Anda di halaman 1dari 14

II.

ANALISIS SITUASI

A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Puskesmas


Puskesmas adalah bagian terintegral dari keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembagunan kesehatan.
Puskesmas 1 Cilongok beralamat di Jalan Raya Cilongok-Ajibarang, Desa
Cikidang, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
1. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Puskesmas I Cilongok, diantaranya
Puskesmas Perawatan (1 buah), Puskesmas Pembantu (1 buah), Puskesmas
non rawat inap (1 buah), Posbindu (5 buah), serta Posyandu (74 buah). Selain
itu terdapat pula sarana pelayanan kesehatan milik swasta yang ada di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok, diantaranya Rumah Sakit Bersalin (1 buah),
Rumah Bersalin (1 buah), apotek (4 buah), serta praktek dokter perorangan (7
buah).
2. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas I Cilongok adalah
sebagai berikut:
a. Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis di Puskesmas I Cilongok sebanyak 6 orang.
Tenaga medis tersebut terdiri dari 5 orang dokter umum dan 1 orang
dokter gigi. Bila dilihat dari rasio tenaga medis terhadap jumlah
penduduk, yaitu sebesar 9,03 per 10.000 penduduk, maka dapat dikatakan
bahwa tenaga medis di wilayah Puskesmas I Cilongok masih kurang.
b. Tenaga Perawat dan Bidan
Jumlah perawat di wilayah Puskesmas I Cilongok adalah 14 orang
dan bidan 20 orang. Rasio jumlah perawat dan bidan terhadap penduduk
di wilayah Puskesmas I Cilongok sebesar 5,20 per 10.000 penduduk. Bila
dilihat pada jumlah tersebut rasio ini masih rendah dibandingkan dengan
Standar Nasional, yaitu sebesar 8,56 per 10.000 penduduk.
c. Tenaga Farmasi
Puskesmas I Cilongok memiliki 1 (satu) orang tenaga farmasi.
d. Tenaga Gizi
Puskesmas 1 Cilongok memiliki 2 (dua) orang tenaga gizi.

5
e. Tenaga Teknis Medis
Puskesmas I Cilongok memiliki 1 (satu) orang tenaga analis dan 1
(satu) orang tenaga radiografer.
f. Tenaga Sanitasi
Jumlah tenaga sanitasi di Puskesmas I Cilongok yaitu 1 (satu)
orang. Menurut Standar Nasional, rasio minimal tenaga sanitasi adalah
sebesar 0,29 per 10.000 penduduk. Sedangkan pada Puskesmas ini rasio
tenaga lingkungan sebanyak 1,5 per 10.000 penduduk. Maka dapat
dikatakan rasio tenaga sanitasi di Puskesmas I Cilongok masih kurang dari
Standar Rasio Nasional.
g. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Jumlah tenaga petugas Kesmas di Puskesmas I Cilongok sebanyak
1 (satu) orang.
3. Pembiyaan Kesehatan
Jaminan kesehatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
terdiri dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda), Asuransi Swasta, serta Asuransi Perusahaan. Peserta jaminan
kesehatan pada puskesmas ini sebesar 34.019 orang (51,24%).
4. Sumber Daya Kesehatan Lainnya
Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 103 Posyandu, yang terdiri dari Posyandu Pratama sebanyak 3
posyandu atau sebesar 2,9%, Posyandu Madya sebanyak 26 posyandu
(25,2%), Posyandu Purnama sebanyak 23 posyandu (22,3%), dan Posyandu
Mandiri sebanyak 51 Posyandu atau sebesar 49,5 %.

B. Deskripsi, Situasi, Kondisi, dan Wilayah Kerja Puskesmas


1. Keadaan Geografi
Wilayah kerja Puskesmas I Cilongok meliputi sebelas desa yang
berada di Kecamatan Cilongok, yaitu Desa Cilongok, Cikidang, Gununglurah,
Karanglo, Kalisari, Karangtengah, Pernasidi, Panembangan, Rancamaya,
Sambirata dan Sokawera dengan luas wilayahnya kurang lebih sebesar
62,13 km2. Wilayah Puskesmas I Cilongok berbatasan dengan :

6
Batas Utara : Karesidenan Pekalongan
Batas Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas II Cilongok
Batas Timur : Wilayah Kerja Puskesmas II Cilongok dan KarangLewas
Batas Barat : Wilayah Kerja Puskesmas II Ajibarang dan Pekuncen.
Puskesmas I Cilongok berada pada ketinggian 225 mdpl. Sebagian
besar wilayah kerja Puskesmas I Cilongok berupa dataran tinggi 73,5% dan
dataran rendah sebanyak 26,5%. Luas penggunaan lahan di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok terbanyak adalah dalam bentuk sawah (25%) dan hutan
(25%).
2. Keadaan Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok adalah
sebanyak 66.240 jiwa, terdiri dari 33.537 jiwa laki-laki dan 32.703 jiwa
perempuan yang tergabung dalam 15.956 KK. Jumlah penduduk yang
terbanyak adalah di desa Karangtengah sebanyak 10.692 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terendah adalah di desa Cikidang sebanyak 3.255 jiwa.
Jumlah rata-rata jiwa per rumah tangga adalah sebesar 3 jiwa per rumah
tangga.
b. Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok tidak
merata, umumnya jumlah penduduk padat didaerah yang ramai atau
daerah pusat kecamatan. Rerata kepadatan penduduk di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok adalah sebesar 1065,6 jiwa/km 2. Desa dengan
kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Kalisari dengan tingkat
kepadatan sebesar 2508,82 jiwa/km2, sedangkan desa dengan tingkat
kepadatan terendah adalah desa Sambirata dengan tingkat kepadatan
sebesar 599,48 jiwa/km2.
c. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur
Di Puskesmas I Cilongok golongan usia terbanyak adalah
golongan usia 25-29 tahun, sedangkan golongan usia paling sedikit
adalah usia > 75 tahun.

7
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Untuk melihat keadaan sosial ekonomi pada masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok dapat digambarkan melalui beberapa hal,
diantaranya:
a. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikannya, jumlah penduduk di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok baik laki-laki atau perempuan yang berusia 10
tahun keatas dan yang memiliki tingkat pendidikan Perguruan Tinggi atau
sederajat adalah sebesar 797 jiwa atau sekitar 1,42% dan tamat SMA atau
sederajat adalah sebesar 4.982 jiwa atau sekitar 8,87%. Jumlah penduduk
yang hanya lulus SD sangat tinggi, yaitu sebesar 23.920 jiwa atau 42,57%.
b. Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah Puskesmas
I Cilongok sebagai buruh tani, yaitu sebesar 9,51%, mata pencaharian lain
sebagai pengusaha yaitu 3,56 %, PNS (1%), atau ABRI (0,1%).
Dikarenakan tingkat pendapatan masyarakat berhubungan dengan
kemampuan masyarakat dalam memperoleh akses kesehatan, maka perlu
kerjasama lintas sektoral guna meningkatkan pendapatan dan daya beli
penduduk. Sehingga mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses
dan melakukan pengobatan sebaik mungkin.

c. Sarana Penunjang
Wilayah kerja Puskesmas I Cilongok terdapat beberapa sarana
penunjang laju perekonomian diantaranya pasar tradisional,
warung/pertokoan, badan kredit, lumbung desa dan Koperasi Unit Desa
(KUD). Sedangkan sarana transportasi umum yang terdapat di wilayah
kerja Puskesmas I Cilongok antara lain angkutan umum pedesaan
(Angkudes), angkutan umum bus dalam kota dan antar propinsi, serta ojek
motor.

8
Beberapa tempat peribadatan di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok antara lain adalah mushola dan masjid yang sebagian besar dana
dari pendiriannya merupakan swadaya masyarakat. Fasilitas pendidikan di
wilayah kerja Puskesmas I Cilongok diantaranya Sarana Kelompok
Bermain (KB) atau PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Taman Kanak-
Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP).

C. Capaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat


Derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
dapat dilihat dari angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas), dan
status gizi masyarakatnya, yaitu sebagai berikut:
1. Mortalitas
Kejadian kematian dapat memberikan gambaran perkembangan
derajat kesehatan masyarakat, sehingga dapat digunakan sebagai indikator
dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lain. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dangan
melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian
dan penyakit-penyakit yang terjadi di Puskesmas I Cilongok akan diuraikan
dibawah ini:

a. Angka Kematian Bayi (AKB)


Jumlah kelahiran di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok pada
tahun 2016 adalah sebanyak 1035 kelahiran hidup dan 4 lahir mati. Oleh
karenanya, angka kematian bayi pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas I
Cilongok sebanyak 0.97 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah
AKB di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2015 sebesar 3.07 per
1000 kelahiran hidup, tahun 2014 sebesar 1,5 per 1000 kelahiran hidup,
tahun 2013 sebesar 5,7 per 1000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012
adalah sebesar 1,3 per 1000 kelahiran hidup.
b. Angka Kematian Ibu (AKI)

9
Jumlah kematian Ibu di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun
2016 adalah sebanyak 97 kasus, dengan angka kematian ibu 96.6 per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk jumlah kematian ibu hamil
adalah sebanyak 0 (nol) jiwa, jumlah kematian ibu bersalin sebanyak 0
(nol) jiwa, dan jumlah kematian Ibu nifas sebanyak 1 (satu) jiwa di Desa
Cilongok. Angka Kematian Ibu (AKI) Puskesmas I Cilongok tahun 2015
adalah 102 orang per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2014 adalah 96,89
orang per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2013 sebesar 190,8 per
100.000 kelahiran hidup.
c. Angka kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok pada tahun 2016 sebanyak 1 per 1000 kelahiran hidup yang
disebabkan oleh diare. Pada tahun 2015 terdapat 0 kasus kematian balita
per 1000 kelahiran hidup berkurang dari tahun 2014 yang pada saat itu
ditemukan 16 kasus kematian balita atau sekitar 15,6 per 100.000
kelahiran hidup.
d. Angka Kecelakaan
Angka kecelakaan di wiayah kerja Puskesmas I Ciongok pada
bulan Maret 2016 sebanyak 42 kejadian kecelakaan. Tidak ada pasien
yang meninggal dunia. Jumlah pasien yang mengalami luka berat
berjumlah 4 orang, sedangkan pasien yang mengalami luka ringan
berjumlah 38 orang.
2. Morbiditas
a. Penyakit Malaria
Pada tahun 2016, tidak ditemukan kasus malaria, baik kasus
malaria klinis maupun malaria positif, demikian juga pada tahun 2015.
Terdapat kasus malaria positif pada tahun 2014 yaitu 2 kasus.
b. TB paru
Jumlah kasus TB Paru di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2015
adalah sebanyak 33 kasus dengan BTA (+), tahun 2014 sebanyak 64 kasus
dengan BTA (+), tahun 2013 sebanyak 63 kasus BTA (+), sedangkan pada

10
tahun 2012 sebanyak 53 kasus BTA (+). Peningkatan kasus TB Paru di
wilayah Puskesmas I Cilongok dapat disebabkan aktifnya pelacakan pada
suspek TB yang ada di wilayah Puskesmas I Cilongok. Pada tahun 2015
angka kejadian TB paru dengan BTA (+) menurun, karena sudah tersedia
sarana dan prasarana yang memadai untuk mendeteksi dan menangani
pasien TB Paru di Puskesmas I Cilongok. Pada 2016 jumlah kasus TB
Paru BTA (+) Kasus Baru sebanyak 30 kasus dari total seluruh kasus TB
57 kasus. Angka pengobatan lengkap pada kasus TB Paru sebesar 61,76 %
pada tahun 2016.
c. HIV
Kasus HIV di Puskesmas I Cilongok selama tahun 2016 terdapat 2
kasus dan kasus AIDS ditemukan 1 kasus.

11
d. Acute Flacid Paralysis(AFP)
AFP tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
selama tahun 2015 dan 2016.
e. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas I Cilongok
adalah sebanyak 13 kasus pada tahun 2016. Jika dibandingkan dengan
tahun 2015 didapatkan 5 kasus, tahun 2014 ditemukan 10 kasus, tahun
2013 ditemukan 17 kasus, dan tahun 2012 ditemukan 4 kasus.
f. Diare
Di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok selama tahun 2016
sebanyak 705 kasus yang ditangani, dengan angka kesakitan 214 per 1000
penduduk. Pada tahun 2015 terdapat 751 kasus diare, sebanyak 709 kasus
diare pada tahun 2014, sedangkan tahun 2013 terdapat 821 kasus dan 852
kasus pada tahun 2012.
3. Status Gizi
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita tahun 2016 di wilayah
Puskesmas I Cilongok didapatkan data jumlah seluruh balita adalah sebanyak
5.005 jiwa, sedangkan jumlah balita yang ditimbang adalah sebanyak 4.226
jiwa. Dari jumlah tersebut, ditemukan 8 balita yang menderita gizi buruk dari
seluruh balita yang ditimbang dan semuanya mendapatkan perawatan.

D. Situasi Upaya Kesehatan


1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan ini merupakan langkah awal yang penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar
masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan
dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas I Cilongok diantaranya:

a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Contoh pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi :
1) Pelayanan K4

12
Kehamilan adalah masa penting yang harus dipantau secara
rutin, agar dapat memantau tumbuh kembang janin serta gangguan
kesakitan pada ibu selama kehamilan. Deteksi dini terhadap kelainan
pada janin maupun kesakitan pada ibu dapat dilakukan dengan
pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh ibu hamil.
Jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok pada
tahun 2016 yang mendapatkan pelayanan K4 adalah sebanyak 98.5%,
tahun 2015 88,1%, dan 97,3% pada tahun 2014. Sedangkan Target
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kabupaten Banyumas tahun 2015
adalah sebesar 90%, sehingga dapat dikatakan bahwa Puskesmas I
Cilongok pada tahun 2016 telah memenuhi Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya,
terjadi peningkatan pelayanan K4 di wilayah binaan Puskesmas I
Cilongok.
2) Pertolongan oleh Nakes (tenaga kesehatan)
Penolong persalinan juga memiliki pengaruh terhadap
komplikasi dan kematian pada ibu maternal serta bayi baru lahir.
Pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh nakes dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi maupun kematian pada ibu
bersalin maupun bayi.
Di wilayah Puskesmas I Cilongok, pertolongan persalinan oleh
nakes selama tahun 2015 sebesar 83,79%, 97,1% (2014) dan 100%
(2013). Sedangkan Target Standard Pelayanan Minimal (SPM)
Kabupaten Banyumas tahun 2015 adalah sebesar 100%, sehingga
pencapaian di Puskesmas I Cilongok belum mencapai target yang
sudah ditentukan di SPM.

3) Bumil Risti (risiko tinggi) ditangani


Terdapat 187 bumil yang berisiko tinggi (risti) di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok pada tahun 2015, dan seluruh bumil risti sudah
dilakukan penanganan oleh puskesmas.
4) Bayi dan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

13
Dari 1.050 jumlah kelahiran hidup, terdapat 67 kasus bayi
berat lahir rendah (BBLR), atau 6.4% pada tahun 2016. Sedangkan,
pada tahun 2015 sebanyak 57 bayi dari 982 jumlah kelahiran hidup
(5.8%) dan 2014 sebanyak 51 bayi dari 1.027 jumlah kelahiran hidup
(4.96%). Bila dilihat angka BBLR di wilayah Puskesmas 1 Cilongok
tiap tahunnya, dapat dikatakan jumlahnya mengalami peningkatan.
b. Pelayanan Keluarga Berencana
Wanita usia subur (WUS) umumnya berusia antara 15-39 tahun.
Pasangan usia produktif memiliki peranan penting dalam peningkatan
jumlah penduduk.Untuk mengatur jarak kehamilan pada WUS dilakukan
dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Jumlah PUS (pasangan usia subur) yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok adalah sebanyak 14.550 pasangan pada tahun 2016,
dibandingkan pada tahun 2015 jumlah PUS adalah sebesar 12.670 dan
12.789 pada tahun 2014.Bila dilihat dari angka tersebut maka dapat
dikatakan terjadi peningkatan jumlah PUS pertahunnya.
Peserta KB (Keluarga Berencana) aktif di wilayah Puskesmas I
Cilongok adalah sebanyak 6.548 atau sekitar 48.9% pada tahun 2016.
Dibandingkan pada tahun 2015 sebesar 9.978 (76%) dan pada tahun 2014
9.720 (78,39%). Bila dilihat dari prevalensi angka tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa jumlah peserta KB aktif di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok mengalami penurunan setiap tahunnya.

14
c. Pelayanan Imunisasi
Di Puskesmas I Cilongok memiliki kegiatan imunisasi rutin
meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT,
Polio, Campak, HB), imunisasi untuk wanita usia subur atau ibu hamil
(TT), dan imunisasi untuk anak sekolah SD (kelas 1: DT dan kelas 2-3:
TT). Daerah binaan Puskesmas I Cilongok selama tiga tahun terakhir UCI
yang dicapai sebesar 100%, maka wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
UCI sudah tercapai 100% sesuai dengan target SPM.
2. Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Rujukan, dan Penunjang
Pelayanan Kesehatan yang dilakukan di Puskesmas I Cilongok
meliputi pelayanan pada rawat jalan dan rawat inap.
a. Rawat jalan
Pelayanan kesehatan pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap di
Puskesmas I Cilongok selama tahun 2016 terdapat 46.371 kunjungan.
Dibandingkan dengan tahun 2015 terdapat 42.747 kunjungan, dan tahun
2014 terdapat 43.590 kunjungan. Dari data tersebut dapat menunjukkan
tingkat kepercayaan dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan rawat
jalan di Puskesmas I Cilongok cukup tinggi.
b. Rawat Inap
Pada tahun 2016 pelayanan rawat inap kasus kunjungan baru di
Puskesmas I Cilongok adalah sebesar 2,8%, dibandingkan tahun 2015
sebesar 2,2% dan tahun 2014 sebesar 2.2% dari keseluruhan kunjungan
baru di Puskesmas I Cilongok. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa kunjungan kasus baru mengalami peningkatan pertahunnya.

15
3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit polio
Berdasarkan data yang dari Puskesmas I Cilongok, tidak
ditemukan kasus AFP di wilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2016.
b. Pencegahan dan pemberantasan TB Paru
Di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok, pada tahun 2016 kasus TB
Paru BTA (+) yang ditemukan adalah sebanyak 34 kasus dan angka
kesembuhan sejumlah 34 kasus, angka pengobatan lengkap sejumlah 21
kasus, serta angka keberhasilan pengobatan sebesar 161.7%.
c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
Kasus pneumonia selama tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas I
Cilongok yang ditemukan dan ditangani sebanyak 98 kasus dari yang
diperkirakan 429 kasus. Dibanding tahun 2015 sebanyak 65 kasus, maka
terjadi peningkatan kasus pneumonia yang ditemukan dan ditangani.
d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD
Kasus DBD pada tahun 2016 di wilayah Puskesmas I Cilongok
ditemukan 13 kasus dan seluruhnya ditangani (100%).
e. Pengendalian penyakit malaria
Selama tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria di wilayah kerja
Puskesmas I Cilongok. Upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas I
Cilongok dalam rangka pengendalian penyakit malaria, berupa upaya
penegakan dini kasus malaria dengan mendatangi warga yang memiliki
gejala dan kecurigaan malaria.
f. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB
Pada tahun 2016 terdapat 1 KLB diare di wilayah Puskesmas I
Cilongok, tepatnya di Desa Karangtengah dan ditangani 100%.
b. Pengendalian vektor
Beberapa upaya dalam rangka pengendalian vektor diantaranya
dengan gerakan PSN, abatisasi, fogging, dan penyuluhan yang dilakukan
rutin. Pada tahun 2015, didapatkan rumah atau bangunan bebas jentik
sebanyak 96,00% dari 14.812 rumah atau bangunan yang diperiksa.
Sedangkan, pada tahun 2014 sebanyak 93,80% dari 11.150 rumah atau
bangunan dan tahun 2013 sebanyak 96,00% dari 11.675 rumah atau

16
bangunan. Pada tahun 2016 sudah dilakukan beberapa kali program
fogging.
4. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
a. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Jumlah institusi diwilayah Puskesmas I Cilongok pada tahun 2014
sebanyak 459 sarana (80,5%), yang terdiri sarana kesehatan, sarana
pendidikan, sarana ibadah, dan perkantoran yang dibina. pada tahun 2013
sebanyak 456 sarana (80%), dan pada tahun 2012 sebanyak 382 sarana
(86,8%).
b. Pelayanan Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
TTU yang diperiksa pada tahun 2015 sebanyak 48 tempat dan
semuanya memenuhi persyaratan kesehatan (100%). Sedangkan pada
tahun 2014, TTU yang diperiksa sebanyak 423 tempat dan yang
memenuhi persyaratan kesehatan sebanyak 339 (80,14%).
c. Rumah Sehat
Berdasarkan data yang dihimpun pada tahun 2016 dari jumlah
18.299 rumah yang diperiksa, terdapat 14.877 rumah yang memenuhi
syarat Rumah Sehat atau sebesar 81,30%. Pada tahun 2015 dari 18.299
rumah, yang memenuhi syarat Rumah Sehat adalah sebanyak 14.886,
maka terlihat sedikit peningkatan jumlah Rumah Sehat yang diperiksa.

17
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Jumlah seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas I Cilongok
sebanyak 5.005 anak dengan jumlah balita yang ditimbang sebanyak 4.226
orang. Dari jumlah tersebut ditemukan 8 balita yang menderita gizi buruk
dari seluruh balita yang ditimbang dan semua mendapatkan perawatan.
b. Pelayanan Gizi
1) Pemberian Kapsul Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita
sebanyak 2 kali dalam setahun, dilakukan untuk mencegah defisiensi
vitamin A yang diperkirakan dapat terjadi. Di Puskesmas I Cilongok,
jumlah balita yang mendapat kapsul vitamin A pada tahun 2016 adalah
sebesar 100% dari 4.059 bayi dan balita yang ada. Begitu pula
pencapaian pada tahun 2015 dan 2014 100% bayi dan balita yang ada
mendapat vitamin A.
2) Pemberian Tablet besi
Guna mengatasi dan mencegah kasus anemia pada ibu hamil,
maka dilakukan pemberian tablet besi (Fe) selama kehamilan. Selama
tahun 2016 jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet besi sebesar
96,2%. Selama tahun 2015, jumlah ibu hamil yang mendapat tablet
besi adalah 88,08%. Pada tahun 2014 sebesar 98,04% dan tahun 2013
sebesar 98,09%, maka terlihat adanya penurunan capaian pada tahun
2015 dan kembali naik pada 2016.
6. Pelayanan Promosi Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas I Cilongok mengenai
cakupan desa siaga aktif sebesar 100%. Realisasi sampai akhir tahun 2016
mencapai angka 100%.

18

Anda mungkin juga menyukai