ISI
A. CACAT LAHIR
Cacat lahir, malformasi kongenital, dan anomali kongenital adalah
istilah-istilah sinonim yang digunakan untuk menjelaskan gangguan struktural,
perilaku, fungsional, dan metabolik yang ada sejak lahir.
Anomali minor terjadi pada sekitar 15% bayi baru lahir. Kelainan
struktural ini, misalnya mikrotia (telinga kecil), bercak berpigmen, dan fisura
palpebra yang pendek, tidak dengan sendirinya merugikan kesehatan, tetapi
pada sebagian kasus, berkaitan dengan cacat mayor. Anomali minor
berfungsi sebagai petunjuk untuk mendiagnosis cacat lain yang lebih serius.
Secara khusus, anomali telinga adalah indicator cacat lain yang mudah
dikenali dan ditemukan pada hampir semua anak dengan malformasi
sindromik.
B. Jenis Abnormalitas
1. Malformasi terjadi selama pembentukan struktur, sebagai contoh, selama
organogenesis. Kelainan ini dapat menyebabkan ketiadaan suatu struktur
secara total atau parsial atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur.
Malformasi disebabkan oleh faktor lingkungan dan atau genetik yang
bekerja secara independen atau bersamaan. Kebanyakan malformasi
berawal pada minggu ketiga sampai kedelapan kehamilan.
3
jantung, kelainan urogenital dan
tulang
Litium Malformasi jantung
Amfetamin Bibir dan langit-langit sumbing,
cacat jantung
Warfarin Kondrodisplasia, mikrosefalus
Inhibitor ACE* Retardasi pertumbuhan, kematian
janin
Kokain Retardasi pertumbuhan,
mikrosefalus, kelainan perilaku,
gastroskisis
Alkohol Sindrom alkohol janin, fisura
palpebra pendek, hipoplasia
maksila, cacat jantung, retardasi
mental
Isotretinoin (vitaminA) Embriopati vitamin A: telinga kecil
dan berbentuk abnormal,
hipoplasia mandibula,langit-langit
sumbing, cacat jantung
Pelarut industri Berat badan lahir rendah, cacat
kraniofasial dan tabung saraf
Merkuri organik Gejala neurologis serupa dengan
yang disebabkan oleh cerebral
palsy
Timbal Retardasi pertumbuhan, gangguan
neurologis
Hormon
Bahan androgenik Maskulinasi genitalia wanita: labia
(etisteron, noretisteron) menyatu, hipertrofi klitoris
Dietilstikbestrol (DES) Malformasi uterus, tuba uterina,
dan vagina bagian atas: kanker
vagina; malformasi testis
Diabetes ibu Berbagai malformasi; tersering
cacat jantung dan tabung saraf
Obesitas ibu Cacat jantung, omfalokel
*ACE, angiotensin-coverting enzyme (enzim pengubah angiotensin)
4
Gambar 2. Contoh Fokomelia, hilangnya tulang-tulang
panjang ekstremitas
D. Prinsip Teratologi
Faktor-faktor yang menentukan kapasitas suatu agen untuk
menimbulkan cacat lahir telah didefinisikan dan diajukan sebagai prinsip
teratologi. Prinsip-prinsip tersebut mencakup :
5
3. Manifestasi gangguan perkembangan bergantung pada dosis dan lama
pajaan ke teratogen.
4. Teratogen bekerja melalui jalur (mekanisme) spesifik pada sel dan jaringan
yang sedang berkembang untuk memicu kelainan embryogenesis
(patogenesis). Mekanisme ini mungkin melibatkan inhibitor proses
biokimiawi atau molekular tertentu; pathogenesis mungkin melibatkan
kematian sel, penurunan poliferasi sel, atau fenomena sel lainnya.
5. Manifetasi kelainan perkembangan adalah kematian, malformasi, retardasi
pertumbuhan, dan gangguan fungsional.
Agen Infeksi
6
pernah dilaporkan. Studi-studi prospektif menunjukkan bahwa angka
malformasi setelah pajanan ke virus-virus ini rendah atau bahkan tidak ada.
Faktor penyulit yang ditimbulkan oleh virus-virus ini dan agen infeksi
lain adalah bahwa kebanyakan bersifat pirogenik, dan peningkatan suhu
tubuh (hipertermia) bersifat teratogenik. Cacat yang ditimbulkan oleh
meningkatnya suhu tubuh antara lain adalah anensefalus, spina bifida,
retardasi mental, mikroftalmia, bibir dan langit-langit sumbing, defisiensi
ekstremitas, omfalokel dan kelainan jantung. Selain penyakit demam, mandi
berendam di air panas dan sauna dapat menghasilkan peningkatan suhu
yang dapat menyebabkan cacat lahir.
Radiasi
Bahan Kimia
8
terdokumentasi dengan baik. Bagaimanapun, diduga kuat bahwa pemakaian
obat-obat ini selama kehamilan membawa risiko tinggi.
Salah satu masalah yang semakin besar di masyarakat saat ini adalah
efek obat-obat ‘pergaulan’, misalnya LSD (lysergic acid diethylamide), PCP
(fensiklidin, atau “angel dust”), mariyuana, alkohol, dan kokain. Pada kasus
LSD, pernah dilaporkan anomali anggota badan dan malformasi sistem saraf
pusat. Namun, suatu ulasan komprehensif terhadap lebih dari 100 publikasi
mengarah kepada kesimpulan bahwa LSD murni yang digunakan dalam dosis
sedang tidak bersifat teratogenik dan tidak menyebabkan kerusakan genetic.
Kurangnya bukti yang menyimpulkan teratogenitas serupa juga dilaporkan
9
untuk mariyuana dan PCP. Kokain dilaporkan menyebabkan sejumlah cacat
lahir, mungkin melalui kerjanya sebagai vasokonstriktor yang menyebabkan
hipoksia.
10
embriopati isotretinion atau embriopati vitamin A. obat ini diresepkan
untuk terapi akne kistik dan dermatomis kronis lain, tetapi sangat teratogenik
dan dapat menimbulkan hampir semua jenis cacat. Bahkan retinoid topikal,
misalnya etretinat, berpotensi menimbulkan kelainan. Dengan gencarnya
anjuran pemakaian multivitamin yang mengandung asam folat saat ini, timbul
kekhawatiran bahwa pemakaian berlebihan suplemen vitamin dapat
membahayakan, karena sebagian besar suplemen tersebut mengandung
sekitar 8.000 IU vitamin A. Masih diperdebatkan sebenarnya berapa jumlah
vitamin A yang dianggap membahayakan, tetapi kebanyakan ilmuwan
sepakat bahwa 25.000 IU adalah kadar ambang untuk teratogenisitas.
Hormon
Penyakit Ibu
Definisi gizi
Obesitas
Hipoksia
Logam Berat
14
E. Teratogenesis yang Diperantarai oleh Pria
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pajanan ke bahan kimia dan
bahan lain, misal etilnitrosourea dan radiasi, dapat menyebabkan mutasi pada
sel germinativum pria. Penelitian epidemiologis mengaitkan pajanan ke
merkuri, timbal, pelarut, alkohol, merokok, dan senyawa lain dari lingkungan
dan pekerjaan ayah dengan abortus spontan, berat badan lahir rendah, dan
cacat lahir. Usia ayah yang lanjut adalah faktor yang meningkatkan risiko
cacat ekstremitas dan cacat tabung saraf, sindrom Down, serta mutasi-mutasi
dominan otosom baru. Yang menarik, pria yang berusia kurang dari 20 tahun
memiliki risiko relatif lebih tinggi menjadi ayah dari anak cacat lahir. Bahkan
penularan toksisitas yang diperantarai oleh ayah dapat terjadi melalui cairan
semen dan dari pencemaran barang-barang rumah tangga oleh bahan kimia
yang terbawa di baju kerja ayah. Penelitian juga memperlihatkan bahwa pria
dengan cacat lahir itu sendiri memiliki risiko lebih dari dua kali lipat memiliki
anak yang juga terkena.
F. DIAGNONIS PRANATAL
Dokter perinatologi memiliki beberapa pendekatan untuk menilai
tumbuh-kembang janin in utero, termasuk ultrasonografi, pemeriksaan
penyaring serum ibu, amniosentesis, dan pengambilan sampel vilus
korion. Dalam kombinasi, teknik-teknik ini dirancang untuk mendeteksi
malformasi, kelainan genetik, pertumbuhan janin keseluruhan, dan penyulit
kehamilan, misalnya kelainan plasenta atau uterus. Penerapan dan
perkembangan terapi in utero menimbulkan konsep baru yang
mengemukakan bahwa janin kini adalah seorang pasien.
Ultrasonografi
15
cairan di trakea dan bronkus. Teknik ini aman dan sering digunakan, dengan
sekitar 80% wanita hamil di Amerika Serikat menjalani paling sedikit satu kali
pemindaian.
16
tengkorak, panjang femur, dan lingkaran perut. Pengukuran multipel
terhadap parameter-parameter ini dalam suatu kurun waktu akan
meningkatkan kemampuan kita menentukan tingkat pertumbuhan janin.
17
dengan rendahnya konsentrasi gonadotropin korion manusia (human
chirionic gonadotropin, hCG) dan estriol tak-terkonjugasi dalam serum.
Karena itu, pemeriksaan penyaring serum ibu adalah teknik yang relatif
noninvasif untuk memberi penilaian awal kesejahteraan janin.
Amniosentesis
G. TERAPI JANIN
Transfusi Janin
Pada kasus anemia janin akibat antibodi ibu atau kausa lain, dapat
dilakukan tranfusi darah untuk janin. Ultrasonografi digunakan untuk
menuntun insersi jarum ke dalam vena umbilikalis dan darah ditransfusikan
langsung kedalam janin.
19
Pembedahan janin
20
DAFTAR PUSTAKA
21