Anda di halaman 1dari 2

Motivator Indonesia Optimis, Motivator Indonesia Positif, Motivator Indonesia Bijak

Motivator dunia yang terbaik, motivator dunia yang terkenal, motivator dunia yang cacat, siapakah
mereka? Anthony Robbins dan Nick Vujicic. Kemungkinan muncul dua nama tersebut. Lalu nama-nama
berikut: Robert Kiyosaki, Kim Kiyosaki, Richard Branson (Virgin Group), Donald Trump, Philip Kotler,
Robert G. Allen, Har Eker, dan Yusuf Qardhawi.

Dengan izin-Nya, saya pernah bertemu dan belajar langsung dengan tokoh-tokoh motivasi kelas dunia di
atas. Semua. Bahkan di Indonesia, alhamdulillah total penjualan buku saya dua kali lipat melampaui
buku Robert Kiyosaki. Ini adalah rahmat Allah semata dan saya hanya menjalani takdir saja.

Bagi saya, kata-kata motivasi dan cerita motivasi adalah tentang cinta (passion). Dengan pemahaman
dan pengertian inilah, saya berseminar di belasan negara di 4 benua, berbicara soal dunia kerja, dunia
usaha, dunia Islam, atau dunia pendidikan. Ya, passion yang menggerakkan saya.

Sebagai motivator Indonesia, saya berseru, "Sisihkan waktu dan uang untuk belajar. Demi mengundang
percepatan." Belajar dari yang terbaik, kalau perlu. Coba-coba sendiri jadinya malah lebih lamaaa dan
lebih mahaaal. Saya saja masih belajar dan berguru minimal 2x seminggu, rutin selama bertahun-tahun.

Lihatlah pengusaha, profesional, dan motivator zaman sekarang. Muda-muda, sudah sukses. Kok bisa?
Karena mereka mau menyisihkan waktu dan uang untuk belajar. Sekarang giliran kita! Maksud saya,
giliran Anda! Tak bosan-bosannya saya mengingatkan para peserta di seminar motivasi saya, "Belajar,
belajar, belajar!"

Kalau belajar, rezeki akan lebih mudah untuk dikejar. Kalau belajar, kita akan berdiri dengan lainnya
dengan sejajar. Namun tak semua orang mau belajar. Di antara mereka malah mengajukan alasan-
alasan yang tak wajar. Dua tahun belajar dan action, insya Allah akan menjadi tahun-tahun yang
menentukan atas nasib juga masa depan Anda. Hei, buktikan saja!

Tidak semua motivator cocok dengan karakter dan dream kita. Ada yang kalem, ada yang meledak-
ledak. Ada yang serius, ada yang kocak. Ada yang family-oriented, ada yang rich-oriented. Buat apa
dipermasalahkan? Pilih saja yang sesuai dengan karakter dan dream kita.

Lantas, gimana dengan motivator yang menolak tes DNA dan berhenti tampil di TV? Apakah ia merasa
bersalah? Menurut saya, itu urusannya dengan keluarganya. Kalau Anda memang peduli dengan salah
satu pihak atau kedua-dua pihak, yah Anda doakan saja yang terbaik. Seringkali suasana menjadi keruh
karena komen-komen dari orang-orang yang tidak mengerti sama sekali.
Di sini saya hanya ingin menegaskan, kita sebagai pembelajar, pilih saja motivator yang cocok dengan
karakter dan dream kita. Cukup. Apa pendapat Anda?,

Anda mungkin juga menyukai