Anda di halaman 1dari 24

A.

Definisi
1. Definisi Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa adalah keinginan ektrem untuk memiliki tubuh


yang kurus disertai dengan gangguan kronik citra tubuh. Penderita
anoreksia nervosa memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap
penambahan berat badan, yang menimbulkan rasa takut berlebihan
terhadap kehilangan kendali terhadap jumlah makanan yang mereka
konsumsi. Penderita gangguan ini memandang dirinya gemuk karena
gangguan citra tubuh, meski mereka seringkali sebenarnya mengurus.

2. Definisi Bulimia nervosa

Bulimia nervosa mengalami episode makan banyak makanan


(binging) secara berulang dan cepat dan merasa hilang kendali. Lewah
makan biasanya berhenti bila muncul nyeri abdomen atau mual atau ada
gangguan selama periode makan. Perasaan bersalah yang ekstrem, jijik
terhadap diri sendiri, dan depresi biasanya mengikuti gejala ini. Untuk
mengompensasi ketakutan mereka terhadap penambahan berat badan,
penderita dapat mengalami muntah yang ia rangsang sendiri atau secara
berulang menggunakan laksatif atau deuretik (purging). Puasa dan olah
raga berlebihan juga merupakan perilaku kompensatori lain (Agras,
1994).

Etiologi Bulimia nervosa

Banyak faktor yang berbeda telah dihubungkan dengan penyebab bulimia


nervosa. Genetik, lingkungan, psikologis, dan fisiologis telah
dihubungkan dengan gangguan ini. Penelitian terkini berfokus pada
keterlibatan neurotransmiter pada bulimia nervosa. Keberhasilan
pengobatan antidepresan dalam mengatasi gangguan ini melibatkan peran
serotonin dan norepinefrin.
Sebagian penderita anoreksia, beberapa penderita bulimia nervosa
berespon terhadap masyarakat yang menekankan dan menghargai wanita
yang kurus.

B. Tujuan

Tujuan terapi ini mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui


penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri,
pencegahan serta perkembangan pribadi (Burn, 1980). Memperoleh
keringanan gejala secepat mungkin, untuk membantu klien dalam
mengidentifikasikan dysfunctional pola pemikiran dan tindakan serta untuk
memandu klien pada bukti serta logika yang secara efektif menguji kebenaran
dari dysfunctional thingking. Terapi memfokuskan pada mengubah
“pemikiran otomatis”. (Townsend, 2005 p. 198). Mengubah kepercayaan
(anggapan) tidak logis, penalaran salah, dan pernyataan negatif yang
mendasari permasalahan perilaku ( Stuart & Laraia, 2005 p. 656).

C. Manfaat

D. Proses Pelaksanaan

1. Sesi 1 : Mengungkapkan pikiran otomatis.

2. Sesi 2 : Mengungkapkan alasan.

3. Sesi 3 : Tanggapan terhadap pikiran otomatis.

4. Sesi 4 : Menuliskan pikiran otomatis.

5. Sesi 5 : Penyelesaian masalah.


6. Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku
harian.

E. Petunjuk Pelaksanaan Cognitive Therapy

1. Sesi 1 : Mengungkapkan pikiran otomatis

a. Tujuan.

Pasien mampu mengungkapkan pikiran otomatis pada perawat.

b. Setting.

Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.

c. Alat

Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara


terapeutik.

Tempat duduk, alat tulis dan kertas.

d. Metode

i. Sharing

ii. Diskusi dan tanya jawab

e. Langkah kegiatan
i. Persiapan

a) Membuat kontrak dengan pasien

b) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif.

ii. Orientasi

a) Salam terapeutik

1) Salam dari terapis kepada pasien

2) Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis ( pakai


papan nama )

3) Menanyakan nama dan panggilan pasien

iii. Evaluasi/Validasi

1) Menanyakan perasaan klien pada saat ini

2) Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi


perasaannya

iv. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan


kemampuan pasien mengenal pikiran otomatis dan hal
yang mendasari pemikiran tersebut

2) Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan


terapis dari awal sampai selesai.

v. Tahap kerja

1) Terapis mengidentifikasi masalah what, where, when, who


2) Diskusikan sumber masalah

3) Diskusikan pikiran dan perasaan serta yang menyebabkan


hal tersebut timbul

4) Catat pikiran otomatis, perawat mengklasifikasikan dalam


distorsi kognitif

5) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.

vi. Tahap terminasi

1) Evaluasi

a) Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani


terapi.

b) Terapis memberikan pujian yang sesuai

2) Tindak lanjut

a) Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi


pikiran yang belum didiskusikan

b) Positif thinking terhadap diri sendiri

3) Kontrak akan datang

a) Menyepakati topic yang akan datang

b) Menyepakati waktu dan tempat

vii. Evaluasi dan Dokumentasi

1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi

b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2) Dokumentasi

a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi


yang dilakukan

b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang


telah dirumuskan.

Sesi 2 : Mengungkapkan alasan

1. Tujuan

Pasien mampu mengungkapkan penyebab timbulnya pikiran otomatis pada


perawat

2. Setting

Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.

3. Alat

a. .Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.

b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas

4. Metode

a. Sharing

b. Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan
a. Persiapan

1). Membuat kontrak dengan pasien

2). Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi

1). Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada pasien

2). Evaluasi/Validasi

– Menanyakan perasaan klien pada saat ini

– Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi pikiran otomatis yang


lainnya

c. Kontrak

– Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan pasien


mengenal hal yang mendasari pemikiran tersebut

– Mejelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit

– Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari


awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Diskusikan pikiran otomatis

1. Tanyakan penyebabnya

2. Beri respon terhadap pernyataan pasien


3. Tanyakan tindakan pasien

4. Anjurkan pasien menuliskan pernyataannya

4. Tahap terminasi

1. Evaluasi

– Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.

– Terapis memberikan pujian yang sesuai

b. Tindak lanjut

– Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasikan tindakannya


terhadap pikiran otomatis

c. Kontrak akan datang

– Menyepakati topic yang akan datang yaitu mengenai keuntungan


berhubungan dan kerugiannya

– Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

a. Ekspresi pasien pada saat terapi

b. Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2. Dokumentasi

a. Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan


b. Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.

Sesi 3 : Tanggapan terhadap pikiran otomatis

1. Tujuan

1. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien

2. Pasien dapat menyatakan tanggapannya terhadap pikiran otomatis pada


perawat

2. Setting

Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.

3. Alat

a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.

b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas

4. Metode

Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1). Mengingatkan kontrak dengan pasien

2). Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi
1). Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada pasien

2). Evaluasi/Validasi

– Menanyakan perasaan klien pada saat ini

– Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi pikiran otomatis yang


lainnya

c. Kontrak

– Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan memberi


respon positif terhadap pikiran otomatis

– Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit

– Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis


berhadapan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Jelaskan metode 3 kolom

1. Diskusikan cara menggunakan metode 3 kolom

2. Diskusikan dengan klien untuk memilih satu pikiran otomatis yang ingin
diselesaikan saat ini

3. Anjurkan / bantu klien menuliskan pikiran otomatis pada kolom pertama,


alas an pada kolom kedua atau kosongkan saja kolom kedua
4. Diskusikan tanggapan positif untuk membantah pikiran negatif yang telah
dituliskan dan dorong untuk mengungkapkan keinginan atau hal – hal
yang dapat mengatasi pikiran-pikiran negative

5. Beri respon terhadap pernyataan pasien

6. Beri reinforcement positif

7. Tanyakan tindakan pasien yang direncanakan untuk mengatasi pikiran


otomatis

8. Motivasi klien berlatih untuk pikiran otomatis yang lain

4. Tahap terminasi

1. Evaluasi

– Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.

– Terapis memberikan pujian yang sesuai

b. Tindak lanjut

– Menganjurkan pada pasien untuk menggunakan cara metode 3 kolom

– Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian

c. Kontrak akan datang

– Menyepakati topic yang akan datang

– Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi
1). Ekspresi pasien pada saat terapi

2). Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

b. Dokumentasi

1). Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan

2). Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.

Sesi 4 : Menuliskan pikiran otomatis

1. Tujuan

1. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien

2. Pasien dapat menuliskan pikiran otomatis pada perawat

2. Setting

Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.

3. Alat

1. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.

2. Tempat duduk, alat tulis dan kertas

4. Metode

Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan
1). Mengingatkan kontrak dengan pasien

2). Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi

1). Salam terapeutik

– Salam dari terapis kepada pasien

2). Evaluasi/Validasi

– Menanyakan perasaan klien pada saat ini

– Menanyakan apa telah mencoba metode 3 kolom dalam menyelesaikan


masalah

3). Kontrak

– Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan memberi


respon positif terhadap pikiran otomatis

– Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit

– Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis


berhadapan dari awal sampai selesai

c. Tahap kerja

1) Anjurkan pasien untuk menuliskan pikiran otomatisnya

2) Dorong pasien untuk mengomentari tulisannya

3) Anjurkan pasien untuk melakukannya


d. Tahap terminasi

1). Evaluasi

– Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi

– Terapis memberikan pujian yang sesuai

2). Tindak lanjut

– Menganjurkan pada pasien untuk menuliskan setiap apa yang


dipikirkannya dan mengomentari isi tulisannya

– Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian

3). Kontrak akan datang

– Menyepakati topic yang akan datang

– Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

a. Ekspresi pasien pada saat terapi

b. Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2. Dokumentasi

a. Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan

b. Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.


Sesi 5 : Penyelesaian masalah

1. Tujuan

2. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien

3. Pasien mampu menyelesaikan masalah

2. Setting

Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.

3. Alat

1. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara terapeutik.

2. Tempat duduk, alat tulis dan kertas

4. Metode

Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1). Mengingatkan kontrak dengan pasien

2). Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi

1). Salam terapeutik

– Salam dari terapis kepada pasien

2). Evaluasi/Validasi
– Menanyakan perasaan klien pada saat ini

– Menanyakan apa telah dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya

3). Kontrak

– Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan memberi


respon positif terhadap pikiran otomatis

– Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit

– Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis


berhadapan dari awal sampai selesai

c. Tahap kerja

1) Diskusikan kembali prinsip terapi 3 kolom

2) Tanyakan masalah baru dan respon penyelesaiannya

3) Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis negatif

4) Beri penguatan positif

d. Tahap terminasi

1). Evaluasi

– Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi

– Terapis memberikan pujian yang sesuai

2). Tindak lanjut

– Menganjurkan pada pasien untuk menanggapi pikiran otomatis negatif


– Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian

3). Kontrak akan datang

– Menyepakati topic yang akan datang

– Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

a. Ekspresi pasien pada saat terapi

b. Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2. Dokumentasi

a. Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan

b. Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.

Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian

1. Tujuan

Meningkatkan kemampuan pasien mengungkapkan hasil

Pasien mampu menyelesaikan masalah

2. Setting

Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.

3. Alat
1. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik.

2. Tempat duduk, alat tulis dan kertas

4. Metode

Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1). Mengingatkan kontrak dengan pasien

2). Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi

1). Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada pasien

2). Evaluasi/validasi

– Menanyakan perasaan klien pada saat ini

– Menanyakan apa sudah mencoba menanggapi pikiran negatif otomatis

3). Kontrak

– Menjelaskan tujuan terapi

– Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit


– Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai

c. Tahap kerja

1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional

2) Beri umpan balik

3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional

4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah

5) Tanyakan hambatan yang dialami

6) Beri persepsi perawat

7) Diskusiakan cara mengatasi masalah

8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan

9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh

10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan tanggapan
rasionalnya atau membaca catatan pikiran otomatis dan tanggapan rasional yang
telah dibuat saat timbul pikiran negative

11) Beri reinforcement positif

d. Tahap terminasi

1) Evaluasi

– Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.


– Terapis memberikan pujian yang sesuai

2). Tindak lanjut

– Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran rasional dalam


menyelesaikan masalah

– Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakuakan pada buku


kegiatan harian

3). Kontrak akan datang

– Menyepakati topic yang akan datang

– Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

a. Ekspresi pasien pada saat terapi

b. Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2. Dokumentasi

a. Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan

b. Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan.

Sesi 9 : Support system

1. Tujuan
1. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien

2. Pasien mendapat support system

3. Keluarga dapat menjadi support system bagi pasien

2. Setting

Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan
nyaman

3. Alat

1. Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara terapeutik dengan


berkomunikasi secara terapeutik.

2. Tempat duduk, alat tulis dan kertas

4. Metode

Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1). Mengingatkan kontrak dengan pasien

2). Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi

1). Salam terapeutik


– Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga

2). Evaluasi/validasi

– Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini

– Menanyakan apa sudah dilakukan untuk mengatasi perasaannya

3). Kontrak

– Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan


bersosialisasi pasien

– Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit

– Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis


berhadapan dari awal sampai selesai

c. Tahap kerja

1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif

2) Libatkan keluarga

3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien

4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan dan mendengarkan masalah


pasien

5) Beri reinforcement positif

1. Tahap terminasi

1) Evaluasi
– Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah setelah menjalani
terapi.

– Terapis memberikan pujian yang sesuai

2). Tindak lanjut

– Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan merawat pasien


dirumah

– Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang telah dibuat


bersama pasien

3). Kontrak akan datang

– Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat menjadi support


system bagi pasien

– Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

a. Ekspresi pasien pada saat terapi

b. Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2. Dokumentasi

a. Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang dilakukan

b. Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah dirumuskan

DAFTAR PUSTAKA
Atik. R. ( 2007 ), Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap Tingkat Harga Diri Dan
Kemandirian Klien Dengan Kanker Payudara, Thesis , Program Pasca Sarjana
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Stuart&Laraia ( 2001), Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 7 ed.


Mosby

Shives.L.R, ( 1998), Basic Concepts of Psychiatric – Mental health Nursing, 4


ed. Lippincott.

Townsend. M.C, ( 2003), Psychiatric Mental Health Nursing Concept of Care, 4


ed. F.A Davis Company

Townsend . M.C, (2005), Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing 3.ed.


F.a Davis Company.

https://herirsjs09.wordpress.com/2014/04/21/terapi-kognitif/

Anda mungkin juga menyukai