Anda di halaman 1dari 5

APD

APRON RADIOLOGI

Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi atau


fluoroskopi dengan tabung puncak sinar x hingga 150 kVp harus menyediakan
sekurang – kurangnya setara 0,5 mm lempengan Pb.Tebal kesetaraan timah
hitam harus diberi tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut. Saat
ini sudah ada alat proteksi baru yaitu apron dengan desain yang lebih ringan
tetapi memenuhi persyaratan proteksi, biaya dan dapat mengurangi rasa sakit
pada pinggang karena beratnya lebih ringan dibandingkan dengan apron yang
sebelumnya ada.
Langkah-langkah BHD (Bantuan Hidup Dasar)

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat
gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau
tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan tindakan yang
dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

INDIKASI BHD :

1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada
dan aliran udara pernapasan dari korban / pasien
2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan
tanda awal akan terjadi henti jantung.

Langkah-langkah BHD :
A. Prosedur Dasar RJP
1. Pastikan keamanan penolong dan pasien
2. Nilai Respon klien
a. Segera setelah aman
b. Memeriksa korban dengan cara menepuk bahu “Are you all
right ?”
c. Hati-hati kemungkinan trauma leher
d. Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu
3. Segera Berteriak Minta Pertolongan
4. Memperbaiki Posisi Pasien
a. Posisi Supine
b. Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd
permukaan datar dan keras
c. Bila curiga cedera spinal; pindahkan pasien dengan cara:
kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan (log roll / in-
line)
5. MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG Posisi penolong : di
samping pasien / di atas kepala (kranial) pasien
B. Survei Primer
1. AIRWAY (JALAN NAFAS)
a. Pemeriksaan jalan nafas
Jangan lakukan head tilt sebelum pastikan tidak
ada sumbatan jalan nafas.
b. Membuka Jalan Nafas :
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
2. BREATHING
Terdiri dari 2 tahap
a. Memastikan pasien tidak bernafas :
b. Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10
detik

APNEU, NAFAS ABNORMAL, NAFAS TIDAK ADEKUAT


1) Memberikan Bantuan Napas
2) Hembusan nafas : 2x hembusan nafas
3) Waktu/hembusan : 1,5-2 detik.
4) Volume : 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau sampai
terlihat dada pasien mengembang Konsentrasi hanya
16-17%. Bila volume berlebihan dan laju inspirasi
terlalu cepat → distensi lambung

EVALUASI :
1) Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas
buatan yang efektif, periksa apakah masih ada
sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi
tengadah kepala dan angkat dagu yang belum adekuat.
Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan
yang adekuat.
2) Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi
tetap belum sadar, ubah posisi pasien ke posisi miring
mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .
3) Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami
henti nafas kembali, jika terjadi segera terlentangkan
pasien dan lakukan nafas buatan kembali.

3. CIRCULATION
Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau
brakhialis (anak) Memastikan ada tidaknya denyut jantung < 10
detik
a. Lakukan Compresi 30 kali
b. Pada 1/2 bawah mid sternum, diantara 2 putting susu
dengan posisi tangan menggunakan metode “rib margin”
c. Kedalaman kompresi jantung minimal 2 inci (5 cm)
d. Kompresi Jantung Luar 30 kali ( satu atau 2 penolong)
membutuhkan waktu 18 detik
Kecepatan kompresi min. 100x/mnt
RJP Sebelum & Sesudah Intubasi
Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)
Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi

4. EVALUASI CIRCULATION, AIRWAY & BREATHING


a. Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien
dievaluasi kembali.
b. Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan
bantuan nafas dengan rasio 30:2.
c. Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada
posisi mantap.
d. Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan
nafas sebanyak 10 x/menit dan monitor nadi setiap 2
menit.
e. Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta
nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
Penting :
Setiap evaluasi dimulai dari sirkulasi :

1. Sirkulasi ( - ) : teruskan Kompresi + Ventilasi (5 siklus)


2. Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan 10 x/menit
3. Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap, jaga jalan nafas

Anda mungkin juga menyukai