Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN VII
TITRASI PENGENDAPAN
OLEH
ASISTEN : SARJUNA
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya
interferensi yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
perak. Jadi argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah
dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat AgNO3.
Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion
Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat
ditentukan.
sudah ditambahkan dan titrat. Ini merupakan dasar utama perhitungan titik-titik
kurva titrasi. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak
mudah larut antara titran dengan analit. Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari
kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan
dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang
memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan
tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak
Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan
analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan
standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan
untuk menentukan ion halida akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan
merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion
fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-. Untuk lebih jelasnya, dilakukan praktikum
mengenai titrasi pengendapan untuk mengetahui kadar garam dapur (NaCl) dan
KBr dengan metode yang berbeda yaitu cara volvard dan fajans.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
cara volvard.
2. Untuk mengetahiu cara menentukan kadar bromida dalam sampel dengan
cara fajans.
D. Manfaat
cara volvard.
cara fajans.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi adalah merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah zat kimia yang luas pemakaiannya. Pada dasarnya cara titrimetri ini terdiri
dari pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara
stoikiometri dengan zat yang akan ditentukan. Larutan pereaksi ini biasanya
diketahui kepekatannya dengan pasti dan disebut pentiter atau larutan baku.
ditentukan disebut titrasi. Dalam proses titrasi pengendapan, ada beberapa hal
yang mesti diperhatikan yaitu sebagai berikut : (1) Terjadinya kesetimbangan, (2)
Zat yang akan ditentukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat pentiter,
(3) Endapan yang terbentuk harus cukup sukar larut, sehingga terjamin
kesempurnaan reaksi sampai 99,9%, dan (4) Harus tersedia cara penentuan titik
Titrasi argentometri dengan cara Fajans adalah sama seperti pada cara
Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator
yang digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau
fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah dan pH tergantung pada macam
anion dan indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap
dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam
indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit
AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan
tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat
Indikator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam-basa
(Suirta, 2010).
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa
panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum
dan sesudah titrasi. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam gelas
pipet gondok. Untuk mengamati titik ekuivalen dipakai indikator yang perubahan
warnanya di sekitar titik ekuivalen. Saat terjadi perubahan warna itu disebut titik
yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan. Gambar yang
diperoleh tersebut disebut kurva pH, atau kurva titrasi (Yurida dkk., 2013).
Volumetri adalah suatu analisa kuantitatif yaitu jumlah suatu zat dicari
dengan mereaksikan suatu volume larutan zat itu dengan larutan suatu zat standar
mendapatkan secara tepat volume zat mentitrasi yang dapat bereaksi dengan suatu
volume zat dititrasi hingga dari perbandingan volume itu dapat dihitung
konsentrasi zat yang diketahui. Pada penelitian ini digunakan titrasi pengendapan,
yaitu suatu titrasi antara dua zat yang menghasilkan endapan. Pada tercapainya
titik akhir titrasi, ion mentitrasi akan berlebihan dan dapat dinyatakan dengan
indikator yang sesuai. Reaksi pada cara titrasi ini hampir selalu antara Ag+ dengan
ion halida dan tiosianat, dan sering disebut argentometri (Setiorini dan Handoyo,
2010).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Oktober 2016 pukul 07.30 – 09.55 WITA, dan bertempat di Laboratorium Kimia
Oleo, Kendari.
1. Alat
volume 25 mL, erlenmeyer 250 mL, labu ukur 100 mL, labu ukur 100 mL, gelas
ukur 5 mL, 25 mL, dan 50 mL, gelas piala 250 mL, dan 100 mL, buret, klem dan
statif.
2. Bahan
dapur (NaCl), KBr, AgNO3 0,1 N, NH4CNS 0,1 N, Fe (III) ammonium sulfat, dan
1 gram NaCl
Larutan NaCl
- Dipipet 25 mL
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
250 mL
- Ditambahkan 5 mL HNO3 0,1 N
Residu Filtrat
- Ditambahkan 1-2 mL
indikator feri ammonium
sulfat 40%
- Dititrasi dengan larutan
standar NH4CNS 0,1 N
1,2 g KBr
Larutan Kbr
- dipipet 25 mL
- dimasukkan ke dalam erlenmeyer
250mL
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Keteranagan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Gambar
Larutan seperti
NaCl dititrasi dengan
1. susu dan ada
AgNO3
endapan putih
2. Analisis data
Perhitungan kadar klorida
Diketahui :
Diketahui :
= 53,94%
titrasi ion perak dan ion-ion hydrogen. Titrasi argentometri adalah titrasi dengan
menggunakan larutan perak nitrat sebagai titran, dimana akan terbentuk garam
perak yang sukar larut. Pada analisa argentometri ada bebeapa cara pengendapan
yang dikenal yaitu Mohr, Volhard, dan Fajans. Titrasi pengendapan atau
senyawa yang hendak dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah
membentuk endapan.
menentukan kadar klorida. Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana
asam dengan larutan baku amonium tiosianat yang mempunyai hasil kali
kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan
garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang
asam nitrat 0,5 – 1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion
besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 sehingga titik akhir dapat ditunjukkan
pH larutan harus dibawah 3. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna 0,7 – 1%
sebelum titik ekivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan
perak yang diabsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi dengan
tiosianat.
Hasil percobaan menentukan kadar klorida menggunakan metode Volhard
dengan indikator FeNH4(SO4)2 tidak sesuai dengan teori yang ada. Secara teoritis,
dengan adanya penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi
diperoleh adalah larutan tetap berwarna keputihan dan terbentuk endapan putih
didasar erlenmeyer. Ini dapat saja disebabkan karena tidak terbentuknya senyawa
kompleks pada reaksi yang terjadi, atau saja karna ketidakmurnian bahan yang
dengan aquadest hingga volumenya 500 ml ke dalam labu ukur. Konsentrasi yang
larutan. Jika Ksp < Q maka larutan akan membentuk endapan. Setelah tercapai
titik akhir titrasi maka dihitung volume AgNO3 yang digunakan yaitu sebesar 23,5
Suatu persentasi yang sangat besar, yang menunjukan bahwa percobaan mentukan
kadar bromida. Pada metode ini digunakan indikator adsorbsi, yaitu fluoresein.
error dalam penentuan titik akhir titrasi yang kecil, dan perubahan warna pada
saat teradsorbsi umumnya dapat terlihat dengan jelas. Indikator adsorbsi baik
baik.
Penentuan kadar Br dalam metode Fajans. Dalam teori, ion FI- akan
diserap oleh endapan AgBr dan berwarna endapan merah muda pada titik akhir
titrasi. Indikator ini bekerja pada beberapa tahap. Pada saat penambahan indikator
tahap awal titrasi masih ada kelebihan ion Br- maka endapan AgBr menyerap ion
Br- sehingga butiran koloid bermuatan negatif. Karena FI- juga bermuatan negatif
maka FI- tidak dapat diserap oleh endapan AgBr. Pada titik ekivalen tidak ada
kelebihan ion Br- maupun Ag+; koloid netral, setetes titran AgNO3 membuat
kelebihan Ag+ yang kemudian diserap oleh endapan sehingga bermuatan positif
sehingga bisa menarik FI- dan menyebabkan warna endapan berubah menjadi
merah muda pada saat inilah tercapai titik akhir titrasi. Namun, pada saat
percobaan yang dilakukan tidak terbentuk warna merah muda. Larutan tetap
berwarna putih kehijauan, hal ini dapat disebabkan karena molaritas pada larutan
indikator yang digunakan cukup besar dan mempengaruhi hasil pada titrasi yang
larutan. Larutan AgNO3 yang digunakan pada proses titrasi sebanyak 13,6 mL
argentometri, yaitu:
Rivai. H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Setiorini, S., Handoyo, 2010, Analisa Kadar Klorida pada Kantong Teh Celup
serta Pengaruhnya Terhadap Mutu Teh, Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara forikes, 1(2).
Yurida, M., Evi, A., dan Susila, A.R., 2013, Asidi-Alkalimetri, Jurnal Teknik
Kimia, 19(2).