Anda di halaman 1dari 4

Yang mana sholat witir hukumnya adalah sunnah muakkadah.

Sholat Witir disunnahkan setiap hari dan


tidak hanya pada bulan Ramadhan.

Adapun arti dari Witir yaitu ganjil. Jadi jumlah rakaatnya minimum satu rakaat dan maksimum 11 rakaat.
Yang paling sempurna adalah 3 rakaat.

Apabila melaksanakan witir lebih dari tiga rakaat, maka dilakukan setiap dua rakaat salam dan ditutup
dengan satu rakaat salam, dan bisa juga melaksanakan tiga rakaat boleh dilakukan langsung tiga rakaat
salam seperti sholat maghrib. Tetapi sebagian ulama melihat bahwa dipisah lebih utama, yaitu dua
rakaat salam lalu satu rakaat salam, karena ada hadist yang mengatakan “Janganlah menyamakan
witirmu dengan Maghrib”.

Hadist tersebut diriwayatkan oleh Baihaqi dan beliau berkata rawinya bisa dipercaya.

Akan tetapi tiga rakaat berturu-turut lebih utama dibandingkan hanya satu rakaat. Qadli Abu Tayyib
mengatakan bahwa witir satu rakaat hukumnya makruh. Tentu ini bertentangan dengan hadist sahih
riwayat Abu Dawud yang mengatakan “Barangsiapa ingin witir 5 rakaat silahkan, barangsiapa ingin witir
3 rakaat silahkan dan barangsiapa ingin witir 1 rakaat silahkan”.

Waktunya adalah mulai setelah sholat Isya’ sampai dengan sholat Subuh. Kalau seseorang merasa
khawatir akan tidak melaksanakan sholat witir di tengah atau akhir malam, maka ia sebaiknya
melaksanakannya setelah sholat Isya’, atau setelah sholat Tarawih pada bulan Ramadhan. Dalam sebuah
hadis, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengira tidak akan bangun malam, maka hendaknya ia
berwitir pada awal malam, barangsiapa merasa yakin bisa bangun malam, maka hendaknya ia berwitir di
akhir malam karena sholat akhir malam dihadiri malaikat” (H.R. Muslim, Ahmad, Tirmizi).

Sholat witir tidak disunnahkan berjamaah, kecuali bersama dengan sholat tarawih. Surat yang
disunnahkan dibaca dalam witir 3 rakaat adalah “Al-a’la”, Al-Kafiruun dan rakaat ketiga al-Ikhlas.

Demikian Tata Cara Sholat Witir yang dapat saya sampaikan, semoga menjadi pelajaran bagi yang belum
mengetahuinya agar dapat mengerjaka shalat secara sempurna sesuai hadits-hadits shohih, semoga
bermanfaat. Amin

Tata Cara Shalat Witir 3 Rakaat


Shalat Witir adalah shalat sunat yang dikerjakan di malam hari dan jumlah raka'atnya ganjil. Jadi bisa
saja shalat witir itu dikerjakan sebanyak satu raka'at, atau tiga, lima, dan seterusnya.

Shalat witir merupakan bagian dari qiyamul lail (shalat malam), karena qiyamul lail itu terdiri dari 2
macam shalat, yaitu tahajjud (yang kita kenal berjumlah 8 raka'at) dan witir (biasanya 3 raka'at).

Istilah qiyamul lail itu bila di bulan Ramadhan berganti menjadi shalat Tarawih. Maka itu shalat Tarawih
juga terdiri dari 2 macam shalat sebagaimana sudah disebutkan di atas.

Yang menjadi permasalahan yang akan kita bahas adalah bagaimana cara mengerjakan witir bila 3
raka'at? Apakah dengan cara 2 kali salam (yakni 3 raka'at dipecah 2 raka'at kemudian salam dan 1
raka'at salam) atau dikerjakan cukup dgn satu kali salam?

Hadis Pertama

Aisyah radhiallahu ‘anha menerangkan tentang shalatnya Rasul di bulan Ramadhan,

“Rasul b tidak pernah shalat malam lebih dari 11 raka'at, baik di bulan Ramadhan maupun diluar
Ramadhan, yaitu beliau shalat 4 raka'at, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama shalatnya,
kemudian beliau shalat 4 raka'at lagi, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama shalatnya,
kemudian beliau shalat witir 3 raka'at.” (Hr. Bukhori 2/47, Muslim 2/166)

Penjelasan:

1. Perkataan Aisyah, “beliau shalat 4 raka'at”, ini menunjukkan Nabi b melakukan 4 raka'at tersebut
dengan sekali salam. Sisi pendalilannya ialah karena sesudah perkataan tersebut, Aisyah mengatakan:
tsumma yang artinya kemudian.

2. Demikian juga perkataan Aisyah, “Tsumma/kemudian beliau shalat witir 3 raka'at”, ini berarti witir 3
raka'at itu dikerjakan dengan sekali salam. Jika yang dimaksud tidak demikian, sudah barang tentu
Aisyah akan menerangkannya. Tentunya bagi yang mengerti bahasa, akan mudah menangkap dan
memahami perkataan Aisyah di atas.

Hal ini makin jelas kalau kita perhatikan perkataan Aisyah bahwa nabi shalat 4 rakaat, itu menunjukkan
bahwa nabi mengerjakannya dengan satu kali salam, tentunya witir 3 rakaat juga dengan sekali salam.

Hadis Kedua

Dari Abu Ayyub, ia berkata, telah bersabda Rasulullah, “Witir itu adalah haq, maka bagi yang mau witir
dengan 5 raka'at maka kerjakanlah, dan bagi yang mau witir dengan 3 raka'at maka kerjakanlah, dan
bagi yang mau witir dengan 1 raka'at maka kerjakanlah.” (Hr. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah, dan
Nasa’i)
Penjelasan:

1. Bahwa witir itu adalah haq, maksudnya ialah sesuatu yang tidak boleh diabaikan. Ini menunjukkan
bahwa shalat witir itu sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).

2. Boleh witir dengan 5, 3, atau 1 raka'at, yang dikerjakan dengan satu kali salam dan satu tahiyat.

Hadis Ketiga

Dari Ubay Bin Ka’ab, ia berkata:

“Sesungguhnya Nabi biasa membaca dalam shalat witir: Sabbihis marobbikal a’la (di raka'at pertama -
red), kemudian di raka'at kedua: Qul yaa ayyuhal kaafiruun, dan pada raka'at ketiga: Qul huwallaahu
ahad, dan beliau tidak salam kecuali di raka'at yang akhir.” (Hr. Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah)

Penjelasan:

Perkataan Ubay Bin Ka’ab, “dan beliau tidak salam kecuali di raka'at yang akhir”, jelas ini menunjukkan
bahwa tiga raka'at shalat witir yang dikerjakan nabi itu dengan satu kali salam.

Hadis Keempat

Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda,

“Janganlah kamu witir dengan 3 raka’at, tetapi witirlah dengan 5 raka’at atau 7 raka’at, dan janganlah
kamu menyamakannya dengan shalat Maghrib.” (Hr. Daruquthni)

Penjelasan:

1. Dari keempat hadis yang telah dibawakan di atas, dapat kita pahami bahwa nabi pernah witir dengan
3 raka'at, dan beliau juga memerintahkannya.

2. Sabda Nabi b, “Janganlah kamu witir dengan 3 raka’at”, maka maksud dari larangan ini telah
dijelaskan sendiri oleh nabi pada bagian akhir hadis, yaitu: “janganlah kamu menyamakan-nya dengan
shalat Maghrib”.

3. Tata cara pengerjaan witir yang 3 raka’at itu haruslah berbeda dgn tata cara shalat Maghrib.

Cara yang memungkinkan agar witir 3 raka’at itu berbeda dengan shalat Maghrib hanya bisa dilakukan
dengan 2 cara, yaitu:

Pertama, Memecah witir 3 raka’at menjadi 2 kali salam (2 dan 1 raka’at);

Kedua, Tiga raka’at penuh dengan sekali salam dan tanpa tasyahud awal.
Namun demikian, tidaklah tepat membedakan witir dengan shalat Maghrib itu dengan cara memecah
witir yang 3 raka'at menjadi 2 kali salam. Sebab pendapat ini tidak didukung dalil dari nabi, selain itu
Hadis pertama hingga hadis keempat ini sangat tegas menunjukkan bahwa witir 3 raka'at dilakukan
dengan hanya satu kali salam, dan inilah yang terbaik, sebab ini merupakan amalan Rasulullah b.

Adapun dalil yang dipakai oleh mereka yang membolehkan witir 3 rakaat dengan 2 kali salam, yaitu
dengan hadis bahwa shalat malam itu dikerjakan dua rakaat dua rakaat (maksudnya setiap 2 rakaat
salam, maka cara pendalilan ini tidak tepat lantaran dalilnya bersifat umum. Padahal dalil-dalil tentang
shalat witir adalah sudah ada, jelas dan tegas semuanya dengan satu kali salam, yakni di rakaat terakhir,
baik itu witir 1 rakaat, 3, 5, dan seterusnya. Dalam kasus ini, dalil umum harus ditinggalkan karena sudah
ada dalil yang bersifat khusus.

Dengan demikian agar shalat witir itu berbeda dengan shalat Maghrib, maka witir 3 raka'at dilakukan
satu kali salam dan tanpa tasyahud awal (dengan kata lain cukuplah dengan satu tasyahud di akhir
raka’at saja), sebab shalat Maghrib dilakukan dengan 2 tasyahud.

Wallahu a’lam bishshowab.

[Disusun dengan rujukan: Al Masaa-il, Jilid 2, Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat; Bagaimana Tarawih dan
I’tikaf Rasulullah b, Syaikh Albani]

Anda mungkin juga menyukai