Anda di halaman 1dari 14

PAPER PENDIDIKAN PANCASILA

‘INFLEMENTASI PANCASILA DALAM KONTEKS


KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA BAGI
MAHASISWA’

DISUSUN OLEH :

HESTI PRATIWI

NIM:1602015060

ADMINISTRASI NEGARA “B”

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2


A. Kedudukan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia ....................................... 2
B. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan dan isi UUD 1945 ............................................... 6
C. Dinamika Pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia .................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................10


A. Kesimpulan ...........................................................................................................................10
B. Kritik dan Saran ...................................................................................................................10
C. Daftar Pustaka ......................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan
sangat benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan
nila-nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan
ketatanegaraan Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah
perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan
pembetuk negara Republik Indonesia.
Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan
nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat
banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat
sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia ?
2. Apa hubungan Pancasila dengan pembukaan dan isi UUD 1945 ?
3. Bagaimana Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik
Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kedudukan Pancasila dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia
2. Untuk Mengetahui hubungan Pancasila dengan pembukaan da nisi UUD 1945
3. Untuk Mengetahui Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan
RepublikIndonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kedudukan Pancasila Dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia

a. Kedudukan Pancasila Sebagai Sumber dari segala Hukum

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka
Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD
1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta hukum
positif lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi
bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua
itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI. Berarti semua
sumber hukum atau peraturan-peraturan, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu
(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres
(Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada
Pancasila sebagai landasan hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan
tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk
hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum
itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai akhir,
semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila,
telah dianulir.Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.
Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di dalam
sejarah perjalanan bangsa Indonesia.Nilai-nilai itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap
dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila telah
menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai
perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa (Poespowardojo dan
Hardjatno, 2010).Namun demikian nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara harus
diimplementasikan sebagai sumber dari semua sumber hukum dalam negara dan menjadi
landasan bagi penyelenggaraan negara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara ditunjukkan pada alinea keempat Pembukaan UUD
1945, yang secara nyata merupakan lima sila Pancasila. Hal itu merupakan dasar negara yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.
Lebih spesifik lagi Pancasila sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan
No.XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978
yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
dari tertib hukum di Indonesia.
Lebih lanjut, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara dinyatakan dalam pasal
2 Undang-Undang (UU) No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang- undangan adalah proses pembuatan
peraturan perundangundangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik
penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, penyebarluasan. Rumusan
UU tersebut selain memenuhi pertimbangan dan salah satu syarat dalam rangka pembangunan
hukum nasional, juga sekaligus menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara telah memiliki landasan aturan formal. Dalam pasal 7 dinyatakan ruang lingkup
hirarki Peraturan Perundang-undangan meliputi (i) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; (ii) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
(iii) Peraturan Pemerintah; (iv) Peraturan Presiden; dan (v) Peraturan Daerah.
Upaya mengurai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara memiliki cakupan yang luas
sekaligus dinamis.Luas dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, ekonomi dan
lingkungan.Dinamik mengandung arti memberi ruang reaksi terhadap perubahan lingkungan
strategis. Dengan kata lain, upaya mengurai nilai-nilai Pancasila adalah hal yang tidak pernah
selesai sejalan dengan perjalanan bangsa Indonesia mencapai tujuan nasional. Keluasan dan
kedinamikan tersebut dapat ditarik melalui pancaran nilai dari ke lima sila Pancasila.
Implementasi nilai-nilai tersebut ditunjukkan dengan perilaku dan kualitas SDM di dalam
menjalankan kehidupan nasional menuju tercapainya tujuan negara.
b. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Nilai-nilai Pancasila, yang telah diwariskan kepada Bangsa Indonesia merupakan nilai sari
dan puncak dari sosoial budaya yang senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari.Tata nilai
budaya yang telah berkembang dan dianggap baik, serta diyakini kebenarannya ini dijadikan
sebagai pandangan hidup dan sumber nilai bagi bangsa Indonesia. Sumber nilai tersebut antara
lain adalah:
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Dari nilai nilai inilah kemudian lahir adanya sikap yang mengutamakan persatuan, kerukunan,
keharmonisan, dan kesejahteraan yang sebenarnya sudah lama dipraktekkan jauh sebelum
Indonesia merdeka.
Pandangan hidup bagi swatu bangsa seperti pancasila sangat penting artinya karena merupakan
pegangan yang mantap, agar tidek terombang ambing oleh keadaan apapun, bahkan dalam era
globalisasi dewasa.

c. Pancasila Sebagai Dasar Nagara


Sebagai dasar negara, Pancasila tercantum di dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yang
merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi Negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua
peraturan hukum / ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut.
Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang
undangan bersifat imperative (mengikat) bagi :
a) Penyelenggaraan negara
b) Lembaga kenegaraan
c) Lembaga kemasyarakatan
d) Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan
e) Penduduk di seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia
Dalam tinjauan yuridis konstituisi, Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai
norma objektif dan norma tertinggi dalam negara, ketetapan MPRS No.XX/MPRS/ 1966,jo. Tap.
MPR No. V/MPR/ 1973,jo. Tap. MPR No.IX/ MPR / 1978.Penegasan kembali Pancasila sebagai
dasar negara, tercantum dalam Tap.MPR No.XVIII / MPR / 1998.
Sebagai dasar negara, Pancasila memang tidak memiliki parameter dan ukuran yang jelas
sehingga memberi peluang bagi siapa saja untuk menfsirkan sesuai dengan latar belakang
pemikiran dan kepentinganya.
Ketika presiden pertama RI Soekarno yang mempopulerkan PANCASILA sebagai dasarNegara
berkuasa,maka pancasila sejati adalah pendukung Nasokom (nasionalis,agama, dan komunis).
Zaman Soekarno pancasilais sejati mengacu kepada doktrin eka prasetya pancakarsa (P-4 alias
pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila) dan mendapat justifikasidengan pola
penataran P-4 hingga berpuluh puluh jam lamanya.
Padahal dasar negara adalah fondamen sebuah pemerintahan Negara. Dalam UUD '45 dasar
Negara secara formal diletakkan pada BAB agama yaitu Ps. 29 ayat 1:Negara berdasarkan atas
ketuhanan Yang Maha Esa. Bagaimana penjelasan masalah ini?
Bukan itu saja yang membuat resah, saat menghadapi situasi krisis seperti sekarang.Undang-
undang dasar 1945 yang telah di ubah (diamandemen) sebanyak empat kali dinilai tidak sah.
Akibatnya, timbul kerancuan dalam ketatanegaraan Indonesia. Menurut TyasonaSudarto. Mantan
kepala staf TNI AD, dalam sebuah diskusi yang di selenggarakan
Sekolah tinggi agama islam nahdiatul ulama di Jakarta, rabu (3/1), mengatakan, UUD 1945 yang
telah diamandeman saat ini illegal. Pasalnya, UUD tersebut telah di jalankan meskipun UUD
1945 yabg asli belum dicabut penggunaanya.Selain itu, UUD diubah juga belum disahkan dalam
lembaran Negara. "UUD 1945 yang diamandemen tidak sah secara hukum, "ujar Tyasno, yang
juga deklarator Revolusi Nurani.Oleh karena itu Undang-Undang dan aturan hukum yang
menginduk kepada UUD 1945 juga tidak sah. Kondisi tersubut membuat landasan
ketatanegaraan di Indonesia tidak jelas.Karna itu, UUD Indonesia harus segera di kembalikan
lagi ke UUD 1945.
penamaan UUD 1945 yang telah diamandemen dengan menggunakan nama yang sama juga
membingungkan masyarakat. Karena itu, bangsa Indonesia harus kembali kepada jati dirinya dan
konsisten terhadap cita-cita proklamasi, UUD 1945, pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika,"kata
Tyasno.
B. Hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan dan Isi UUD 1945
Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara
dan merupakan unsur penentu berlakunya tertib hukum Indonesia.Dengan demikian Pancasila
merupakan inti dari Pembukaan UUD 1945, itu terbukti pada alinea keempat yang menunjukan
bahwa pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang
bentuk dan wujudnya tertuang dalam UUD. Pembukaan maupun pancasila tidak bisa dirubah
maupun diganti oleh siapapun, karena merubah ataupun mengganti berarti membubarkan negara
Proklamasi 17 Agustus 1945 karena Pancasila merupakan fundamental terbentuknya bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai substansi esensial dari pada Pembukaan UUD 1945 adalah sumber dari
segala sumber hukum republik Indonesia. Hal terpenting yang bagi bangsa Indonesia adalah
mewujudkan cita-citanya sesuai dengan Pancasila, artinya cara dan hasilnya tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sedangkan cita-cita bangsa
Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 oleh karena itu Pancasila dan Pembukaan
yang memilki hubungan erat harus dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan selaras.
 Hubungan Pancasila Dengan Isi UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian yang
memiliki kedudukan berbeda, yaitu :
1. Pembukaan UUD yag terdiri dari empat alinea, dimana alinea terakhir memuat Dasar nagara
Pancasila.
2. Pasal-pasal UUD 1945 yang terdiri dari 20 bab, 73 pasal, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal
Aturan Tambahan.
 Hububungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal UUD 1945, dapat dilihat
dari beberapa aspek sebagai berikut :
a. Ditinjau dari isi pengertian yang terkadung di dalam Pembukaan UUD 1945
1. Dari alinea pertama, kedua, dan ketiga berisi rankaian peristiwa dan keadaan yang mendahului
terbentuknya negara yang merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yang mendorong
tersusunnya kemerdekaan. Pernyataan tersebut tidak mempunyai hubungan organis dengan
Batang Tubuh UUD 1945.
2. Dari alenia keempat merupakan pernyataan yang dilaksanakan setelah negara Indonesia
terwujud. Pernyataan tersebut mempunyai hubungan kausal dan organis dengn Pasal-pasal UUD
1945 yang mencakup beberapa aspek :
• UUD itu ditentukan akan ada
• Apa yang diatur oleh UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan negara
yang
memenuhi berbagai persyaratan
• Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat
• Ditetapkannya dasar kerokhanian (Filsafat Negara Pancasila)
b. Ditinjau dari pokok-pokok yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945
Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan sebagai
berikut :
1. Negara mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan, dalam “Pembukaan” itu
mengehendaki persatuan segenap bangsa Indonesia seluruhnya.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara,
UUD menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya.Itulah hubungan antara
Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945.
c. Ditinjau dari hakekat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945
Pembukaan mempunyai kedudukan sebagai Pokok kaidah Fundamental negara Republik
Indonesia, dengan demikian Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada Pasal-
pasal UUD 1945.

C. Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam Ketatanegaraan Republik Indonesia

a. Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar ini disahkan pada sidang PPKI sehari setelah Indonesia merdeka
yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.Undag-Undang Dasar ini terdiri atas Pembukaan UUD 1945,
Batang Tubuh yang mencakup 37 Pasal 4 Aturan Peralihan atau Peraturan Tambahanserta
penjelasan yang dibuat oleh Prof. Mr.Soepomo (Sunoto, 1985: 35).
Pada awal kemerdekaan UUD 1945 tidak dilaksanakan dengan baik karena kondisi Indonesia
dalam suasana mempertahankan kemerdekaan. Sedang mengenai keadaan pemerintahnya
sebagai berikut:
• Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945berlaku yaitu sebelum MPR, DPR dan DPA dibantu oleh
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
• Sistem kabinetnya, Kabinet Presidensil dimana para menteri bertanggung jawab pada presiden
bukan pada DPR.
• Dikeluarkannya Maklumat No. X pada tanggal 16 Oktober 1945, yang merubah kedudukan
KNIP yang tadinya sebagai pembantu Presiden menjadi badan legislatif(DPR)
• Dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 yang merubah kabinet
presidensil menjadi parlementer, ini berarti menyimpang dari UUD 1945.sistem kabinet ini
diikuti dengan Demokrasi Liberal
Akibat dari kondisi diatas menimbulkan, pemerintah tidak stabil seiring pergantian kabinet,
Terjadinya pemberontakaan PKI Madiun, karena keadaan genting maka kabinet kembali ke
presidensil lagi, diadakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) sehingga Indonesia harus
menerima berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS).
b. Konstitusi RIS
Hasil dari KMB pada 27 Desember 1945 mengharuskan pada Indonesia untuk menerima
berdirinya negara RIS. Secara otomatis UUD yang digunakan pun berganti, dan yang digunakan
adalah Konstitusi RIS.
Pada masa ini seluruh wilayah Indonesia tunduk pada Konstitusi RIS. Sedangkan UUD 1945
hanya berlaku un tuk negara bagian Indonesia yang meliputi sebagian jawa dan sumatra dengan
ibukota Yogyakarta. Sistem pemerintahannya adalah Parlementer yang berdasarkan Demokrasi
Liberal.
Negara Federasi RIS tidak berlangsung lama.berkat kesadaran para pemimpin kita maka pada
tanggal 17 Agustus 1950 RIS kembali lagi menjadi NKRI dengan Undang-Undang yang lain
yang disebut Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
c. Undang-Undang Dasar Sementara
Mulai tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali lagi menjadi NKRI dengan Undang-
Undang Dasar Sementara atau disebut juga UUD 1950.Sistem pemerintahan yang digunakan
adalah parlementer dan presiden tidak bisa diganggu gugat dan menteri bertanggung
jawab.Berlaku demokrasi liberal dan telah berhasil melaksanakan pemilu dan membentuk badan
konstituante.
Karena kabinet yang dgunakan adalah parlementer maka presiden dan wakil presiden adalah
presiden konstitusional yang tidak bisa diganggu gugat.Yang bertanggung jawab adalah menteri
kepada parlemen.Akibat dari sistem pemeritah ini maka pemerintahan tidak stabil, sebab sering
terjadi pergantian kabinet, ekonomi dan keamanan sangat kacau, badan konstitusituante macet
tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk membuat Undang-Undang Dasar yang tetap sebagai
ganti UUDS 1950. Pada waktu itu beruntung rakyat indonesia mempunyai rasa persatuan dan
kesatuan yang tinggi, terbukti dengan banyaknya negara bagian RIS yang melebur kembali pada
negara Republik Indonesia.
Kenyataan ini yang membuat RIS dan Republik Indonesia untuk mengadakan perundingan dan
menghasilkan kesepakatan untuk membuat negara kesatuan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah konstitusi negara
Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945, yang pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali
perubahan (amandemen), yang merubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.
Indonesia adalah Negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum.Oleh karena itu, dalam segala
aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam sistem peraturan perundang-
undangan.Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Republik Indonesia.

B. Kritik dan Saran

Kritik
Mengenai pembahasan yang saya bahas ini yaitu Inflementasi Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia bagi mahasiswa, mungkin bagi para mahasiswa khususnya
sangat rumit dan sulit untuk dipahami, karena pembahasan yang begitu panjang dan sub
bab/bagian yang banyak sekali menimbulkan kejenuhan bagi para pembaca. Namun apabila kita
memahami betul arti penting Pancasila ini adakalanya pembaca merasa tenang dan bangga
terhadap Bangsa ini karena dalam pengaplikasiannya mengandung niali-nilai dasar Pancasila
sebagai pedomannya.

Saran
1. Kita sebagai bangsa Indonesia, supaya mampu mencermati nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai masyarakat madani, yaitu
masyarakat yang tidak buta akan posisi dasar negara, hendaknya kita bisa mengaplikasikan
semua aspek-aspek yang terkandung dalam Pancasila kedalam kehidupan sehari-hari.
Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai hukum, baik itu yang sudah tertulis dan
tertuang dalam kitab perundang-undangan maupun yang sudah mengalir dalam konvensi, perlu
adanya suatu evaluasi untuk menciptakan suasana masyaakat yang kondusif.
2. Aplikasikan pemahaman Pancasila kita dilingkungan kita khususnya dan semua sistuasi dan
kondisi pada umumnya
3. Tingkatkan terus pemahaman kita dalam memahami Pancasila untuk bisa mempertahankan
kondisi serta stabilitas bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan ini.
C.DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.2007.Pendidikan Kewarganegaraan .Jakarta :Erlangga
Kaelan.2010 .Pendidikan Pancasila.Yogyakarta : PARADIGMA
Soegito, dkk. 2005. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat Pengembangan
MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai