Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN KTI

HUBUNGAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI


TERHADAP KEPATUHAN MENGKOMSUMSI TABLET ZAT
BESI DI PUSKESMAS ANTARA

Disusun Oleh :
Nama : Hartina Burhan
Stambuk : 11020160155
Pembimbing 1: dr. Hj. Dahlia, MARS
Pembimbing 2 : dr. Akina Maulidhany Tahir

KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Anemia defisiensi besi merupakan masalah umum dan sangat luas dalam bidang
gangguan gizi pada ibu hamil. Prevelensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil masih
tergolong sangat tinggi. Wanita hamil berisiko tinggi mengalami anemia defisinesi besi
karena kebutuhan yang signifikan selama kehamilan1

Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan
kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua
tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima
janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardiyanti 2006)

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemogblobin dibawah
11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr % pada trimester 2. Nilai batas
normal tersebut dan perbedaannya dengan kondisi kondisi wanita tidak hamil terjadi
karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Chunningham F,2005).
Pada kehamilan relatife terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodelusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang puncaknya pada
kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai dengan
30 % dan hemoglobin sekitar 19 % (Manuaba, 2010)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012) menyatakan bahwa
AKI di Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 kematian menjadi 228 kematian. Pada tahun 2012, AKI kembali
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. Kemudian pada tahun 2015, hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) menujukkan bahwa terjadi penurunan AKI menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih terlalu jauh untuk mencapai sasaran
Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai pengganti Millenium Development
Goals (MDGs) yang memiliki target untuk mengurangi AKI hingga di bawah 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Di kota Makassar , angka kematian ibu mengalami fluktuasi selama 3 tahun
terakhir yaitu pada tahun 2015 sebanyak 5 kematian ibu dari 25.181 kelahiran hidup
(AKI : 19,86/100.000 Kelahiran Hidup). Jumlah kematian ibu tahun 2014 sama dengan
tahun 2015 yaitu 5 kematian ibu tapi berbeda pada kelahiran hidup yaitu 24.590 (AKI
: 20,33/100.000 Kelahiran Hidup). Tahun 2013 terdapat 4 kematian ibu dari 24.576
kelahiran hidup (AKI : 16,28/100.000 Kelahiran Hidup)2
Soekanto (2002) dan Lestari (2015) menjelaskan bahwa pengetahuan (knowledge)
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Penelitian membuktikan bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan3
Penyebab dari anemia pada ibu hamil yaitu kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang makanan yang baik untuk ibu hamil, selain itu juga rendahnya masukan
makanan yang mengandung zat besi. Anemia gizi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan, pertumbuhan, daya tahan
tubuh dan infeksi, juga kurangnya asupan zat besi seperti tablet Fe pada masa hamil.
Pemenuhan kebutuhan zat besi pada ibu hamil dipengaruhi oleh perilaku dalam
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil akan berisiko pada janin dan ibu hamil itu
sendiri. Janin akan mengalami gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel
tubuh maupun sel otak. Selain itu, mengakibatkan kematian pada janin dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana,
2010).
Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu terfokus
pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Departemen Kesehatan
masih terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu
hamil dengan membagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil
sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa
kehamilan (Depkes RI, 2010).
Salah satu faktor yang menyebabkan masih tingginya anemia defisiensi besi pada
ibu hamil adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi antara lain pengetahuan, sikap, dan efek samping dari tablet besi yang
diminumnya.
Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan mempengaruhi bagaimana ibu
hamil menjaga kehamilannya. Semua Ibu hamil akan mendapatkan tablet besi
sebanyak 90 tablet pada masa 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎4 Dari permasalahan di atas, penulis
ingin mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia
defisiensi besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Antara
Makassar.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan suatu penelitian untuk
menjawab pertanyaan dari suatu rumusan masalah “ Hubungan Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kepatuhan Mengkomsumsi
Tablet Besi di Puskesmas Antara”
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi besi
Terhadap Kepatuhan Mengkomsumsi Tablet Besi di Puskesmas Antara
1.3.2. TUJUAN KHUSUS
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai anemia
2. Mengetahui pentingnya tablet zat besi terhadap anemia pada ibu hamil
3. Mengetahui pola perilaku minum obat tablet zat besi pada ibu hamil
4. Mengetahui factor ketidakpatuhan ibu hamil mengkomsumsi tablet zat besi

1.4. MANFAAT PENELITIAN


1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada ibu hamil khususnya pada penderita anemia
1.4.2. Bagi Puskesmas
Meningkatkan pelayanan yang berkualitas dalam pelaksanaan kerja di
bidang maternitas
1.4.3. Bagi Masyarakat
Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pentingnya
mengkomsumsi tablet besi kepada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Antara
1.4.4. Bagi Peneliti
Menjadikan data awal maupun panduan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.5. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti
lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian yang telah dilakukan penulis.
Referensi:

1. Iswanto, Budi, Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia


Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi, FK UI
UMS, Surakarta,2012. Hal 3.
2. Profil Kesehatan Kota Makassar tahun 2015 hal 35-37.
3. Fuady, Mardhatillah , E-Journal FK USU, Vol 1 No 1 Februari 2013. Hal 2
4. Suraya ,Maulida Nur, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
Pada Ibu hamil dengan Kepatuhan Dalam Mengkomsumsi Tablet Besi,
Jakarta. FK Syarif Hidayatullah Jakarta,2013. Hal 1-3.

Anda mungkin juga menyukai