Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR BAJA I

OLEH :
EKA FAISAL NUR HIDAYATULLAH, S.T.,M.T

PERTEMUAN KE-1
Mata Kuliah : Struktur Baja I
Pengampu : Eka Faisal Nurhidatayatullah, S.T., M.T.
Semester : IV
Bobot SKS : 2 SKS
Kelas :-
Hari/Jam :-
Ruang Kelas :-
STRUKTUR BAJA

Pre
Baja
Baja Ringan Engineered
Konvensional
Building
BAJA RINGAN

“DIGUNAKAN UNTUK STRUKTUR RANGKA ATAP BANGUNAN DENGAN BENTANGAN


MAKSIMUM 15-20 METER”
PRE ENGINEERED BUILDING

PRE ENGINEERING BUILDING DIGUNAKAN UNTUK :


- WAREHOUSE
-LAPANGAN FUTSAL
-LOS PASAR
- KANDANG AYAM
-HANGGAR BANDARA
-BANGUNAN RUMAH TINGGAL DLL

DENGAN KETINGGIAN MAKSIMUM BANGUNAN 12-15 M (3 LANTAI) DAN BENTANGAN MAKSIMUM 30 M


Cold Roll Forming Machine Cold Form

Material Thickness
Code
C100 1 mm, 1.5 mm, 1.9 mm, 2.4 mm

C140 1.5 mm, 1.9 mm, 2.4 mm ‘’MAKSIMUM PROFIL 250 MM KETEBALAN 2,4 MM
C200 1.5 mm, 1.9 mm, 2.4 mm

C250 1.5 mm, 1.9 mm, 2.4 mm


BAJA KONVENSIONAL

Hot Roll Forming Machine

‘’Maksimum profil 600 mm


Ketebalan 2,4 mm’’
Keunggulan Baja Sebagai Material Konstruksi
1. Mempunyai kekuatan tinggi (mengurangi dimensi dan berat struktur bangunan)
2. Keseragaman (Homogen) dan keawetan tinggi
3. Sifat elastis baja
4. Daktilitas baja cukup tinggi
5. Kemudahan penyambungan antarelemen satu dengan yang lain menggunakan alat sambung las
atau baut

Material Baja

Sifat mekanis baja


Klasifikasi Baja
Baja yang biasa digunakan untuk keperluan struktur adalah dari jenis:

baja mutu tinggi (fy= 275 - 480 MPa)


− menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas.
−didapat dengan menambahkan unsur aloi (chromium, nickel, vanadium,dll) kedalam baja karbon untuk
mendapatkan bentuk mikrostruktur yanglebih halus.

baja aloi (fy= 550∼760 MPa)


− tidak menunjukkan titik peralihan leleh yang tegas.
−titik peralihan leleh ditentukan menggunakan metode tangens 2% atau metode regangan 5%
Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktural untuk maksud perencanaanditetapkan sebagai berikut:
Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Nisbah poisson : μ = 0,3
Koefisien pemuaian : α = 12 x 10-6 /oC
Perencanaan Struktur Baja
Tujuan perencanaan struktur adalah untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat,
mampu-layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan kemudahan
pelaksanaan.

Struktur optimum dicirikan sebagai berikut:


a. biaya minimum
b. bobot minimum
c. periode konstruksi minimum,
d. kebutuhan tenaga kerja minimum,
e. biaya manufaktur minimum,
f. manfaat maksimum pada saat layan.
Kerangka perencanaan struktur adalah proses penentuan jenis struktur dan
pendimensian komponen struktur demikian sehingga beban kerja dapat dipikul secara
aman, dan perpindahan yang terjadi dapat ditolerir oleh syarat-syarat yang berlaku.
Prosedur perencanaan secara iterasi dilakukan sebagai berikut:
1. Perancangan. Penetapan fungsi-fungsi struktur dan kriteria keberhasilan yang
optimum.
2. Penetapan konfigurasi struktur preliminari berdasarkan Step 1.
3. Penetapan beban-beban kerja yang harus dipikul.
4. Pemilihan tipe dan ukuran preliminari komponen-komponen struktur berdasarkan
Step 1, 2, 3.
5. Analisis struktur untuk menetapkan gaya-gaya-dalam dan perpindahan.
6. Evaluasi perancangan struktur optimum.
7. Perencanaan ulang dari Step 1 s/d 6
8. Perencanaan akhir untuk menguji Step 1 s/d 7
Konsep Dasar LRFD

Perencanaan Tegangan Kerja / Allowable Stress Design (ASD)


Elemen struktur direncanakan sedemikian rupa sehingga tegangan yang timbul akibat beban
kerja/layan tidak melampaui tegangan ijin yang telah ditetapkan.

σmaks ≤ σijin
σmaks = Tegangan Luar
σijin = Tegangan Ijin Bahan
Metode LRFD dalam perencanaan struktur Baja diatur dalam SNI 03-1729-2002.

Faktor reduksi (φ) untuk keadaan kekuatan batas.

Ø = Faktor tahanan
Rn =Tahanan Nominal
ɣi = Faktor Beban
Qi = Beban
Beban-beban Metode LRFD
Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan
kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh dari aksi
sebagai akibat dari beban-beban berikut
ini:
1) beban hidup dan mati seperti disyaratkan pada SNI 03-1727-1989 atau
penggantinya;
2) untuk perencanaan keran (alat pengangkat), semua beban yang relevan yang
disyaratkan pada SNI 03-1727-1989, atau penggantinya;
3) untuk perencanaan pelataran tetap, lorong pejalan kaki, tangga, semua beban yang
relevan yang disyaratkan pada SNI 03-1727-1989, atau penggantinya;
4) untuk perencanaan lift, semua beban yang relevan yang disyaratkan pada SNI 03-
1727-1989, atau penggantinya;
5) pembebanan gempa sesuai dengan SNI 03-1726-1989, atau penggantinya;
6) beban-beban khusus lainnya, sesuai dengan kebutuhan.
Kombinasi pembebanan Metode LRFD
Berdasarkan beban-beban tersebut di atas maka struktur baja harus mampu memikul semua kombinasi
pembebanan di bawah ini:
1,4D
1,2D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
1,2D + 1,6 (La atau H) + (γ L L atau 0,8W)
1,2D + 1,3 W + γ L L + 0,5 (La atau H)
1,2D ± 1,0E + γ L L
0,9D ± (1,3W atau 1,0E)
Keterangan:
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi teta
tangga, dan peralatan layan tetap
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban
lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama
penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03–1726– 1989, atau penggantinya
dengan,
γ L = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γ L = 1 bila L≥ 5 kPa.
Perencanaan Struktur Baja

Kombinasi
Batang Sambungan
Batang tarik Batang tekan Batang Tekan Portal
Terlentur Baut dan Las
dan Lentur

Portal
Bergoyang

Portal Tak
Bergoyang

Anda mungkin juga menyukai