Bab II. Manajemen Proyek
Bab II. Manajemen Proyek
MANAJEMEN PROYEK
1. Arti manajemen
Manajemen dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dari rangkaian kegiatan dengan
memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pelaksanaan proyek perlu adanya suatu struktur manajemen yang baik dan teratur,
karena akan menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek tersebut.
2. Organisasi proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan suatu organisasi yang berfungsi
sebagai wadah yang dapat mengkoordinasikan suatu pekerjaan yang sesuai
dengan program kerja yang telah direncanakan (Marsono, 1999). Proyek adalah
suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu, biaya, dan mutu untuk
mewujudkan suatu gagasan. Dalam mewujudkan suatu gagasan tersebut, suatu
proyek mengalami proses atau tahapan yang dikerjakan secara sistematis, yang
dimulai dari perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan
sampai pada pemakaian dan pemeliharaan. Hal ini melibatkan berbagai unsur
yang saling terkait satu sama lain. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu
organisasi kerja yang masing-masing unsur mempunyai peranan, fungsi, dan
tanggung jawab yang jelas.
Sistem pengorganisasian yang baik, yaitu sistem pengorganisasian yang
ditandai dengan adanya kejelasan tugas, tanggung jawab, dan kedudukan serta
hubungan kerja antara pihak yang satu dengan yang lainnya, sehingga
mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu organisasi bukan hanya sekedar
kerangka pembagian tugas, melainkan juga sebagai satu kesatuan unsur beserta
fungsi-fungsinya yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.
Tujuan yang harus dicapai dalam organisasi proyek secara umum adalah
sebagai berikut :
1). Memenuhi semua persyaratan dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2). Selesai tepat pada waktunya sesuai dengan time schedule yang telah
ditentukan.
3). Penghematan biaya, artinya dengan biaya minimal, kualitas dan pengawasan
pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan sehingga efisiensi kerja dapat dicapai
secara optimal.
4). Tercapainya keamanan dan keselamatan kerja, baik bagi pekerja maupun
bangunan.
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses nyata yang terdiri
atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan pengawasan (controlling), masing-masing memanfaatkan baik
dalam ilmu pengetahuan dan keahlian dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran
yang telah ditetapkan.
Pemilik Proyek
Sumitro
Kontraktor
Perencana Pengawas
PT. Manira Arta PT. Manira Arta
PT. Manira Arta
Rama Mandiri Rama Mandiri
Rama Mandiri
SUPPLIER
Garis tidak putus-putus adalah garis yang menunjukan kewajiban kerja antara
unsur-unsur pengelola proyek yang terikat dalam ketentuan kontrak.
Kepala Proyek
Prisma Okta
1. Kontraktor
E. Sistem Pelelangan
1. Pengertian pelelangan
Pelelangan adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka
untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan
pengumuman resmi untuk penerangan umum. Bilamana dimungkinkan melalui
media elektronika, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta
memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Sistem lelang yang digunakan di sini
adalah lelang kualifikasi. Calon penyedia barang atau jasa diketahui jumlahnya
karena karakteristik, kompleksitas atau kecanggihan teknologi pengerjaan, dan
atau kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu
melaksanakan pekerjaan tersebut, pengadaan barang atau jasa tetap diadakan
dengan cara pelelangan.
Maksud diadakannya pelelangan (tender) yaitu supaya diperoleh harga
pekerjaan yang bersaing, dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan persyaratan pembangunan proyek tersebut.
Pelelangan pekerjaan dilaksanakan setelah adanya kesepakatan bersama,
antara lain :
a). Kelengkapan penawaran sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-
syarat) yang telah disampaikan pada ruang lingkup pekerjaan yang dilelang.
b). Harga penawaran yang relatif rendah dan dapat dipertanggungjawabkan.
c). Bonafitnya kontraktor serta prestasi kerja.
d). Kepercayaan pemilik proyek terhadap kontraktor.
2. Jenis pelelangan
Secara umum sistem pelelangan ada 4 macam, yaitu :
a). Pelelangan umum
Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilaksanakan secara terbuka melalui
media massa atau papan pengumuman.
b). Pelelangan terbatas
Pelelangan terbatas yaitu pelelangan yang dilaksanakan diantara calon
kontraktor sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercatat dalam Daftar
Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan ruang lingkup dan klasifikasi
kemampuannya.
c). Pemilihan / penunjukan langsung
Penunjukan langsung yaitu penunjukan kontraktor sebagai pelaksana, tanpa
melalui pelelangan umum maupun terbatas.
d). Pengadaan / pelaksanaan langsung
Pelaksanaan langsung yaitu pelaksanaan pemborong yang dilaksanakan oleh
kontraktor tanpa melalui pelelangan umum, terbatas maupun penunjukan
langsung.