Anda di halaman 1dari 16

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

1. Arti manajemen
Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dari rangkaian kegiatan dengan
memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pelaksanaan proyek perlu adanya suatu struktur manajemen yang baik dan teratur,
karena akan menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek tersebut.
2. Organisasi proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan suatu organisasi yang berfungsi
sebagai wadah yang dapat mengkoordinasikan suatu pekerjaan yang sesuai
dengan program kerja yang telah direncanakan (Marsono, 1999). Proyek adalah
suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu, biaya, dan mutu untuk
mewujudkan suatu gagasan. Dalam mewujudkan suatu gagasan tersebut, suatu
proyek mengalami proses atau tahapan yang dikerjakan secara sistematis, yang
dimulai dari perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan
sampai pada pemakaian dan pemeliharaan. Hal ini melibatkan berbagai unsur
yang saling terkait satu sama lain. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu
organisasi kerja yang masing-masing unsur mempunyai peranan, fungsi, dan
tanggung jawab yang jelas.
Sistem pengorganisasian yang baik, yaitu sistem pengorganisasian yang
ditandai dengan adanya kejelasan tugas, tanggung jawab, dan kedudukan serta
hubungan kerja antara pihak yang satu dengan yang lainnya, sehingga
mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu organisasi bukan hanya sekedar
kerangka pembagian tugas, melainkan juga sebagai satu kesatuan unsur beserta
fungsi-fungsinya yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Tujuan yang harus dicapai dalam organisasi proyek secara umum adalah
sebagai berikut :
1). Memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2). Selesai tepat pada waktunya sesuai dengan time schedule yang telah
ditentukan.
3). Penghematan biaya, artinya dengan biaya minimal, kualitas dan pengawasan
pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan sehingga efisiensi kerja dapat dicapai
secara optimal.
4). Tercapainya keamanan dan keselamatan kerja, baik bagi pekerja maupun
bangunan.
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses nyata yang terdiri
atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling), masing-masing memanfaatkan baik
dalam ilmu pengetahuan dan keahlian dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan.

A. Unsur-unsur Pengelola Proyek

Unsur-unsur pengelola proyek adalah orang-orang atau badan-badan yang


terkait dalam mewujudkan suatu proyek (bangunan) agar sesuai dengan yang
direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Unsur pengelola pada proyek
pembangunan Ruko Kebakkramat melibatkan unsur-unsur sebagai berikut :
1). Pemilik proyek (pemberi tugas) = Sumitro
2). Konsultan perencana = PT. Manira Arta Rama Mandiri
3). Konsultan pengawas = PT. Manira Arta Rama Mandiri
4). Kontraktor = PT. Manira Arta Rama Mandiri
1. Pemilik proyek (pemberi tugas)
Pemberi tugas adalah suatu badan hukum atau perseorangan yang
menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor yang ditunjuk dalam
pekerjaan yang dimaksud. Tugas dan wewenang pemberi tugas adalah :
a). Membentuk panitia lelang jika diadakan pelelangan pekerjaan.
b). Mempunyai wewenang untuk menentukan dan mengangkat konsultan
perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.
c). Berkewajiban menyediakan areal, biaya perencanaan, pengawasan serta
pelaksanaan sesuai dengan perjanjian kontrak.
d). Bersama-sama konsultan perencana ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan
dan berhak memberi instruksi kepada kontraktor baik secara langsung maupun
melalui konsultan perencana.
e). Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek, sehingga berhak menerima
dan menolak perubahan-perubahan pekerjaan karena keadaan memaksa (force
majeur) serta pekerjaan tambah atau kurang.
f). Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar
rencana dan berhak mencabut tugas kontraktor tersebut bila tidak mampu
melaksanakan pekerjaan.
g). Meminta pertanggung jawaban konsultan perencana, konsultan pengawas dan
kontraktor.
h). Menerima laporan kemajuan proyek.
2. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah badan hukum atau perseorangan yang memenuhi
persyaratan untuk membuat perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan bangunan
yang ditunjuk oleh pemilik proyek. Tugas dan wewenang konsultan perencana
antara lain :
a). Melakukan perencanaan dan perancangan proyek sesuai dengan keinginan
pemilik proyek, baik untuk perencanaan arsitektur, struktur, maupun
mechanical electrical berdasarkan peraturan dan persyaratan yang ada.
b). Membuat gambar rencana, yaitu gambar-gambar yang dijadikan dasar
pelaksanaan proyek keseluruhan lengkap dengan detail dan penjelasannya
pada tiap bagian yang meliputi perencanaan arsitektur, struktur, dan
mechanical electrical.
c). Melakukan perubahan perencanaan dalam kaitannya dengan permasalahan
dilapangan setelah disetujui oleh konsultan pengawas.
d). Memberikan saran kepada konsultan pengawas tentang dasar perencanaan
apabila terjadi masalah dilapangan.
e). Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek.
f). Merencanakan bahan dan alat yang digunakan sesuai dengan peraturan dan
persyaratan yang ada serta memberikan metode yang harus diterapkan dalam
permasalahan.
g). Membuat dokumen lelang yang terdiri atas :
(1). Gambar-gambar bestek dan detail-detailnya.
(2). Rencana kerja dan syarat (RKS)
(3). Daftar uraian singkat dan tafsiran besarnya volume untuk setiap jenis
pekerjaan.
3. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas adalah badan hukum yang bertindak dan atas nama
pemberi tugas dalam mengelola dan mengendalikan pembangunan suatu proyek,
mulai perencanaan, pelaksanaan sampai selesai, dan mempertanggung jawabkan
hasil-hasil pekerjaan kepada pemberi tugas. Tugas dan wewenang konsultan
pengawas adalah sebagai berikut :
a). Mewakili pemilik proyek dalam mengawasi pelaksanan pekerjaan agar sesuai
dengan rencana, dalam hal ini mengenai kualitas, kuantitas, dan waktu
pelaksanaan pekerjaan.
b). Memberikan saran-saran dan informasi kepada kontraktor tentang segala
aspek pelaksanaan pekerjaan.
c). Menerima dan meminta saran konsultan perencana tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
d). Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
e). Menerima atau menolak pekerjaan tambah atau kurang.
f). Menilai prestasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
g). Mengkoordinasikan gambar-gambar sesuai dengan yang dilaksanakan
kontraktor.
h). Membuat daftar kekurangan-kekurangan dan cacat selama masa
pemeliharaan.
i). Menetapkan koreksi teknis dengan persetujuan pengelola proyek bila terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
j). Mengawasi perbaikan kekurangan dan cacat dalam bangunan.
k). Membuat berita acara penyerahan kepada pemilik proyek.
4. Kontraktor
Kontraktor merupakan suatu badan hukum yang bertugas untuk melaksanakan
pekerjaan bangunan suatu proyek sesuai dengan pedoman gambar bestek, RKS
serta spesifikasi yang terdapat dalam dokumen kontrak. Tugas dan kewajiban
kontraktor sebagai berikut :

a). Melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam


dokumen kontrak yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan berupa
gambar-gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat dari konsultan
perencana.
b). Menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja dan bahan-bahan yang diperlukan
sesuai dengan persyaratan.
c). Mengadakan perhitungan kembali ukuran-ukuran yang dianggap meragukan
dalam membuat gambar detail pelaksana (shop drawing) serta perbaikan
gambar kerja dan gambar akhir pekerjaan (as built drawing) setelah disetujui
konsultan pengawas sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga akan
mempermudah dalam pelaksanaan dan pengawasan di lapangan.
d). Menyerahkan tahapan pekerjaan kepada sub-kontraktor (jika diperlukan)
sesuai ketentuan.
e). Membayar semua biaya pelaksanaan, misalnya upah buruh, sewa alat dan
peralatan kerja lainnya.
f). Menjamin keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan proyek.
g). Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
h). Mengadakan perbaikan, perubahan konstruksi dan pembetulan terhadap
kesalahan selama masa pemeliharaan.
i). Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
j). Mentaati segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan fisik, baik
berupa teguran atau perubahan detail-detail pelaksanaan yang ditentukan
konsultan perencana.

B. Hubungan Kerja Antar Unsur-unsur Pengelola Proyek


Hubungan kerja adalah gabungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-
unsur pengelola proyek yang dituangkan dalam suatu perjanjian kerja (dokumen
kontrak). Lebih jelasnya, bagan struktur organisasi proyek dapat dilihat dalam
Gambar II.1.

Pemilik Proyek
Sumitro

Kontraktor
Perencana Pengawas
PT. Manira Arta PT. Manira Arta
PT. Manira Arta
Rama Mandiri Rama Mandiri
Rama Mandiri

SUPPLIER

Keterangan Gambar II.1. :

1). Garis hubungan perintah =

Garis tidak putus-putus adalah garis yang menunjukan kewajiban kerja antara
unsur-unsur pengelola proyek yang terikat dalam ketentuan kontrak.

2). Garis hubungan koordinasi =

Garis putus-putus adalah garis yang menunjukan kewajiban kerja antara


unsur-unsur pengelola proyek yang berupa hubungan pengawasan dan
pengendalian.

1. Hubungan kerja antara pemberi tugas dan konsultan perencana


Hubungan kerja antara pemberi tugas dan konsultan perencana, yaitu sebagai
berikut :
a). Pemberi tugas memberi tugas perencanaan proyek yang meliputi perencanaan
desain gedung lengkap dengan perhitungan konstruksi dan perhitungan
rencana anggaran biaya kerja kepada konsultan perencana, serta memberikan
sejumlah biaya untuk perencanaan tersebut.
b). Konsultan perencana membuat gambar desain gedung lengkap dengan
perhitungan konstruksi, rencana utilitas dan fasilitas-fasilitas lain dan
membuat perhitungan anggaran biaya konstruksinya, termasuk RKS sesuai
permintaan pemilik proyek, serta menerima sejumlah biaya perencanaan.
2. Hubungan kerja antara pemberi tugas dan konsultan pengawas
Hubungan kerja antara pemberi tugas dan konsultan pengawas adalah sebagai
berikut :
a). Pemberi tugas memberikan wewenang pengawasan penuh secara langsung
terhadap pelaksanaan proyek mulai dari perencanaan schedule kerja sampai
pada akhir pembangunan, serta memberikan sejumlah biaya pengawasan.
b). Pengawas bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan proyek dan
memberikan laporan secara terperinci mengenai perkembangan dan proses
pelaksanan proyek sejak awal sampai akhir, serta menerima sejumlah biaya
pengawasan.
3. Hubungan kerja antara pemberi tugas dan kontraktor
Hubungan kerja antara pemberi tugas dan kontraktor pelaksana adalah sebagai
berikut :
a). Pemberi tugas memberi tugas pelaksanaan pembangunan proyek kepada
kontraktor sesuai dengan gambar-gambar kerja persyaratan yang telah
ditentukan, serta memberikan sejumlah biaya pembangunan.
b). Kontraktor pelaksana mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kerja
kepada pemberi tugas, serta memberikan sejumlah biaya pembangunan.
4. Hubungan kerja antara konsultan perencana dan konsultan pengawas
Hubungan kerja antara konsultan perencana dan konsultan pengawas adalah
sebagai berikut :
a). Konsultan perencana memberikan gambar-gambar rencana serta detailnya,
serta menyerahkan tahap-tahap pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
konsultan pengawas untuk pelaksanaan proyek.
b). Konsultan pengawas bertanggung jawab untuk merealisasikan proyek dan
kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan
perencana.
5. Hubungan kerja antara konsultan perencana dan kontraktor
Hubungan kerja antara konsultan perencana dan kontraktor adalah sebagai
berikut :
a). Konsultan perencana memberikan gambar-gambar rencana serta detailnya,
serta menyerahkan tahap-tahap pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
kontraktor pelaksana untuk pelaksanaan proyek.
b). Kontraktor bertanggung jawab untuk merealisasikan proyek dan kesesuaian
pelaksanaan dengan perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana.
6. Hubungan kerja antara konsultan pengawas dan kontraktor
Hubungan kerja antara konsultan pengawas dan kontraktor adalah sebagai
berikut :
a). Konsultan pengawas memberikan pengawasan terhadap pelaksanaan
pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan gambar-gambar kerja
persyaratan yang telah ditentukan.
b). Kontraktor mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kerja kepada
konsultan pengawas dan bertanggunmg jawab apabila terjadi kesalahan-
kesalahan dalam pelaksanaan proyek.
C. Struktur Organisasi Kontraktor

Bagan struktur organisasi kontraktor proyek pembangunan Ruko Kebakkramat


kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Gambar II.2.
Kontraktor
PT. Manira Arta Rama Mandiri

Kepala Proyek
Prisma Okta

Drafter Mandor Logistik Surveyor


Apriangga D Sunarso Ahmad Buhkori Fredrik

1. Kontraktor

Kontraktor merupakan suatu badan hukum yang bertugas untuk melaksanakan


pekerjaan bangunan suatu proyek sesuai dengan pedoman gambar bestek, RKS
serta spesifikasi yang terdapat dalam dokumen kontrak. Tugas dan kewajiban
kontraktor sebagai berikut :

a). Melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam


dokumen kontrak yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan berupa
gambar-gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat dari konsultan
perencana.
b). Menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja dan bahan-bahan yang diperlukan
sesuai dengan persyaratan.
c). Mengadakan perhitungan kembali ukuran-ukuran yang dianggap meragukan
dalam membuat gambar detail pelaksana (shop drawing) serta perbaikan
gambar kerja dan gambar akhir pekerjaan (as built drawing) setelah disetujui
konsultan pengawas sesuai dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga akan
mempermudah dalam pelaksanaan dan pengawasan di lapangan.
d). Menyerahkan tahapan pekerjaan kepada sub-kontraktor (jika diperlukan)
sesuai ketentuan.
e). Membayar semua biaya pelaksanaan, misalnya upah buruh, sewa alat dan
peralatan kerja lainnya.
f). Menjamin keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan proyek.
g). Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
h). Mengadakan perbaikan, perubahan konstruksi dan pembetulan terhadap
kesalahan selama masa pemeliharaan.
i). Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
j). Mentaati segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan fisik, baik
berupa teguran atau perubahan detail-detail pelaksanaan yang ditentukan
konsultan perencana.
3. Kepala Proyek
Kepala Proyek adalah orang yang mengkoordinasikan seluruh aktifitas
pekerjaan dilapangan. Tugas dan wewenang kepala proyek adalah sebagai
berikut :
a). Melaksanakan pemeriksaan ukuran-ukuran yang ada dilapangan sebelum
aktifitas dimulai.
b). Mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan perijinan dalam
pekerjaan dilapangan.
c). Melakukan pendayagunaan tenaga dilapangan untuk efisiensi dan efektifitas
kerja.
d). Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan setiap minggu serta dilengkapi
foto-foto dan keterangan lengkap.
e). Mengawasi dan menjaga mutu pekerjaan serta memberikan petunjuk-petunjuk
teknis yang diperlukan.
f). Membuat keputusan dilapangan sepanjang hal tersebut dianggap mendesak.
g). Bertanggungjawab atas semua kualitas proyek.
h). Bertanggungjawab atas batas penyelesaiaan proyek dan keterlambatan apabila
hal itu terjadi.
i). Bertanggungjawab atas semua barang-barang milik perusahaan/kontraktor.
j). Sebagai pengendali proyek jika ada pekerjaan-pekerjaan tambah kurang pada
setiap pekerjaan yang ada dilapangan.
4. Drafter
Drafter adalah pihak yang bertanggung jawab pada penyusunan gambar
rencana.
5. Mandor
Mandor adalah orang yang ditunjuk oleh pelaksana untuk mengatur dan
mengkoordinir tenaga kerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
keterampilan dan keahlian masing-masing.
Mandor bertanggung jawab penuh dalam hal pemenuhan segala keperluan
pekerjaan baik bahan material maupun peralatan kerja.
Mandor bertanggung jawab langsung pada pelaksana lapangan. Adapun tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari logistik adalah sebagai berikut :
a) Mengontrol perincian bahan dan peralatan sesuai yang direncanakan baik
terhadap jumlah maupun mutunya.
b) Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan peralatan
yang ada di proyek.
c) Mengecek kualitas semua material yang ada.
d) Mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan perijinan dalam
pekerjaan lapangan.
e) Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan setiap minggu serta dilengkapi
dengan foto-foto dan keterangan lengkap.
6. Logistik
Logistik adalah orang yang bertanggung jawab atas bahan dan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Adapaun tugas dan wewenang bagian
logistik adalah:
a) Bersama Kepala Proyek membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan
proyek yang dibutuhkan.
b) Memberi informasi mengenai harga bahan bangunan dan harga sewa
peralatan yang diperlukan.
c) Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan bangunan.
d) Menyelenggarakan administrasi pergudangan tentang penerimaan,
penyimpanan, dan pemakaian bahan.
7. Surveyor
Surveyor bertanggung jawab pada pelaksanaan dari rencana yang telah
disusun.
D. Rencana Kerja Dan Syarat

Rencana pelaksanaan bagian–bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan di


lapangan harus direncanakan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan proyek dimulai
dalam suatu rencana kerja (Time Schedule). Time Schedule ini berisi tentang daftar
skala pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk masing-masing
pelaksanaan pekerjaan proyek. Melalui time schedule, urutan kerja dari bagian
pekerjaan dari permulaan sampai dengan bagian pekerjaan akhir dapat
dilaksanakan secara efisien dan sistematis.
Scheduling atau perencanaan jaringan kerja yang baik dan sesuai dengan
tujuan merupakan sarana untuk mengontrol salah satu fungsi manajemen,
sehingga apabila terjadi keterlambatan dapat segera diatasi dan dicari jalan
keluarnya. Langkah-langkah perbaikan diambil untuk mengatasi adanya
keterlambatan yang berpotensi menghambat penyelesaian pekerjaan, sehingga
pekerjaan dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
1. Pembuatan time schedule
Time Schedule digambarkan sebagai matrik hubungan antara pekerjaan dan
waktu pelaksanaannya. Sisi kiri dengan arah vertikal merupakan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan, sedangkan sisi arah horisontal merupakan waktu kerja
proyek dalam skala harian, mingguan, dan bulanan yang dimulai pada waktu awal
pelaksanaan proyek sampai akhir pelaksanaan proyek. Time Schedule dilengkapi
dengan curve S yang digambarkan sebagai matrik hubungan antara prestasi kerja
kumulatif dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Prestasi kerja dalam satuan persen
diukur dalam range 0-100 % pada sisi kanan dalam arah vertikal dari bawah ke
atas.
Penyusunan rencana kerja diperlukan data-data yang lengkap dan terperinci
yang meliputi daftar volume pekerjaan, buku analisis, tenaga kerja dan peralatan,
data lapangan serta data waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Time Schedule dibuat oleh kontraktor berdasarkan data yang sudah diterima.
Dari data time schedule yang dibuat kontraktor, pihak pengawas membuat laporan
yang berisi jenis pekerjaan yang telah dikerjakan dalam satu minggu serta realisasi
pekerjaan tersebut. Realisasi pekerjaan dapat bernilai positif atau negatif. Nilai
positif berarti realisasi pekerjaan telah melampaui target yang telah direncanakan
sedangkan nilai negatif berarti pekerjaan tersebut tidak terpenuhi atau terjadi
keterlambatan pekerjaan atau wan prestasi. Pihak konsultan perencana juga
mengharuskan pada tiap kontraktor untuk membuat Time Schedule mingguan
yang berisi tentang jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari benturan-benturan yang mungkin terjadi antara konsultan perencana
dan kontraktor sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pada lokasi yang sama,
sehingga kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Penyusunan time schedule perlu memperhatikan :
a). Keadaan lapangan (job site/project site).
b). Keadaan lapangan perlu diadakan survey dengan cermat, karena berpengaruh
dengan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
c). Kemampuan tenaga kerja, yaitu meliputi jenis dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
d). Penyediaan bahan-bahan bangunan dan peralatan kerja.
e). Gambar-gambar bestek.
f). Gambar-gambar kerja juga diperlukan disamping gambar-gambar bestek yaitu
gambar-gambar untuk bagian-bagian konstruksi tertentu yang dianggap perlu.
Pelaksanaan penyusunan time Schedule meliputi :

a). Daftar bagian-bagian pekerjaan


Daftar ini berisi semua bagian pekerjaan pokok yang ada dari bangunan yang
dilaksanakan termasuk didalamnya perincian jenis-jenis pekerjaan dari
masing-masing pekerjaan.
b). Urutan pekerjaan
Urutan pekerjaan dibuat menurut bagian-bagian yang dapat dilaksanakan
secara bersamaan.
c). Waktu pelaksanaan pekerjaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu jangka waktu pelaksanaan dari seluruh
pekerjaan yang dihitung dari permulaan pekerjaan sampai seluruh pekerjaan
selesai.
2. Faktor yang mempengaruhi time schedule
Faktor yang mempengaruhi penyusunan time Schedule antara lain :
a). Volume dan jenis pekerjaan
Volume dan jenis pekerjaan harus diketahui lebih dahulu sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman penyusunan rencana biaya yang harus
dikeluarkan dalam pembangunan suatu proyek.
b). Koordinator pelaksana
Faktor koordinator pelaksana sangat berperan bagi kelancaran proyek, karena
pimpinan pelaksana yang bijaksana pada pekerjaannya akan mempermudah
dalam memberikan instruksi tentang pekerjaan dan memperlancar jalannya
proyek sehingga target pelaksanaan dapat dicapai sesuai yang direncanakan.
c). Sumber tenaga kerja
Hubungan tenaga kerja dengan kecepatan selesainya suatu proyek dapat
digambarkan dengan grafik. Dari grafik itu akan didapatkan suatu titik yang
kecepatannya menunjukan nilai optimum. Titik optimum berarti tercapainya
suatu effisiensi kerja tertentu, yaitu dengan tenaga kerja yang minimal biaya
yang dikeluarkan dapat ditekan sekecil mungkin tanpa menggangu kelancaran
dan kecepatan jalannya proyek.

d). Faktor tak terduga


Faktor tak terduga yaitu faktor-faktor yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, yang dapat mengganggu kelancaran proyek atau dapat membuat
suatu proyek macet total. Faktor-faktor tak terduga dapat berupa :
(1). Gangguan cuaca seperti hujan
(2). Tidak adanya material secara mendadak
(3). Terjadinya perubahan konstruksi pada waktu pelaksanaan
(4). Peralatan untuk mengerjakan konstruksi hilang atau rusak
(5). Bencana ( force majeur )
(6). Kelancaran keuangan
e). Kelancaran keuangan
Kelancaran keuangan sangat berpengaruh terhadap kelancaran suatu proyek
sehubungan dengan pengadaan bahan dan gaji pekerja. Untuk mengetahui
kelancaran jalannya suatu proyek yang sedang dilaksanakan, di dalam time
schedule harus dicantumkan rencana grafik kerja (kurva rencana) dan grafik
prestasi kerja (kurve actual) agar dapat diketahui prestasi atau kemajuan
proyek.

E. Sistem Pelelangan

1. Pengertian pelelangan
Pelelangan adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka
untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum. Bilamana dimungkinkan melalui
media elektronika, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta
memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Sistem lelang yang digunakan di sini
adalah lelang kualifikasi. Calon penyedia barang atau jasa diketahui jumlahnya
karena karakteristik, kompleksitas atau kecanggihan teknologi pengerjaan, dan
atau kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu
melaksanakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang atau jasa tetap diadakan
dengan cara pelelangan.
Maksud diadakannya pelelangan (tender) yaitu supaya diperoleh harga
pekerjaan yang bersaing, dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan persyaratan pembangunan proyek tersebut.
Pelelangan pekerjaan dilaksanakan setelah adanya kesepakatan bersama,
antara lain :
a). Kelengkapan penawaran sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-
syarat) yang telah disampaikan pada ruang lingkup pekerjaan yang dilelang.
b). Harga penawaran yang relatif rendah dan dapat dipertanggungjawabkan.
c). Bonafitnya kontraktor serta prestasi kerja.
d). Kepercayaan pemilik proyek terhadap kontraktor.
2. Jenis pelelangan
Secara umum sistem pelelangan ada 4 macam, yaitu :
a). Pelelangan umum
Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilaksanakan secara terbuka melalui
media massa atau papan pengumuman.
b). Pelelangan terbatas
Pelelangan terbatas yaitu pelelangan yang dilaksanakan diantara calon
kontraktor sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercatat dalam Daftar
Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan ruang lingkup dan klasifikasi
kemampuannya.
c). Pemilihan / penunjukan langsung
Penunjukan langsung yaitu penunjukan kontraktor sebagai pelaksana, tanpa
melalui pelelangan umum maupun terbatas.
d). Pengadaan / pelaksanaan langsung
Pelaksanaan langsung yaitu pelaksanaan pemborong yang dilaksanakan oleh
kontraktor tanpa melalui pelelangan umum, terbatas maupun penunjukan
langsung.

Anda mungkin juga menyukai