Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory research, yaitu

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian

melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini mencoba menjelaskan hubungan

variabel independen (Pengungkapan sustainability report) terhadap variabel

dependen (pertumbuhan nilai perusahaan dan potensi ketidakbangkrutan). Data

yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan tahunan dan laporan

berkelanjutan yang dipublikasikan perusahaan pada Bursa Efek Indonesia dan

website perusahaan selama tahun 2013 sampai dengan 2015.

Hubungan antara variabel bebas (independent variabel) dengan variabel

terikat (dependet variabel), adalah sebagai berikut:

Y1
Pertumbuhan Nilai Perusahaan
X
Pengungkapan
sustainability report Y2
Potensi Kebangkrutan
Perusahaan

Gambar 3.1 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat.

38
39

B. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report, yang diukur berdasarkan

indeks GRI, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q dan potensi

kebangkrutan perusahaan yang diukur menggunakan Altman Z-score. Adapun

definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Pengungkapan Sustainability Report

Sustainability report merupakan laporan perusahaan terpisah dari laporan

tahunan yang berisi kinerja ekonomi, lingkungan hidup dan sosial (HAM,

ketenagakerjaan, tanggungjawab produk dan masyarakat). Yang dimaksud

pengungkapan sustainability report dalam penelitian ini adalah jumlah item yang

diungkapkan dalam sustainability report perusahaan yang dilaporkan setiap ta-

hunnya. Pengungkapan sustainability report mengacu pada standar yang ditetap-

kan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Dari 6 indikator kinerja dalam

standar GRI-G4, terdapat 91 item yang harus diungkapkan. Semakin banyak item

yang diungkapkan perusahaan sesuai standar GRI menunjukan semakin transpar-

an akivitas social responsibility perusahaan. Variabrel ini diukur dengan rumus

sustainability report disclosure index (SRDI), sebagai berikut (Haniffa et al,

2005):
40

SRDI =

Keterangan:
SRDI = Sustainability reporting disclosure index
nj = 91 item GRI-G4
Xij = 1, jika item diungkapkan; 0, jika item tidak diungkapkan
Sehingga 0 ≤ SRDIj ≤ 1

2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah nilai sebuah perusahaan

menurut pasar saham. Variabel ini diukur menggunakan rasio Tobins q karena

dinilai paling baik memberikan informasi nilai perusahaan dalam konteks nilai

pasar. Jadi nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara nilai

pasar perusahaan dengan nilai buku total aktiva. Jika nilai Tobins q tinggi maka

pasar memiliki kepercayaan terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan ke-

untungan dan arus kas di masa depan, karena semakin tinggi nilai Tobins q (>1)

menunjukan nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya. Adapun

rumus menghitung rasio Tobins q adalah sebagai berikut:

q=
keterangan:
q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar saham (jumlah saham beredar x harga saham)
D = Nilai buku total hutang
EBV = Nilai buku total aset

3. Potensi Kebangkrutan Perusahaan

Potensi kebangkrutan dalam penelitian ini adalah kondisi kesehatan keu-

angan perusahaan dalam meramalkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan pe-


41

rusahaan. Varibel ini diukur menggunakan Model analisis Altman (Z-Score).

Kriteria penilaian apabila nilai Z > 2,99 maka perusahaan dinyatakan tidak

mempunyai masalah keuangan yang serius (tidak bangkrut), apabila 1,81 < Z <

2,99 maka perusahaan dinyatakan akan mengalami permasalahan keuangan jika

tidak melakukan perbaikan yang berarti dalam manajemen maupun struktur

keuangan (daerah rawan) dan apabila Z < 1,81 maka perusahaan dinyatakan

mengalami masalah keuangan yang serius (bangkrut).Berikut adalah rumus model

Altman (Z-Score) yang dikemukakan oleh Darsono (2004:105):

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + X5

Keterangan:
Z = Indeks Kebangkrutan
X1 = (Aktiva lancar – Hutang lancar)/Total aset
X2 = Laba ditahan/Total aset
X3 = Laba sebelum bunga dan pajak/ Total aset
X4 = Nilai pasar saham/ Nilai buku total hutang
X5 = Penjualan/Total aset

Untuk perhitungan di perusahaan non manufaktur, komponen pertama

sampai keempat (X1 s/d X4) dalam formula digunakan dan komponen kelima

(X5) diabaikan (Sudiyatno, 2010).

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sustainability report

perusahaan peserta sustainability reporting awarrd periode tahun 2013-2015,

yaitu sebanyak 108 perusahaan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan metode

purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015.


42

2) Sustainability report perusahaan dipublikasikan dan dapat diakses pada website

National Center of Sustainability Reporting (www.ncsr-id.org) atau di website

resmi perusahaan tahun 2013-2015.

Tabel 3.1 Kriteria Sampel

No Kriteria Jumlah
Populasi 108
1 Perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEI (68)
tahun 2013-2015
2 Sustainability report di publikasikan dan dapat diakses (9)
selama periode pengamatan.
Total sampel 31
(sumber: data yang diolah, 2016 )

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 31 sampel.

D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dilihat dari sumbernya, jenis data dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang terdiri atas:

1) Sustainability Report perusahaan peserta SRA periode 2013-2015 yang

diperoleh dari website National Center for Sustainability Reporting

(www.ncsr-id.org) dan website resmi masing-masing perusahaan sampel.

2) Laporan tahunan perusahaan peserta SRA periode 2013-2015 yang diperoleh

dari Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh dari website www.idx.co.id.

3) Laporan keuangan dan harga saham perusahaan peserta SRA periode 2013-

2015 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh dari

website www.idx.co.id.
43

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari

laporan keuangan perusahaan di www.idx.co.id dan sustainability report di

masing-masing website perusahaan sampel.

E. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran maupun

deskripsi mengenai nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai

minimum dari data penelitian (Ghozali, 2011:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Agar model yang digunakan dapat memberikan hasil yang representatif,

maka dilakukan uji asumsi klasik pada model untuk menguji hipotesis yang

diajukan. Variabel penelitian yang tidak memenuhi asumsi klasik akan

menurunkan nilai korelasi antar set variabel. Model yang dibuat dalam penelitian

harus memenuhi asumsi dasar yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memiliki

variabel-variabel terdistribusi normal untuk meminimalkan bias. Analisis korelasi

kanonikal dapat mengakomodasi data variabel yang tidak memiliki distribusi

normal. Namun demikian data dengan distribusi normal akan lebih baik.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov.

Dalam uji kolmogorov-smirnov.variabel-variabel yang mempunyai asymp. Sig (2-

tailed) di bawah tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka diartikan bahwa variabel-

variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal


44

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokesdasitas. Model regresi yang

baik adalah yang berjenis homokesdasitas atau tidak terjadi heterokesdasitas.

Pengujian heterokesdasitisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Data

penelitian dikatakan bebas dari heterokesdasitisitas atau memenuhi uji heter-

okesdasitisitas apabila nilai signifikasnsi berada diatas 0,05.

c. Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Asumsi linearitas mempengaruhi dua aspek hasil korelasi

kanonikal. Pertama, koefidien korelasi antar dua variabel dianggap linear, jika

hubungannya tidak linear, maka satu atau kedua variabel harus ditransformasi.

Kedua, korelasi kanonikal memiliki hubungan linear antar variate. Jika hubungan

secara non-linear, maka hubungan itu tidak dapat ditangkap oleh korelasi ka-

nonikal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas dapat dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi pada output SPSS. Jika nilai signifikansi lebih besar dari

0,05, maka kesimpulannya adalah terdapat hubungan linear secara signifikan anta-

ra variabel predictor (X) dengan variabel kriterium (Y).


45

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi kanonikal (Canonikal

Correlation Analysis) karena alat ini dapat digunakan sebagai model prediksi

terhadap variabel independen dengan beberapa variabel dependen. Tujuan dari

korelasi kanonikal adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan (asosiasi)

antara dua variabel atau lebih (Santoso, 2010:259). Jenis data yang digunakan

dalam analisis korelasi ini adalah data yang bersifat matrik.

Proses korelasi kanonik dalam SPSS dilakukan dengan menggunakan

Syntax Editor melalui pembuatan perintah dengan SPSS, kemudian di eksekusi

(run) untuk menghasilkan output.

Persamaan korelasi kanonikal yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah sebagai berikut:

Y1 + Y2 = X
Keterangan:
X = Pengungkapan Sustainability Report
Y1 = Pertumbuhan Nilai Perusahaan
Y2 = Potensi Kebangkrutan

Setelah didapat persamaan korelasi tersebut, maka langkah yang akan

dilakukan dalam analisis korelasi kanonikal selanjutnya adalah:

a. Multivariate Test of Significance

Multivariate Test of Significance digunakan untuk menguji korelasi

kanonikal secara keseluruhan (simultan). Uji keseluruhan korelasi kanonikal ini

dilakukan dengan uji Pillains, Hotelling, Wilks dan Roy. Apabila fungsi kanonikal

memiliki signifikansi dibawah 0,05 maka fungsi kanonikal tersebut signifikan


46

untuk menjelaskan korelasi set variabel independen dan variabel dependen. Jika

korelasi kanonikal Multivariate Test of Significance tidak signifikan, maka ko-

relasi kanonikal selanjutnya juga tidak signifikan dan tidak dapat dianalisis lebih

lanjut.

b. Univariate F-tests

Univariate F-tests digunakan untuk menguji korelasi kanonikal secara in-

dividu. Apabila fungsi kanonikal memiliki signifikansi dibawah 0,05 maka fungsi

kanonikal tersebut signifikan untuk menjelaskan korelasi variabel independen dan

variabel dependen.

c. Eigenvalues and Canonical Correlation

Eigenvalues and canonical correlation bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar “covariate” variabel kanonikal mampu menjelaskan variasi dalam

variabel kanonikal dependen. Pada korelasi kanonikal kemampuan menjelaskan

ini dapat diketahui dari kuadrat dua nilai Canon cor.

d. Intrepretasi Canonical Varietas

Langkah selanjutnya adalah mengintrepetasikan hasil fungsi kanonikal.

Pengukuran canonical variates dilakukan dengan melihat caninical loading

(structure corelation). Canonical loading mengukur korelasi linear sederhana an-

tara variabel awal (original) dalam variabel dependen atau independen dan set ca-

nonical variate. Analisis ini pada prinsipnya ingin mengetahui apakah variabel

independen dalam canonical variates berhubungan erat dengan dependen varietes,

yang diukur dengan besaran korelasi masing-masing independen variabel dan va-

ratenya. Dengan batas 0,5 untuk kekuatan korelasi dua variabel.


47

Pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji hipotesis penelitian ini

sebagai berikut:

a. H0 diterima, Ha ditolak jika nilai Sig. of F > 0,05 dan nilai canonical variate <

0,5, yang berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

b. H0 ditolak, Ha diterima jika nilai Sig. of F < 0,05 dan nilai canonical variate >

0,5, yang berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen

Anda mungkin juga menyukai