Bep PDF
Bep PDF
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 43
salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang
lebih tinggi.
Fixed Cost
BEP = = Rp.........(rumus 2)
Sales price/unit
1– variabel cost/unit
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
TR = TC
TR – TC = 0
Karena TR adalah untuk “Total Revenue” maka TR dapat kita turunkan menjadi :
TR = Unit Price x Qty
Sedangkan TC stand for “Total Cost”, yang mana kita semua tahu bahwa dalam Cost
Accounting, cost itu ada 2 macamnya, yaitu: “Variable Cost” dan “Fixed Cost”, maka
turunan dari TC adalah:
TC = Variable Cost + Fixed Cost
Dari formula di atas kita turunkan lagi menjadi:
TC = [Qty x Unit Variable Cost] + Fixed Cost
Semua elemen yang ada sudah habis diturunkan, selanjutnya membuat persamaan linear
secara penuh untuk kondisi “Break Even Point”:
TR - TC = 0
[Qty x Unit Price] - [(Qty x Unit VC) + Fixed Cost] = 0, atau
[Qty x Unit Price] - [Qty x Unit VC] - Fixed Cost = 0
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 44
Qty x [Unit Price - Unit Variable Cost] = Fixed Cost
Determinasi Elemen-Elemen Break Even Point
Setelah mempunyai formula, yang elemen-elemenya terdiri: Revenue (R), Quantity
(Qty), Unit Price, Variable Cost, Unit Variable Cost, dan Fixed Cost.
selanjutnya adalah mendeterminasi (menentukan) masing-masing elemen tersebut.
Revenue (R): adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufactur biasanya
didominasi oleh Sales, yang mana Sales adalah jumlah terjual (Qty=Quantity) dikalikan
dengan unit price product yang akan terjual.
Quantity (Qty): adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan
manufactur tentunya diproduksi terlebih dahulu.
Unit Price: adalah harga per unit dari barang yang akan dijual.
Variable Cost: adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu product (barang),
artinya segala yang cost yang terjadi untuk memproduksi suatu barang. Seperti
sebutannya “Variable Cost”, akan berubah-ubah mengikuti jumlah product yang akan
diproduksi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi semakin bedar juga variable cost-
nya, begitu juga sebaliknya. Jika kita lihat pada Laporan Laba rugi nantinya, variable cost
akan tergolong ke dalam kelompok “Cost of Good Sales”, yang pada perusahaan
manufacur umumnya terdiri dari: Bahan Baku (Raw Material), Bahan Penolong, Cost
Tenaga Kerja Langsung (Direct labor Cost) dan Ovear Head Cost yang biasanya terdiri
dari penyusutan Gedung Pabrik, Penyusutan Mesin (Machineries) yang menggunakan
unit production output, Maintenance, Listrik (electricity), Pengiriman (Delivery &
Services), dll.
Unit Variable Cost: adalah besarnya variable cost yang ditimbulkan untuk membuat satu
unit produk tertentu, yang besarnya diperoleh dengan cara membagi total variable cost
(Variable Cost) dengan jumlah product yang dibuat (qty).
Fixed Cost: adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang
penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk yang diproduksi.
Dengan kata lain: berapapun jumlah product yang dibuat, fixed cost yang akan dibuat,
costnya relative sama, bahkan tidak berproduksi sekalipun cost ini akan tetap terjadi.
Seperti sebutannya, fixed cost sifatnya relative stabil, tidak dipengaruhi oleh production
output. Adapun jenis-jenis cost yang terjadi biasanya yang ada pada kelompok Biaya
Operasional (Operating Expenses: Payroll, Office Supplies), Lease Hold (Hak Sewa),
termasuk penyusutan-penyusutan dan amortisasi yang menggunakan metode garis lurus.
• Graphical Approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total
revenue dan garis total cost.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 45
• Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
• Sales mix adalah konstan
Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau
berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana
perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun
perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan
bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan
menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit
akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya
harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah
tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix)
haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada
produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
5. Margin Of Safety
Margin of safety dalam hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk
menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 46