Anda di halaman 1dari 3

ROMPI NYALA

A. Pengertian
Rompi nyala merupakan Rompi yang diengkapi dengan iluminator, bahan
yang dapat berpendar jika terkena cahaya. Bahan berpendar ini akan
mempermudah dalam mengenali posisi pekerja ketika berada di
kegelapan. Ini sangat berguna untuk menghindari tabrakan ketika pekerja
sedang melakukan pekerjaan dengan alat-alat berat.
B. Manfaat / Fungsi
Untuk mencegah dampak terjadinya kecelakaan disebabkan kontak
dengan benda lain yang berbahaya, maka Rompi ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan .
C. Bahan Rompi
1. Parasit.
2. Taslan (nylon taslon).
3. Micro Fibre.
4. Ribstok/ Ribstop.
5. Drill /Twill.
6. Jala / Jaring / Net.
7. Polyester.
8. Reflector plastik, Scotligt 3M.
9. Zipper menggunakan Coil / Metal.
10. Memakai Aksesoris seperti: Karet, Velcro, Kancing dan snap button.
D. Bahaya jika tidak memakai rompi
Rompi ini didesain khusus untuk keselamatan kerja. Rompi ini umumnya
dipakai oleh polisi lalu lintas, pegawai tambang, pekerja di jalan raya dan
security. Biasanya digunakan pada malam hari karena rompi ini memang
didesain agar para pekerja tetap dapat menjalankan pekerjaannya dan
tetap memperhatikan keselamatannya seperti halnya polisi yang bekerja
di jalan raya dimana tingkat resikonya cukup besar.
Misalnya saja polisi lalulintas yang bekerja pada malam hari dengan
cahaya yang sangat rendah. Tentu saja ini akan berbahaya bagi polisi,
jika ia tidak terlihat oleh pengemudi bisa menyebabkan kecelakan yang
membahayakan polisi, dengan adanya rompi ini polisi akan dengan aman
menjalankan tugasnya.
LANGKAH-LANGKAH BHD (BANTUAN HIDUP DASAR)

pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan
tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi,
maka penolong harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan
istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

A. Indikasi BHD
1. Henti Napas : Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada
dan aliran udara pernapasan dari korban / pasien
2. Henti Jantung : Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal)
merupakan tanda awal akan terjadi henti jantung.
B. Langkah-langkah BHD
1. Prosedur Dasar CPR
a. Pastikan keamanan penolong dan pasien
b. Nilai Respon klien
a) Segera setelah aman
b) Memeriksa korban dengan cara menepuk bahu “Are you all
right ?”
c) Hati-hati kemungkinan trauma leher
d) Jangan pindahkan / mobilisasi pasien bila tidak perlu
c. Segera Berteriak Minta Pertolongan
d. Memperbaiki Posisi Pasien
a) Posisi Supine
b) Bila pasien tidak memberikan respon : tempatkan pd
permukaan datar dan keras
c) Bila curiga cedera spinal; pindahkan pasien dengan cara:
kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan (log roll / in-
line)
e. Memperbaiki posisi penolong
Posisi penolong : di samping pasien /di atas kepala (kranial) pasien

2. Survei Primer
a. Airway
a) Pemeriksaan jalan nafas
Jangan lakukan head tilt sebelum pastikan tidak ada sumbatan
jalan nafas.
b) Membuka Jalan Nafas :
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
b. Breathing
Terdiri dari 2 tahap :
1) Memastikan pasien tidak bernafas :
2) Melihat (look), mendengar (listen), merasakan (feel) à <10 detik
APNEU, NAFAS ABNORMAL, NAFAS TIDAK ADEKUAT
1. Memberikan Bantuan Napas
2. Hembusan nafas : 2x hembusan nafas
3. Waktu/hembusan : 1,5-2 detik
4. Volume : 700-1000 ml (10 ml/kg BB) atau sampai terlihat dada
pasien mengembang Konsentrasi hanya 16-17%.
Bila volume berlebihan dan laju inspirasi terlalu cepat →
distensi lambung
- Mulut ke mulut
- Mulut ke mask
c. Circulation
Pastikan tidak ada denyut jantung pada arteri karotis atau brakhialis
(anak) Memastikan ada tidaknya denyut jantung < 10 detik
1) Lakukan Compresi 30 kali
2) Pada 1/2 bawah mid sternum, diantara 2 putting susu dengan
posisi tangan menggunaka metode “rib margin”
3) Kedalaman kompresi jantung minimal 2 inci (5 cm)
4) Kompresi Jantung Luar 30 kali ( satu atau 2 penolong)
membutuhkan waktu 18 detik
a) Kecepatan kompresi min. 100x/mnt
b) RJP Sebelum & Sesudah Intubasi

Sebelum intubasi
- Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
- Khusus :Anak (1-8 th) dan Bayi (<1 th )
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)

Setelah intubasi
- Kompresi 100 x/mnt
- Ventilasi 8 - 10 x/mnt
- 5 x siklus 30 :2 (= 2 mnt) à nilai ulang sirkulasi
d. Evaluasi Airway, Breathing, Circulation
1) Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin pasien
dievaluasi kembali.
2) Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan
bantuan nafas dengan rasio 30:2.
3) Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada
posisi mantap.
4) Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas
sebanyak 10 x/menit dan monitor nadi setiap 2 menit.
5) Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi
teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.

Anda mungkin juga menyukai