Anda di halaman 1dari 9

TUGAS K3

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

“BANTUAN HIDUP DASAR”

DISUSUN OLEH :
FARADITHA SEPTIAWATI
C.0105.13.019

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TINGKAT 4 SEMESTER 8


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2017
BANTUAN HIDUP DASAR

Definisi
Bantuan hidup dasar adalah
tindakan pertolongan medis
sederhana yang dilakukan pada
penderita yang mengalami henti
jatung sebelum diberikan tindakan
pertolongan medis lanjutan.

Tujuan
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang adekuat sampai keadaan henti
jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan meninggal.

Indikasi bantuan hidup dasar

 Henti jantung: berhentinya sirkulasi peredaran darah karena kegagalan jantung untuk
melakukan kontraksi secara efektif
 Henti nafas: berhentinya pernapasan spontan disebabkan gangguan jalan nafas
 Tidak sadarkan diri

Keberhasilan dari resusitasi setelah henti jantung akan bergantung pada langkah-
langkah yang harus kita lakukan secara berurutan. Hal ini disebut juga rantai Keselamatan
(gambar 1) yang mencakup:

1. Deteksi dini dari henti jantung dan aktivasi sistem pelayanan gawat darurat terpadu
(SPGDT)
2. Melakukan RJP secara dini dengan teknik penekanan yang tepat
3. Melakukan kejut jantung secara dini
4. Melakukan Bantuan Hidup Lanjut yang efektif
5. Melakukan resusitasi setelah henti jantung secara terintegrasi
Pelaksanaan bantuan hidup
dasar

Penilaian Respon
Penilaian respon
dilakukan setelah penolong
yakin bahwa dirinya sudah
aman untuk melakukan
pertolongan. Penilaian respons
dilakukan dengan cara
menepuk-nepuk dan
menggoyangkan penderita
sambil berteriak memanggil
penderita.

Bila penderita
menjawab atau bergerak
terhadap respon yang
diberikan, maka usahakan tetap
mempertahankan posisi seperti
pada saat ditemukan atau diposisikan kedalam posisi mantap, sambil terus melakukan
pemantauan tanda vital sampai bantuan datang

Bila penderita tidak memberikan respon serta tidak bernapas atau bernapas tidak
normal, maka pederita dianggap mengalami henti jantung. Langkah selanjutnya melakukan
aktivasi system layanan gawat darurat.

Pengaktifan sistem layanan gawat darurat


Saat menelepon system layanan gawat darurat hendaknya dijelaskan lokasi pendertia,
kondisi penderita serta bantuan yang sudah dierikan kepada pederita.

Kompresi jantung (Circulation)


Sebelum melakukan kompresi dada pada penderia, penolong harus melakukan
pemeriksaan denyut nadi untuk memastikan pasien dalam keadaan tanpa nadi. Perabaan
denyut arteri karotis dilakukan maksimal 10 detik,

Pemeriksaan denyut nadi bisa tidak dilakukan oleh penolong awam dan langsug
mengasumsikan terjadi henti jantung jika seorang dewasa mendadak tidak sadarkan
diri.
Kompresi dada terdiri dari pemberian tekanan secara kuat dan berirama pada setengah
bawah dinding sternum. Yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada:

- Penderita dibarigkan di tempat yang datar dan keras


- Tentukan lokasi kompresi di dada dengan cara meletakkan telapak tangan yang telah
saling berkaitan di bagian bawah sternum
- Frekuensi minimal 100 kali per menit
- Kedalaman minimal 5 cm
- Penolong awam melakukan kompresi minimal 100 kali ermenit tanpa interupsi.
- Penolong terlatih melakukan kompresi dan ventilasi dengan perbandingan 30:2

Airway and Breathing (Ventilasi)


Jalan nafas dapat dibuka oleh penolong dengan metode:

- Head tilt chin lift maneuver (dorong kepala ke blakang sambil mengangka dagu)
- Jaw thrust (menekan rahang bawah kea rah belakang) : dilakukan jika penderita
dicurigai mengalami trauma leher

Teknik Look Listen and Feel tidak dikerjakan lagi.


Pemberian nafas bantuan dapat dilakukan dengan metode:
- Mulut ke mulut
- Mulut ke hidung
- Mulut ke sungkup
- Dengan kantung pernafasan

Posisi mantap
Posisi ini dilakukan jika korban sudah bernapas dengan normal. Posisi ini dilakukan
untuk menjaga jalan napas tetap terbuka dan mengurangi risiko tersumbatnya jalan napas dan
tersedak.
Kompresi pada bayi:
- Letakkan 2 jari satu tangan pada setngah
bawah sternum; lebar 1 jari berada dibawah
garis intermammari (diantara puting susu)
- Menekan sternum (dinding dada) sekitar
4 cm kemudian angkat tanpa mlepas jari dari
sternum dengan kecepatan minimal 100x/menit
- Setelah 30 kali kompresi, buka jalan
napas Dan berikan 2 kali napas bantuan sampai
dada terangkat (1 penolong)
- Kompresi dan napas bantuan 15:2 bila
dua penolong

Kompresi pada anak 1 - 8 tahun:


- Letakkan tumit satu tangan pada setengah bawah sternum, hindarkan jari-jari pada
tulang iga anak
- Menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal 100 kali permenit
- Setelah 30 kali kompresi, buka jalan napas dan beikan 2 kali napas bantuan sampai
dada terangkat (1 penolong)
- Kompresi dan napas bantuan 15:2 bila dua penolong

Kompresi anak usia lebih dari 8 tahun sama dengan dewasa.

Posisi mantap pada bayi


Sumbatan jalan napas oleh benda asing pada dewasa

Heimlich maneuver /
RJP

Berikut cara melakukan manuver hentakan pada perut/ abdominal thrust:

1. Miringkan korban sedikit ke depan dan


berdiri di belakang korban dan letakkan salah
satu kaki di sela kedua kaki korban.

2. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan


lain menggenggam kepalan tangan tersebut.
Lingkarka tubuh korban dengan kedua lengan
kita.

3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah


tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau
di ulu hati

4. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara


cepat dan kuat untuk membantu korban
membatukkan benda yang menyumbat
saluran napasnya. Manuver ini terus diulang
hingga korban dapat kembali bernapas atau
hingga korban kehilangan
Gambar 2. Manuver Hentakan pada perut
kesadaran.1 (Heimlich) 1
Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi:

1. Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan menggunakan


pangkal telapak tangan sebanyak lima kali.
2. Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas menopang bagian
belakang kepala bayi sehingga bayi berada di antara kedua tangan kita (tangan satu
menopang bagian belakang kepala bayi, dan satunya menopang mulut dan wajah
bayi).
3. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan telapak
tangan yang berada di atas paha menopang belakang kepala bayi.
4. Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan menggunakan jari
tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat yang sama dilakukan penekanan
dada saat RJP pada bayi
5. Jika korban menjadi tidak sadar, lakukan RJP anak dibawah 1 tahun

Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera
aktivasi SPGDT, jangan ditunda. Penyelamat mungkin dapat berhasil menghentikan korban
tersedak sebelum bantuan datang namun akan lebih baik jika korban ditangani oleh tenaga
medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran napas, tenaga medis yang datang dapat
melakukan penanganan segera dan membawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai