Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
II. TUJUAN
1.1. Mahasiswa dapat memahami pengertian sediaan steril dengan baik dan benar.
1.2. Mahasiswa dapat mengerti proses pencucian dan sterilisasi tutup karet,
ampul, dan vial dengan baik dan benar.
1.3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam alat yang digunakan untuk
proses sterilisasi tutup karet, ampul, dan vial.
1.4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pencucian dan sterilisasi tutup karet, ampul, dan vial dengan baik dan benar.
1.5. Mahasiswa dapat menghitung jumlah bahan Na Bikarbonat 0,5%, Tapol 1%,
dan HCl 2% yang digunakan dalam pencucian dan sterilisasi tutup karet,
ampul, dan vial dengan baik dan benar.
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba
hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen/non
patogen (tidak menimbulkan penyakit). Sediaan steril adalah bentuk sediaan
obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup.
Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini antara lain sediaan parental
preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parenteral
merupakan jenis sediaan yang unik diantara bentuk sediaan obat terbagi-
bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membrane mukosa
ke bagian tubuh yang paling efisien, yaitu membrane kulit dan mukosa,
maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-
bahan toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.
Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus
dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi,
apakah kontaminasi fisik, kimia, atau mikrobiologis (Priyambodo, 2007).
Sterilisasi ada beberapa cara diantaranya sterilisasi secara fisik
(pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan
selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan
alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170-1800C dan waktu
yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas).
Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan
alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara makanik, digunakan untuk
beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja
filter, seperti pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-
partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
secara mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) :
1. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruangan dan
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron atau
0.45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi
ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik.
2. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Terdapat empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a. Pemijaran Api
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L, dll.
b. Panas kering
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara
panas. Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu
tinggi (170-180’C) dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke dalam oven alat/bahan
teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam wadah tertutup
untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap panas bertekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah
menggunakan uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada
tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada:
1) Alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa
mengalami kerusakan.
2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum).
3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama
15 menit.
V. PEMERIAN
1. Natrium Bikarbonat/Natrium Subcarbonas
Natrium Bikarbonat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 100,5% NaHCO3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
(DepKes RI, 1995).
Organoleptis : Serbuk hablur, putih. Stabil di udara kering, tetapi dalam
udara lembab secara perlahan-lahan terurai. Larutan segar
dalam air dingin, tanpa dikocok, bersifat basa terhadap
lakmus. Kebasaan bertambah bila larutan dibiarkan,
digoyang kuat atau dipanaskan (DepKes RI, 1995).
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol (DepKes RI, 1995).
Khasiat : Desinfektan, membersikan sisa HCl pada pencucian atau
menetralakan asam (DepKes RI, 1995).
2. HCl/Acidum Hydrocloridum/Asam Klorida
Asam Klorida mengandung tidak kurang dari 36,5% b/b dan tidak lebih dari
38,0 b/b HCl (DepKes RI, 1995).
Organoleptis : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika
diencerkan dengan 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot
jenis lebih kurang 1,18 (DepKes RI, 1995).
Kelarutan : -
Khasiat : Desinfektan (untuk zat yang larut asam) (DepKes RI, 1995).
3. Aquadest/Air Suling
Pemerian : Cairan jernih, Tidak berwarna, Tidak berasa, dan tidak
berbau (DepKes RI, 1979).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik (DepKes RI, 1979).
Kegunaan : Pelarut (DepKes RI, 1979).
4. Alkohol
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak, bau khas dan rasa panas (DepKes RI, 1979).
Kelarutan : Hampir larut dalam larutan (DepKes RI, 1979).
Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat (DepKes RI, 1979).
Kegunaan : Pelarut (DepKes RI, 1979).
Keadaan
Nama Metode
Waktu Jumlah
Alat Sterilisasi
Sebelum Sterilisasi Sesudah sterilisasi
X. KESIMPULAN
Disusun oleh :
Nama : Ima Mulianingrum
NIM : 16.0605
Kelompok : C
2017