Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Stratejik

Strategi didefinisikan sebagai sekumpulan komitmen, tujuan dan aksi – aksi yang di
butuhkan perusahaan untuk mencapai strategic competitiveness dan mencapai above average
returns (Hitt et al, 2011). Strategic competitiveness menjadi sebuah tujuan karena pada titik ini
strategi suatu perusahaan tidak dapat di duplikasi oleh perusahaan pesaing. Hal tersebut berujung
pada tujuan utama setiap perusahaan yakni hasil yang berada di atas ekspektasi (above average
returns).
Manajemen startejik dapat didefinisikan pula sebagai seni atau ilmu pengetahuan atas
kegiatan formulasi, implementasi dan evaluasi antar fungsional manajemen untuk mencapai
sebuah tujuan (David, 2013). Tujuan dari manajemen stratejik sendiri adalah untuk membuat
ataupun menggali lebih dalam kesempatan – kesempatan di masa depan. Terdapat beberapa
tapahan dalam manajamen stratejik yakni tahapan formulasi strategi, tahapan implementasi
strategi, dan tahapan evaluasi strategi. Tahapan formulasi srategi mencakup beberapa kegiatan
berikut ini :
1. Pembuatan visi misi
2. Indentifikasi kesempatan dan hambatan melalui kondisi eksternal perusahaan
3. Meendeterminasikan kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui aspek
internal perusahaan
4. Menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan
5. Membuat alternative strategi
6. Memilih strategi yang akan di implementasikan

Analisis SWOT
Menururt Kotler dan Amstrong (2012), Analisis SWOT merupakan metode analisis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan secara terarah. Peluang dan
ancaman dapat diketahui atas hasil analisis eksternal, sedangkan kekuatan dan kelemahan
didapatkan dari hasil analisis internal (Hitt et al, 2011) Analisis SWOT merupakan analisis dasar
yang dapat dijadikan acuan dalam perumusan strategi perusahaan
TOWS Matrix
TOWS Matriks adalah pengembangan dari analisis SWOT. Menurut David (2013), matriks
ini digunakan untuk merumuskan stategi dengan bagaimana cara menghadapi hambatan dan
peluang dari lingkungan eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki
perusahaan.

Gambar 1 : TOWS Matrix


Sumber gambar : www.mindtools.com

Dari TOWS Matriks diatas didapatkan empat strategi pilihan yaitu :


a Strategi SO :
Strategi ini dapat disebut dengan “Maxi – Maxi” Strategy yang artinya pada strategi
SO, perusahaan menggunakan kekuatan untuk memaksimalkan peluang yang ada.

b Strategi ST :
Strategi ini disebut dengan “Maxi-Mini” Strategy. Strategi ST merupakan strategi
yang memaksimalkan kekuaran internal untuk meminimalisit ancaman yang dimiliki.

c Strategi WO :
Strategi ini disebur dengan “Mini-Maxi” Strategy, dimana perusahaan harus
meminimalisir kelemahan dengan cara mengambil keunggulan / keuntungan dari
peluang yang ada

d Strategi WT :
Strategi ini disebut dengan “Mini-Mini” Strategy dimana pada strategi ini
perusahaan harus meminimalisir kelemahan dan menghindari ancaman.

Analisis Eksternal
Sebagian besar perusahaan menganggap lingkungan eksternal merupakan suatu kondisi
global yang kompleks dan sulit di pahami. Menurut Hitt et all (2011), data – data dan pemahaman
mengenai lingkungan eksternal merupakan hal yang penting agar dapat mengidentifikasi peluang
dan ancaman yang di miliki perusahaan sendiri. Maka dari itu setiap perusahaan perlu melakukan
analisis lingkungan eksternal dengan 4 proses utama yaitu proses scanning, monitoring,
forecasting, dan assessing.
a. Scanning : proses identifikasi awal terhadap perubahan dan tren lingkungan
eksternal
b. Monitoring : mendeteksi maksud dan tujuan dari perubahan dan tren tersebut
melalui observasi.
c. Forecasting : tahapan menyusun proyeksi akan hal – hal yang akan terjadi di
masa mendatang berdasarkan perubahan dan tren tersebut.
d. Assessing : menetapkan waktu dan hal hal penting dari perubahan dan tren dari
lingkungan eksternal tersebut sebagai acuan untuk merumuskan strategi
perusahaan.

Adapun lingkup dalam analisis eksternal dibagi menjadi tiga bagian, yakni lingkup general
(makro), industri, dan lingkungan kompetitor.
Analisis Makro
“The general environment is composed of dimensions in the broader society that
influence an industry and the firms within it”. (Hitt et al, 2011). Terdapat 6 dimensi untuk
melakukan analisis secara makro, diantaranya adalah aspek demografi, ekonomi, politik /
hukum, sosial budaya, teknologi, dan global.

Gambar 2 : 6 Dimensi Aliansi Makro


Sumber : Hitt et al, 2011

Analisis Industri
Analisis industri merupakan kegiatan analisis mengenai lingkungan yang memiliki
faktor - faktor yang berpengaruh langsung terhadap perusahaan dan berpengaruh terhadap
strategi kompetitif suatu perusahaan (Hitt et al, 2011). Analisis industri dapat dilakukan
dengan menggunakan Porter’s 5 Forces. Menurut Porter, persaingan dalam industri dapat
terlihat dari 5 tekanan, diantaranya :

a. Threat of New Entrants


Threat of new entrants merupakan ancaman dari pendatang baru yang akan
memasuki industri yang sama. Analisis ini mengungkapkan apakah pendatang baru
mudah memasuki industri.

b. Bargaining Power of Buyer


Bargaining power of buyer merupakan daya tawar dari pembeli. Jika pembeli
dapat dengan mudah menguasai penjual, maka tekanan dari pembeli terbilang
tinggi. Hal ini biasanya ada pada kondisi dimana jumlah pembeli lebih banyak
dibandingkan jumlah penjual.
c. Bargaining Power of Suppliers
Bargaining power of supplier adalah daya tawar dari pemasok. Daya tawar
pemasok dianggap besar jika perusahaan semakin bergantung kepada pemasok
tersebut. Kondisi ini biasanya terjadi jika jumlah pemasok sedikit.

d. Threat of Subtitutes Products


Threat of subtitutes product merupakan ancaman produk pengganti. Biasanya
konsumen akan berpaling kepada produk pengganti karena harga. Semakin banyak
produk pengganti dan semakin kecil biaya untuk pindah ke porduk tersebut, maka
tekanan ini ada dalam level besar.

e. Rivalry among Exisiting Firm


Rivalry among existing firm merupakan persaingan antar pedagang dalam
industry yang sama.

Gambar 3 : Porter's 5 Forces


Sumber gambar : www.free-management-ebook.com

Analisis Pesaing
Salah satu alat untuk menganalis persaingan adalah dengan Competitor Profile
Matrix (CPM). Menurut David (2013), CPM mengidentifikasi kompetitor utama
perusahaan beserta kekuatan dan kelemahan yang di miliki pesaing. Indentifikasi ini
kemudian di bandingkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dalam CPM
diperlukan penilaian yang biasanya menggunakan angka 1 – 4, dimana
1 = major weakness
2 = minor weakness
3 = minor strength
4 = major strength
Pada umumnya dalam CPM tidak dibutuhkan data yang spesifik dan faktual. Isi
dari analisis ini biasanya terfokus dalam isu – isu internal. Berikut ini adalah tabel yang
digunakan dalam CPM.
Tabel 1 : Template Competitive Profile Matrix

Competitive Profile Firm Competitor 1 Competitor 2


Matrix
Key Success Weight Rating Score Rating Score Rating Score
Factor

Total 1

Analisis Internal
Analisis internal merupakan analisis yang dinilai dari dalam perusahaan dengan

menggunakan 4 aspek manajemen, yakni manajemen pemasaran, manajemen keuangan,

manajemen produksi, dan manajemen sumber daya manusia, dengan analisis ini dapat disimpulan

kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan.

Aspek Pemasaran

1. Strategi STP

a. Segmentasi
Menururt Kotler dan Amstrong (2012), segmentai pasar adalah kegiatan membagi

pasar menjadi beberapa kelompok kecil berdasarkan kesamaan dalam kebutuhan,

karakteristik, ataupun perilaku. Perusahaan membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda

untuk mendekati setiap kelompok – kelompok tersebut. Untuk melakukan segmentasi pasar,

diperlukan pengelompokkan terhadap beberapa kelompok dibawah ini seperti

- Geografis : Menetapkan segmentasi secara geografi yaitu dengan cara

mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan yang spesifik bagi lokasi tertentu.

- Demografis : Menetapkan segmentasi secara demografis merupakan tahap

mengidentifikasi pasar menurut usia, etnis, tingkat penghasilan, agama, kelas

sosial, dan tingkat pendidikan. Menurut Best (2013), segmentasi berdasarkan

demografis penting untuk menentukan target pasar dan positioning.

- Psikografis : Menetapkan segmentasi berdasarkan psikografis merupakan tahap

mengidentifikasi pasar berdasarkan alasan seseorang membeli suatu produk atau

jasa. Tahap ini merupakan tahap untuk memerksa kepribadian, gaya hidup, dan

nilai yang dianut pelanggan.

- Perilaku : Menetapkan segmentasi berdasarkan perilaku berarti

mengidentifikasi berdasarkan pada perilaku yang terkait denngan produk atau

manfaat yang di harapkan

Pada dasarnya cara untuk menentukan segmentasi dapat dilakukan sesuai dengan

kebutuhan. Segmentasi dapat dilakukan pula berdasarkan kebutuhan pelanggan (Need-

based segmentation) dengan menggunakan pendekatan identifikasi berdasarkan

demografi, gaya hidup, dan perilaku penggunaan saja. Menurut Best (2013), “Group
customers with like needs and then discover which demographics, lifestyle forces, and

usage behaviors make them disticy from customers with different needs.”

b. Target Pasar

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), Target pasar adalah kelompok pembeli yang

dipilih oleh perusahaan untuk di layani dengan strategi pemasaran perusahaan. Kelompok

pembeli ini memiliki kebutuhan dan karakteristik yang sama. Terdapat beberapa

pendekatan untuk menentukan target pasar, yakni strategi segmen tunggal (pemasaran

terkonsentrasi), strategi banyak segmen (pemasaran terdiferensiasi), dan strategi agregasi

pasar (pemasaran masal tau tidak terdifrensiasi).

c. Positioning

Positioning adalah tahap dimana perusahaan harus mengomunikasikan nilai atau

citra suatu produk pada pasar. Pada tahap ini perusahaan dituntut untuk membangun value

proposition dan positioning strategy. Nilai yang ditautkan pada sebuah produk harus

mendeskripsikan produk secara keseluruhan serta keuntungan yang dicari oleh target

konsumen.

2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), bauran pemasaran adalah sekumpulan taktik

pemasaran yang dipadukan untuk mendapatkan hasil / respon dari target pasar sesuai dengan

ekspektasi perusahaan. Adapun 4 aspek dalam bauran pemasaran adalah :

a. Product
Produk adalah kombinasi anatara barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan

kepada pasar sasaran.

b. Price

Harga adalah jumlah uang yang dikenakan kepada suatu produk atau jasa, atau

jumlah nilai yang di pertukarkan konsumen untuk mendapatkan manfaat memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Best (2013), terdapat dua pendekatan untuk menetapkan harga, yaitu

adalah Cost-Based Pricing dan Market-Based Pricing. Cost-Based Pricing adalah

penetapan harga berdasarkan biaya produksi dari sebuah produk ditambahkan dengan

marjin keuntungan yang ingin didapatkan oleh perusahaan. Penetapan harga melalui cara

ini memiliki ketidak sempurnaan karena tidak mempertimbangkan willingness to pay

dari sisi konsumen terhadap nilai suatu produk dan tidak mempertimbangkan harga pasar.

Dari ketidak sempurnaan Cost – Based-Pricing tersebut, saat ini Market-Based Pricing

menjadi pendekatan yang paling umum digunakan. Market-Based pricing merupakan

penetapan harga dengan menggunakan pendekatan terhadap kebutuhan target konsumen,

positioning dari produk kompetitor, dan nilai lebih dari produk, servis atau brand

advantage yang dimiliki perusahaan.

c. Place

Tempat merupakan kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi

pelanggan.

d. Promotion

Promosi merupakan aktivitas untuk menyampaikan manfaat dari suatu produk dan

membujuk pelanggan untuk membelinya.


Aspek Keuangan

1. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2013), analisis keuangan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi secara lebih rinci mengenai prestasi yang di capai perusahaan, posisi

dan keadaan keuangan perusahaan, proyeksi perusahaan, diagnosis dan akurasi laporan

keuangan suatu perusahaan. Pada umumnya sistematika dalam menganalisis sebuah laporan

keuangan menggunakan neraca, lapoan laba rugi, dan laporan arus kas dalam periode tertentu.

Melalui kelengkapan tersebut, dapat dilakukan analisis keuangan dengan beberapa teknik

analisis, salah satunya adalah Analisis Break Even Point.

2. Analisis Break Even Point

Menurut Harahap (2013), Analisis Break Even Point (BEP) adalah analisis keuangan

yang biasa digunakan untuk mengetahui jumlah pengeluaran / investasi yang diperlukan untuk

mencapai suatu titik laba tertentu. Pada dasarnya Analisis BEP digunakan untuk melakukan

perencanaan keuangan, namun analisis ini juga dapat digunakan untuk menganalisis laporan

keuangan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam perusahaan. BEP

sendiri dideviniskan sebagai keadaan dimana total biaya yang dikeluarkan perusahaan sama

dengan total penjualan, sehingga pada saat tersebut perusahaan berada pada titik impas, tidak

untung ataupun rugi,

Rumus BEP

P x Q = FC + VC
Dimana,

P : Harga jual produk


Q : Jumlah produk yang terjual

FC : Fix cost (biaya tetap)

VC : Variable cost

Untuk mengetahui hubungan antara biaya, kuantitas, harga, dan laba dapat ditambahkan

komponen laba pada rumusan diatas menjadi

P x Q = FC + VC + Laba

3. Net Present Value, Internal Rate of Return, Discounted Payback Period

Menurut Prasetyo (2010), untuk menilai kelayakan keuangan, suatu perusahaan dapat

menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan

Discounted Payback Period (Discounted PP). NPV merupakan kriteria untuk menilai sebuah

usaha berpotensi menghasilkan profit atau tidak di masa depan. Untuk menyempurnakan

pendekatan NPV, digunakan kriteria IRR untuk mengetaui prosentasi pengembalian tersebut.

NPV berkaitan dengan konsep time value of money, dimana nilai ekstrinsik uang pada

tahun tertentu akan berbeda dengan nilai ekstrinsik uang pada tahun lainnya. Menurut Sunyoto

(2014), metode NPV digunakan dengan cara membandingkan arus kas masuk bersih saat ini

dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat ini dalam periode tertentu, yang di rangkum

dalam rumus berikut


𝑛
𝐴𝑡

(1 + 𝑘)𝑡
𝑡=0

Dimana

k = discount rate yang digunakan.


At = arus kas pada periode t.
n = periode yang terakhir dimana arus kas diharapkan
Suatu keadaan keuangan perusahaan dianggap baik jika nilai NPV bersifat positif.

Sebagai tindak lanjut dari NPV, diperlukan kriteria IRR sebagai perhitungan yang

dinilai akurat untuk mengetahui prosentase pengembalian usaha. IRR adalah kondisi dimana

NPV perusahaan sama dengan 0 dan dianggap baik bila nilainya melebihi tingkat

pengembalian dari kegiatan keuangan risk free / minimum risk (contoh : deposito). Selain itu

kriteria IRR yang baik juga dapat ditentukan bila nilai IRR lebih tinggi dari ekspektasi yang

di pasang perusahaan.Rumus IRR adalah sebagai berikut,


𝑛
𝐴𝑡
∑[ ]=0
(1 + 𝑟)𝑡
𝑡=0

Dimana

r = discount rate yang digunakan.


At = arus kas pada periode t.
n = periode yang terakhir dimana arus kas diharapkan

Discounted Payback Period menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk dapat

mengembalikan modal usaha / investasi yang dikeluarkan. Menurut Prasetyo (2010),

Discounted PP dapat diketahui dengan menggunakan metode time value of money dan

menggunakan informasi net cash flow perusahaan dalam periode tertentu yang dimasukkan

kedalam rumusan present value.


Aspek Produksi

1. Check Sheet

Check sheet merupakan salah satu alat pengendalian kualitas. Menurut Heizer dan

Render (2005), check sheet merupakan form yang didesain untuk mencatat data – data pada

format tertentu sehingga pola – pola dari data tersebut dapat terlihat dengan mudah. Check

sheet atau biasa disebut dengan lembar pengecekan berfungsi sebagai alat pembantu analisis

dari data sehingga lebih mudah di gunakan saat di perlukan. Desain atau format pada check

sheet dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan objektif masing – masing pekerjaan.

Gambar 4: Contoh Desain Check Sheet


Sumber Gambar : http://www.mibcntr.com

Aspek SDM

1. Deskripsi Pekerjaan

Menurut Aprianto dan Jacob (2013), deskripsi pekerjaan adalah deskripsi mengenai

tanggung jawab dan tugas – tugas suatu jabatan dalam sebuah organisasi. Mengetahui tugas –

tugas suatu jabatan diperlukan untuk mengetahui peran masing – masing jabatan dalam suatu
sistem dan prosedur kerja perusahaan. Deskripsi pekerjaan ini memberikan manfaat dan

kepentingan tersendiri bagi pihak – pihak dalam perusahaan seperti pada table berikut.

Tabel 2 : Manfaat Deskripsi Pekerjaan

Divisi Manfaat Deskripsi Pekerjaan


Karyawan yang bersangkutan Pedoman untuk memahami lingkup tugas
Pedoman untuk memastikan dan mengevaluasi
Manajer
pekerjaan bawahan
Pelatihan Dasar analisis kebutuhan pelatihan
Penggajian Cuan untuk membuat skala penggajian
Acuan untuk menentukan sasaran kerja dan
Manajemen Kinerja
penilaian
Acuan untuk menentukan lajur karier dan
Manajemen Karier
suksesi
Acan untuk menuntut anggung jawab karyawan
serta memberikan hak yang sesuai untuk
Hukum
memberi perlindungan hukum bagi perusahaan
dan karyawan itu sendiri.
Dasar dari analisis keamanan kerja (job safety
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
analysis)

Deskripsi pekerjaan yang baik adalah deksripsi pekerjaan yang disajikan dengan

informasi yang cukup detail untuk di pahami aktifitasnya dan cukup umum untuk dilakukan

dengan fleksibilitas.

2. Rekrutmen

Menurut Gomes (2003), rekrutmen adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengundang, mencari, dan memilih pelamar untuk suatu posisi di sebuah perusahaan dengan
kriteria tertentu. Latar belakang diselenggarakannya rekrutmen dalam suatu perusahaan bermacam
– macam. Biasanya perusahaan mengadakan rekrutmen karena perusahaan tersebut baru saja
berdiri, adanya perluasan kegiatan perusahaan sehingga terciptanya kegiatan – egiatan baru, dan
adanya turn over karyawan dalam perusahaan tersebut.
Tujuan dari rekrutmen bagi perusahaan adalah :
- Terbukanya kesempatan perusahaan untuk merekrut pekerja yang paling mendekati
kriteria jabatan yang dibutuhkan.
- Mengikat hasil kerja karyawan yang baik untuk perusahaan tersebut dalam jangka
waktu yang lama dan menguntungkan perusahaan.
- Terciptanya kesan baik terhadap perusahaan dari setiap karyawan yang bekerja.

Dalam melakukan rekrutmen terdapat dua metode yang berbeda, yakni :


- Metode Rekrutmen Tertutup
Rekrutmen ini bersifat internal. Dimana lowongan pekerjaan hanya dibuka untuk
karyawan yang telah bekerja di perusahaan itu ataupun orang – orang tertentu saja.
- Metode Rekrutmen Terbuka
- Rekrutmen dengan metode ini diinformasikan secara luas dan terbuka bagi
masyarakat umum yang masuk kedalam kriteria yang diinginkan perusahaan.
Metode ini memakan waktu dan biaya yang lebih besar dari metode tertutup, namun
perusahaan memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan high qualified
employee.

Anda mungkin juga menyukai