Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Proses Hydrotermal merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya.
Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :
1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :
Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.
Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman
yang besar.
Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena dan Spalerite serta
oksida besi.
Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.
2. Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :
Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan
bumi.
Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses
penggantian antara lain berupa “crustification” dan “banding”.
Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan Oksida Sn.
Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :
Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).
Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.
Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).
Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”-nya berupa
Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.
Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan
hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi berupa
pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang
diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone
deposits, Stockworks, Ladder-vein, Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia
filling (vulkanik, tektonik dan collapse),Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-
vein, Pore-space filling, Vessiculer fillings.
Pengertian Hidrothermal
Hidrothermal adalah larutansisa magma yang bersifat "aqueous"
sebagaihasildifferensiasi magma.Hidrothermalini kaya akanlogam-logam yang relatifringan,
danmerupakansumberterbesar (90%) dari proses pembentukanendapan-endapanbijih.
Proses Hidrothermal yaitu air panas yang naik akibat proses magmatik
ataupun dari proses lainnya seperti air meteorik atau yang terbebaskan pada suatu
proses malihan. Air panas tersebut dapat melarutkan unsur logam dari batuan yang
dilaluinya, kemudian diendapkan di suatu tempat pada temperatur yang lebih rendah,
sebagian besar cebakan mineral berasal dari proses ini.
Sirkulasi hidrotermal dalam arti yang paling umum adalah sirkulasi air panas,
sedangkan Yunani yang berarti air dan "termos 'berarti hydros' panas '. sirkulasi
hidrotermal terjadi paling sering di sekitar sumber panas di dalam kerak bumi. Hal ini
umumnya terjadi di dekat gunung berapi aktivitas, tetapi dapat terjadi pada kerak
dalam berhubungan dengan intrusi granit , atau sebagai hasil dari orogeny atau
metamorfosis .
Selain itu dapat juga menghasilkan ubahan pada batuan yang dialirinya.
Larutan hidrotermal mempunyai peranan penting dalam pembentukan cebakan
mineral yang berharga, dengan membentuk urat-urat dan alterasi batuan. Cebakan
mineral berharga hasil larutan hidrotermal lebih banyak dijumpai dari pada tipe
lainnya. Komposisi utama dari larutan hidrotermal adalah air.
Airnya selalu mengandung garam-garam, sodium khlorida, potassium khlorida,
kalsium sulfat, dan kalsium khlorida. Kadar garam yang terlarut sangatlah bervariasi,
mulai dari salinitas air laut yaitu 3.5% berat sampai puluhan kalinya. Larutan yang
sangat “asin” (barin, kadar garam tinggi) dapat melarutkan sedikit mineral yang
tamoaknya tidak larut seperti emas, kalkopirit, galena dan sfalerit.
Larutan hidrotermal terjadi dalam beberapa cara. Salah satunya peleburan
magma yang terjadi oleh parsial basah yang mendingin dan mengkristal, air yang
menyebabkan peleburan parsial basah dilepaskan. Namun tidak sebagai air murni,
tetapi mengandung semua unsure yang dapat larut yang terdapat pada magma
seperti NaCl dan unsure kimia: emas, perak, tembaga, timbal, zinc, merkuri dan
molybdenum, yang tidak terikat kuarsa, feldspar, dan mineral lain dengan substitusi
ion. Suhu yang tinggi meningkatkan efektifitas larutan yang sangat asin ini untuk
membentuk endapan mineral hidrotermal.
Gambar 1
Proses Hidrothermal
Endapan mineral yang terbentuk dari volkanisme pematang tengah samudra
dinamakan volcanogenic massive sulfide deposits. Batuan kerak samudra yang kaya
akan piroksen menghasilkan larutan mengandung Cu dan Zn.Hasilnya,
endapanvolcanogenic massive sulfidekaya akan copper dan zinc.
Pada black smokers, cairan hydrothermal yang naik berwarna hitam
disebabkan oleh partikel sufida besi dan presipitasi mineral lain merupakan
cerobongnya dari larutan yang mendingin oleh air laut yang dingin. Struktur seperti
cerobong terdiri dari pyrite, chalcopyrite, dan mineral bijih lainnya diendapkan oleh
larutan hydrothermal.
Volkanisme dan panas merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu wajar bila
banyak endapan mineral berasosiasi dengan batuan volkanik panas yag dimasuki air
yang bersirkulasi di kedalaman, yang berasal dari air hujan atau air laut. Banyak sekali
endapan mineral dijumpai pada bagian atas tumpukan volkanik, yang diendapkan
saat larutan hidrotermal bergerak naik, mendingin dan mengendapkan mineral bijih.
Saat larutan hidrotermal bergerak perlahan ke atas larutan akan mendingin
sangat lambat. Jika mineral terlarut diendapkan (precipitated) dari larutan ini akan
menyebar jauh dan luas sehingga tidak cukup terkonsentrasi membentuk endapan
bijih. Namun apabila larutannya bergerak cepat seperti melalui rekahan yang terbuka
pada massa batuan yang hancur (shattered) atau lapisan tefra porous dimana aliran
agak lancer pendinginannya dapat berlangsung secara tiba-tiba dan pada jarak yang
pendek. Presipitasi cepat cepat dan konsentrasi mineral menghasilkan cebakan
mineral. Pengaruh lainnya adalah penurunan tekanan yang cepat, mengubah
komposisi larutan karena bereaksi dengan batuan di sekitarnya, dan mendingin akibat
bercampur dengan air laut dapat juga menyebabkan presipitasi cepat dan membentuk
konsentrasi cebakan.
Gambar 2
Lingkungan Pengendapan endapan hydrothermal
Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal
yang mempunyai temperatur tinggi (225oC), hanya beberapa diantaranya yang
mempunyai temperatur sedang (150-225oC). Pada dasarnya sistem panas bumi jenis
hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke
sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas
secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara
konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.
Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung
(bouyancy).
Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak
kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka
akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air
menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas
dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau
arus konveksi.
Adanya suatu sistim hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan
oleh adanya manifestasi panasbumi di permukaan (geothermal surface
manifestation), seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud pools), geyser
dan manifestasi panasbumi lainnya, dimana beberapa diantaranya, yaitu mata air
panas, kolam air panas sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi,
berendam, mencuci, masak dll. Manifestasi panasbumi di permukaan diperkirakan
terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya
rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panasbumi (uap dan air panas) mengalir
ke permukaan.
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya,
sistim hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistim satu fasa atau sistim dua fasa.
Sistim dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap.
Sistim dominasi uap merupakan sistim yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir
panas buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan
dengan fasa airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan pori‐pori batuan masih
menyimpan air. Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah
reservoir dominasi uapnya. Sistim dominasi air merupakan sistim panas bumi yang
umum terdapat di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat
dominan walaupun “boiling” sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk
lapisan penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi.
Dibandingkan dengan temperatur reservoir minyak, temperatur reservoir
panasbumi relatif sangat tinggi, bisa mencapai 3500oC. Berdasarkan pada besarnya
temperatur, Hochstein (1990) membedakan sistim panasbumi menjadi tiga, yaitu:
1. Sistem panasbumi bertemperatur rendah, yaitu suatu sistem yang reservoirnya
mengandung fluida dengan temperatur lebih kecil dari 1250C.
2. Sistem/reservoir bertemperatur sedang, yaitu suatu sistem yang reservoirnya
mengandung fluida bertemperatur antara 1250C dan 2250C.
3. Sistem/reservoir bertemperatur tinggi, yaitu suatu sistem yang reservoirnya mengandung
fluida bertemperatur diatas 2250C.
Sistim panas bumi seringkali juga diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida
yaitu sistim entalpi rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar
klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalphi, akan tetapi
berdasarkan pada temperatur mengingat entalphi adalah fungsi dari temperatur.