Anda di halaman 1dari 10

[tutup]

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram, dan Telegram

Ebiet G. Ade
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ebiet G. Ade

Nama lahir Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far

Lahir 21 April 1954 (umur 63)

Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia

Pekerjaan Penyanyi

Tahun aktif 1979 - sekarang

Pasangan Koespudji Rahayu Sugianto

Anak Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih

Aderaprabu "Adera Ega" Lantip Trengginas

Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih

Segara "Dega" Banyu Bening

Miqsyal khalid banyumasie

Orang tua Aboe Dja'far (ayah)

Saodah (ibu)

Situs web http://www.ebietgade.com/


Tanda tangan

Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far atau lebih dikenal dengan nama Ebiet G. Ade (lahir
di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April1954; umur 63 tahun) adalah
seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-
lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-
genre balada, pada awal kariernya, ia memotret suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun
1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada juga
lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya
sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri,
ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Surat dari Desa yang
ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama
dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Kehidupan pribadi
 2Karier
 3Singles
 4Keluarga
 5Reuni 4E
 6MemBers EGA
 7Diskografi
o 7.1Album studio
o 7.2Kompilasi
o 7.3Lagu dari album lain
 8Penghargaan
 9Catatan dan rujukan
 10Pranala luar

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]


Terlahir dengan nama Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far di Wanadadi, Banjarnegara[1], merupakan
anak termuda dari 6 bersaudara, anak Aboe Dja'far, seorang PNS, dan Saodah, seorang
pedagang kain. Dulu ia memendam banyak cita-cita, seperti insinyur, dokter, pelukis. Semuanya
melenceng, Ebiet malah jadi penyanyi—kendati ia lebih suka disebut penyair karena latar
belakangnya di dunia seni yang berawal dari kepenyairan[2].
Setelah lulus SD, Ebiet masuk PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Banjarnegara.
Sayangnya ia tidak betah sehingga pindah ke Yogyakarta. Sekolah di SMP Muhammadiyah 3
dan melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Di sana ia aktif di PII (Pelajar Islam
Indonesia). Namun, ia tidak dapat melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah
Mada karena ketiadaan biaya. Ia lebih memilih bergabung dengan grup vokal ketika ayahnya
yang pensiunan memberinya opsi: Ebiet masuk FE UGM atau kakaknya yang baru ujian lulus
jadi sarjana di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.[3]
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya
orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E.
Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaus merahnya, lama-lama ia lebih sering
dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang,
disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau
dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far.[4][5]
Sering keluyuran tidak keruan, dulu Ebiet akrab dengan lingkungan seniman
muda Yogyakarta pada tahun 1971. Tampaknya, lingkungan inilah yang membentuk persiapan
Ebiet untuk mengorbit. Motivasi terbesar yang membangkitkan kreativitas penciptaan karya-
karyanya adalah ketika bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib (penyair), Eko Tunas(cerpenis),
dan E.H. Kartanegara (penulis). Malioboro menjadi semacam rumah bagi Ebiet ketika kiprah
kepenyairannya diolah, karena pada masa itu banyak seniman yang berkumpul di sana.
Meski bisa membuat puisi, ia mengaku tidak bisa apabila diminta sekadar mendeklamasikan
puisi. Dari ketidakmampuannya membaca puisi secara langsung itu, Ebiet mencari cara agar
tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi. Caranya, dengan
menggunakan musik. Musikalisasi puisi, begitu istilah yang digunakan dalam lingkungan
kepenyairan, seperti yang banyak dilakukannya pada puisi-puisi Sapardi Djoko Damono.
Beberapa puisi Emha bahkan sering dilantunkan Ebiet dengan petikan gitarnya. Walaupun
begitu, ketika masuk dapur rekaman, tidak sebiji pun syair Emha yang ikut dinyanyikannya. Hal
itu terjadi karena ia pernah diledek teman-temannya agar membuat lagu dari puisinya sendiri.
Pacuan semangat dari teman-temannya ini melecut Ebiet untuk melagukan puisi-puisinya.

Karier[sunting | sunting sumber]

Ebiet G. Ade bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ebiet G. Ade, saat tampil dalam acara Reuni 4E di Taman Budaya Tegal

Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta
dengan Kusbini. Semula ia hanya menyanyi dengan menggelar pentas seni di
Senisono, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta dan juga di Jawa Tengah, memusikalisasikan
puisi-puisi karya Emily Dickinson, Nobody, dan mendapat tanggapan positif dari pemirsanya.
Walau begitu ia masih menganggap kegiataannya ini sebagai hobi belaka. Namun atas
dorongan para sahabat dekatnya dari PSK (Persada Studi Klub yang didirikan oleh Umbu Landu
Paranggi) dan juga temannya satu kos, akhirnya Ebiet bersedia juga maju ke dunia belantika
musik Nusantara. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai perusahaan rekam, akhirnya ia diterima
di Jackson Record pada tahun 1979.[6]
Jika semula Ebiet enggan meninggalkan pondokannya yang tidak jauh dari pondok keraton,
maka fakta telah menunjuk jalan lurus baginya ke Jakarta. Ia melalui rekaman demi rekaman
dengan sukses. Sempat juga ia melakukan rekaman di Filipina untuk mencapai hasil yang lebih
baik, yakni album Camellia III. Tetapi, ia menolak merekam lagu-lagunya dalam bahasa Jepang,
ketika ia mendapat kesempatan tampil di depan publik di sana.
Pernah juga ia melakukan rekaman di Capitol Records, Amerika Serikat, untuk album ke-8-
nya Zaman. Ia menyertakan Addie M.S. dan Dodo Zakaria sebagai rekan yang membantu
musiknya.
Lagu-lagunya menjadi trend baru dalam khasana musik pop Indonesia. Tak heran, Ebiet sempat
merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983. Sekitar 7 tahun Ebiet
mengerjakan rekaman di Jackson Record. Pada tahun 1986, perusahaan rekam yang
melambungkan namanya itu tutup dan Ebiet terpaksa keluar. Ia sempat mendirikan perusahaan
rekam sendiri EGA Records, yang memproduksi 3 album, Menjaring Matahari, Sketsa Rembulan
Emas, dan Seraut Wajah.
Sayang, pada tahun 1990, Ebiet yang "gelisah" dengan Indonesia, akhirnya memilih "bertapa"
dari hingar bingar indutri musik dan memilih berdiri di pinggiran saja. Baru pada tahun 1995 ia
mengeluarkan album Kupu-Kupu Kertas (didukung oleh Ian Antono, Billy J. Budiardjo
(alm), Purwacaraka, dan Erwin Gutawa) dan Cinta Sebening Embun (didukung oleh Adi Adrian
dari KLa Project). Pada tahun 1996 ia mengeluarkan album Aku Ingin Pulang (didukung oleh
Purwacaraka dan Embong Rahardjo). Dua tahun berikutnya ia mengeluarkan
album Gamelan yang memuat 5 lagu lama yang diaransemen ulang dengan musik gamelan oleh
Dwiki Darmawan dan Kiwir. Pada tahun 2000 Ebiet mengeluarkan album Balada Sinetron
Cinta dan tahun 2001 ia mengeluarkan album Bahasa Langit, yang didukung oleh Andi Rianto ,
Erwin Gutawa dan Tohpati. Setelah album itu, Ebiet mulai lagi menyepi selama 5 tahun ke
depan.
Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album
yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya.
Ia memang seorang penyanyi yang terilhami oleh alam, sosial, ketuhanan dan kemanusiaan
sehingga wajar ada beberapa lagunya yang terinspirasi oleh bencana alam, sehingga lagu-
lagunya sering menjadi tema bencana.
Pada tahun 2007, ia mengeluarkan album baru berjudul In Love: 25th Anniversary (didukung
oleh Anto Hoed), setelah 5 tahun absen rekaman. Album itu sendiri adalah peringatan buat ulang
tahun pernikahan ke-25-nya, bersama pula 13 lagu lain yang masih dalam aransemen lama.[7]
Kemunculan kembali Ebiet pada 28 September 2008 dalam acara Zona 80 di Metro TV cukup
menjadi obat bagi para penggemarnya. Dengan dihadiri para sahabat di antaranya Eko Tunas,
Ebiet G Ade membawakan lagu lama yang pernah popular pada dekade 80-an.

Singles[sunting | sunting sumber]


Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis "
Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981,
ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan
Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis " Untuk Kita
Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api
Bintaro.

Keluarga[sunting | sunting sumber]


Menikah dengan Koespudji Rahayu Sugianto (atau lebih dikenal sebagai Yayuk Sugianto, kakak
penyanyi Iis Sugianto) pada tanggal 4 Februari 1982, ia dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1
perempuan:

 Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih (lahir 8 Desember 1982)


 Aderaprabu "Adera" Lantip Trengginas (lahir 6 Januari 1986)
 Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih (lahir 6 April 1987)
 Segara "Dega" Banyu Bening (lahir 11 Desember 1989).
Mereka bertempat tinggal di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.. Anak sulung Ebiet,
Abie juga memiliki bakat musik, dan sering mewakili Ebiet dalam mengecek sound
system menjelang ayahnya manggung. Anak keduanya pun sudah merambah ke dunia musik,
dan dikenal dengan nama panggung Adera Ega. Ebiet juga seorang penggemar golf, namun
sejak terjadinya bencana tsunami 2004, ia tidak pernah lagi main golf.

Reuni 4E[sunting | sunting sumber]


Sejak berpisah selama lebih dari 30 tahun lantaran menjalani kehidupan masing-masing, empat
sekawan yang terdiri Ebiet G. Ade, Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, dan E.H. Kartanegara
akhirnya dipertemukan kembali dalam sebuah acara Reuni 4E yang diselenggarakan oleh
CressinDo Press di Taman Budaya Tegal, 6 April 2013, bersamaan dengan peluncuran buku
kumpulan cerita pendek (cerpen) Tunas, karya Eko Tunas[8][9].

MemBers EGA[sunting | sunting sumber]


Sejak merilis album pertama sampai sekarang, Ebiet tidak pernah kehilangan penggemar.
Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan sebagaian berada di luar negeri.
Kelompok nirlaba itu bernama MemBers EGA (Membumi Bersama Ebiet G. Ade). Selain menjadi
ajang apresiasi, komunitas ini dibentuk untuk menjalin komunikasi, kekerabatan, dan
persaudaraan antar sesama pencinta lagu Ebiet. Tak jarang Ebiet beserta keluarganya terlibat
langsung dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh komunitas itu, antara lain
penanaman pohon dan penyerahan bantuan di daerah bencana[10][11].

Diskografi[sunting | sunting sumber]


Tidak seluruh album yang dikeluarkan Ebiet G. Ade berisi lagu baru. Pada tahun-tahun terakhir,
ia sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun
dengan aransemen ulang. Dan pada tahun-tahun terakhir Ebiet banyak memilih berkolaborasi
dengan musisi-musisi berbakat.
Jumlah album kompilasinya yang dikeluarkan melebihi album studionya. Sejauh ini terdapat
sedikitnya 25 album kompilasinya yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam.
Album studio[sunting | sunting sumber]

 Camellia I (1979)
 Camellia II (1979)
 Camellia III (1980)
 Camellia 4 (1980)
 Langkah Berikutnya (1982)
 Tokoh-Tokoh (1982)
 1984 (1984)
 Zaman (1985)
 Isyu! (1986)
 Menjaring Matahari (1987)
 Sketsa Rembulan Emas (1988)
 Seraut Wajah (1990)
 Kupu-Kupu Kertas (1995)
 Cinta Sebening Embun (1995)
 Aku Ingin Pulang (1996)
 Gamelan (1998)
 Balada Sinetron Cinta (2000)
 Bahasa Langit (2001)
 In Love: 25th Anniversary (2007)
 Masih Ada Waktu (2008)
 Tembang Country 2 (2009)
 Serenade (2013)
Kompilasi[sunting | sunting sumber]

 Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade (1987)


 Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade (1987)
 Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade (1987)
 Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet G. Ade (1987)
 20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade (1988)
 Perjalanan Vol. I (1988)
 Perjalanan Vol. II (1988)
 Seleksi Album Emas (1990)
 Seleksi Album Emas II (1994)
 16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade (1995)
 Kumpulan Lagu-Lagu Religius (1996)
 Hidupku MilikMu - Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II(1996)
 21 Tembang Puisi Dan Kehidupan (1996)
 20 Lagu Terpopuler (1997)
 Lagu-Lagu Terbaik (1997)
 Renungan Reformasi (1997)
 16 Koleksi Terlengkap Ebiet G. Ade (1997)
 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade (1979-1986; 1997)
 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II (1979-1986; 1997)
 Ilham Seni (1998)
 Best of the Best (1999)
 Akustik (2001)
 Balada Country (2002)
 M. Nasir vs Ebiet G. Ade - Penyair Nusantara (2002)
 Nyanyian Cinta (2003)
 Tembang Renungan Hati (2003)
 Tembang Slow (2004)
 Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik (2004)
 22 Lagu Hits Sepanjang Masa (2005)
 Yogyakarta (2006)
 Tembang Cantik (2006)
Lagu dari album lain[sunting | sunting sumber]

 Untuk Anakku Tercinta (1982) dalam album "ASEAN Pop Song


Festival ke 2".
 Surat Dari Desa (1987) dalam album "Lomba Cipta Lagu
Pembangunan 1987" ditulis oleh Oding Arnaldi.
 Berita kepada Kawan (1995; versi duet dengan M. Nasir)
 Mengarungi Keberkahan Tuhan (2007; ditulis
bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dalam album
"Rinduku Padamu".

Penghargaan[sunting | sunting sumber]


Ebiet G. Ade telah menerima sejumlah penghargaan, antara lain[12]:

 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label


lainnya dari album Camellia I hingga Isyu!
 Biduan Pop Kesayangan PUSPEN ABRI (1979-1984)
 Pencipta Lagu Kesayangan Angket Musica Indonesia (1980-
1985)
 Penghargaan Diskotek Indonesia (1981)
 10 Lagu Terbaik ASIRI (1980-1981)
 Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan (1987)
 Penyanyi kesayangan Siaran Radio ABRI (1989-1992)
 BASF Awards (1984 - 1988)
 Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik
Indonesia (1997)
 Lagu Terbaik AMI Sharp Award (2000)
 Planet Muzik Awards dari Singapura (2002)
 Penghargaan Lingkungan Hidup (2005)
 Duta Lingkungan Hidup (2006)
 Penghargaan Peduli Award Forum Indonesia Muda (2006)
 Sejumlah penghargaan dari berbagai lembaga independen.

Catatan dan rujukan[sunting | sunting sumber]


1. ^ Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ebiet lahir di Banyumas.
Banyumas sebenarnya adalah sebuah karesidenan, sementara ia
lahir di wilayah Kabupaten Banjarnegara
2. ^ "EBIET G. ADE: Apresiasi Musik Indonesia Menurun". Djarum
Super Music. Diakses tanggal 22-07-2007.
3. ^ "Ebit G Ade, Bermusik Karena Tak Ada Kegiatan Lain". Minggu
Pagi Online. Diakses tanggal 16-06-2007.
4. ^ "Ebiet G. Ade: Nggak Ada Istri, Nyanyi Jadi Nggak Asyik".
Republika Online. Diakses tanggal 15-06-2007.
5. ^ "Mozaik Jejak Langkah Ebiet G. Ade". Ebiet G. Ade Official
Website. Diakses tanggal 26-06-2007.
6. ^ "Perjalanan Ebiet G. Ade: Cerita Masa Lalu, Ketika Langit di
Yogya Masih Biru". Minggu Pagi Online. Diakses tanggal 16-06-
2007.
7. ^ "Ebiet G. Ade: Kembali Mambaca Tanda Zaman Lewat Album
Baru". Kabar Indonesia. Diakses tanggal 15-06-2007.
8. ^ http://www.beritasatu.com/musik/107406-reuni-4e-nostalgia-
persahabatan-empat-dekade.html Berita satu, diakses 29 Januari
2015
9. ^ http://koran.tempo.co/konten/2013/04/05/305936/Ebiet-dan-Cak-
Nun-Reuni-4E Koran Tempo, Diakses 29 Januari 2015
10. ^ http://satelitnews.co/ebiet-beri-bantuan-untuk-korban-
longsor/ Satelit News, diakses 29 Januari 2015
11. ^ http://www.aktual.co/sosial/085608ebiet-g-ade-luncurkan-album-
anyar-di-malam-tahun-baru Aktual, diakses 29 Januari 2015
12. ^ "Biodata Ebiet G. Ade". Ebiet G. Ade Official Website. Diakses
tanggal 22-07-2007.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


 (Indonesia) Ebiet G. Ade Official Website
 (Indonesia) g ade/ Profil di KapanLagi.com
 (Indonesia) Apa dan Siapa - Abdul Gafar Abdullah (Ebiet G.
Ade)
 (Melayu) Muzik Nusantara - Ebiet G. Ade
 (Inggris) Ebiet G. Ade di LyricWiki
 (Indonesia) Halaman web lirik lagu dan kunci gitar Ebiet G Ade
lengkap
[sembunyikan]
 L

 B

 S
Ebiet G. Ade
Diskografi
Studio Album
Camellia I • Camellia II • Camellia III • Camellia 4 • Langkah Berikutnya • Tokoh-Tokoh • 1984 • Zaman • Isyu! • Menjaring Matahari
Kertas • Gamelan • Bahasa Langit • In Love: 25th Anniversary • Masih Ada Waktu • Tembang Cou
Album Kompilasi
Lagu-Lagu Terbaik I Ebiet G. Ade • Lagu-Lagu Terbaik II Ebiet G. Ade • Lagu-Lagu Terbaik III Ebiet G. Ade • Lagu-Lagu Terbaik IV Ebiet
I • Perjalanan Vol. II • Seleksi Album Emas • Seleksi Album Emas II • 16 Lagu Puisi Cinta Ebiet G. Ade • Cinta Sebening Embun • Aku Ingin P
Kumpulan Lagu-Lagu Religius Vol. II • 21 Tembang Puisi Dan Kehidupan • 20 Lagu Terpopuler • Lagu-Lagu Terbaik • Renungan Reformasi • 1
Ade 1979-1986 • 12 Lagu Terbaik Ebiet G. Ade Volume II 1979-1986 • Ilham Seni • Best of the Best • Balada Sinetron Cinta• Akustik •
Nusantara • Nyanyian Cinta • Tembang Renungan Hati • Tembang Slow • Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik • 22 Lagu Hits Sepa
Penampilan Lain
ASEAN Pop Song Festival Ke-2 • Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987 • Rinduku Pa
Kategori:
 Orang hidup berusia 64
 Tanggal kelahiran 21 April
 Kelahiran 1954
 Penyanyi Indonesia
 Penyair Indonesia
 Tokoh dari Banjarnegara
 Tokoh Jawa
 Ebiet G. Ade
 Pemenang Anugerah Musik Indonesia
Menu navigasi
 Belum masuk log

 Pembicaraan

 Kontribusi

 Buat akun baru

 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
 Google+
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 English
 Español
 Basa Jawa
 Basa Banyumasan
 Bahasa Melayu
 Русский
 Basa Sunda
 Svenska
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 10 November 2017, pukul 16.30.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia
 Penyangkalan

 Pengembang

 Cookie statement

 Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai