BAB IV Fix

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Assesment
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2009). Proses
pengkajian yang dilakukan tanggal 17 Januari 2018 pada pasien An. Z
berumur 16 tahun anak pertama dari dua bersaudara yang terdiri dari 2
saudara laki- laki, dengan dianosa medis saat pasien masuk Leukimia, pasien
dirawat di ruang Onkologi II RSUD Ulin Banjarmasin. Data pasien
menyangkut riwayat penyakit serta keluhan – keluhan diperoleh dari
pengkajian dengan cara wawancara dengan pasien dan ibu pasien,
mengobservasi langsung, melakukan pengkajian fisik langsung kepada pasien.
Selain itu data lainnya diperoleh penulis melalui catatan medis dokter, catatan
perawat, data – data pemeriksaan penunjang dari laboratorium serta data –
data yang ada pada status rawat inap pasien.
Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi juga disesuaikan
dengan konsisi pasien, pada saat pengkajian pasien cukup terbuka untuk
berkomunikasi dengan perawat begitu juga dengan ibu pasien mau bekerja
sama dengan baik, serta terjalin hubungan saling percaya, sehingga
mempermudah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Data yang didapat
pada saat dilakukan pengkajian pada An.Z dengan diagnosa medis Leukimia
yaitu ibu pasien mengatakan awalnya 1 tahun yang lalu (2016) anaknya
muncul benjolan sebesar kelereng berbentuk seperti bisul di sekitar lipatan
paha kanannya, terasa nyeri dan sedikit terasa panas. Karena hal itu
mengganggu kenyamanan anaknya, dibawa ke RS. X untuk diperiksa. Setelah
dilakukan pemeriksaan, kata dokter yang memeriksa anaknya terkena TBC

75
76

kelenjar getah bening. Kemudian dilakukan pengobatan dilakukan operasi


pengangkatan benjolan di lipatan paha anaknya pada bulan september. Tetapi
1 tahun belakangan ini (2017) muncul lagi benjolan di tangan dan kedua kaki.
Benjolan di kaki kiri (lipatan lutut) semakin membesar dan akhirnya pecah
sendiri, sedangkan benjolan di pergelangan kaki kanan dioperasi. Setelah
diobatai dan dioperasi benjolan semakin tumbuh dan banyak yang disertai
nyeri, dianjurkan oleh dokter untuk dilakukan pemeriksaan takut dicurigai
adanya keganasan. Kemudian pada tanggal 02 Juni 2017 dilakukan
pemeriksaan Patologi Anatomi dan dijawab hasilnya pada 05 Juni 2017
dengan hasil bahwa anaknya menderita leukemia limfoblastik dan dianjurkan
dokter untuk masuk ruang perawatan untuk dilakukan kemoterapi. Pada
tanggal 10 Juni 2017 dilakukan kemoterapi yang pertama, 03 Juli 2017
kemoterapi yang kedua, 29 Juli 2017 kemoterapi yang ketiga, 19 Agustus
2017 kemoterapi yang keempat, 13 November 2017 kemoterapi yang kelima,
04 Desember 2017 menjalani kemoterapi yang keenam. Kemudian pada
tanggal 02 Januari 2018 dibawa ke RS. X untuk dilakukan kemoterapi yang
ketujuh, karena kondisi badan lemah, mual dan muntah (3x), demam yang
naik turun, diberikan perawatan dulu. Baru setelah demam tidak ada
kemoterapi akan diberikan. Sesampainya di ruang onkologi , pasien dilakukan
pemeriksaan dan tindakan dan dipasang infus RL. Pasien dirawat diruang
Onkologi II, diruangan dilakukan pengkajian keperawatan oleh mahasiswa
pada tanggal 17 Januari 2018, didapatkan keluhan pada lipatan paha, nyeri
nya hikang timbul. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit seperti DM,
hipertensi, stroke. Pasien tidak merokok dan minum beralkohol, dan jarang
minum kopi. Selain itu pengkajian juga dilihat dari pola anak yaitu
mengenai pola nutrisi saat ini Semenjak di rumah sakit, hanya mampu
menghabiskan ½ porsi (5-6 sendok makan) makanan yang disediakan tapi
tetap makan 3 kali dalam sehari. Kadang-kadang tidak ada nafsu makan
karena mual, BB : 46 kg, TB : 172 cm. Pola aktivitas dan latihan, klien
mengatakan saat ini hanya bisa beraktivitas seperti berbaring, menonton TV
77

dan mendengarkan lagu mampu melakukan berbagai kegiatan secara mandiri


tanpa bantuan misalnya seperti makan dan minum, serta membersihkan
rumah.. Pola istirahat dan tidur, pasien mengatakan tidak ada hambatan pada
saat istirahat dan tidur. Tidur siang 1 jam, dan tidur malam selama 7 jam. Pola
eliminasi pasien mengatakan, klien mengatakan tidak ada masalah dengan
BAB maupun BAK. Biasanya BAB 1X sehari dan sering BAK. Pola kognitif
– perceptual, klien mengatakan biasanya suka berkomunikasi dengan teman di
sekitar lingkungan atau kamar di RS maupun dirumah.

B. Nursing Diagnosis
Dari hasil pengkajian fisik, observasi langsung, wawancara dengan
pasien dan keluarga pasien, serta melihat data – data hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan masalah keperawatan pasien An. Z yang dirawat di
ruang Onkologi II RSUD Ulin adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik di tandai dengan ibu pasien
mengatakan adanya bisulan yang tumbuh di bagian tubuh pasien dan bisulan
bisa pecah sendiri “. Rasanya seperti nyut-nyut. Nyeri nya hilang timbul dan
sakitnya pada daerah selangkangan”. Pasien tampak meringis kesakitan,
pasien tampak sakit sedang, P: adanya bisul di selangkangan, Q: terasa nyut-
nyut, R: selangkangan, S: 3 (0-10) , T: kadang-kadang, skala nyeri 3 (0-10),
TTV = Temp = 38,5 0C, Pulse = 98 x/menit, Resp = 22 x/menit.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan klien
mengatakan badan demam dan rasa menggigil. Temp 38,5, pulse 98 x/menit,
respirasi 22 x/menit.
3. Mual berhubungan dengan pemberian therapi ditandai dengan pemberian obat
kemotherapi simpastatin
Setelah diagnosa atau masalah keperawatan ditegakkan selanjutnya
dilakukan pembuatan rencana tindakan dan kriteria hasil untuk mengatasi
masalah keperawatan yang ada pada klien.
78

C. Intervensi
Perencanaan dalam keperawatan di mulai setelah data terkumpul,
dikelompokan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan
disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Adapun prioritas masalah keperawatan An.Z adalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik di tandai dengan ibu
pasien mengatakan adanya bisulan yang tumbuh di bagian tubuh
pasien dan bisulan bisa pecah sendiri., nyeri terasa nyut-nyut kadang
hilang timbul. TTV: nadi 98 x/menit, napas 22 x/menit, temp: 38,5◦C.
skala nyeri 3 (0-10).
2. Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan klien
mengatakan badan masih demam dan trasa mengigil.
3. Mual berhubungan dengan pemberian therapi ditandai dengan
pemberian obat kemotherapi simpastatin.
Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan
keperawatan ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau
jangka pendek, harus jelas dapat diukur dan realistis. Ditegaskan dalam
bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang
mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan. Perencanaan
disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Perencanaan yang disusun mengandung unsur tindakan pengkajian, mandiri,
health education dan kolaborasi.
Berdasarkan kasus An.Z dengan 3 (tiga) diagnosa keperawatan yang ada,
dalam kategori tindakan pengkajian, intervensi mandiri, dan kolaborasi serta
health education. Pada kategori tindakan pengkajian paling banyak dibuat
penulis dikarena kondisi pasien yang mengalami nyeri perlu observasi.
79

D. Implementasi
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperwatan merupakan kegiatan
atau tindakan yang diberikan pada pasien An. Z dengan diagnosa medis
Leukimia di ruangan Onkologi II RSUD Ulin Banjarmasin. Dengan
menerapkan pengetahuan klinik yang dimiliki oleh penulis berdasarkan ilmu –
ilmu keperawatan dan ilmu – ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan
tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana semua dengan baik.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi
dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data
objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah
tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah
apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan
standar yang telah ditetapkan lebih dulu.
1. Pada tahap evaluasi yang penulis lakukan pada pasien An.Z dengan
diagnosa medis Leukimia di ruangan onkologi II RSUD Ulin Banjarmasin
adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu
yang telah ditetapkan. Pada tanggal 20 Januari 2018 diagnosa keperawatan
(1) Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik di tandai dengan ibu
pasien mengatakan adanya bisulan yang tumbuh di bagian tubuh pasien dan
bisulan bisa pecah sendiri” TTV: nadi 98 x/menit, napas 22 x/menit, temp:
38,5◦C. skala nyeri 3 (0-10), dapat teratasi sebagian dengan skala nyeri masih
80

3 dari 0-10. (2) hipertemi berhubungan dengan proses penyakit ditandai


dengan klien mengatakan badan demam dan menggigil (3) Mual berhubungan
dengan pemberian therapi di tandai dengan pemberian obat kemotherapi.

Anda mungkin juga menyukai