Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM FILARIASIS

Filariasis adalah penyakit menular menahun yang di sebabkan oleh cacing


filaria.penyakit ini menimbulkan cacat seumur hidup,berdampak pada sosial dan ekonomi.

Kegiatan-kegiatan yang telah di lakukan pada program filariasis

1. Penemuan penderita kronis filariasis


- Desa ulee matang 1 orang belum minum obat filariasis di karenakan penderita
mengalami penyakit jantung dan hypertensi.
- Desa matang anoe 2 orang sudah minum obat. Penderita sudah tidak ada lagi
Lymphedema (Pembengkakan) pada kaki.
- Desa Blang Tu’e 1 orang sudah minum obat hasilnya walaupun pembengkakan pada
tungkai belum berkurang, namun penderita merasakan tidak ada lagi nyeri pada
tunggai yang bengkak. Dan tidak akan bertambah pembengkakan tungkai.
- Desa teupin keuyuen 1 orang sudah minum obat penderita sudah tidak tampak lagi
pembengkakan pada kaki.
- Desa matang lada 1 orang sudah di berikan obat
2. Pelaksanaan pelatihan kader filariasis setiap bulan Agustus/September. Hasil post test
pada pelaksanaan pelatihan kader yang mendapatkan nilai tertinggi = peserta kader desa
– atas partisipasinya kami memberikan piagam penghargaan yaitu = kader URT-kdr dan
kader tanjong dama.
3. Sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat di posyandu permasalahan = masyarakat yang
hadir ke posyandu sedikit sehingga masyarakat masih banyak yang belum memahami
tentang filariasis dan pentingnya minum obat filarisis di depan petugas dan kader desa.
4. Pelaksanaan POPM di desa dan sekolah pada bulan Oktober
5. Sweeping ke rumah
Masyarakat pada pelaksanaan POPM sangat sedikit. Mereka berharap kepada petugas/kader desa
untuk mendapatkan obat di rumah. Di karenakan pada pelaksanaan POPM kurangnya dukungan
dari aparat desa.
6. Monitoring dan evaluasi POPM filariasis
- Monitoring hasil POPM setiap tahunnya sudah di lakukan oleh LSM dari UI Jakarta. Mereka
langsung ke masyarakat desa untuk memonitoring masyarakat yang minum obat. Desa yang
telah di survei di kecamatan seunuddon tahun ini adalah desa teupin keuyuen,lhok
geulituet,dan paya dua ujong.
- Pelaksanaan survei darah jari di laksanakan setelah POPM tahun ke 3 dan tahun ke 5, hasil
survei tsb. Bila di temukan angka microfilaria Rate >1% maka POPM akan di lanjutkan 2
tahun lagi setelah tahun ke 5.

Saran :
Bidan desa lebih pro aktif dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepda masyarakat dengan
menggerakkan kader, Bapak geuchik dan aparat desa untuk ikut serta sebelum POPM di laksanakan .
PROGRAM IVA

IVA (Inspeksi Virtual dengan Asam Asetat) adalah salh satu tehnik cara melakukan tes
kanker servik dengan menggunakan Asam setat.

Kelebihan test IVA adalah memberikan hasil yang segera kepada ibu/klien .

Tujuan : untuk mendeteksi secara dini kanker servik.

Hampir semua (99,7%) kanker servik secara langsung berkaitan dengan virus HPV Infeksi HPV
seringkali tidak menimbulkan gejala. Tanda umum terjadi : Teras gatal/panas di sekitar kelamin.
Infeksi HPV di servik,bekembang manjadi lesi. Di perkirakan 1 juta wanita yang terinfeksi
HPV,10% akan berkembang menjadi pra kanker, ini sudah di amati sering terjadi pada wanita
berusia 30 – 40 tahun. Perkembangan prakanker menjadi kanker biasanya terjadi setelah kurun
waktu 10 – 20 tahun. Tetapi ada yang terjadi dalam waktu singkat 1 – 2 tahun.

Sasaran pemeriksaan IVA

Dianjurkan bagi semua wanita berusia 30 sampai 50 tahun. Kanker servik menempati
angka tertinggi pada wanita usia 40 – 50 tahun, sehingga tes ini harus di lakukan pada usia di
mana lesi pra kanker lebih mungkin terdeteksi,biasanya 10 – 20 tahun lebih awal.

Kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan pada program IVA

1. Sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat dan mengajak langsung masyarakat untuk


melkukan tes IVA di desa.
2. Tes IVA yang di lakukan di puskesmas . hasilnya : dari jumlah pemeriksaan 68 orang 3
di antaranya mengalami pra kanker akn di rujuk untuk mendapatkan Crio Theraphy.

Anda mungkin juga menyukai