Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York dalam tahun 1908. Bapanya bernama Samuel
Maslow dan ibunya bernama Rose.Abraham Maslow mendapat ijazah pertama dan PhD dari
Universiti Wisconsin dalam tahun 1934. Selepas mendapat ijazah doktor falsafah, beliau bekerja di
Brooklyn College (1937 - 1951). Dalam tahun 1951, beliau meneruskan kerjayanya di bidang
akademik di Universiti Brandeis, Massachusetts. Beliau pernah dilantik sebagi Pengerusi Jabatan
Psikologi selama 10 tahun di universiti yang sama. Sepanjang kerjayanya, beliau banyak
menghasilkan artikel – artikel berkaitan dengan perasaan dirinya sendiri, pandangan terhadap
insan juga perasaan ke atas kesihatan dirinya.Maslow berkahwin pada tahun 1928 dengan Bertha,
dan beliau telah meninggal dunia di usia 62 tahun akibat penyakit serangan jantung.
Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Ia
beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak
cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal
yang memotivasi.[1]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
2 Hierarki Kebutuhan Maslow
o 2.1 Kebutuhan Fisiologis
o 2.2 Kebutuhan Akan Rasa Aman
o 2.3 Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang
o 2.4 Kebutuhan Akan Penghargaan
o 2.5 Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
3 Referensi
Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow[sunting | sunting sumber]
Abraham Maslow
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap
perilaku monyet.[2] Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa
kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain.[2] Contohnya
jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba
memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu.[2]Tetapi
[2]
tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih
kuat daripada kebutuhan akan makan.[2]
Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang
digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat
kebutuhan.[1] Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan
kebutuhan akan aktualisasi diri[2] Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan
kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang
berikutnya.[3] Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu
dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya.[3] Menurut Maslow, pemuasan berbagai
kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation)
dan motivasi perkembangan (growth motivation).[4] Motivasi kekurangan bertujuan untuk
mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada.[4]Sedangkan
motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan
berkembang.[4] Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.[4]
Hierarki Kebutuhan Maslow[sunting | sunting sumber]
Kebutuhan Fisiologis[sunting | sunting sumber]
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik.[1][5] Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan
makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen.[5] Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya.[1] Manusia
yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau
dihargai.[1] Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai
kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan.[1] Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk
memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup.[1] Mereka biasanya sudah memiliki cukup
makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah
citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya.[1] Seseorang yang
sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa,
bau, temperatur ataupun tekstur makanan.
Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal.[1] Pertama, kebutuhan
fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa
diatasi.[1] Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya
penggerak untuk makan akan hilang.[1] Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah
santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk
membuatnya mual.[1] Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat
pengulangannya.[1] Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan
terus menerus mencari makanan dan air lagi.[1] Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi
tidak terus menerus muncul.[1] Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian
kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat
mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.[1]
Kebutuhan Akan Rasa Aman[sunting | sunting sumber]
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut
Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.[5] Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman
ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan
dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan
dan bencana alam.[1] Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena
kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total.[1]Manusia tidak pernah dapat dilindungi
sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang
tidak aman.[5] Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam
besar.[5] Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara
berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak
diharapkannya.[5]
Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang[sunting | sunting sumber]
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah
kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki.[5] Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi
dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat
pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima
cinta.[5][1] Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan
merasa panik saat menolak cinta.[1] Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima
orang-orang yang memang penting bagi dirinya.[1] Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak
akan merasa hancur.[1] Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih
mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya.[5] Sering kali cinta menjadi rusak jika salah
satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya.[5] Maslow juga
mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang
menerima.[5] Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan
meramalkannya.[5] Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan
kebencian.[5]
Kebutuhan Akan Penghargaan[sunting | sunting sumber]
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan
akan penghargaan.[1] Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori
mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih
tinggi.[2] Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan
akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat,
[2]
bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan,
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.[2] Sekali manusia dapat
memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri,
kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.[1]
Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri[sunting | sunting sumber]
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri.[2] Kebutuhan aktualisasi
diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang
terus menerus untuk memenuhi potensi.[2] Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk
semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut
kemampuannya.[5] Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung
muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi.[1] Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia
menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap
kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa
mencapai aktualisasi diri.[1]
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Posted by' Haryanto, S.Pd onOctober 18, 2010
5
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi sejumlah bidang
yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian tingginya tingkat
kepraktisan’s teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas banyak dari pengalaman
pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa memahami apa kata Maslow. Mereka dapat
mengenali beberapa fitur dari pengalaman mereka atau perilaku yang benar dan dapat
diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah dimasukkan ke dalam kata-kata.
Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa manusia yang
mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan dan bala bantuan
(behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis berfokus pada potensi. Mereka
percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas kemampuan. Manusia mencari batas-batas
kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Ini telah diberi label “berfungsi penuh
orang”, “kepribadian sehat”, atau sebagai Maslow menyebut tingkat ini, “orang-aktualisasi diri.”
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid,
setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang sangat lemah yang
kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan yang benar, orang akan
tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah mewarisi. Jika lingkungan tidak
“benar” (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar kebutuhan
tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk memahami,
apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima kebutuhan dasar, orang
tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas, maupun ketiga sampai kedua telah
puas, dan sebagainya.Kebutuhan dasar Maslow adalah sebagai berikut:
Teori Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu
tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua
kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan perilaku,
kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan
mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu
aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang
mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan
menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini
melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat
dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai
orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak
berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk
menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus
bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri
mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu,
singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga
diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa
yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida, lebih besar tingkat bawah
mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Maslow
percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak dengan baik di arah
aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh masyarakat negara. Dia
bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia merekomendasikan cara pendidikan dapat
beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow menyatakan
bahwa pendidik harus menanggapi potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi
diri / jenis-nya sendiri. Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang terdaftar:
1. Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin mereka dan
mendengar perasaan mereka-suara batin.
2. Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan menjadi
warga negara dunia.
3. Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan
mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier yang tepat
dan pasangan yang tepat.
4. Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang harus
dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang baik dan
gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
5. Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat batin
mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa tahu apa
yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.
6. Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan,
belongingness, dan kebutuhan harga diri.
7. Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan hal-hal
baik lainnya di alam dan dalam hidup.
8. Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan yang buruk.
Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua daerah.
9. Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat dengan
masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa sakit,
penderitaan, dan kematian.
10. Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka harus diberi latihan
dalam membuat pilihan yang baik.
Walaupun ada kalanya kecacatan yang dimiliki oleh individu berkenaan adalah kecacatan kekal, kita
masih boleh merangsang pertumbuhan dan perkembangan fizikal mereka melalui pengajaran dan
pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani Suaian. Kecacatan bukanlah alasan untuk mereka tidak
perlu menerima pendidikan yang sewajarnya kerana dalam Pendidikan Jasmani Suaian, sistem atau
kandungan isi pengajarannya adalah bersesuaian untuk golongan kurang upaya.
Mereka tetap memerlukan latihan daripada segi fizikal supaya perkembangan otot-otot mereka
dapat dilakukan dalam keadaan yang paling minima dan tidak menimbulkan kesakitan. Ianya tidak
boleh berhenti begitu sahaja kerana mereka seharusnya tahu menggunakan anggota badan atau
fizikal mereka sekurang-kurangnya dalam menguruskan diri dalam kehidupan seharian. Seterusnya,
apabila sudah tahu mengurus diri, mereka akan diberikan pendedahan tambahan iaitu dalam
melatih kemahiran motor mereka dalam keadaan yang bersesuaian.
Melalui aktiviti fizikal yang dijalankan, individu kurang upaya ini akan berusaha untuk bergerak.
Secara tidak langsung, mereka telah meningkatkan kemahiran motor mereka. Jika mereka diajar
dengan kemahiran motor yang lebih spesifik, secara tidak langsung mereka turut berkembang
daripada aspek kawalan motor.
Dalam kehidupan seharian, setiap individu memerlukan pergerakan untuk melakukan semua
perkara dan untuk membantu perkembangan motor individu. Guru akan merangsang murid untuk
menggunakan otot-otot secara maksimum agar pertumbuhan dan perkembangan otot berlaku
dengan baik.
Guru juga perlu memantau kelemahan murid. Sebagai contoh: terdapat murid yang mengalami
masalah postur badan yang tidak sempurna hingga menjejaskan cara murid tersebut berjalan. Oleh
itu, guru perlu bertindak membantu murid dengan memberi latih tubi berjalan dengan betul
sehingga kemahiran tersebut dapat dikuasai dengan lebih baik.
Antara kepentingan pertumbuhan dan perkembangan fizikal dalam aspek kehidupan seharian ialah:
Apabila pertumbuhan dan perkembangan fizikal murid kurang upaya berlaku dengan baik, mereka
boleh melakukan aktiviti yang lebih khusus seperti sukan dan rekreasi dengan baik juga. Antara
kepentingan aspek pertumbuhan dan perkembangan fizikal dalam aspek sukan dan rekreasi ialah:
Murid boleh melakukan aktiviti pergerakan asas seperti aras mudah ke aras sukar.
Contohnya; merangkak, berjalan, berlari, melompat dan sebagainya.
Murid mampu melakukan aktiviti sukan daripada motor kasar kepada motor halus.
Contohnya; murid berlatih menyambut bola besar terlebih dahulu sebelum mempelajari
menyambut bola kecil.
Murid boleh memilih sukan yang diminati dan menjalani latihan yang berfokus. Contohnya;
murid berminat memilih bermain dalam permainan bola jaring maka latihan dan latih tubi
yang bersesuaian adalah perlu agar kemahiran dapat dikuasai. Seterusnya dapat
menyertai pertandingan di peringkat yang lebih tinggi.
Murid boleh melibatkan diri dalam aktiviti rekreasi seperti berkhemah, berkelah, berkayak
tetapi dengan pengesahan daripada pihak yang bertanggungjawab.
Murid boleh bermain bersama rakan-rakan di padang atau taman permainan dan
menggunakan semua peralatan yang disediakan dengan berhati-hati.
peranan guru amat penting dalam membantu perkembangan fizikal kanak-kanak. Guru bolehlah
menggalakan penglibatan kanak-kanak dalam aktiviti permainan dan latihan-latihan otot.
Penggunaan alat dan bahan-bahan semasa aktiviti permainan dapat membantu kanak-kanak
dalam menguatkan otot,daya tahan serta menbina pergerakan yang lebih cekap. Guru boleh
mereka aktiviti seperti memberi karung guli , bola-bola kecil ,gelung rotan, tali lompat kepada
kanak-kanak untuk bermain. Kanak-kanak boleh melatih otot-otot di samping dapat bermain
dengan gembira. Namun begitu, langkah yang terbaik untuk semasa guru mengendalikan kelas
pendidikan jasmani ialah memisahkan lelaki dan perempuan. Hal ini kerana pada masa itu,fizikal
dan bentuk badan kanak-kanak perempuan akan mula berubah. Kanak-kanak tersebut
mungkin akan berasa segan dan tidak ingin melibatkan diri dalam aktiviti-aktiviti sukan. Lanjutan
dengan perkara ini akan membawa kepada obesiti kanak-kanak. Dengan mengasingkan lelaki
dengan perempuan, maka peluang remaja perempuan diperhati oleh remaja lelaki semasa
aktiviti senaman. Justeru itu, guru-guru harus peka terhadap perubahan kanak-kanak dan di
samping membantu kanak-kanak membina otot-otot dan badan dengan sihat.