Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu Intellegere artinya menghubungkan atau menyatukan
satu sama lain. Menurut willim stern, intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuan.[1]
William Stren juga menyatakan bahwa intelegensi sebagian besar dengan dasar dan turunan.
Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.[2] Alfred
Binet (1905) merumuskan bahwa intelegensi terdiri dari pengertian atau komprehensen, pendapat
atau inpensian pengarahan dan kritik. Jadi , intelegensi adalah “kemampuan yang dibawa sejak
lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu”. Didalam
psikologi dikenal dengan istilah intelegensi. Intelegensi ini sekaligus dapat menggantikan berbagai
macam istilah yang berhubungan dengan kecerdasan[3].
Psikologi hakekatnya ialah ilmu tentang tingkah laku. Jadi mengenai intelegensi, tingkah laku
dapat dibagi dalam tingkah laku yang hanya sedikit membutuhkan intelegansi dan tingkah laku
banyak membutuhkan intelegensi. Misalnya: seseorang yang berada di taman, ia hanya
menikmati bunga-bunga yang memiliki warna warni dan tidak membutuhkan intelegensi yang
tinggi. Tetapi apabila ia menghitungnya dan mengelompokkan bunga-bunga itu menjadi warna
yang sama,dan memisahkan jenis dan nama bunganya masing-masing maka dalam hal ini
membutuhkan intelegensi yang sangat tinggi. Menurut spearman ada dua faktor yang ada dalam
intelegensi yaitu[4]:
1. General intelegensi
2. Spacific intelegensi
Faktor general intelegensi terdapat pada semua intelegensi sedangkan faktor spacific intelegensi
hanya terdapat pada hal-hal tertentu saja. Misalnya: orang yang unggul dalam pelajaran ilmu pasti.
Faktor spesific intelegensi berhubungan dengan syaraf otot, ingatan, dan latihan serta
pengalaman. Menurut para ahli intelegensi bermacam-macam, yaitu[5]:
Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan yang menjelaskan ciri-ciri dari
intelegensi: