Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017

07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

METODE PEMBUATAN PREPARAT APUS DARAH


(SMEAR PREPARATION)
FMIPA UNMUL 2018

Okta Marisa fitriani 1 Rudianto2


1 Laboratorim Anatomi hewandan Mikroteknik, Program Studi Biologi
2 Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Mulawarman
* Coressponden Author: oktamarisa971002@gmail.com ᄃ

Abstrak: Metode a p u s d a r a h ( smear method) merupakan suatu pembuatan sediaaan darah dengan
jalan mengoles atau membuat selaput (film) dari substansi yang berupa cairan diatas gelas benda yang
bersih dan bebas kotoran untuk selanjutnya kemudian difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas benda.
Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah untuk dmengetahui struktur komponen seluler darah
dengan menggunakan metode apus telah banyak dilakukan. Metode yang digunakan dalam
praktikum adalah dengan menggunakan metode pembuatan film yang tipis untuk mengamati
komponen-komponen sel dibawah mikroskop. Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa pembuatan preparat apus darah menggunakan metode apus (metode smear) yang merupakan
suatu sediaan dengan jalan mengapus atau membuat selaput (film). Pewarnaan menggunakan Giemsa
3% yang merupakan modifikasi metode Romanosky. dengan hasil yang dapat diamti dibawah
mikroskop menunjukan adanya eritrosit dan leukosit. Perbandingan jumlah antara eritrosit dan leukosit
jauh lebih banyak eritosit. jenis leukosit yang berhasil ditemukan diantaranya adalah basofil, neutrofil,
limfosit dan monosit.

Kata kunci : Metode apus, teknik pengapusan,struktur-komponen, giemsa.

Pendahuluan bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti


Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan seperti cincin dan berperan penting dalam
melalui pembuluh. Fungsi utama darah adalah imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar),
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat
diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai nutrisi bergerak dengan membentuk pseudopodia
pada jaringan tubuh mengangkut zat-zat sisa Subowo (2010).
metabolisme, dan mengandung berbagai bahan Metode apus darah (smear method) adalah
penyusun sistem imun yang bertujuan suatu pembuatan sediaan darah dengan jalan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit [5]. mengoles atau membuat selaput (film) dari
Volume darah manusia pada umumnya substansi yang berupa cairan atau bukan cairan
di atas gelas benda yang bersih dan
sebanyak ±5 liter dengan unsur-unsur
bebaslemak, untuk selanjutnya kemudian
pembentuknya yaitu sel-sel darah, platelet, dan difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas
plasma. Sel darah umumnya dikenal ada tiga tipe penutup [3].
yaitu: eritrosit, leukosit dan trombosit. Eritrosit Fiksasi adalah suatu tindakan mematikan
manusia dalam keadaan normal berbentuk elemen-elemen atau komponen-komponen sel
cakram bikonkaf dengan diameter 7,2 µm tanpa atau jeringan tumbuhan/hewan dengan tetap
inti, lebih dari separuh komposisi eritrosit terdiri mempertahankan bentuk, struktur maupun
dari air (60%) dan sisanya berbentuk substansi ukurannya menggunakan zat kimia tertentu. Zat
koloidal padat. Leukosit terdapat pada bagian kimi yang digunakan dalam proses fiksasi
disebut fiksatif. Fiksatif dibagi menjadi dua
pinggir sel darah, leukosit ini dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu fiksatif sederhana dan
yaitu granulosit dan agranulosit. Leukosit tipe fiksatif majemuk. Fiksatif sederhana adalah
granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil suatu larutan yang di dalamnya hanya
(terbanyak) berbentuk bulat dengan diameter 10- mengandung satu macam zat saja, misalnya
12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar formalin 1%, methyl alkohol, asam asetat glasial
daripada netrofil (10-15 µm) dan Basofil (paling 45% dan sebagainya. Sedangkan fiksatif
sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan majemuk adalah suatu larutan yang di dalamnya
netrofil tetapi basofil sangat sulit ditemukan. mengandung lebih dari satu macam zat kimia
misalnya FAA, Bouin, Carnoy, dan sebagainya
Sedangkan leukosit tipe agranulosit dibagi menjadi [1]
.
dua yaitu Limfosit yang mempunyai ukuran yang
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

metode pewarnaan yang dapat digunakan Cover glass, Pipet tetes, Alat tulis, Kertas label dan
untuk pewarnaan darah apusyaitu Kameran Hp.
menggunakan metode Bahan
Romanowsky.Gandosoebroto (2007), dalam Bahan yang digunakan pada praktikum ini
Carascallo (2009) mengemukakan ada empat
adalah darah probandus, alkohol 95%, larutan
macam pewarnaan preparat darah apus yaitu
pewarnaan wright’s stain, pewarnaan lieshman, giemsa, larutan wright dan aquadest
pewarnaan may grunwald, dan pewarnaan Cara Kerja
giemsa.Namun pewarnaan yang paling sering Larutan Giemsa
digunakan dalam metode Romanosky dapat Mula-mula diambil terlebih dahulu darah
diiartikan bahwa metode pewarnaan dengan probandus(wanita/pria) dengan menggunakan
menggunakan pewarnaan giemsa.Pewarnaan autoklik, kemudian darah diteteskan diatas gelas
giemsa adalah sebuah teknik pewarnaan benda. Kemudia diatas gelas benda tersebut
mikroskopi yang pertama dikembangkan oleh dibuat apusan darah dengan menggunakan
Gustav Giemsa. Pewarna giemsa terdiri dari gelas benda lain dengan sudut 450 sehinnga
campuran pewarna methylene blue, dan membentuk selaput/film darah yang tipis dan
methylene azure.Campuran methylene azure rata. Kemudian pada gelas benda diberi
perlakuan yakni dengan melakukan pewarnaan
dan methylene blue akanmembentuk eosinat
giemsa, dimana darah yang sudah kering
yang membuat hasil pewarnaan menjadi lebih
difiksasi dengan menggunakan alkohol,
stabil [4].
kemudian alkohol tersebut dibiarkan mengering
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
lalu selanjutnya diberi diberi pewarnaan giemsa
keberhasilan pembuatan preparat, terutama
yang telah diencerkan sebanyak 3 % dan di
pada pembuatan preparat apus yaitu
diamkan selama 30 menit. Kemudian di bilas
pengambilan sampel harus darah yang masih
dengan menggunakan aquadest dan selanjutnya
segar, karena darah merupakan jaringan hidup
diamati dibawah mikroskop
yang dapat melakukan proses pembekuan saat
terjadi luka dan pendarahan, proses
Larutan wright
pemrosesan mempengaruhi keberhasilan
Mula-mula diambil terlebih dahulu darah
pembuatan preparat terutama dalam proses
probandus(wanita/pria) dengan menggunakan
perlakuan penggeseran darah pada kaca benda,
autoklik, kemudian darah diteteskan diatas gelas
karena hal ini berpengaruh terhadap sel-sel
benda. Kemudia diatas gelas benda tersebut
darah dan pemberian zat warna yang berlebihan
dibuat apusan darah dengan menggunakan
akan mengakibatkan bagian-bagian sel darah
gelas benda lain dengan sudut 450 sehinnga
yang terlalu tebal, sehingga sulit diamati.
membentuk selaput/film darah yang tipis dan
Lamanya pemberian zat warna juga
rata. Kemudian pada gelas benda diberi
berpengaruh karena adanya daya serap
perlakuan yakni dengan melakukan pewarnaan
jaringan juga berbeda. Sehingga dalam hal ini
wright. Dimana dalam pewarnaan wright setelah
diperlukan keterampilan dan pengamatan yang
apusan darah telah mengering, selanjutnya
cukup [2].
diberi larutan pewarna wright hingga merata dan
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk
didiamkan selama 5 menit, kemudian di bilas
mengetahui struktur komponen seluler darah
dengan menggunakan aquadest dan selanjutnya
dengan menggunakan metode apus telah
diamati dibawah mikroskop
banyak dilakukan.

Metode percobaan
Waktu dan tempat
Praktikum Mikrotenik dilaksanakan pada hari
Rabu, 07 Maret 2018 pada pukul 10.00-12.00
WITA di Laboratorium Anatomi Hewan dan
Mikroteknik Lantai 3 Gedung G, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mulawarman

Alat dan bahan


Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
aJarum francke, Autoklik, Mikroskop, Object glass,
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

Hasil dan pembahasan


Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

No Gambar preparat Keterangan


Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

Pewarnaan larutan geisma

1. Limfosit (Leukosit tidak bergranular)


3
2. Neutrofil ( Leukosit berlobus 3)
3. Basofil (Leukosit berlobus 2)
4. Eritrosit (Sel darah merah)

1. 4
11
2

Perbesaran 40x10
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

Pewarnaan larutan wright


1. Limfosit ( Leukosit tidak bergranular)
2. Monosit (Leukosit berlobus 1)
3 3. Neutrofil (Leujosit berlobus 3)
4. Eritrosit (Sel darah merah)
2.

Perbesaran 40x10

Dalam pembuatan preparat apus darah dalamnya strukturnya tetap normal. memberi
dilakukan dengan menperhatikan ketebalan film, warna (pewarnaan) dan penutup dengan gelas
film difiksasi agar melekat erat pada gelas penutup [1].
benda sehingga yakin bahwa sel-sel di
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan Sedangkan leukosit agranuler terbagi menjadi


kegagalan dalam pembuatan preparat dari segi 2 jenis yaitu Limfosit yang merupakan sel utama
teknis maupun nonteknis.Kesulitan yang paling pada sistem getah bening yang berbentuk sferis,
umum ditemukan ialah ketika meneteskan darah berukuran yang relatif lebih kecil daripada
diatas kaca benda, karena pada waktu itu juga makrofag dan netrofil. Selain itu, limfosit
darah harus digeser dengan arah yang bergaris tengah 6-8 µm, 20-30% dari leukosit
berlawanan dengan cara ditekan dengan darah, memiliki inti yang relatif besar, bulat
kemiringan 25-30o. Apabila tekanan tidak stabil, sedikit cekung pada satu sisi. Sitoplasmanya
maka apusan darah kemungkinan terlalu tebal sedikit dan kandungan basofilik dan
yang akan mengakibatkan kesulitan dalam azurofiliknya sedikit [2].
pengamatan [4]. Monosit merupakan sel leukosit yang terbesar
darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel dengan jumlah 3-8% dari seluruh leukosit
darah dan cairan darah (plasma darah). Sel-sel normal, diameter 9-10 µm tapi pada sediaan
darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah kering diameter mencapai 20 µm atau
darah putih (leukosit), dan keping darah lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan
(trombosit) [2]. yang dalam berbentuk tapal kuda. Sitoplasma
Jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah terdapat 5 relatif banyak dengan pulasan wright berupa
juta eritrosit. Dalam keadaan normal, eritrosit biru abu-abu pada sajian kering. Monosit
berbentuk cakram bulat bikonkaf dengan berperan untuk proses imunoglobin dan
diameter sekitar 7,2 µm tanpa memiliki inti. komplemen [2].
Eritrosit mengandung hemoglobin yang Trombosit berperan penting dalam proses
berperan dalam mengikat oksigen [2]. pembekuan darah. Hal ini disebabkan karena
Sel leukosit mempunyai fungsi utama dalam adanya ion Ca+ yang ada di dalamnya.
sistem pertahanan. Rata-rata jumlah sel darah Penggumpalan darah juga melibatkan suatu
putih yang normal pada manusia adalah rata- bahan yang disebut serotonin yang berperan
rata 5000-9000 sel/mm3. Pengamatan sel darah penting dalam reaksi alergi.
putih secara mikroskopis akan terlihat seperti
terdapat tetesan setengan cair yang disebut
granula spesifik (granulosit). Granulosit spesifik
tersebut memiliki sitoplasma dan bentuk inti
yang bervariasi. Selain itu, ada jugan yang tidak
bergranula yang dicirikan dengan sitoplasma
yang homogen dengan inti berbentuk bulat atau
bentuk ginjal [2].
Leukosit bergranula terbagi menjadi 3 jenis
yaitu Netrofil dengan persentase terbesar dalam
leukosit adalah netrofil yaitu sebanyak 60-70%.
Karakteristik netrofil adalah bergaris tengah 12 Sel Basofi Sel Eusonofi
µm, memiliki 1 inti dan 2-5 lobus. Netrofil Staf(Netrofil Sel etrofil
berperan dalam pertahan seluler dan fagositosis batang) segmen
tehadap partikel kecil dengan aktif. Sitoplasma
banyak mengandung granula spesifik [2].
Basofil berjumlah sangat sedikit di dalam
leukosit darah, bergaris tengah 12µm, berinti 1,
dan berbentuk menyerupai huruf S. Sitoplasma
basofil terdapat granula yang lebih besar dan
seringkali menutupi inti. Granula basofil
metakromatik dan mensekresi histamin dan
heparin. Basofil berperan dalam sistem
kekebalan tubuh [2].
Eosinofil berjumlah hanya 1-3% leukosit
darah, bergaris tengan 9 µm (sedikit lebih kecil
dari netrofil). Intinya berlobus dua dan
mempunyai granula ovoid dengan eosin
asidofilik. Eosinofil bersifat amoeboid dan
mampu melakukan fagositosis yang lebih lambat
dibanding netrofil. Eosinofil mengandung
profibrinosilin yang berperan sebagai
pembekuan darah [2].
Sel Limfosit Sel monosit
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

Gambar 2.1 Morfologi jenis sel lekosit pada Ucapan Terima Kasih
preparat darah apus Saya mengucapkan terima kasih pada
Laboratorium Anatomi Hewan dan Mikroteknik
Larutan wright’s stain dan larutan giemsa atas fasilitas yang diberikan untuk melakukan
berfungsi untuk mewarnai organel-organel pada praktikum ini serta asisten yang telah menuntun
morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga untuk dalam praktikum. Demikian pula, saya berterima
identifikasi parasit-parasit darah misalnya dari kasih kepada teman-teman atas diskusinya yang
jenis protozoa. Namun larutan yang paling bermanfaat sehinga praktikum dapat berjalan
sering digunakan dalam pewarnaan giemsa dengan baik.
yang terdiri dari campuran pewarna methylene
blue, dan methylene azure.Campuran methylene Referensi
azure dan methylene blue akanmembentuk [1]. Irianti E & Ardinata D. 2008. Pengaruh
eosinat yang membuat hasil pewarnaan menjadi aktivitas fisik sedang terhadap hitung
lebih stabil [2]. leukosit dan hitung jenis leukosit pada
Fungsi perlakuan pada sampel darah yaitu di orang tidak terlatih. Jurnal Kedokteran
fiksasi untuk mematikan elemen-elemen sel Nusantara. Vol.4(41): 259-267.
atau jaringan dari tumbuhan/hewan dengan [2]. Peracee, E. 1985. Anatomi dan Fsiologi
tetap mempertahankan bentuk, struktur maupun Untuk Paramedis. Grameedia Pustaka
ukuran dari komponen-komponen dari preparat Utama: Jakarta.
darah yang akan dibuat. Diangin-anginkan untuk [3]. Rumlaklakl, Yase Yane, Novianti Neliyani
mengeringkan cairan pewarna dan cairan untuk Toellel. 2012. Gambaran Hematologi pada
memfiksasi sampel yaitu metanol 95 %. Rusa Timor (Cervus timorensis). Jurnal
Pewarnaan dengan larutan geisma dan wright Kajian Veteriner. Vol. 03(1): 77 - 82. ISSN:
untuk mewarnai komponen-komponen sel yang 2356-4113.
ada didalam preparat drah agar dapat dengan [4]. Santosa, Budi. 2010. Differential Counting
mudah diamati dibawah mikroskop. Berdasarkan Zona Batas Atas dan Bawah
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil Pada Preparat Apus Darah. Jurnal
bahwa pembuatan preparat apus darah Prossiding Seminar Nasional UNIMUS :55-
menggunakan metode apus (metode smear) yang 59. ISSN: 979.979. 704. 883. 9.
merupakan suatu sediaan dengan jalan mengapus [5]. Subowo. 2010. Histologi Dasar. Jakarta:
atau membuat selaput (film). Pewarnaan Erlangga
menggunakan Giemsa 3% yang merupakan
modifikasi metode Romanosky. dengan hasil
yang dapat diamti dibawah mikroskop
menunjukan adanya eritrosit dan leukosit.
Perbandingan jumlah antara eritrosit dan leukosit
jauh lebih banyak eritosit. jenis leukosit yang
berhasil ditemukan diantaranya adalah basofil,
neutrofil, limfosit dan monosit.

Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil
bahwa pembuatan preparat apus darah
menggunakan metode apus (metode smear) yang
merupakan suatu sediaan dengan jalan mengapus
atau membuat selaput (film). Pewarnaan
menggunakan Giemsa 3% yang merupakan
modifikasi metode Romanosky. dengan hasil
yang dapat diamti dibawah mikroskop
menunjukan adanya eritrosit dan leukosit.
Perbandingan jumlah antara eritrosit dan leukosit
jauh lebih banyak eritosit. jenis leukosit yang
berhasil ditemukan diantaranya adalah basofil,
neutrofil, limfosit dan monosit.
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

LAMPIRAN
2.1 Laporan sementara
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia
Jurnal Mikroreknik FMIPA UNMUL 2017
07 Maret 2018 Samarinda, Indonesia

2.2 Gambar preparat

Gambar 2.2.1 Preparat degan pewarnaan giesma

Gambar 2.2.2 Preparat degan pewarnaan wright

Anda mungkin juga menyukai