Anda di halaman 1dari 14

ANALISA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROYEK

MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)


(STUDY KASUS PADA PROYEK JALAN HOTMIX DINAS PEKERJAAN
UMUM KABUPATEN SUMBAWA)

Hirzy Pradipta, Saifoe El Unas, M. Hamzah Hasyim


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: hirzy_ftsub08@yahoo.co.id

ABSTRAK
Proyek jalan hotmix yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sumbawa setiap tahunnya membutuhkan konsentrasi peralatan dan
tenaga kerja yang cukup besar. Untuk menunjang Pelaksanaan proyek jalan raya
ini diperlukan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang baik dan
sesuai dengan SOP. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab
kurangnya penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja proyek
jalan raya hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa. Penilitian ini
menggunakan metode FTA (Fault Tree Analysis). FTA digunakan untuk
mengidentifikasi kombinasi kejadian yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Untuk penyelesaian FTA digunakan persamaan Boolean. Penelitian
ini merupakan penelitian deekriptif dengan hasil analisa berupa data kualitatif
yaitu hasil dari kuisioner. Hasil dari metode fault tree analysis terhadap hasil
kuisoner adalah masih banyaknya kekurang lengkapan kriteria K3L berdasarkan
modul pelatihan berdasar kompetensi sub sektor sipil, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan, Kementerian Pekerajaan Umum, Edisi 2012.
Faktor yang paling menentukan terhadap kurangnya kelengkapan K3-L pada
proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa adalah Faktor
Penanganan Terhadap Kecelakaan Kerja dimana pekerja kurang menerapkan
pelaksanaan Standar Operational Procedure (SOP) dalam bekerja dan kurang
penerapan pelaksanaan jaminan kesehatan.

Kata kunci: Fault Tree Analysis (FTA), Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
Lingkungan
I. Pendahuluan Dinas Pekerjaan Umum adalah salah
1.1. Latar Belakang satu objek amatan yang akan diteliti
Masalah keselamatan kerja terkait Keselamatan dan Kesehatan
di Indonesia telah lama mendapat Kerja dan Lingkungan (K3L).
perhatian dan dukungan dari Kewajiban untuk
Pemerintah sejak ditetapkannya menyelenggarakaan Manajemen K3L
Undang-Undang Keselamatan Kerja pada perusahaan - perusahaan besar
Nomor 1 Tahun 1970. melalui Undang - undang
Proyek pembangunan jalan Ketenagakerjaan, baru menghasilkan
yang dilaksanakan di Kabupaten 2,1% saja dari 15.000 lebih
Sumbawa melalui instansi teknis perusahaan berskala besar di
Indonesia yang sudah menerapkan Hotmix Dinas Pekerjaan Umum
Sistem Manajemen K3L. Minimnya Kabupaten Sumbawa?
jumlah itu sebagian besar disebabkan 3. Faktor apa saja yang paling
oleh masih adanya anggapan bahwa menentukan terhadap kurangnya
program K3L hanya akan menjadi kelengkapan K3L pada proyek jalan
tambahan beban biaya perusahaan. Hotmix Dinas Pekerjaan Umum
Padahal jika diperhitungkan besarnya Kabupaten Sumbawa?
dana kompensasi/santunan untuk 1.4. Tujuan Penelitian
korban kecelakaan kerja sebagai Adapun tujuan penelitian ini
akibat diabaikannya Sistem adalah sebagai berikut:
Manajemen K3L, yang besarnya
mencapai lebih dari 190 milyar 1. Mengetahui apakah pelaksanaan
rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa manajemen Kesehatan dan
masalah K3 tidak selayaknya Keselamatan Kerja dan Lingkungan
diabaikan (Wicaksono, 2011). (K3L) pada pelaksanaan proyek jalan
Oleh karena itu,penelitian Hotmix Dinas Pekerjaan Umum
ini membahas tentang penyebab Kabupaten Sumbawa sudah
kurangnya Manajemen K3L pada memenuhi standar – standar yang
proyek jalan raya hotmix Dinas dipersyaratkan.
Pekerjaan Umum Kabupaten 2. Mengetahui faktor-faktor yang
Sumbawa dengan metode Fault Tree dipertimbangkan dalam memenuhi
Analysis (FTA). Dengan metode ini kelengkapan K3L pada proyek jalan
bisa diketahui faktor – faktor yang Hotmix Dinas Pekerjaan Umum
menyebabkan kurang lengkapnya Kabupaten Sumbawa.
Manajemen K3L pada peoyek 3. Mengetahui faktor-faktor yang
tersebut. paling menentukan terhadap
1.2. Identifikasi Masalah kurangnya kelengkapan K3L pada
Masih kurangnya proyek jalan Hotmix Dinas Pekerjaan
Manajemen pelaksanaan Kesehatan Umum Kabupaten Sumbawa.
dan Keselamatan Kerja dan II. Tinjauan Pustaka
Lingkungan (K3L) pada kegiatan A. Keselamatan dan Kesehatan
proyek jalan raya hotmix Dinas Kerja dan Lingkungan (K3L)
Pekerjaan Umum di Kabupaten Dalam modul K3L Edisi
Sumbawa. 2012 yang diterbitkan olah
1.3. Rumusan Masalah Kementrian Pekerjaan Umum bagi
Berdasarkan latar belakang pelaksana lapangan pekerjaan jalan
diatas, maka perumusan masalahnya menyebutkan bahwa penerapan K3L
yaitu; dapat dilakukan dengan :
1. Apakah pelaksanaan Kesehatan a. Penggunaan Alat Pelindung Diri
dan Keselamatan Kerja dan (APD) dan Alat Pengaman Kerja
Lingkungan (K3L) pada proyek jalan (APK)
hotmix Dinas Pekerjaan Umum b. Rambu-Rambu dan Semboyan K-
Kabupaten Sumbawa sudah sesuai 3L
standar – standar yang c. Limbah Yang Timbul Akibat
dipersyaratkan? Adanya Pekerjaan Jalan
2. Faktor apa saja yang d. Penanganan Terhadap Kecelakaan
dipertimbangkan dalam memenuhi Kerja
kelengkapan K3L pada proyek jalan e. Berita Acara Kecelakaan
Pengawasan Pelaksanaan d. Pelaporan dan Penanganan
K3 meliputi : Kecelakaan
a. Safety Patrol : Suatu team yang B. Fault Tree Analysis (FTA)
terdiri dari 2 atau 3 orang yang Fault Tree Analysis (FTA)
melaksanakan patroli selama diperkenalkan pertama kali oleh Bell
lebih kurang 2 jam (tergantung Telephone Laboratories pada tahun
lingkup proyek). 1962. FTA (Fault Tree Analysis)
b. Safety Supervisor : Petugas yang adalah suatu metode analisa resiko
ditunjuk oleh Manager Proyek dengan model grafik dan logika yang
yang secara terus menerus menampilkan kombinasi kejadian
mengadakan pengawasan yang memungkinkan yaitu rusak atau
terhadap pelaksanaan pekerjaan baik, yang terjadi dalam sistem,
dilihat dari segi K3 aplikasinya dapat mencakup suatu
c. Safety Meeting : Rapat sistem, equipment dan sebagai
membahas hasil/laporan dari analisa..Berikut ini adalah simbol-
safety patrol maupun simbol dalam FTA (Fault Tree
hasil/laporan dari safety Analysis):
supervisor.
a. Simbol Kejadian
Simbol Kejadian adalah simbol yang menyatakan berisi event/ kejadian
pada sistem. Simbol-simbol tersebut sebagai berikut:
Tabel 1 Simbol-simbol kejadian (U.S. nuclear Regulatory Commision, 1981).
NO Simbol Keterangan Simbol
Conditioning Conditioning event menyatakan suatu kondisi
event atau batasan khusus yang diterapkan pada
1 suatu gerbang logika (biasanya gerbang
INHIBIT dan PRIORITY AND).
Basic event Basic event menyatakan kegagalan mendasar
yang tidak perlu dilakukan penelitian lebih
2 lanjut untuk mencari penyebab dari event
tersebut.
External event
External event menyatakan sebuah event yang
diharapkan muncul secara normal, tidak
3
termasuk dalam kejadian gagal.

Intermediate Intermediate event menyatakan event yang


event muncul dari kombinasi kejadian-kejadian
4
masukan gagal/input gagal yang masuk ke
gerbang.
Undeveloped Undeveloped event menyatakan sebuah event
event yang tidak diteliti lebih lanjut karena tidak
5 tersedianya/cukupnya informasi atau karena
konsekuensi dari event ini tidak terlalu
penting
b. Simbol Gerbang
Symbol Gerbang digunakan untuk menyatakan hubungan kejadian input
yang mengarah pada kejadian output. Adapun symbol gerbang sebagai berikut:
Tabel 2 Simbol Gerbang (U.S. nuclear Regulatory Commision, 1981).
NO Simbol Keterangan Simbol
Gerbang OR
Gerbang OR menyatakan event yang
1 muncul/output terjadi jika setidaknya salah
satu masukan/input terjadi.

Gerbang
Gerbang AND menyatakan event output
2
muncul jika semua masukan/input terjadi.
AND
Priority

Priority AND adalah gerbang AND dengan


kasus tertentu yaitu event muncul/output
3 terjadi jika semua kejadian input terjadi
dengan urutan tertentu (urutan diwakili
oleh conditioning event).
AND
Exclusive OR
Exclusive OR adalah gerbang OR dengan
kasus tertentu yaitu event yang muncul/
4
output terjadi jika tepat satu dari input/
masukan terjadi.

Inhibit Inhibit adalah gerbang AND dengan kasus


tertentu yaitu event muncul/output terjadi
5 yang disebabkan oleh satu input, tetapi
juga harus memenuhi kondisi tertentu.

c. Simbol Transfer
Tabel 3 Simbol Transfer (U.S. nuclear Regulatory Commision, 1981).
NO Simbol Keterangan Simbol
Transfer Out
Transfer out menyatakan bahwa bagian dari
1 Fault Tree harus dilampirkan sesuai dengan
transfer in.
Transfer
Transfer In menyatakan bahwa fault tree
2 dikembangkan lebih jauh dan berkaitan
dengan transfer out.
In
C. Tahapan dalam Fault Tree 4. Penentuan cut set
Analysis (FTA) 5. Penentuan minimal cut set
Langkah-langkah 6. Penentuan ranking minimal cut
mengerjakan FTA: set
a. Menentukan masalah yang akan D. Penyelesaian analisis pohon
dianalisa (problem definition) dengan kegagalan
syarat main sistem failure, jangan Didalam menyelesaikan
terlalu umum, jangan terlalu sempit, analisis pohon kegagalan dilakukan
dan sebisa mungkin untuk masalah tahapan sebagai berikut :
yang akan dianalisa lebih spesifik. 1. Mengubah logika pohon
b. Membuat gambar konstruksi kegagalan menjadi
FTA yaitu dengan cara dari top persamaan boolean
event, kemudian ke event berikutnya 2. Menyederhanakan (mereduksi)
sampai akhirnya ke basic event.Fault persamaan boolean menjadi
Tree harus diselesaikan pada masing- bentuk sederhana, dengan aturan
masing level sampai ke basic event seperti dalam gambar berikut :
sebelum memulai level berikutnya.
Adapun beberapa aturan
dalam menggambarkan model grafis
FTA sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan fault event
2. Mengevaluasi fault event
3. Melengkapi semua gerbang
logika
c. Memberikan jawaban masalah
FTA (FTA solution) merupakan Gambar 1 Operasi Hukum
berbagai kemungkinan Aljabar Boolean
kombinasi resiko yang mungkin, Aljabar boolean merupakan
yang mana jika mereka semua aljabar yang berhubungan dengan
terjadi atau ada secara serempak variabel-variabel biner dan operasi-
akan menyebabkan terjadi top operasi logik. Variabel-variabel
event dengan menentukan diperlihatkan dengan huruf-huruf
minimal cut set rangking. alfabet, dan tiga operasi dasar dengan
Langkah-langkah penentuan AND, OR dan NOT (komplemen).
minimal cut set adalah: Fungsi boolean terdiri dari variabel-
1. Modifikasi FTA menjadi AND variabel biner yang menunjukkan
dan OR gate saja fungsi, suatu tanda sama dengan, dan
2. Namai masing-masing gate suatu ekspresi aljabar yang dibentuk
dengan huruf latter. dengan menggunakan variabel-
3. Namai masing-masing basic variabel biner, konstanta-konstanta 0
event dengan angka
dan 1, simbol-simbol operasi logik, langkah dalam menganalisa data
dan tanda kurung. meliputi:
E. Metode untuk mencari ukuran 1. Menganalisa pelaksanaan teknis
sampel Kesehatan dan Keselamatan
Penetapan ukuran sampel Kerja (K3) pada proyek jalan
dari populasi dapat juga raya hotmix Dinas Pekerjaan
menggunakan rumus Slovin, dimana Umum Kabupaten Sumbawa.
penetapan sampel 2. Membuat model grafis Fault
mempertimbangkan batas ketelitian Tree sesuai dengan fakta-fakta
yang dapat mempengaruhi kesalahan yang didapat dari data primer
pengambilan sampel populasi. yaitu pelaksanaan teknis
Rumus Slovin tersebut adalah Kesehatan dan Keselamatan
sebagai berikut: Kerja (K3) pada proyek jalan
raya hotmix Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Sumbawa.
dimana: 3. Hasil dari output FTA dengan
n = ukuran sampel menganalisa factor penyebab
N = ukuran populasi kurang lengkapnya pelaksanaan
e = taraf signifikan manajemen Kesehatan dan
III. METODE PENELITIAN Keselamatan Kerja (K3) pada
Penelitian ini merupakan proyek jalan raya hotmix Dinas
penelitian diskriptif. Dalam Pekerjaan Umum Kabupaten
penelitian ini, subyek penelitiannya Sumbawa.
adalah pekerja proyek jalan raya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
hotmix Dinas Pekerjaan Umum 1. Analisis Data Hasil Kuisoner
Kabupaten Sumbawa. Pekerja yang akan
Data yang diperlukan untuk dibagikan kuisioner pada 2 (dua)
penelitian ini adalah data primer dan perusahaan dihitung dengan rumus
data sekunder. Data primer diperoleh slovin dengan jumlah populasi
secara langsung dari obyek penelitian pekerja tiap perusahaan adalah 60
yang berupa kuisioner dan penjelasan pekerja.
atau keterangan Pejabat Pembuat
Komitemen (PPK), pengawas dan
pekerja lapangan mengenai program
K3 pada proyek jalan raya hotmix
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sumbawa. Data Sekunder diperoleh Dari hasil perhitungan
secara tidak langsung, didapatkan dengan rumus slovin dibulatkan
dari Pogram Manajemen Kesehatan menjadi 50 responden dari PT. Bina
dan Keselamatan Kerja serta data Bumi Artha dan 50 responden dari
atau arsip proyek jalan raya hotmix PT. Lancar Sejati.Adapun materi
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten kuesioner bersumber dari penerapan
Sumbawa. pelaksanaan K3-L pada proyek jalan
Setelah data-data diperoleh, yang dipadukan dengan kondisi
maka data tersebut akan dianalisis lapangan saat pengamatan.
menggunakan metode Fault Tree Selanjutnya hasil data kuesioner akan
Analysis (FTA). Adapun langkah- dipadukan dengan data lainnya
sebagai bahan analisis untuk menjawab permasalahan penelitian.

Tabel 4 Dari hasil kuisoner dapat dibuat tabel sebagai berikut :


Jumlah Jumlah
Data Persentase Data Persentase
Kriteria tidak tidak
1 Terpenuhi terpenuhi terpenuhi terpenuhi Ket
1 37 0.37 63 0.63 tidak baik
2 39 0.39 61 0.61 tidak baik
3 36 0.36 64 0.64 tidak baik
4 44 0.44 56 0.56 tidak baik
5 47 0.47 53 0.53 tidak baik
6 38 0.38 62 0.62 tidak baik
7 43 0.43 57 0.57 tidak baik
8 41 0.41 59 0.59 tidak baik
Kriteria
2 1 55 0.55 45 0.45 Baik
2 52 0.52 48 0.48 Baik
3 57 0.57 43 0.43 Baik
4 53 0.53 47 0.47 Baik
5 58 0.58 42 0.42 Baik
Kriteria
3 1 66 0.66 34 0.34 Baik
2 64 0.64 36 0.36 Baik
3 25 0.25 75 0.75 tidak baik
4 20 0.2 80 0.8 tidak baik
Kriteria
4 1 11 0.11 89 0.89 tidak baik
2 72 0.72 28 0.28 Baik
3 74 0.74 26 0.26 Baik
4 77 0.77 23 0.23 Baik
5 13 0.13 87 0.87 tidak baik
Kriteria
5 1 85 0.85 15 0.15 Baik
2 82 0.82 18 0.18 Baik
Jumlah 24 1189 11.89 1211 12.11
Dari 24 kriteria ada 12 menjawab tidak terlengkapi dan
kriteria yang kurang dari 50% sebanyak 12,11% responden
menjawab tidak terlengkapi Rambu-Rambu dan Semboyan K3-L,
sedangkan yang menjawab Kriteria Limbah Yang Timbul Akibat
terlengkapi hanya 11,89%. Adanya Pekerjaan Jalan, Kriteria
2. Analisis Data dan Model Penanganan Terhadap Kecelakaan
Grafis Fault Tree Analysis (FTA) Kerja dan Kriteria Berita Acara
Lingkup pekerjaan proyek Administrasi Kecelakaan. Cara
jalan raya hotmix Kabupaten menganalisa secara kualitatif adalah
Sumbawa yqng dilaksanakan oleh basic event (kejadian dasar) yang
dua perusahaan meliputi 6 (enam) jadi akan mengakibatkan terjadinya
divisi tahapan pekerjaan. Dari uraian Top event atau kejadian dasar yang
lingkup pekerjaan pada kedua proyek menyebabkan terjadinya kurangnya
akan ditinjau dengan 5 (lima) kriteria pelaksanaan K3-L pada proyek
penerapan program K-3L yaitu : hotmix di Dinas Pekerjaan Umum
a. Penggunaan Alat Pelindung Diri Kabupaten Sumbawa. Untuk mencari
(APD) dan Alat Pengaman Kerja meinimal cut set, salah satu caranya
(APK) adalah menggunakan Aljabar
b. Rambu-Rambu dan Semboyan Boolean.
K-3L Langkah pertama yang harus
c. Limbah Yang Timbul Akibat dilakukan dalam mencari minimal
Adanya Pekerjaan Jalan cut set adalah memberi penamaan
d. Penanganan Terhadap pada setiap kejadian. Berikut model
Kecelakaan Kerja grafis penamaan event pada FTA
e. Berita Acara Administrasi dengan A = Top Event, B =
Kecelakaan Intermediete Event dan D = Basic
Kurangnya pelaksanaan K3-L Event.
pada proyek jalan hotmix pada Dinas Berikut model grafis Fault
Pekerjaan Umum Kabupaten Tree Analysis pada kurangnya
Sumbawa disebabkan 5 (lima) event pelaksanaan K3-L pada proyek
yaitu Kriteria Penggunaan Alat hotmix di Dinas Pekerjaan Umum
Pelindung Diri (APD) dan Alat Kabupaten Sumbawa :
Pengaman Kerja (APK), Kriteria

B1 B2 B3 B4 B5

D27 D26 D25 D24 D23


B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13

i j k l m n o p
j k l
mi n o p

D22 B14 B15 D18 D17 D16 D15


D14 D21 D20D13
D19
D12 D11 D10 D9 D8 D17
B16

D3 D4 D5 D6
D1 D2

Gambar 2 Model Grafis Fault Tree Analysis


Keterangan : B14 = Kurang Disiplin dalam
A = Kurangnya pelaksanaan penerapan APD dan APK
K3-L pada proyek hotmix di Dinas B15 = Kurang Pengalaman Kerja
Pekerjaan Umum Kabupaten dalam penerapan APD dan APK
Sumbawa B16 = Kurang Pengalaman Kerja
B1 = KriteriaPenggunaan Alat tentang administrasi kecelakaan kerja
Pelindung Diri (APD) dan Alat D1 = Tidak pernah
Pengaman Kerja (APK) training/pelatihan tentang K3-L
B2 = KriteriaRambu-Rambu dan D2 = Tidak profesional
Semboyan K3-L D3 = Pekerja tidak menggunakan
B3 = KriteriaLimbah Yang alat pelindung diri jika melakukan
Timbul Akibat Adanya Pekerjaan pekerjaan dalam waktu singkat
Jalan D4 =Stakeholders tidak
B4 = KriteriaPenanganan menggunakan alat pelindung diri jika
Terhadap Kecelakaan Kerja ke lokasi proyek
B5 = KriteriaBerita Acara D5 =Pekerja kurang mengerti
Administrasi Kecelakaan cara menggunakan alat pelindung
B6 = Manajemen yang kurang diri yang benar
baik dalam penerapan APD dan APK D6 =Pekerja kurang mengerti
B7 = Tenaga Kerja dalam cara menggunakan alat pemadam
penerapan APD dan APK kebakaran
B8 = Manajemen yang kurang D7 =Tenaga administrasi yang
baik dalam pencemaran lingkungan mengerti K3-L terbatas
B9 = SDM kurang tentang D8 =Kurang penjelasan dari
pencemaran lingkungan perusahaan untuk melapor ke
B10 = Manajemen yang kurang perusahaan apabila ada kecelakaan
baik dalam penanganan kecelakaan kerja
kerja D9 =Kurang pendataan bagi
B11 = Kondisi Tenaga Kerja pekerja yang mengalami sakit atau
B12 = Manajemen yang kurang kecelakaan kerja
baik dalam administrasi kecelakaan D10 =Kurang merasa aman dalam
kerja bekerja
B13 = SDM Tenaga Administrasi D11 =Kurang istirahat yang cukup
kecelakaan kerja D12 =Kurang nyaman dalam
bekerja
D13 =Kurang penerapan berdasarkan salah satu pilihan dari
pelaksanaan jaminan kesehatan hasil brainstorming tersebut. Pilihan
D14 =Kurang penerapan “salah satu kejadian terjadi”
pelaksanaan Standar Operational memakai symbol OR dimana event
Procedure (SOP) dalam bekerja disebabkan oleh salah satu kejadian
D15 =Pekerja tidak mengetahui atau ada salah satu faktor yang paling
dimana perusahaan mengambil dominan terjadi. Sedangkan pilihan
material/quarry yang berpotensi “gabungan kejadian” memakai
merusak lingkungan symbol AND dimana event
D16 = Pekerja tidak mengetahui disebabkan oleh semua kejadian
limbah hotmix yang membahayakan yang terjadi secara bersamaan dan
lingkungan semua kejadian tersebut
D17 =Kurang pengawasan menyebabkan adanya intermediate
perusahaan terhadap pencemaran event dan atau top event.
lingkungan Setelah dilakukan
D18 =Tidak ada sosialisasi dari penamaan, kemudian mencari cut
perusahaan terkait pencemaran setdengan memakai aljabar Boolean.
lingkungan akibat pelaksanaan Berikut aljabar Boolean dari model
proyek grafis FTA diatas.
D19 =Tidak ada peralatan A = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
pemadam kebakaran/tabung B1 = B6 . B7
kebakaran di lokasi proyek B2 = D27 . D26 . D25 . D24 .
D20 =Tidak ada peralatan medis D23 .
darurat/kotak P3K pada lokasi B3 = B8 . B9
proyek B4 = B10 . B11
D21 =Kurang pengawasan B5 = B12 . B13
perusahaan terhadap penggunaan alat B6 = D22 . D21 . D20 . D19
pelindung diri B7 = B14 . B15
D22 =Kurang pengecekan rutin B8 = D18 . D17
perusahaan terhadap ketersediaan B9 = D16 . D15
pada kotak P3K B10= D14 . D13
D23 =Rambu tidak terpasang B11= D12 + D11 + D10
dengan benar pada tempatnya B12= D9 . D8
D24 =Rambu pos keamanan dan B13= B16 . D9
kotak P3K tidak terpasang B14= D3 . D4
D25 =Rambu alur sirkulasi alat B15= D5 . D6
berat dan tanda larangan melintas B16= D1 + D2
tidak terpasang di lokasi proyek Dari aljabar Boolean diatas,
D26 =Rambu keamanan pekerjaan kemudian dicari minimal cut set
tidak terpasang untuk menemukan kombinasi dari
D27 =Tidak ada rambu terkait beberapa kejadian sampai hasilnya
penggunaan alat pelindung diri tidak dapat direduksi/disederhanakan
Hasil model grafis FTA lagi. Hasil kombinasi dari kejadian-
diatas dapat dibuktikan pada hasil kejadian tersebut disebut penyebab
brainstorming dari para responden dari terjadianya Top event. Berikut
yang dapat dilihat pada lampiran. kombinasi aljabar Boolean menurut
Model gerbang AND dan OR dibuat hukum-hukumnya.
Minimal Cut Set
A = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
= (B6 . B7) + (D23 . D24 . D25 . D26) + (B8 . B9) + (B10 . B11) +
(B12 .B13)
= ((D19 . D20 . D21 . D22) . ( B14 . B15)) + ( D23 . D24 . D25. D26 . D27)
+ ( ( D17. D18) . (D15 . D16 )) + (( D14 . D13 ) . ( D10 . D11 . D12)) +
(( D8 . D9) . B16 . D7))
= (( D19 . D20 . D21 . D22) . ( D3 . D4 . D5 . D6)) + ( D23 . D24 . D25 .
D26 . D27) + (D15 . D16 . D17 . D18) + ( D14 . D13 . D10 ) + ( DD14 .
D13 . D11) + ( D14 . D13 . D12) + ( D8 . D9 . ( D1 + D2 ) . D7)
= (D3. D4 . D5 . D6 . D19 . D20 . D21 . D22) + ( D23 . D24 . D25 . D26 .
D27) + D15 . D16 . D17 . D18) + ( D10 . D13 . D14) + (D11 . D13 . D14)
+ D12 . D13 . D14) + ( D1 . D7 . D8 . D9) + D2 . D7 . D8 . D9)
Dari Aljabar Boolean didapat kebakaran, Tidak ada peralatan
minimal cut set pemadam kebakaran/tabung
Tabel 5 Minimal Cut Set kebakaran di lokasi proyek,
No Kombinasi Event Tidak ada peralatan medis
D3 . D4 . D5 . D6 . D19 .D20 darurat/kotak P3K pada lokasi
1 proyek, Kurang pengawasan
. D21 . D22
perusahaan terhadap penggunaan
2 D23 . D24 . D25 . D26 . D27
alat pelindung diri dan Kurang
3 D15 . D16 . D17 . D18 pengecekan rutin perusahaan
4 D10 . D13 . D14 terhadap ketersediaan pada
5 D11 . D13 . D14 kotak P3K.
2. Rambu tidak terpasang dengan
6 D12 . D13 . D14 benar pada tempatnya, Rambu
7 D1 . D7 . D8 . D9 pos keamanan dan kotak P3K
8 D2 . D7 . D8 . D9 tidak terpasang, Rambu alur
Dari hasil aljabar Boolean, sirkulasi alat berat dan tanda
didapat 8 minimal cut set yaitu larangan melintas tidak
kombinasi dari kejadian dasar/basic terpasang di lokasi proyek,
event yang menyebabkan terjadinya Rambu keamanan pekerjaan
top event. Penyebab terjadinya tidak terpasang dan Tidak ada
kurangnya pelaksanaan K3-L pada rambu terkait penggunaan alat
proyek jalan hotmix pada Dinas pelindung diri.
Pekerjaan Umum Kabupaten 3. Pekerja tidak mengetahui
Sumbawa adalah : dimana perusahaan mengambil
1. Pekerja tidak menggunakan alat material/quarry yang berpotensi
pelindung diri jika melakukan merusak lingkungan dan tidak
pekerjaan dalam waktu singkat, mengetahui limbah hotmix yang
Stakeholders tidak menggunakan membahayakan lingkungan,
alat pelindung diri jika ke lokasi Kurang pengawasan perusahaan
proyek, Pekerja kurang mengerti terhadap pencemaran lingkungan
cara menggunakan alat dan tidak ada sosialisasi dari
pelindung diri yang benar, perusahaan terkait pencemaran
Pekerja kurang mengerti cara lingkungan akibat pelaksanaan
menggunakan alat pemadam proyek.
4. Pekerja kurang penerapan kerja dan kurang penjelasan dari
pelaksanaan Standar Operational perusahaan untuk melapor ke
Procedure (SOP) dalam bekerja, perusahaan apabila ada
Kurang penerapan pelaksanaan kecelakaan kerja.
jaminan kesehatan dan kurang 8. Pekerja tidak professional,
merasa aman dalam bekerja. Tenaga administrasi yang
5. Pekerja kurang penerapan mengerti K3-L terbatas, Kurang
pelaksanaan Standar Operational pendataan bagi pekerja yang
Procedure (SOP) dalam bekerja, mengalami sakit atau kecelakaan
Kurang penerapan pelaksanaan kerja dan kurang penjelasan dari
jaminan kesehatan dan kurang perusahaan untuk melapor ke
istirahat yang cukup. perusahaan apabila ada
6. Pekerja kurang penerapan kecelakaan kerja.
pelaksanaan Standar Operational Dari hasil minimal cut set dicari
Procedure (SOP) dalam bekerja, kejadian yang sering muncul
Kurang penerapan pelaksanaan sehingga kejadian tersebut
jaminan kesehatan dan kurang merupakan faktor yang dominan
nyaman dalam bekerja. menyebabkan kurangnya
7. Pekerja tidak pernah pelaksanaan K3-L pada proyek
training/pelatihan tentang K3-L, jalan hotmix pada Dinas
Tenaga administrasi yang Pekerjaan Umum Kabupaten
mengerti K3-L terbatas, Kurang Sumbawa, berikut ditunjukan
pendataan bagi pekerja yang pada tabel.
mengalami sakit atau kecelakaan
Tabel 6 Banyaknya Kejadian Muncul
No Event Jumlah
1 D3 . D4 . D5 . D6 . D19 . D20 . D21 . D22 1
2 D23 . D24 . D25 . D26 . D27 1
3 D15 . D16 . D17 . D18 1
4 D13 . D14 3
5 D10 1
6 D11 1
7 D12 1
8 D1 1
9 D2 1
10 D7 . D8 . D9 2
Tabel di atas menunjukkan dasar yang menyebabkan terjadinya
banyaknya jumlah kejadian yang yang dihitung paling sering muncul
muncul pada minimal cut set yang adalah 23% dari jumlah minimal cut
menyebabkan terjadinya kurangnya set. Oleh karena itu, diambil jumlah
pelaksanaan K3-L pada proyek jalan minimal 3 (tiga) pada setiap
hotmix pada Dinas Pekerjaan Umum kejadian. Sehingga, kejadian yang
Kabupaten Sumbawa. Serta, event- memenuhi syarat batas yaitu kejadian
event tersebut merupakan kejadian D13 dan D14 dengan jumlah 3 (tiga)
kali muncul. Sehingga kejadian dasar kriteria rambu-rambu dan
yang dominan menyebabkan Semboyan K3-L, kriteria
kurangnya pelaksanaan K3-L pada limbah yang timbul akibat
proyek jalan hotmix pada Dinas adanya pekerjaan jalan,
Pekerjaan Umum Kabupaten kriteria penerapan
Sumbawa adalah Faktor Penanganan pelaksanaan SOP, kriteria
Kecelakaan Kerja dimana pekerja penerapan pelaksanaan
kurang menerapkan pelaksanaan jaminan kesehatan, kriteria
Standar Operational Procedure pelatihan tentang K3L,
(SOP) dalam bekerja dan kurang kriteria penanganan terhadap
penerapan pelaksanaan jaminan kecelakaan Kerja dan kriteria
kesehatan. berita acara administrasi
V. Kesimpulan Kecelakaan.
Analisa terhadap 3. Faktor yang paling
manajemen pelaksanaan K3-L pada menentukan terhadap
pekerjaan proyek jalan raya hotmix kurangnya kelengkapan K3-L
Kabupaten Sumbawaberdasarkan pada proyek jalan Hotmix
hasil pengamatan di lapangan dengan Dinas Pekerjaan Umum
wawancara serta analisa data dapat Kabupaten Sumbawa adalah
diambil kesimpulan sebagai berikut : Faktor Penanganan Terhadap
1. Pelaksanaan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja dimana
Keselamatan Kerja dan pekerja kurang menerapkan
Lingkungan (K3L) pada pelaksanaan Standar
proyek jalan Hotmix Dinas Operational Procedure
Pekerjaan Umum Kabupaten (SOP) dalam bekerja dan
Sumbawamasih kurang baik kurang penerapan
karena ada 12 dari 24 faktor pelaksanaan jaminan
yang dinilai oleh responden kesehatan.
masih kurang memenuhi
kelengkapan K3L yaitu tidak
adanya peralatan pemadam DAFTAR PUSTAKA
kebakaran, tidak ada
peralatan medis/kotak P3K Ervianto, W. 2002.Manajemen
pada lokasi proyek, rambu Proyek Konstruksi. Penerbit
tidak terpasang dengan benar, Andi. Yogyakarta.
dan kurang pendataan bagi Geraldin, L. H., I. N. Pujawan, dan
pekerja yang mengalami sakit D. S. Dewi. 2007.
atau kecelakaan kerja. Manajemen Risiko dan Aksi
2. Faktor yang dipertimbangkan Mitigasi untuk Menciptakan
dalam memenuhi Rantai Pasok yang Robust
kelengkapan K3L pada .Jurnal Teknologi dan
proyek jalan Hotmix Dinas Rekayasa Teknik Sipil.
Pekerjaan Umum Kabupaten Institut Teknologi Sepuluh
Sumbawa disebabkan 8 Nopember, Surabaya.
(delapan) kriteria yaitu Kangari. 2011.Proyek Konstruksi.
kriteria penggunaan Alat Jurnal SMARtek39-46
Pelindung Diri (APD) dan Modul Pelatihan Berbasis
Alat Pengaman Kerja (APK), Kompetensi Sektor
Konstruksi Sub Sektor Sipil Undang-Undang Republik Indonesia
Edisi 2012 Bagi Pelaksana Nomor 32 Tahun 2009
Lapangan Pekerjaan Jalan Tentang Perlindungan Dan
TentangKeselamatan Dan Pengelolaan Lingkungan
Kesehatan Kerja Dan Hidup.
Lingkungan (K3L) Wijaya, D. 2010.Analisis
Peraturan pemerintah nomor 14 Kecelakaan Kerja Pada
tahun 1993 tentang Proyek Konstruksi di
penyelenggaraan program Indonesia Menggunakan
jaminan sosial tenaga kerja Fault Tree Analysis (FTA)
PERMENAKER nomor PER [TESIS]. Magister Program
05/MEN/1996, tentang sistem Studi Teknik Sipil.Institut
manajemen keselamatan dan Teknologi Bandung.
kesehatan kerja.
Rahman, A., dan Wijaya, E.T.
2009.Identifikasi Faktor-
Faktor Penyebab Kecelakaan
Kerja Pada Proyek
Konstruksi di Indonesia
[SKRIPSI}.Program Studi
Teknik Sipil.Institut
Teknologi Bandung.
Santoso, G. 2004. Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Prestasi Pustaka.
Jakarta.
Surat dan Keputusan bersama
Menteri Tenaga Kerja dan
Menteri Pekerjaan Umum
nomor Kep.174/MEN/1986,
nomor 104/KPTS/1986
tentang Keselamatan Kerja
pada tempat kegiatan
konstruksi.
Sutanto, H. 2010. Analisis Faktor-
Faktor Penyebab Kecelakaan
Kerja Pada Pembangunan
Gedung Perkantoran dan
Perkuliahan Tahap III
Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya
[SKRIPSI].Program Studi
Teknik Sipil.Institut
Teknologi Sepuluh
November.
Undang-undang nomor 18 tahun
1999 tentang jasa konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai