Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH PTPS-A

PENGELOLAAN SAMPAH NON ORGANIK LAYAK JUAL DENGAN


SISTEM BANK SAMPAH DI KAMPUS POLTEKKES KEMENKES
YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH

1. DWI HARTANTO (P071332170)


2. ELVIANI (P071332170)
3. FADILA MAJID (P071332170)
4. LADY DIANA BR SINURAYA (P07133217062)
5. YEMIMA NORA SITOHANG (P07133217063)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI YOGYAKARTA


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan dan solusinya menjadi isu yang menarik perhatian
banyak golongan, termasuk dosen dan mahasiswa. Salah satu gerakan yang muncul
sebagai solusi permasalahan lingkungan adalah gerakan eco-campus. Eco-campus
didefinisikan sebagai kampus yang telah peduli dan berbudaya lingkungan dan telah
melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan
Beberapa indikator terciptanya eco-campus adalah kebijakan manajemen kampus yang
berorientasi pada pengelolaan lingkungan, adanya upaya pengelolaan sampah kampus
dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan sampah 3R mulai dari sumber sesuai
amanat UU RI no 18 tahun 2008, di kampus poltekkes kemenkes yogyakarta sudah
didirikan Pusat Pengolahan Sampah Terpadu. Pengolahan yang dilakukan meliputi
pengelolaan sampah kering (anorganik) layak jual dengan penerapan bank sampah,
pengelolaan dan sampah basah (organik) layak kompos.
Melalui pengembangan Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social
engineering yang mengajarkan mahasiswa untuk memilah sampah serta menumbuhkan
kesadaran mahasiswadalam pengolahan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan
mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Pembangunan bank sampah ini harus
menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif mahasiswa untuk memulai
memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah mempunyai nilai
jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan
menjadi budaya baru Indonesia.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh kelompok kami timbulan sampah
anorganik yang dihasilkan per hari adalah sebanyak 1.5 kg. Dengan melihat besarnya
komposisi sampah kertas dan plastik yang dihasilkan dan potensi daur ulangnya sangat
besar maka dalam pengelolaannya sampah yang tergolong sampah kering layak jual ini
didaur ulang dengan penerapan sistem bank sampah. Untuk mengevaluasi sejauh mana
pengelolaan sampah kering layak jual dengan sistem bank sampah di kampus Poltekkes
kemenkes yogyakarta.
TUJUAN
1. Mengetahui besar timbulan dan komposisi sampah anorganik di lingkungan
kampus poltekkes kemenkes yogyakarta
2. Mengetahui pola penanganan sampah anorganik di kampus poltekkes
kemenkes yogyakarta dengan memanfaatkan unit pengolahan sampah yang
tersedia

B. MANFAAT

1. Bagi Ilmu Pengetahuan


Menambah pengetahuan tentang pengolahan sampah dan
menambah referensi kepustakaan mengenai pengelolaan sampah
anorganik.
2. Bagi mahasiswa
Mengaplikasikan ilmu penyehatan tanah dan pengolahan sampah yang
telah dipelajari serta menambah wawasan dan keterampilan khususnya
dalam pengelolaan sampah anorganik.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Sampah
Menurut Chairil Nizar dikutip dari beberapa sumber, ada beberapa pengertian
sampah yaitu antara lain:
- Sampah (waste) adalah zat-zat / benda-benda tidak berfungsi atau tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa
proses industri.
- Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kamus Istilah Lingkungan,
1994).
B. Pengertian Bank Sampah
Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor
13 Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur
ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi.
Dari pengertian diatas menunjukkan bahwasanya Bank Sampah merupakan suatu
institusi ataupun tempat pemilahan/pengumpulan sampah yang dibentuk untuk mengelola
dan memaksimalkan nilai sampah dengan prinsip 3R melalui pendekatan berbasiskan
masyarakat (Rustanto, Bambang. 2013).
Menurut Astuti, N.A. 2013 menyatakan bahwa pengertian bank sampah Yaitu
suatu unit kerja yang melakukan pengelolaan sampah dimana kegiatannya meliputi
pemilahan sampah dari sumbernya yang kemudian dikumpulkan pada suatu tempat
kemudian dijual ke pihak ketiga. Bank Sampah dibuat dengan menerapkan Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa prinsip pengelolaan
sampah adalah reduce, reuse, dan recycle yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan
mengolah sampah.

C. Pengelolaan Bank sampah.


Bank sampah sesungguhnya mudah untuk dikelola. Untuk membentuk suatu
bank untuk menabung sampah-sampah di lingkungan kampus, mahasiwa dapat
berpartisipasi sebagai petugas pengelola. Dibutuhkan minimal satu orang untuk menjadi
petugas pencatat administrasi keuangan, satu orang untuk menjadi petugas pengelola
tabungan, dan satu orang sebagai petugas pengelola sampah (perantara pengepul).
Selanjutnya, masing-masing petugas memiliki peran tersendiri.
Perantara pengepul bertugas melakukan negosiasi dengan pengepul dan
mengawasi proses pengepulan sampah. Pengelola administrasi keuangan akan bekerja
sama dengan perantara pengepul untuk mencatat hasil sampah. Pengelolaan Bank
Sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam Undang-undang nomor 18
tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa prinsip dalam mengelola sampah adalah
reduce, reuse dan recycle (3R).

D. Cara pengelolaan bank sampah, yaitu:


- Membentuk sebuah bank sampah untuk menabung sampah-sampah yang
dikummpulkan di lingkungan Anda.
- Kemudian menunjuk beberapa orang yang ada di lingkungan Anda
sebagai petugas pengelola, yaitu minimal satu orang sebagai pencatat
administrasi keuangan, satu orang sebagai petugas pengelola tabungan,
dan satu orang petugas untuk pengelola sampah (perantara pengepul).
- Masing-masing petugas tersebut memiliki peran sesuai tugasnya. Yaitu,
perantara pengepul melakukan negosiasi dengan para pengepul serta
mengawasi proses pengepulan sampah. Sedangkan petugas administrasi
keuangan bekerja dengan perantara pengepul akan mencatat hasil sampah
yang terkumpul dari masing-masing warga. Dan pengelola tabungan akan
menyetorkan tabungan dari masing-masing warga pada sebuah bank dan
tentu saja bertugas juga untuk mengambilkan uang di bank jika ada warga
yang ingin mengambil tabungannya.
- Proses pengepulan sampah harus terjadwal dengan baik, agar kerja bank
sampah bisa lebih mudah dan efektif. Misalnya, warga dijadwalkan
menyetorkan sampah anorganik setiap satu minggu sekali. Dengan begitu,
akan lebih banyak sampah yang terkumpul dan uang yang dihasilkan pun
akan lenih banyak.
- Jika bank sampah tersebut sudah memiliki administrasi yang baik, cara
kerja pengelolaan yang baik, maka kualitas bank sampah dapat
ditingkatkan dengan menambahkan kepemilikan badan hukum dan
pembuatan buku tabungan sendiri. Sehingga, bank pengelola sampah
tersebut akan lebih berprospek secara ekonomi (Anonim, 2014).
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi secara langsung
terhadap kondisi lingkungan serta melakukan dokumentasi. Bahan yang dikaji
dalam praktik ini adalah semua jenis sampah anorganik yang dihasilkan oleh
Jurusan Kesehatan Lingkungan. Dalam penyusunan laporan dibantu dengan
melakukan studi kepustakaan.

B. Tahap Pengumpulan Data


1. Tahap Persiapan (Perencanaan)
a. Penentuan lokasi observasi
b. Mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk mendukung jalannya
praktik.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan observasi secara langsung terhadap kondisi lingkungan
b. Melakukan dokumentasi kegiatan.

C. Ruang Lingkup
1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 11-14 Desember 2017
2. Lokasi
Jurusan Kesehatan Lingkungan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Sampah Anorganik

Kampus poltekkes kemenkes yogyakarta menghasilkan sampah kering yang


dapat didaur ulang adalah sampah plastik, sampah kertas, sampah kaleng dan sampah
kaca . Sampah kertas yang dapat didaur ulang berupa koran dan majalah bekas, kertas
HVS, kertas buram, kertas karton dan kardus yang dihasilkan dari aktivitas perkantoran
dan perkuliahan serta kardus dari aktivitas kantin/café. Sampah plastik umumnya berupa
gelas dan botol plastik, serta sisa pembungkus makanan. Sampah plastik ini berasal dari
aktivitas kantin dan kegiatan rapat, seminar dan pelatihan yang diselenggarakan di
lingkungan kampus. Sampah kaleng berupa sisa minuman kaleng, kaleng cat yang berasal
dan aktivitas kantin dan pertukangan serta bengkel. Sampah kaca berupa botol serta
pecahan gelas dan piring dari aktivitas kantin dan laboratorium.

B. Timbulan Sampah anorganik

Kuantitas Sampah anorganik dihasilkan dari kampus poltekkes yogyakarta


berasal dari berbagai macam kegiatan, yaitu kegiatan akademik, administrasi, event,
penyapuan jalan dan sampah yang berasal dari Workshoop. Sampah tersebut terdiri dari
sampah organik dan anorganik.
Sampah yang dihasilkan dari kampus poltekkes kemenkes yogyakarta berasal
dari berbagai macam kegiatan, yaitu kegiatan akademik, administrasi, event, penyapuan
jalan dan sampah yang berasal dari workshoop. Sampah tersebut terdiri dari sampah
organik dan anorganik. Komposisi timbulan sampah yang dihasilkan kampus poltekkes
yogyakarta terdiri dari sampah organik (56,02%), sampah kertas (23,6%) , sampah plastik
(13,23%) dan sampah lainnya sebanyak (7,15%).
Mahasiswa dapat menabungkan sampahnya ke Bank Sampah dengan membawa
sampah yang akan ditabung (sesuai dengan jenis sampah yang dapat ditabung di bank
sampah) ke lokasi maupun posko bank sampah. Selanjutnya sampah dijual ke pengepul.
Setelah itu mahasiswa yang terlibat dalam pengurus bank sampah mencatat kegiatan ini
di buku tabungan yang telah ditentukan.
a. Sistem Pemilahan Sampah
sampah yang dapat dimanfaatkan adalah sampah yang laku dijual, semakin
spesifik jenis sampah yang dipilahkan, maka semakin tinggi nilai penjualannya.
Pemilahan harus dilakukan mulai dari sumber sampah dipilahkan sejak
menghasilkan sampah.
Sampah yang dihasilkan akan ditabung di bank sampah,setelah itu dijual ke pengepul
dan uang yang dihasilkan di simpan oleh mahasiswa untuk acara kegiatan kampus.

b. Sumber Sampah Anorganik yang berasal dari Kampus

Botol,gelas,kaleng kertas

Alternatif model pemilahan sampah yang dilakukan pihak kampus :


• memilah sampah laku jual seperti kertas, plastik, logam-kaca didalam
wadah yang telah ditentukan, kemudian dipilah lebih khusus oleh
pengelola kemudian dijual ke pengepul; dan
• memilah sampah laku jual sesuai jenisnya (kertas, plastik, logam-kaca)
didalam wadah, dikirim ke lembaga kemudian dijual ke pengepul
c. Model Bank Sampah Untuk Pengelolaan Sampah Layak Jual

Pengelolaan sampah dengan cara menabung jenis sampah laku jual di


Bank Sampah, komponen utama bank sampah adalah :
 Penabung :
Mahasiswa yang telah memilahkan sampah
 Pengelola/pengurus bank sampah:
Ketua, Sekretaris, Bendahara, Teller
 Pembeli Sampah/Rosok/Pengepul
a. Langkah Mendirikan Bank Sampah
- Membentuk pengurus Bank Sampah
- Membuat nama Bank Sampah
- Mencari pengepul/pembeli sampah
- Sosialisasi kepada mahasiwa agar menabung
- Melayani tabungan sampah (buka seminggu sekali)
- Menjual sampah kepada pengepul
- Membukukan jumlah uang sampah yang ditabung
- Menggunakan uang tersebut untuk acara di kampus
b. Kelengkapan Bank Sampah
- Tempat pelayanan Bank Sampah
- Buku tabungan sampah
- Timbangan
- Buku induk tabungan sampah (dipegang mahasiswa)
- Buku tabungan sampah untuk nasabah (dipegang mahasiswa)
- Tempat penampung sampah
c. Tugas Teller
- Menulis identitas penabung sampah tanggal menabung
- Melakukan pengecekan jenis sampah yang ditabung
- Menimbang sampah sesuai jenisnya (kg)
- Melakukan pembukuan berat masing-masing jenis sampah pada buku
induk dan buku tabungan
- Memasukkan/menyimpan sampah di sampah yang telah ditentukan
- Saat gudang sampah penuh segera menghubungi dan menjual sampah
kepada pengepul/pembeli sampah
- Menghitung jumlah hasil tabungan dan memasukkan kedalam buku
tabungan
d. Manfaat Bank Sampah
1. Aspek lingkungan
- Berkurangnya jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA
- Membantu mengurangi pencemaran udara akibat
pembakaran sampah
- Membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih
2. Aspek pendidikan
- Menanamkan pentingnya mengelola sampah layak jual
dengan cara diinvestasikan/ditabung
- mahasiswa akan memahami pentingnya menabung
e. Dampak Negatif Bank Sampah

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Secara umum pengelolaan sampah poltekkes kemenkes yogyakarta terdiri dari
kegiatan pewadahan sampah, pengumpulan sampah , pengolahan sampah dan kegiatan
pengangkutan sampah menuju TPA.
Kegitan bank sampah yang dilaksanakan di lingkungan kampus dilaksanakan dengan
baik dan terstruktur sampah yang dihasilkan dikumpulkan di kotak donasi sampah sesuai
dengan jenis sampahnya kemudian setelah itu sampah dijual ke pengepul dan uang yang
di hasilkan di tabung dan digunakan pada kegiatan atau acara-acara yang ada dikampus

B. SARAN

Perlu adanya sosialisasi dan dengar pendapat dengan seluruh warga kampus
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tentang rencana optimalisasi sistem pengelolaan
sampah kampus untuk dijddikan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Ishariatiz,2012,”Bank Sampah”;Yogyakarta
Bambang Suwendra SST,MSi,2012,”Pengelolahan Bengkel Kerja Kesehatan
Lingkungan”;Yogyakarta
Darmasetiwan, Martin.2004.Sampah dan Sistem Pengelolaannya.Jakarta : Ekamitra
Engineering Kementrian Pekerjaan Umum.2010.Pedoman Umum Penyelenggaraan TPS
3R.www.pu.go.id Standard Nasional Indonesia, Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan (SNI 19-2454-2002) Standard Nasional Indonesia,
Pengelolaan Sampah di Pemukiman (SNI 3242-2008)

Anda mungkin juga menyukai