para anggota dan merumuskannya dalam suatu kebijaksanaan.
Berdasarkan tingkatannya dalam organisasi atau menurut ruang
lingkup kegiatan yang dikelola manajer , manajer dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Manajer Puncak
Manajer ini bertanggung jawab langsung kepada pengurus ,
dan bertanggung jawab atas manajemen bidang usaha dan
koperasi secara menyeluruh.
2. Manajer Menengah
Manajer menengah ini memberi arahan-arahan kegiatan
kepada manajer bawahan atau dalam hal tertentu bisa juga
kepada karyawan-karyawan opersional, manajer ini
bertanggung jawab terhadap implementasi kebijaksanaan
organisasi.
3. Manajer Lini Pertama/Bawahan
Manajer ini bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain
(bawahannya) dan memberikan pengarahan kepada mereka.
Seorang manajer yang baik , harus memiliki kualifikasi sebagai
berikut:

23
1. Harus cakap dan memiliki technical skill , dalam arti bahwa dia
harus mampu memecahkan permasalahan sumber daya secara
fisik.
2. Memiliki executive skill, yaitu kemampuan memecahkan
masalah yang berkaitan dengan SDM.
3. Harus kreatif, mampu menciptakan ide, metode atau cara baru
dalam pekerjaan, sehingga lebih efektif dan efisien.
4. Mempunyai pandangan jauh ke depan.
5. Mempunyai jiwa kepemimpinan (leadership), sehingga dipatuhi
oleh bawahan.
6. Memiliki organizational skill sehingga mampu menjabatkan
kegiatan-kegiatan operasional.
7. Mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
8. Mampu bekerja sama dengan orang lain.
9. Mampu memadukan dan mengakomodasi perbedaan pandangan
dari bawahan.

Sedangkan tugas dan kewajiban manajer dapat dijabarkan sebagai


berikut:

1. Memimpin kegiatan usaha yang telah digariskan oleh pengurus.


2. Mengangkat/memberhentikan karyawan koperasi atas kuasa
dan/atau pesetujuan pengurus.
3. Membantu pengurus dalam menyusun anggaran belanja dan
pendapatan koperasi.
4. Melaporkan secara teratur kepada pengurus tentang pelaksanaan
tugas yang diberikan dan jika perlu dapat memberikan saran
perbaikan/peningkatan usaha yang dilakukan.
5. Mempertanggungjawabkan mengenai pelaksanaan tugas kepada
pengurus koperasi.
5. Hubungan Kerja Pengurus, Pengawas, dan Manajer Koperasi
Untuk mengadakan pemisahan yang tegas antara pengurus,
pengawas, dan manajer koperasi, dibuat pedoman sebagai berikut:

24
1. Pengurus adalah pelaksanaan uasaha koperasi yang bertanggung jawab
kepada rapat anggota.
2. Pengawas adalah orang yang mengadakan pengawasan terhadap
kebijaksanaan pengurus dan dapat memberi saran-saran demi
kemajuan ekonomi.
3. Manajer adalah orang yang diberi wewenang dan kuasa untuk
mengelola, melainkan petugas pelaksana pekerjaan sehari-hari dan
bertanggungjawab kepada pengurus.
Hubungan kerja antara pengurus, pengawas merupakan hubungan
konsultatif secara timbal balik. Sementara itu, hubungan pengawas dan
manajer sifatnya koordinatif, sehingga pengawas tidak boleh langsung
memeriksa tugas-tugas manajer dan karyawan bawahannya, kecuali
dengan persetujuan pengurus. Hal ini agar tidak terdapat dua badan yang
mengurus dan memimpin organisasi serta untuk memperjelas pemahaman
antara pelaksana dan pengawas.

25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
guna mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem manajemen
yang baik. Manajemen koperasi dapat didefinisikan sebagai cara pemanfaatan
segala sumber daya koperasi sebagai suatu ekonomi, secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha usaha
mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi. Dalam
perkoperasian terdapat perangkat organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota,
pengurus, dan badan pemeriksa. Peranan manajer dikaitkan dengan volume
usaha, modal, kerja dan fasilitas yang diatur oleh pengurus. Hubungan kerja
antara pengurus dan pengawas merupakan hubungan konsultatif secara timbal
balik.

26
DAFTAR PUSTAKA

Baswir, Revirsond.2000.Koperasi Indonesia Edisi Pertama,Yogyakarta:BPFE


Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susanto.2002.Perkoperasian Sejarah, Teori,
& Prakek, Bogor:Ghalia Indonesia
Sumarsono, Sonny.2003.Manajemen Koperasi.Yogyakarta:Graha Ilmu
Admin.2018. Pengertian dan Fungsi Manajemen Koperasi .(Online),
(http://rocketmanajemen.com/manajemen-koperasi), diakses pada 15 Maret 2018

27

Anda mungkin juga menyukai