lainnya seperti beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan selainNya serta taat
kepada kedua orang tua, sedangkan beribadah kepada Allah adalah hal yang diwajibkan
pertama kali dalam Islam yaitu Tauhid kepadaNya dan menghindar dari kesyirikan, maka hal-
hal yang mengikutinya setelah itu juga diwajibkan termasuk berbuat baik kepada tetangga.
Selain itu kandungan ayat diatas juga menyingung masalah hak-hak Allah atas hambanya yaitu
tauhid dan hak-hak hamba atas hamba lainnya. Adapun hak-hak hamba terhadap hamba
lainnya terbagi menjadi 5 golongan :
1. Apa yang diantaranya dengan yang lainnya ada kekerabatan dan hal ini dikhususkan
hanya kepada orang tua oleh karena keduanyalah yang menjadi sebab (perantara) adanya
anak, maka baginya kehormatan, juga masuk dalam hal ini adalah keluarga kita.
2. Terhadap yang lemah dan butuh terhadap bantuan kita, dalam lingkup ini ada 2
kelompok.Pertama, anak yatim yaitu yang tidak memiliki ayah dan mereka masih kecil
sehingga membutuhkan bantuan orang lain karena lemahnya kekuatan mereka. Kedua, orang
miskin yaitu orang yang kekurangan harta.
3. Yang memiliki kekerabatan kepada kita, dalam lingkup ini ada 3
kelompok. Pertama,Tetangga dekat yaitu yang paling dekat dengan kita.Kedua, Tetangga jauh
yaitu yang jauh dengan kita. Para ulama berbeda pendapat tentang tetangga dekat dan jauh,
ada yang mengatakan bahwa tetangga dekat adalah tetangga muslim, sedang tetangga jauh
adalah tetangga kafir, ada lagi yang memasukkan orang asing dalam tetangga jauh, dan
perempuan ke dalam tetangga dekat. Akan tetapi yang hampir mendekati kebenaran adalah
sabda Rasulullah yang telah saya kemukakan diatas bahwa tetangga dekat adalah 40 rumah
dari rumah kita dan tetangga jauh diatas itu. Wallahu a’lam. Ketiga, Sahabat dekat/karib, bisa
istri kita atau teman akrab kita dan yang pertama adalah yang paling mendekati kebenaran.
4. Ibnu Sabil yaitu Seseorang asing yang berada di negeri orang yang membutuhkan
bantuan ataupun tidak[5]. Maka sepantasnnya bagi warga negeri itu untuk memenuhi hajatnya
atau memuliakannya.
5. Apa-apa yang dimiliki olehnya baik itu manusia (budak) ataupun hewan (peliharaan).
Itulah kandungan dari ayat itu, jadi telah jelaslah bagi kita bahwa memuliakan tetangga dan
menghormatinya merupakan kewajiban bagi seorang muslim, bahkan hal tersebut merupakan
salah satu dari bagian keimanan seorang hamba, dengan artian seseorang yang tidak
memuliakan tetangganya bahkan menyakitinya maka keimanannya berkurang seperti apa yang
disabdakan Rasulullah dalam hadistnya :
قال وسلم عليه هللا صلى هللا رسول أن عنه هللا رضي هريرة أبي عن: ليصمت أو خيراً فليقل االخر واليوم باهلل يؤمن كان من, ومن
جاره فليكرم االخر واليوم باهلل يوم كان, ضيفه فليكرم االخر واليوم باهلل يؤمن كان ومن-مسلم و البخاري رواه-
Dari Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.”(Bukhori
Muslim)[6]
Dalam riwayat lain “ ”جاره يؤذي فالyang artinya “Janganlah menyakiti tetangganya!”, “”رحمه فليصل
artinya “maka sambunglah tali silaturrahim” juga dikeluarkan oleh Bukhori dan Muslim dari
hadits Abi Al-Syarh al-Khuza’ie[7]. Juga sabdanya :
قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن شريح أبي عن: مِ ن يُؤً ال هللا و مِن يُؤً ال هللا و مِن يُؤً ال هللا و, قيل: قال هللا؟ رسول يا من: ال من
ُ ئقَه بوا-البخاري-
ًُجاره يأ َمن
Dari Abi as-Syarih dari Nabi bersabda : “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman,
demi Allah tidak beriman.”Dikatakan kepadanya : “Siapa itu wahai Rasulullah?” Rasul
menjawab : “Barang siapa yang tetangganya tidak aman dari bahayanya/gangguannya”
(Bukhori)[8]
Memuliakan tetangga dan tidak menyakitinya merupakan sikap yang dijunjung tinggi dalam
Islam, dan kita telah tahu bahwa dalam Islam menyakiti sesama dilarang bahkan haram karena
dapat merusak hubungan ukhuwah islamiyah. Jika hal itu dilarang maka menyakiti tetangga
lebih dilarang lagi. Rasulullah pernah ditanya tentang dosa yang paling besar kemudian beliau
menjawab : “ Engkau menjadikan sekutu selain Allah (Syirik) sedangkan Dialah yang
menciptakanmu” dikatakan kepadanya : “kemudian apa?” maka beliau jawab : “Membunuh
anakmu ditakutkan dia akan makan bersamamu (menyengsarakanmu)” kemudian dikatakan lagi
kepadanya : “kemudian apa?” beliau bersabda : “Berzina dengan tetanggamu.”[9] Dalam
musnad Ahmad juga diterangkan bahwa Rasulullah bertanya kepada sahabat : “Apa yang kalian
ketahui dari zina?” Mereka (sahabat) menjawab : “Haram, Allah dan RasulNya telah
mengharamkan sampai hari kiamat” kemudian beliau bersabda: “Seandainya seseorang berzina
dengan 10 wanita lebih ringan (dosanya) daripada berzina dengan tetangganya.” kemudian
beliau bertanya lagi : “Apa yang kalian ketahui dari mencuri?” Mereka menjawab: “Haram,
Allah dan RasulNya telah mengharamkan sampai hari kiamat” kemudian beliau bersabda:
“Seandainya seseorang mencuri dari 10 rumah lebih ringan (dosanya) daripada mencuri dari
rumah tetangganya”[10]. Astaghfirullah .. betapa besar dosa yang disebabkan oleh menyakiti
tetangga, dalam hadits pertama diterangkan bahwa menyakiti tetangga termasuk dalam
kategori dosa besar, sedangkan dalam hadits kedua menerangkan berapa besarnya dosa yang
disebabkan menyakiti tetangga sampai Rasulullah melebihkan dosanya dari seorang yang
berzina dengan 10 wanita. Tidak hanya itu, dosa menyakiti tetangga juga akan menyebabkan
seseorang jauh dari surga bahkan bisa menyeretnya ke neraka Wal ‘iyadzu billah. Sabda Nabi :
هريرة أبي عن: قيل: سليطة جيرانها تؤذي شئ لسانها في و النهار تصوم و باليل تصلي نة فال إن هللا رسول يا, قال: فيها خير ال
النار فى هي, له قيل و: أحدا تؤذي وال غيره شئ لها ليس و باألتوار تتصدق و رمضان تصوم و المكتوبة تصلي نة فال إن, قال: هي
الجنة فى.-الحاكم و أحمد-
Dari Abu Hurairah : Dikatakan kepada Nabi : “Ya Rasulullah sungguh si fulanah sholat malam,
puasa di siang hari (akan tetapi) dia selalu menyakiti tetangganya dengan lisannya”, kemudian
Rasulullah menjawab : “Tidak ada kebaikan didalamnya (amalannya) dan dia di neraka.” Dan
dikatakan kepadanya : “Sungguh fulanah sholat 5 waktu dan berpuasa ramadhan dan
bersedekah dengan Atwar (bejana kecil untuk minum) dan dia tidak menyakiti seorangpun”,
maka Rasulullah menjawab : “Dia di surga.” (Ahmad dan Hakim)[11]
ُ ”ئقَه بوا-مسلم-
قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن هريرة أبي عن:”جاره يأ َمنًُ ال من الجنة يدخل ال
Dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda : “Tidak akan masuk surga barang siapa yang tetangganya
tidak aman dari bahayanya/gangguannya” (Muslim)[12]
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”. (QS.Al-Hujurat(49):13).
Manusia adalah mahluk sosial; yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari
sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya
hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai
kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam
sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.
Silaturahmi dijalankannya antara lain dengan saling mengunjungi yang sakit, saling membantu,
Rasulullah bersabda: “Orang yang bangkrut ialah mereka yang datang di hari kiamat
dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat tetapi sekaligus membawa (dosa) mencaci
Dengan adanya hubungan dan silaturahmi yang baik antar manusia ini, maka ia akan
“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan
yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambungkanlah tali silaturahmi dan
dirikanlah shalat pada malam hari ketika manusia tertidur niscaya kamu masuk surga dengan
Allah SWT sangat murka melihat seorang yang tidak mau melaksanakan silaturahmi, apalagi bila
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan…… dan memutuskan hubungan
kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila`nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka
Bahkan Allah SWT mengingatkan bahwa membunuh satu orang manusia dengan tanpa alasan
yang dapat dibenarkan agama adalah sama dengan membunuh seluruh manusia.
“……barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
Maidah(5):32).
Kebaikan sesungguhnya adalah sifat dasar (fitrah) manusia. Namun karena berbagai hal dan
penyebab, fitrah tersebut dapat hilang. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus
Setiap manusia adalah pemimpin, minimal bagi dirinya sendiri. Dan seorang laki-laki yang telah
memutuskan menikah maka ia adalah pemimpin bagi keluarganya. Sebagai kepala keluarga ia
wajib menafkahi, memperhatikan, menyayangi serta mengayomi anak dan istrinya. Seorang istri
wajib mendidik dan memberikan kasih-sayang, perhatian dan kelembutannya kepada anak-
anaknya, menjaga harta dan kesuciannya serta menyayangi sekaligus menghormati suaminya.
Sedangkan bagi seorang anak, wajib baginya menghormati dan menyayangi kedua orang-tuanya.
“…… hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kalijanganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Danrendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS.Al-
Isra’a(17):23-24).
Melalui perut seorang ibulah manusia dilahirkan. Dari Bahaz bin Hakim dari ayahnya dari neneknya
ra, ia berkata, aku bertanya : “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus baik?”. Beliau
bersabda:”Ibumu”. Aku bertanya lagi: ”Kemudian siapa?. Beliau bersabda: ”Ibumu”. Aku bertanya
lagi :”Kemudian siapa?”. Beliau bersabda: ”Ibumu”. Aku bertanya lagi : ”Kemudian siapa?”.Beliau
bersabda : “Ayahmu, kemudian yang lebih dekat”. (HR Abu Dawud dan Tarmidzi).
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah
Namun demikian, bentuk ketaatan kepada kedua orang-tua ini sebatas mereka tidak
memerintahkan untuk mempersekutukan-Nya walaupun bila ini terjadi harus tetap dijalankan
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan)”.(QS.Luqman(31):15).
Itu pula sebabnya mengapa Allah SWT melarang seseorang untuk mengangkat (adopsi) seorang
“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; …… dan Dia
tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu
hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. …… Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan
(memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak
seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf
padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha
Islam memang sangat menganjurkan seorang Muslim memelihara anak yatim, dalam arti
menyantuni dan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka. Anas bin Malik ra
berkata: “Sebaik-baik rumahadalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang
diperlakukan secara baik dan sejelek-jelek rumah adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim
yang disia-siakan. Hamba Allah yang paling dicintai Allah adalah orang yang memperlakukan anak
Namun tetap harus menghargai kedua orang tua kandung mereka, yaitu dengan cara tetap
menggunakan nama ayah mereka. Hal ini menunjukkan betapa hubungan antara anak dan kedua
orang-tua kandung sangat penting. Disamping tentu banyak pertimbangan lain yang juga cukup
penting, diantaranya adalah berkenaan dengan masalah perkawinan dan ahli waris. Dan hal ini
juga berlaku atas diri Rasulullah SAW. Zaid bin Haritsah adalah bekas budak yang diangkat
sebagai anak angkat oleh beliau. Sebelum turun ayat diatas Rasulullah memberinya nama Zaid bin
Muhammad. Namun segera begitu turun ayat yang melarang hal tersebut, maka Zaid kembali
Demikian pula kerabat, sanak saudara dan keluarga dekat yang dalam keadaan kekurangan,
orang-orang miskin, orang yang dalam perjalanan (kemudian menemui kesulitan) Allah SWT
menghendaki agar mereka itu dibantu. Namun sebaliknya Allah juga tidak menyukai orang-orang
yang berlebihan. Dialah, Al Azis, Al-Hakim, Ar-Rizik yang berkuasa mengatur dan Maha
Demi menjaga silaturahmi pulalah maka Allah SWT melarang seseorang berbuat curang, yaitu
orang-orang yang gemar mengurangi takaran dan timbangan demi kepentingan dirinya.
“… Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
Disamping itu, manusia seharusnya juga memperhatikan pergaulannya. Saat ini dapat kita lihat
pergaulan antara lelaki dan perempuan, antar sesama lelaki dan antar sesama perempuan yang
begitu bebas. Bukankah Allah SWT telah dengan jelas memberikan batasan-batasannya?
Akibatnya bermuncullah berbagai masalah, seperti AIDS, kelahiran anak diluar nikah dengan
Allah SWT juga mengharamkan riba yaitu, kelebihan atau penambahan pada modal uang yang
dipinjamkan dan harus diterima oleh yang berpiutang sesuai dengan jangka waktu peminjaman
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
“…… Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
Karena riba pada dasarnya adalah pemerasan dan penganiayaan dari golongan ekonomi kuat
terhadap golongan ekonomi lemah. Dan dimanapun segala bentuk pemerasan dan penganiayaan
adalah termasuk kejahatan dan dapat merusak hubungan antar sesama manusia.. Bahkan
sesungguhnya Allah SWT menganjurkan agar kita menolong seseorang yang sedang dalam
kesulitan, misalnya sedang terbelit hutang untuk membebaskannya dari hutang tersebut.
“Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia
berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika
Perbedaan dimata Allah SWT hanyalah berdasarkan ketakwaan. Masing-masing berlomba berbuat
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-
laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki
dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.(QS.Al-
Ahzab(33):35).
Berbuat baik kepada sesama manusia memang tidak mudah. Bahkan Allah SWT
mengumpamakannya sebagai jalan yang mendaki lagi sukar. Namun itulah jalan bagi orang-orang
“Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan (kepada) anak yatim yang ada hubungan
kerabat atau orang miskin yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang yang beriman
dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-
orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”.(QS.Al-Balaad(90):12-18).
Rasulullah ditanya; apa yang paling banyak mengantarkan manusia ke surga. Rasulullah
menjawab :“Akhlak yang baik.”. Rasulullah ditanya; apa yang paling banyak mengantarkan
: ص َدقَ ِة؟ قَالُوا َّ صالَ ِة َوال َّ الصيَ ِام َوالِ ض َل ِم ْن د ََر َج ِة َ أَالَ أ ُ ْخ ِب ُر ُك ْم ِبأ َ ْف
ُت ا ْلبَ ْي ِن ِه َي ا ْل َحا ِلقَة َ َت ا ْلبَ ْي ِن فَ ِإ َّن ف
ِ سا َد ذَا ِ ح ذَا َ : قَا َل،بَلَى
ُ َصال
“Maukahًakuًkabarkanًkepadaًkalianًyangًlebihًbaikًdaripadaًderajatً
puasa,ًsholat,ًdanًsedekah?”.ًMerekaًberkata,ً“Tentu”.ًBaiknyaً
hubungan diantara sesama, karena rusaknya hubungan diantara
sesamaًmengikisًhabisً(agama).”ً(HR.ًAt-Tirmidzi no 2509, dan
dishahihkan at-Tirmidzi) dan terdapat tambahan.
الد ْي َن
ِ ق ُ ش ْع َر َولَ ِك ْن ت َ ْح ِل ُ ِه َي ا ْل َحا ِلقَةُ الَ أَقُ ْو ُل ت َ ْح ِل
َّ ق ال
“Rusaknyaًhubunganًdiًantaraًsesamaًadalahًmengikis, dan tidaklah
aku berkata mengikis habis rambut, akan tetapi mengikis habis
agama.”
Allah berfirman,
وف أ َ ْو
ٍ ص َدقَ ٍة أ َ ْو َم ْع ُر
َ ال َخ ْي َر فِي َكثِ ٍير ِم ْن نَ ْج َوا ُه ْم إِال َم ْن أ َ َم َر ِب
َِّللا
َّ ضا ِة َ اس َو َم ْن يَ ْفعَ ْل ذَ ِل َك ا ْبتِغَا َء َم ْر ِ َّصالحٍ بَ ْي َن الن ْ ِإ
ف نُ ْؤ ِتي ِه أ َ ْج ًرا ع َِظي ًما
َ س ْوَ َف
“Tidakًadaًkebaikanًpadaًkebanyakanًbisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah,ًatauًberbuatًma’ruf,ًatauًmengadakanًperdamaianًdiً
antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena
mencari keredhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya
pahalaًyangًbesar.”ً(QS.ًAn-Nisaa: 114).
Allah berfirman,
ْ َ ين فَ َم ْن آ َم َن َوأ
صلَ َح فَال َ ين َو ُم ْنذ ِِر
َ ش ِر َ س ِل
ِ َين ِإال ُمب َ س ُل ا ْل ُم ْر
ِ َو َما نُ ْر
َ ُعلَ ْي ِه ْم َوال ُه ْم يَ ْح َزن
ون َ ف ٌ َخ ْو
“DanًtidaklahًKamiًmengutusًparaًrasulًituًmelainkanًuntukً
memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa
yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada
kekhawatiranًterhadapًmerekaًdanًtidakًpulaًmerekaًbersedihًhati.”ً
(QS. Al-An’am:ً48).
Dalamًhaditsً((Iblisًberkataًkepadaًpasukannya,ً“Siapaًdiantaraً
kalian yang hari ini telah menyesatkan seorang muslim maka aku
akan mendekatkan dia kepadaku dan akan aku pasangkan mahkota
baginya”.ًMakaًdatanglahًsalahًsatuًdariًmerekaًlaluًberkata,ً“Akuً
terus menggoda si fulan hingga ia durhaka kepada kedua orang
tuanya”.ًIblisًberkata,ً“Hampirًlagiًiaًbaikًkembaliًkepadaًkeduaً
orangًtuanya”.ًDatangًyangًlainًdanًberkata,ً“Akuًterusًmenggodaًsiً
fulan hingga ia akhirnya mencuri”.ًIblisًberkata,ً“Hampirًlagiًiaً
bertaubat”.ًDatangًyangًlainًdanًberkata,ً“Akuًterusًmenggodaًsiً
fulanًhinggaًakhirnyaًiaًberzina”.ًIblisًberkata,ً“Sebentarًlagiًiaًakanً
bertaubat”.ًDatangًyangًlainًdanًberkata,ً“Akuًterusًmenggodaًsiً
fulan hingga iapunًmenceraikanًistrinya”.ًIblisًberkata,ً“Engkau,ً
engkauً(yangًhebat)”.ًLaluًIblispunًmendekatkannyaًkepadaًIblis,ً
laluًiaًmengenakannyaًmahkota”))ً(HR.ًMuslim).
صلَهُ هللاُ َو َم ْن قَ َطعَنِي َ َم ْن َو: الر ِح ُم ُمعَلَّقَةٌ ِبا ْلعَ ْر ِش تَقُ ْو ٌل
َ صلَنِي َو َّ
ُقَ َطعَهُ هللا
“Ar-Rahimً(kekerabatan)ًbergantungًdiً‘Arsy,ًiaًberkata,ً
“Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan
menyambungnya (dengan kebaikan), dan barangsiapa yang
memutuskanًakuًmakaًAllahًakanًmemutuskannya.”ً(HR.ًal-Bukhari
dan Muslim).
َ ِصلَةُ ا ْلقَ َرابَ ِة مثْ َراةٌ فِي ا ْل َما ِل َم َحبَّةٌ فِي األ َ ْه ِل َم ْن
سأَةٌ فِي ْاأل َ َج ِل
“Menyambungًsilaturahmiًadalahًmemperbanyakًharta,ًmenambahً
kecintaanًkeluarga,ًdanًmemperpanjangًumur.”ً(Haditsًshahihً
riwayat at-Thabrani).
ِ َالَ يَ ْد ُخ ُل ا ْل َجنَّةَ ق
اط ُع َر ِح ٍم
“Tidakًakanًmasukًsurgaًpemutusًsilaturahmi.”ً(HR.ًal-Bukhari dan
Muslim).
َّ ص ِل ُحوا بَ ْي َن أ َ َخ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا
َّللاَ لَعَلَّ ُك ْم ْ َ ون ِإ ْخ َوةٌ فَأ
َ ُِإنَّ َما ا ْل ُم ْؤ ِمن
َ ت ُ ْر َح ُم
ون
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu.
DanًtakutlahًterhadapًAllah,ًsupayaًkamuًmendapatًrahmat.”ً(QS.ً
Al-Hujurat: 10).
Wahaiًsaudarakuًmuslim,ًjanganlahًengkauًtinggalkanً“usahaًuntukً
mendamaikan”,ًjanganًpulaًengkauًmeremehkanًkebaikanًyangً
banyak ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
mendamaikan diantara para sahabatnya. Demikian para sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang setelah
merekaًyaituًparaًtabi’in,ًtelahًberusahaًmenempuhًjalanًini.ًDanً
nukilan dari mereka tentang mendamaikan diantara yang bersengketa
sangatlah banyak. Dan dalam hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam beliau bersabda ((Wahai manusia, damaikanlah diantara kaum
muslimin, sesungguhnya Allah mendamaikan diantara kaum
muslimin)).
َ َ س ِه َو َم ْن أ
سا َء فَعَلَ ْي َها ث ُ َّم ِإلَى َربِ ُك ْم ِ صا ِل ًحا فَ ِلنَ ْف
َ َم ْن ع َِم َل
َ ُت ُ ْر َجع
ون
“Barangsiapaًyangًmengerjakanًamalًsaleh,ًmakaًituًadalahًuntukً
dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka
itu akan menimpa dirinya sendiri. Kemudian kepada Tuhanmulah
kamuًdikembalikan.”ً(QS.ًAl-Jatsiyah: 15).
اس َمفَاتِ ْي َحِ َّق ِللش َِّر َوإِ َّن ِم َن الن َ اس َمفَاتِ ْي َح ِل ْل َخ ْي ِر َمغَا ِل ْي ِ َّإِ َّن ِم َن الن
علَى يَ َد ْي ِهَ ط ْوبَى ِل َم ْن َجعَ َل هللاُ َمفَاتِ ْي َح ا ْل َخ ْي ِر ُ َق ِل ْل َخ ْي ِر ف
َ ِللش َِّر َمغا َ ِل ْي
علَى يَ َد ْي ِهَ َو َو ْي ٌل ِل َم ْن َجعَ َل هللاُ َمفَاتِ ْي َح الش َِّر
“Sesungguhnyaًdiantaraًmanusiaًadaًorang-orang yang merupakan
pembuka pintu-pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan,
dan diantara manusia orang-orang yang merupakan pembuka pintu-
pintu keburukan dan penutup pintu-pintu kebaikan, maka
beruntunglah orang yang Allah menjadikan kunci-kunci kebaikan pada
kedua tangannya, dan celaka orang yang Allah jadikan kunci-kunci
keburukanًpadaًkeduaًtangannya.”ً(HaditsًshahihًriwayatًIbnuً
Majah)
Allah berfirman,