Anda di halaman 1dari 7

BAB III

ANALISA SITUASI

3.1 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Menular Langsung

1. Sejarah Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Upaya pemberantasan penyakit menular di Indonesia memiliki sejarah cukup

panjang, yaitu sejak jaman penjajahan kolonial Belanda atau dikenal dengan era

kolonialisme. Dalam era kolonialisme tersebut, situasi penyakit menular yang

menonjol adalah kejadian pandemi penyakit kolera yang dimulai dan

berkembang dari daratan Pulau Sulawesi, dan selanjutnya menyebar ke hampir

seluruh dunia, serta berjangkitnya penyakit pes di beberapa wilayah pelabuhan

di Indonesia.

Pada awal abad ke 20 Pemerintah Kolonial Belanda untuk kepentingan

eksploitasi perkebunan yang menjadi andalan modus perdagangan kolonial,

telah memulai upaya pemberantasan penyakit cacingan di wilayah Banyumas

Jawa Tengah dan upaya pemberatasan penyakit tuberkulosis dengan

menggunakan sanatorium di beberapa tempat. Upaya ini menjadi momentum

dimulainya upaya kesehatan masyarakat dengan menggunakan teknologi

modern.

Peristiwa lain yang juga tercatat dalam upaya pemberantasan penyakit menular

pada era tahun 20-an adalah diberlakukannya ”Pillgrim Ordonantie” yaitu

pengaturan karantina oleh Pemerintah Kolonial Belanda terhadap calon jemaah

haji yang akan pergi ketanah suci yang dilakukan di Pulau Onrust di gugusan

Kepulauan Seribu. Pengaturan ini merupakan awal dari suatu model


kekarantinaan kesehatan dengan melakukan cegah tangkah terhadap masuk dan

keluarnya penyakit menular yang memungkinkan terjadinya wabah (epidemi)

bahkan mungkin pandemi seperti penyakit kolera dan pes (sampar).

Guna mencegah penyebaran penyakit menular dan mengendalikan faktor risiko

penyakit, Pemerintah Kolonial Belanda membangun Instalasi Kesehatan

Lingkungan di Yogyakarta, yang merupakan cikal bakal upaya peningkatan

hyiene dan sanitasi sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan

masyarakat Dari referensi, catatan, dan laporan yang berasal dari berbagai

sumber memberikan gambaran bahwa mulai awal abad 20 hingga abad 21 ini

telah mulai berjangkit berbagai penyakit menular.

2. Fungsi

Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016, pasal 3 dalam melaksanakan tugas,

Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi :

• perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan

masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan

kefarmasian dan alat kesehatan;

• koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unsur organsisasi di lingkungan Kementerian

Kesehatan;

• pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Kesehatan;
• pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;

• pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di

bidang kesehatan serta pengelolaan tenaga kesehatan;

• pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Kesehatan di daerah;

• pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;

• pelaksanaan dukungan substansif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan;

http://p2p.kemkes.go.id/tugas-dan-fungsi/

3. Visi Misi

Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup

masyarakat melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan

Nawa Cita, sebagai berikut:

• Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

• Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

• Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

• Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

• Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

• Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.


• Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

• Melakukan revolusi karakter bangsa.

• Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

4. Struktur Organisasi Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

http://p2p.kemkes.go.id/struktur-organisasi-kementerian-kesehatan-republik-indonesia/

Unit Kerja dan Pejabat


 DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
dr. Anung Sugihantono, M.Kes
Pria kelahiran Temanggung ini sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal
Kesehatan Masyarakat. Beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Gizi
dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 serta Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.
Pada Februari 2018, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan S2 di
Universitas Gajah Mada ini ditunjuk oleh Menteri Kesehatan sebagai Dirjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P). Penghargaan yang terakhir diterima: Satyalancana
Karya Satya 30 Tahun

 Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

dr. Asjikin Iman Hidayat


Dachlan, MHA
Informasi Kontak
Nomor Telpon : 021-4247608
Ext. : 109/163

Pria kelahiran Bandung ini dilantik sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit pada tanggal 9 September 2016. Sebelumnya, peraih gelar Magister
Administrasi Rumah Sakit ini menduduki jabatan sebagai Kepala Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan pada tahun 2016, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK tahun 2014,
Badan PPSDM Kesehatan dan Direktur RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, dengan
didahului sebagai Direktur Keuangan RS Hasan Sadikin Bandung. Penghargaan yang terakhir
diterima: Bakti Karya Husada Tri Windu.

 Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc
Informasi Kontak

Nomor Telpon : 021-4247608


Ext. : 138/139

Sebelum diangkat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor
dan Zoonotik, Ditjen P2P, beliau pernah menjabat sebagai Direktur Surveilans dan
Karantina Kesehatan tahun 2016. perempuan kelahiran Bandung peraih gelar Doktor
Bidang Penelitian Pelayanan Kesehatan dari Erasmus University, Netherland ini
sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Gizi dan KIA
sampai dengan tahun 2015 dan Kepala Pusat Data dan Informasi, Setjen sampai dengan
tahun 2013. Penghargaan yang terakhir diterima: Satyalancana Karya Satya 20 Tahun.

 Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes


Informasi Kontak

Nomor Telpon : 021-4247608


Ext. : 129/131

Sebelum menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


Langsung, perempuan kelahiran Ujung Pandang ini pernah menjabat sebagai Direktur
Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra pada tahun 2014. Beliau
merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar dan meraih
gelar Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dari Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.

 Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan

drg. R. Vensya Sitohang M.Epid


Informasi Kontak

Nomor Telpon : 021-4247608


Ext. : 146/148

Sebelum menjabat sebagai Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P
pada tanggal 19 Februari 2018, perempuan kelahiran Pangkal Pinang ini menjabat
sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik.
Beliau merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan
meraih gelar Magister Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Penghargaan yang terakhir diterima: Satyalancana Karya Satya 20 Tahun.

 Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

 Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza

Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ., MPH


Informasi Kontak

Nomor Telpon : 021-4247608


Ext. : 116/118
Sebelum menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan
Napza tahun 2016, pria kelahiran Jakarta lulusan Universitas Indonesia dengan gelar Doktor
Ilmu Kedokteran ini pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Kesehatan Haji, Setjen Kemenkes
tahun 2013 dan Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang tahun 2010 serta Direktur
Utama RSKO Jakarta tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai