Anda di halaman 1dari 6

Laporan Tutorial Blok 2.

2 Hari 1 Minggu 1
Modul 1 Anemia Defisiensi dan Anemia Aplastik
Skenario 1 : Kisah Vano Anak Pemulung

Kelompok 14-C
Anggota Kelompok :
M Reno Akhyar Marpaung
Bilqis Elfarianti
Devi Yulianti
Afifah Mukhliza
Tsamara Zakiyyah Ramli
Aina Almaaidah Morgan
Fauzan Junanda Putra
Nadya Elsi Permata Sari
Zafira Annisa Ramadhani Mahdi
Kirana
STEP 1 : TERMINOLOGI
 Hepatosplenomegali : pembengkakan hati dan limpa
 Pemeriksaan urin rutin : pemeriksaan yang meliputi kimiawi dan mikroskopis
untuk mengukur zat metabolisme yang ada di urin
 LED (Laju Endap Darah) : pemeriksaan laju sel-sel darah merah untuk memantau
adanya infeksi dan juga dapat memantau adanya anemia
 Retikulosit : sel darah merah muda yang kadarnya di dalam darah 1%,
tidak punya inti
 Hitung jenis leukosit : menghitung jenis leukosit berdasarkan % dari seluruh
Jumlah leukosit (eusinofil,basofil,neutrofil
batang,segmen,monosit,limfosit)
 Gambaran darah tepi : sediaan apus dengan meneteskan darah dan diperiksa
dibawah mikroskop
 Anemia : penurun jumlah eritrosit dan kuantitas hemoglobin dalam
darah
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa vano merasa letih dan tidak bergairah?
2. Bagaiman indikasi atas anamnesis yang dilakukan dokter kepada vano?
3. Bagaimana interpretasi hasil labor?
4. Bagaimana kaitan hasil labor anak sebaya vano?
5. Mengapa dilakukan pemeriksaan labor ulangan seperti pemeriksaan darah rutin,
gambaran darah tepi, urin rutin,dll?
6. Bagaimana penatalaksaan anemia pada anak-anak?
7. Apa perbedaan hasil interprestasi dari kedua anak di skenario tersebut?
STEP 3 : BRAINSTORMING
1. Mengapa vano merasa letih dan tidak bergairah?
Diagnosis observasi anemia → penurun Hb dan Ht (bisa dikarenakan defisiensi besi atau
perdarahan) → pasokan oksigen ke jaringan menurun → otot tidak bekerja maksimal →
energi yang dihasilkan tidak optimal → letih dan tidak bergairah
2. Bagaimana indikasi atas anamnesis yang dilakukan dokter kepada vano?
Pucat,letih,lesu bisa menjadi salah satu gejala dari anemia, namun dari anamnesis saja
tidak cukup sehingga diperlukan pemeriksaan fisik serta penunjang untuk memperkuat
diganosa
Dari pemeriksaan fisik yang didapatkan konjungtiva anemis, sklera non ikterik
kemungkinan pasien menderita anemia hemolisis namun tidak berlebihan
Dari Hb yang rendah bisa juga vano mengalami anemia defisiesi besi (lihat skenario
tentang keluarga)
Tidak adanya hepatosplenomegali kemungkinan tidak terjadinya karena infeksi,tapi
mungkin karena kelainan aplastik/perdarahan,dll
3. Bagaimana interpretasi hasil labor?
Hb 5,8g/dL → terjadi penuruna Hb (normalnya 12g/dL)
LED 52/1 jam → terjadi peningkatan → gejala anemia (biasanya LED normal 15mm/1
jam)
Hitung leukosit normal
Basofil normalnya → 0-1 %
Eosinophil normalnya → 1-3 %
Neutrofil batang 1% → penurunan
Segmen normalnya 40-70%
Limfosit normalnya 20-40%
Monosit normalnya 2-6%
Leukosit berada dalam batas normal → tidak terjadi leukopenia
Urin dalam batas normal → tidak ada gangguan pada ginjal
Klasifikasi anemia berdasarkan hemoglobin :
-Ringan sekali : 10g/dL
-Ringan : 8-9g/dL
-Sedang : 6-7g/dL
-Berat : <6g/dL
Jenis anemis berdasarkan penyebabnya :
-Hemolitik → eritrosit rusak lebih cepat
-Aplastik
-Kronis → gagal ginjal
-Kelainan Genetik
Untuk diagnosa yang tepat maka dilakukan pemeriksaan darah lengkap
4. Bagaimana kaitan hasil labor anak sebaya vano?
Pemeriksaan anak sebaya vano Hb 6,4g/dL → normalnya 11-15g/dL
Leukosit normalnya 10-16 gr/dL→ kalau rendah kemungkinan menderita anemia
aplastik,infeksi,dll
Trombosit normalnya 150.000-450.000 → kalau rendah kemungkinan anemia,
perdarahan,dll
Retikulosit normalnya 0,5-1,5% → kalau kurang kemungkinan menderita anemia aplastik
Retikulosit yang rendah bisa menjadi penanda penyebab anemia yang diakibatkan
kerusakan/malfungsi dari sumsum tulang
Etiologinya sendiri kebnyakan idiopatik tapi berdasarkan beberapa penilitian etiologinya
bisa karena kongenital (20%) dan didapat (80%)
5. Mengapa dilakukan pemeriksaan labor ulangan seperti pemeriksaan darah rutin, gambaran
darah tepi, urin rutin,dll?
Pemeriksaan ulangan dilakukan untuk mendapatkan penyebab pasti ,pada vano dilihat
apakah anemia yang diderita menurupakan anemia aplastik atau tidak
Pada pemeriksaan gambaran darah tepi untuk mengetahui apakah penyebabnya adalah
infeksi atau bukan
Pemeriksaan darah rutin untuk memantau ada atau tidaknya perluasan dan apakah
anemianya berlanjut atau tidak

6. Bagaimana penatalaksaan anemia pada anak-anak?


- Transfusi Darah (Bisa Lengkap/Bisa Komponen Saja)
- Periksa Vital Signnya, Kalau Salah Satunya Meningkat Maka Transfusinya Diperlambat
- Pemberian Furosemid Kalau Terjadi Kelebihan Cairan Maksimal 20mg
- Kadar Hb Masih Rendah,Ulang!
Untuk Anemia Aplastik
- Melakukan Transfusi Darah Untuk Meringankan Gejala
- Transplantasi Sel Induk Agar Sel-Sel Yang Rusak Bisa Pulih Lagi
7. Apa perbedaan hasil interprestasi dari kedua anak di skenario tersebut?
Pada vano kemungkinan dia menderita anemia defisiensi besi karena dari faktor
ekonomi,sosial dan lingkungannya mendukung
Untuk teman sebayanya kemungkinan menderita anemia aplastik karena dari hasil
labornya retikulositnya rendah
Kira-kira seperti itu
STEP 4 : SKEMA

STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE


1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Epidemiologi Anemia Aplastik Dan Anemia Defisiensi
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Etiologi Dan Faktor Risiko Anemia Aplastik Dan
Anemia Defisiensi
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Patofisiologi Dan Patogenesis Anemia Aplastik Dan
Anemia Defisiensi
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Diagnosis-DD Anemia Aplastik Dan Anemia
Defisiensi
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Penatalaksanaan Anemia Aplastik Dan Anemia
Defisiensi
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Prognosis Dan Komplikasi Anemia Aplastik Dan
Anemia Defisiensi

Anda mungkin juga menyukai