Anda di halaman 1dari 26

Standar OHSAS 18001: 2007

Pendahuluan
• Faktor pendorong penerapan program K3:
– Regulasi nasional dan internasional
– Kebijakan ekonomi global
• “review” dan “audit” kinerja K3 perusahaan:
– Tidak memadai untuk menjamin bahwa kinerja K3 organisasi
memenuhi persyaratan regulasi dan kebijakan.
– Program K3 harus dilaksanakan di dalam sistem manajemen
dan terintegrasi di dalam organisasi perusahaan.
• Standar OHSAS:
– Dapat digunakan untuk sertifikasi , registrasi, dan/atau
deklarasi sistem manajemen K3 organisasi.
– Sebagai pedoman organisasi untuk menetapkan, menerapkan,
dan mengembangkan sistem manajemen K3.
Standar OHSAS

• Dimaksudkan agar organisasi dapat mengintegrasikan sistem


manajemen K3 dengan persyaratan manajemen lainnya.
• Mendukung dan mendorong praktik K3 agar sejalan dengan
kebutuhan sosial ekonomi.
• Tidak dimaksudkan untuk mengganti kebijakan K3 di setiap
negara.
• Dapat diterapkan pada semua jenis dan ukuran organisasi
yang berbeda geografis, budaya, dan kondisi sosial.
• Keberhasilan sistem ditentukan oleh komitmen seluruh
tingkatan dan fungsi organisasi.
Pendekatan Dasar Penerapan Standar OHSAS
Standar OHSAS menerapkan metode PDCA (Plan-Do-Check-Act).
Plan:
• Menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan agar sesuai
dengan kebijakan K3 organisasi.
Do:
• Menerapkan program K3.
Check:
• Mengawasi dan mengukur proses terhadap kebijakan dan
tujuan K3, persyaratan legal, dll.
Act:
• Mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja K3 secara
berkelanjutan.
Kesesuaian Standar OHSAS

• Elemen OHSAS dapat diselaraskan dan diintegrasikan dengan


sistem manajemen lainnya (misal: manajemen mutu).
• Aplikasi elemen-elemen dari OHSAS ditentukan oleh tujuan
organisasi.
• Tingkat kompleksitas dan alokasi sumber daya untuk
penerapan standar OHSAS ditentukan oleh berbagai faktor
(atl: lingkup sistem K3, ukuran dan kompleksitas organisasi,
budaya organisasi, dsb).
Ruang Lingkup Standar OHSAS 18001

• Meliputi persyaratan sistem manajemen K3 agar organisasi


mampu mengendalikan risiko K3 dan meningkatkan kinerja
K3.
• Persyaratan OHSAS ini dapat diterapkan pada organisasi yang
bermaksud untuk:
– Menyusun sistem manajemen K3 untuk mengeliminasi
atau meminmalkan risiko personil dan pihak lainnya, yang
dapat ditimbulkan oleh bahaya K3 yang terkait dengan
aktivitas organisasi.
– Menerapkan, memelihara, dan meningkatkan sistem
manajemen K3 secara berkesinambungan.
– Memastikan standar K3 sejalan dengan kebijakan K3
• Semua persyaratan dalam OHSAS ini dapat digabung dengan
sistem manajemen K3 lainnya.
• Aplikasi OHSAS ditentukan oleh beberapa faktor (seperti
kebijakan K3 organisasi, sifat aktivitas, risiko, dan kompleksitas
operasi).
• Standar ini hanya ditujukan untuk mengelola aspek K3, bukan
dimaksudkan untuk mengelola program
kesejahteraan/kesehatan karyawan, keselamatan produk,
kerusakan properti, dan dampak lingkungan.
Referensi yang sejalan
dengan OHSAS 18001
• OHSAS 18002, Sistem manajemen K3 – Pedoman Penerapan
OHSAS 18001
• ILO: 2001, Pedoman Sistem Manajemen K3
• ISO 9000:2005, Quality management systems – Fundamentals
and vocabulary
• ISO 9001:2000, Quality management systems – Requirements
• ISO 14001:2004, Environmental management systems –
Requirements with guidance for use
• ISO 19011:2002, Guidelines for quality and/or environmental
management systems auditing
Beberapa Terminologi dan Definisi

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)


• Berbagai kondisi dan faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan pekerja (termasuk pekerja
temporer, personil kontraktor), visitor, dan pihak lain di lokasi
kerja (termasuk pihak eksternal yang terkena dampak di
sekitar lokasi kerja).

Sistem Manajemen K3
• Bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan
untuk mengembangkan dan menyusun kebijakan K3 dan
mengelola risiko K3.
Organisasi
• Perusahaan atau institusi pemerintah atau swasta yang
memiliki fungsi dan administrasi tersendiri.
• Untuk organisasi yang memiliki lebih dari satu unit
operasional, unit operasional tersebut dapat didefinisikan
sebagai organisasi.

Kebijakan K3
• Keseluruhan tujuan dan arahan organisasi yang terkait dengan
kinerja K3.
• Memberikan kerangka tindakan dan menetapkan tujuan K3.

Risiko
• Kombinasi probabilitas kejadian hazard dan besarnya dampak
cidera atau sakit yang mungkin terjadi.
Persyaratan Umum Sistem Manajemen K3

Organisasi wajib menetapkan, mendokumentasikan,


mengimplementasikan, dan secara berkelanjutan menerapkan
sistem manajemen K3 sesuai dengan standar OHSAS.
Kebijakan K3 pada Sistem Manajemen K3

• Top management harus menetapkan dan menyetujui kebijakan


K3 organisasi.
• Penjaminan lingkup sistem manajemen K3:
– Sesuai dengan kondisi dan skala risiko K3 organisasi
– Komitmen mencegah cidera dan sakit, serta peningkatan
berkesinambungan dalam manajemen dan kinerja K3.
– Komitmen untuk mematuhi persyaratan legal lainnya yang
terkait dengan hazard K3.
– Memberikan kerangka untuk penetapan dan penilaian tujuan
K3.
– Program K3 dikomunikasikan dengan seluruh pekerja.
– Di review secara periodik.
Perencanaan Sistem Manajemen K3

Meliputi perencanaan aspek:


• Identifikasi hazard, analisis dan pengendalian risiko
• Persyaratan legal dan lainnya
• Tujuan dan program
Identifikasi hazard, analisis dan pengendalian risiko
• Prosedur identifikasi hazard dan analisis risiko harus
mempertimbangkan aktivitas rutin dan non rutin; aktivitas dari
semua personil yang memiliki akses terhadap lokasi kerja;
perilaku dan kapabilitas manusia; identifikasi hazard yang berasal
dari luar namun dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan personil di lokasi kerja; hazard yang terkait dengan
aspek lingkungan; infrastruktur, peralatan, dan material di lokasi
kerja; desain area kerja (meliputi proses, instalasi
mesin/peralatan, prosedur operasional).
• Organisasi harus mendokumentasikan dan memperbarui secara
terus menerus hasil identifikasi hazard dan analisis risiko.
• Organisasi harus menjamin bahwa pengendalian risiko
diterapkan pada saat menyusun, menerapkan, dan menjaga
sistem manajemen K3.
Persyaratan legal dan lainnya
Organisasi harus menyusun, menerapkan, dan menjaga
prosedur untuk mengidentifikasi dan mendapatkan akses
persyaratan legal dan K3 lainnya.
Tujuan dan Program
• Tujuan harus bersifat terukur, realistis, dan konsisten dengan
kebijakan K3, termasuk komitmen pencegahan cidera dan
sakit.
• Memenuhi persyaratan hukum dan persyaratan lainnya yang
diikuti oleh organisasi.
• Mempertimbangan persyaratan aspek teknologi, finansial,
operasional dan bisnis.
• Program setidaknya terdiri dari:
– Wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan
pada berbagai level dan fungsi organisasi.
– Metode dan jangka waktu pencapaian tujuan.
– Program harus ditinjau secara reguler dan disesuaikan (jika
diperlukan).
Implementasi dan Operasional

Sumber daya, Aturan, Tanggung Jawab, Akuntabilitas, dan


Otoritas:
• Top management memegang tanggung jawab tertinggi dalam
sistem manajemen K3 (memastikan ketersediaan sumber
daya, memfasilitasi manajemen yang efektif, mendokumentasi
dan mengkomunikasikan)
• Top management wajib memastikan bahwa sistem
manajemen K3 sejalan dengan standar OHSAS, serta
menyampaikan laporan kinerja sebagai dasar untuk
meningkatkan sistem manajemen K3.
• Organisasi harus memastikan bahwa seluruh orang yang
terlibat di lokasi kerja harus bertanggung jawab terhadap
aspek K3.
Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian:
• Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang yang
melakukan pekerjaan dan dapat menimbulkan dampak terhadap
K3 harus memiliki kompetensi (memiliki pendidikan yang tepat,
berpengalaman atau terlatih).
• Organisasi harus menentukan kebutuhan training risiko dan
sistem manajemen K3, serta melakukan evaluasi efektivitas
training.

Komunikasi:
• Organisasi harus menetapkan, melaksanakan, dan menjaga
prosedur komunikasi internal dengan berbagai tingkatan dan
fungsi organisasi, komunikasi dengan kontraktor dan pengunjung
lapangan, serta menerima, mendokumentasikan dan merespons
komunikasi dari pihak eksternal.
Partisipasi dan Konsultasi
• Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan menjaga
prosedur partisipasi pekerja secara tepat dalam proses
identifikasi dan analisis risiko, investigasi kecelakaan,
pengembangan dan peninjauan tujuan atau kebijakan K3.
• Organisasi harus melakukan konsultasi kepada pekerja dan
kontraktor jika terjadi perubahan mengenai aspek K3.
• Pihak eksternal yang relevan dapat dilibatkan dalam
konsultasi K3.

Dokumentasi
• Dokumentasi sistem manajemen K3 terdiri dari kebijakan dan
tujuan K3, deskripsi lingkup sistem manajemen K3, deskripsi
elemen utama sistem manajemen K3, dan dokumen yang
dibutuhkan oleh standar OHSAS.
Pengendalian Dokumen
• Dokumen yang dibutuhkan oleh SMK3 dan standar OHSAS ini
harus dikendalian (persetujuan dokumen sebelum
dikeluarkan, perubahan terbaru dokumen harus diidentifikasi,
distribusi dokumen harus dapat dikendalikan).

Pengendalian Operasional
• Organisasi harus menentukan operasional dan aktivitas yang
terkait dengan pengelolaan risiko.
• Pengendalian operasional (pembelian barang, jasa, peralatan;
kontraktor dan pengunjung di lokasi proyek) harus terintegrasi
dengan SMK3.
Persiapan dan Tanggap Darurat
• Organisasi harus menetapkan, melaksanakan, dan
memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi dan
tanggap terhadap situasi darurat.
• Prosedur tanggap darurat harus di uji secara periodik dan
melibatkan berbagai pihak.
Pemeriksaan Kinerja Sistem Manajemen K3
Pengukuran kinerja dan Pemantauan
• Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan menjaga prosedur
untuk pemantauan dan pengukuran kinerja K3 secara reguler.
• Pengukuran dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.
• Menyimpan data hasil pemantauan dan pengukuran sebagai dasar
analisis tindakan perbaikan dan pencegahan.

Evaluation dan Kesesuaian


• Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan menjaga prosedur
untuk mengevaluasi secara periodik kesesuaian dengan persyaratan
hukum.
• Organisasi harus mengevaluasi kesesuaian dengan persyaratan lain.
Investigasi Kecelakaan
• Organisasi harus menetapkan, melaksanakan, dan menjaga
prosedur investigasi kecelakaan untuk menentukan defisiensi
program K3 dan menentukan faktor lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan; menentukan tindakan
perbaikan dan pencegahan; mengidentifikasi perbaikan
berkelanjutan.
• Investigasi harus dilakukan secara reguler.

Ketidaksesuaian, Tindakan Pencegahan dan Perbaikan


• Organisasi harus dapat mengidentifikasi dan menentukan
penyebab ketidaksesuaian untuk menentukan tindakan untuk
memitigasi dampak K3 (sesuai dengan proporsi risiko).
• Peninjauan ulang efektivitas tindakan perbaikan dan pencegahan
yang telah ditentukan.
Pengendalian Catatan
• Organisasi harus memiliki prosedur identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, mengambil kembali, menahan, dan memusnahkan
catatan sesuai dengan persyaratan SMK3 dan standar OHSAS..
• Catatan harus mudah dipahami, diidentifikasi, dan di lacak.

Audit Internal
• Audit internal terhadap SMK3 dilakukan secara berkala untuk
menentukan apakah SMK3 sesuai dengan standar OHSAS, telah
diterapkan dengan tepat dan memenuhi tujuan dan kebijakan
organisasi.
• Program audit direncanakan dan diimplementasikan sesuai dengan
hasil penilaian risiko dan hasil audit sebelumnya.
• Prosedur audit menjelaskan mengenai tanggung jawab; kompetensi;
persyaratan untuk melakukan audit dan pelaporan hasil; kriteria,
lingkup, dan frekuensi audit.
Tinjauan Manajemen
• Top management harus meninjau SMK3 pada interval waktu
tertentu untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas.
• Peninjauan harus meliputi penilaian peluang peningkatan dan
perubahan SMK3, termasuk kebijakan dan tujuan SMK3.
• Input tinjauan manajemen terdiri dari hasil audit internal dan
evaluasi kesesuaian degan persyaratan legal lainnya; hasil
partisipasi dan konsultasi; investigasi kecelakaan dan tindakan
perbaikan atau pengegahan.
• Output tinjauan manajemen harus konsisten dengan komitmen
organisasi kepada peningkatan berkelanjutan.
• Output terdiri dari keputusan dan tindakan yang terkait dengan
kemungkinan perubahan pada aspek kinerja K3, kebijakan dan
tujuan K3, sumber daya, serta elemen lain dari SMK3.
• Hasil review harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan.

Anda mungkin juga menyukai