Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause adalah berhentinya menstruasi secara menetap berturut-turut selama

12 bulan. Biasanya dibarengi dengan penurunan kadar hormon estrogen dan

progesteron. Gejala menopause dimulai pada umur 40-an dan menstruasi terakhir pada

umur 50-an, bisa lebih awal atau terlambat. Menopause alami umumnya terjadi pada

wanita yang berusia 48-52 tahun. Meskipun begitu menopause dapat terjadi pada usia

30-an sampai pertengahan 50-an.menopause yang terjadi sebelum usia 45 tahun disebut

menopause dini. Terjadinya menopause disebabkan oleh perubahan fungsi kedua ovari

(indung telur). Indung telur berisi suplai telur. Jumlah telur sekitar 350.000 setiap ovari.

Jumlah itu tidak bisa bertambah, malah berkurang setiap bulan. Pada masa pubertas

hormon estrogen mulai diproduksi oleh tubuh dan sejak itu telur-telur mulai matang

secara bergiliran. Setiap bulan pasti ada telur yang matang dan akan dikeluarkan

bersamaan dengan perdarahan (menstruasi atau haid ) (Waluyo, 2010).

Jumlah wanita yang memasuki menopause di perkirakan mencapai 1,2 milyar

orang pada tahun 2008, saat ini Indonesia baru mempunyai 14 juta wanita menopause.

Menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun 2006-2012 oleh Badan Pusat Statistik,

jumlah penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Sindrome

menopause di alami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia 70-80% wanita Eropa,

60% wanita di Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18%,wanita di Cina,10% wanita di

Jepang dan di Indosesia di perkirakan jumlah orang yang menderita kecemasan baik

akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antar

wanita dan pria 2:1 (Hawari, 2006).


Gejala menopause akibat menurunnya kadar estrogen tersebut sering

menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para wanita, bahkan

mengancam kebahagiaan rumah tangga. Gejala menjadi sangat serius jika tidak

ditangani karena dapat menimbulkan perubahan yang menyebabkan kecemasan pada

wanita. Gejala yang menyertai sindroma menopause, meliputi Hot Flushes (semburan

panas dari dada hingga wajah), Night Sweat (keringat di malam hari), Dryness Vaginal

(kekeringan vagina), penurunan daya ingat, Insomnia (susah tidur), Depresi (rasa

cemas), Fatigue (mudah capek), penurunan libido, Drypareunia (rasa sakit ketika

berhubungan seksual) dan Incontinence Urinary (beser) (Proverawati, 2010).

Kecemasan dapat di definisikan sebagai kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Rasa

khawatir, gelisah, takut, was-was, tidak tentram, panik dan sebagainya merupakan

gejala umum akibat cemas. Sering kali cemas menimbulkan keluhan fisik berupa

berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain

lain. Kecemasan yang di alami wanita menopause salah satunya dikarenakan ada

kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dialami dan

juga cemas akan hal-hal yang mungkin muncul menyertai berakhirnya masa

reproduksinya ( Kasdu, 2002).

Selain itu Individu yang mengalami ancaman kecemasan senantiasa hidup dengan

rasa takut terkena malapetaka serta kuatir dalam sebagian besar aspek kehidupannya

baik meliputi kesehatan, uang, pekerjaan, kelurga dan sebagainya. Mungkin juga akan

terjadi kepanikan akut berulang kali dengan gejala yang lebih parah. Gejala-gejala

gangguan kecemasan secara umum antara lain senantiasa diliputi ketegangan, rasa

was-was yang sifatnya tidak menentu (Diffuse Unessinnes), terlalu peka (mudah

tersinggung) dalam pergaulan, sering merasa tidak mampu, minder, depresi serba sedih,
sulit kosentrasi dan mengambil keputusan, serba takut salah, rasa tegang menjadikan

yang bersangkutan bersikap tegang-lamban yakni bereaksi secara berlebihan terhadap

rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan dan selalu

melakukan gerakan neurotic tertentu, seperti mematahkan kuku jari, mendeham dan

sebagainya, adanya keluhan otot tegang khususnya bagian leher dan sekitar bagian atas

bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, dan gangguan tidur

berupa insomnia atau mimpi buruk, mengeluarkan keringat dan telapak tangan sering

basah , sering berdebar-debar dan tekananan darahnya tinggi, sering mengalami

gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa sebab yang jelas, sering mengalami

anxiety attacks atau tiba-tiba cemas tanpa sebab yang jelas (Kartono, 2007).

Intervensi untuk mengurangi cemas dapat di lakukan dengan penggunaan obat

psikofarmakologi menggunakan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) berupa

jenis antidepresant seperti venlafaxine, fluoxetine, citalopram dalam dosis kecil dapat

mengurangi dampak sindrom menopause. Beberapa obat medis lainnya juga dapat di

gunakan seperti clonidine (untuk mengurangi tekanan darah tinggi), gabapentine,

bisphoshonates dan ibandronate yang mempunyai pengaruh terhadap pembentukan

tulang pada osteoporosis dan dengan penggunaan vaginal estrogen dalam bentuk pil

atau krim. (proverawati,2010).

Intervensi untuk mengurangi cemas juga dapat dilakukan dengan cara relaksasi.

Tehnik relaksasi yang sering digunakan adalah relaksasi otot progresif, relaksasi

dengan imajinasi terbimbing, dan tehnik relaksasi lainnya seperti meditasi, tehnik

pernafasan, terapi sentuhan, masase, terapi humor, terapi musik (suara), salah satunya dengan terapi

Al-Qur’an. Terapi Al-Qur’an adalah sebuah terapi suara dengan menggunakan suara

murattal Al-Qur’an sebagai sumber suaranya, dengan mendengar bacaan Al-Qur’an

diharapkan dapat menimbulkan respon relaksasi. Sama seperti terapi suara yang lain,
terapi Al-Qur’an pun menggunakan ayat-ayat tertentu (seperti halnya judul lagu pada

terapi musik) sebagai sumber suaranya. Ayat-ayat tersebut dapat diambil dari berbagi

surat yang berbeda sesuai dengan keperluan dan tujuan dari sesi terapi yang

dilaksanakan. Efektifitas dan efisiensi terapi Al-Qur’an ini dijamin lebih baik dari

terapi-terapi suara lain yang sudah ada, bahkan untuk orang yang tidak mengerti bahasa

Al-Qur’an atau non-Muslim (Al-Kahil, 2010).

Terapi pembacaan Al-Qur’an dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah

dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al Qhadi, direktur

utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika

Serikat. Hasil eksperimen menunjukkan, bacaan Al-Qur'an menimbulkan efek relaksasi

hingga 65%. Hasil ini juga menunjukkan, Al-Qur'an memiliki pengaruh positif yang

cukup signifikan dalam menurunkan ketegangan (cemas) pada pengukuran kualitatif

maupun kuantitatif. Pengaruh ini tampak dalam bentuk perubahan-perubahan yang

terjadi pada arus listrik di otot, juga perubahan pada daya tangkap di kulit terhadap

konduksi listrik, perubahan pada sirkulasi darah, serta perubahan pada detak jantung,

kadar darah yang mengalir pada kulit yang kesemuanya saling terkait dan paralel

dengan perubahan-perubahan pada aspek lain. Kazemi dkk melakukan penelitian yang

mirip terhadap 107 mahasiswa keperawatan Rafsanjan University of Medical Sciencies.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, dengan mendengarkan Al- Qur'an dapat

dijadikan cara untuk meningkatkan kesehatan mental mahasiswa. (Sukaca, 2010).

Penelitian dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan

oleh dokter yang berbeda. Laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam

Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Qur’an

terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang

mendengarkannya (Yusri, 2006).


Terapi murotal ini bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan

dari luar (terapi Al-Quran), maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut

neuropeptide. Molekul ini akan menyangkutkan ke dalam reseptor–reseptor mereka

yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau

kenyamanan (Al-Kahil, 2010).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Tanggal 5

November 2012 dari 6 wanita di dapatkan 5 wanita pre menopause dan 1 wamita

menopause Di Mijen Kelurahan Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang dengan rentang usia 40-53 tahun didapatkan hasil bahwa, 20% belum pernah

mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya mengenai menopause,

40% ibu mengalami menstruasi (haid) yang tidak teratur, 30% ibu mengalami

semburan panas yang biasanya menyerang wajah dan leher, 30% ibu mengalami

keringat di malam hari karena badan mereka basah seperti mandi keringat, 30% ibu

sering mengalami jantung berdebar,100% ibu mengalami sulit tertidur pulas, mereka

sering terbangun di tengah malam dan sulit untuk meneruskan tidur, 100% ibu

mengalami kecemasan karena mengalami hal-hal yang sebelumnya belum pernah

mereka alami,

Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah, ”

Pemberian Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Wanita

Pre Menopause Di Mijen Kelurahan Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat

dikemukakan adalah apakah ada Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap


Tingkat Kecemasan Pada Wanita Premenopause Di Mijen Kelurahan Gedang Anak

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh terapi murotal Al-Qur’an terhadap tingkat kecemasan

pada ibu yang mengalami menopause Di Mijen Kelurahan Gedang Anak Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat kecemasan ibu menopause pada kelompok perlakuan

sebelum diberikan terapi murrotal Al-Qur’an Di Mijen Kelurahan Gedang

Anak Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

b. Mengetahui tingkat kecemasan ibu menopause pada kelompok perlakuan

setelah diberikan terapi murottal Al-Qur’an Di Mijen Kelurahan Gedang Anak

Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

c. Mengetahui pengaruh pemberian terapi murotal Al-Qur’an terhadap penurunan

kecemasan ibu menopause Di Mijen Kelurahan Gedang Anak Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat atau tenaga kesehatan lainnya

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh tenaga perawat maupun tenaga kesehatan

lainnya dalam memberikan intervensi untuk membantu menurunkan kecemasan ibu

menopause.
2. Bagi Masyarakat Khusus (ibu menopause)

Mengetahui pengaruh terapi murotal Al-Qur’an untuk membantu menurunkan

kecemasan dan mendatangkan ketenangan dalam jiwa.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman penulis khususnya

dalam penelitian mengenai pengaruh pemberian terapi murotal Al-Qur’an terhadap

penurunan kecemasan ibu menopause.

Anda mungkin juga menyukai