Anda di halaman 1dari 16

TEORI AKUNTANSI

(Mencatat Kewajiban) dan (Pajak yang ditangguhkan)

DOSEN : TRIMANTO SETYO WARDOYO

Disusun oleh :
Yusril Amri 1402150065 / 2015
Vickry Anggriawan 1402150033 / 2015
Ratri Ayu Amalia 1402150355 / 2015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2018
BAB 19
MENCATAT KEWAJIBAN

Sifat Dasar Kewajiban


FASB mendefinisikan kewajiban sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat
ekonomi masa depan yang timbul dari kewajiban saat ini satuan usaha tertentu untuk
mentransfer aktiva dan jasa ke satuan usaha lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi
dan kejadian masa lalu. Karakteristik-karaketristik spesifik dari kewajiban mencakup yang
berikut:
1. Kewajiban itu harus ada pada saat ini. Saat ini yaitu yang dilihat muncul dari
beberapa transaksi atau kejadian masa lalu. Ini mungkin berasal dari akuisisi barang
atau jasa, dari kerugian yang telah diderita dimana perusahaan berkewajiban untuk
itu.
2. Kewajiban atau tugas yang setara atau konstruktif harus dimasukkan jika hal itu
didasarkan pada keperluan untuk membuat pembayaran masa depan guna
mempertahankan hubungan bisnis yang baik atau jika itu sesuai dengan praktik bisnis
yang normal.
3. harus tidak ada atau sedikit kebebasan untuk menghindari pengorbanan-pengorbanan
masa depan.
4. lazimnya, harus ada nilai jatuh tempo yang dapat ditentukan atau diperkiraan untuk
pembayaran suatu jumlah yang ditentukan oleh estimasi layak akan diawajibkan pawa
waktu tertentu dimasa depan, sekalipun waktu yang tepat belum diketahui saat ini.
5. biasanya, pihak yang dibayar harus diketahui atau dapat diidentifikasikan baik secara
spesifik atau sebagai suatu kelompok.

Kontrak Mengofset Tanpa Kondisi


Berbagai macam kerumitan telah dihadapi dalam upaya meerapkan definisi
kewajiban. Satu perangkat timbul berkenaan dengan kewajiban yang berasal dari kontrak
masa bejalan untuk akuisisi barang dan jasa di masa depan. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan dapat menandatangani suatu perjanjian dengan pemasoknya agar mengirimkan
bahan baku dalam tiga bulan, pada saat itu pembayaran akan dilakukan. Penandatanganan
kontrak tersebut adalah suatu kejadian keuangan yang timbul dari perjanjian bisnis. Ini
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran di masa depan apabila barang dan
jasa tersebut telah diterima. Akan tetapi, tidak ada “kinerja” pada masing-masing pihak-
pemasok belm mengirimkan, dan pembeli belum membayar.
Akuntansi untuk pensiunan adalah contoh lain dimana kewajiban diofset oleh aktiva.
Dalam SFAS 87, FASB telah mengizinkan kewajiban pensiun diofset oleh dana pensiun
dineraca perusahaan untuk mensponsori. Yang paling baik, jumlah selisih ditampakkan.

Pendanaan Luar Neraca


Serangkaian kerumitan lain dalam menerapkan definisi kewajiban timbul dari
keinginan sebagian manajemen untuk menjaga rasio utang ekuitas perusahaan sejalan dengan
yang diharapkan. Rasio kewajiban pada ekuitas pemilik, yang juga dikenal dengan leverage
keuangan dari perusahaan itu, sudah ditelusuri oleh banyak analisis keuangan.
Sewa guna usaha adalah contoh klasik dari pendanaan diluar neraca. Dari pada
membeli suatu aktiva dan memperlihatkan saldonya sebagi kewajiban, perusahaan memilih
untuk menyewa guna usaha aktiva tersebut. Jika transaksi itu dapat begitu testruktur hingga
tidak terkena ketentuan FASB untuk kapitalisasi sewa guna usaha dalam SFAS 13, maka
perusahaan itu dapat terhindar untuk memperlihatkan suatu kewajiban sewa guna usaha.
Penyimpangan lain dari perlakuan kewajiban untuk kepentingan analisis keuangan
dilakukan dalam upaya untuk mengurangikeberadaan kewajiban jangka pendek di neraca.
Tampaknya, perusahaan-perusahaan menganggap kewajiban lancer kurang diinginkan
disbanding kewajiban jangka panjang.

PENGUKURAN DAN PENGAKUAN


Aturan ini menyatakan bahwa suatu kewajiban harus diakui sebagai kewajiban
apabila mematuhi empat kriteria umum.
1. memenuhi definisi suatu kewajiban
2. dapat diukur
3. relevan
4. dapat diandalkan.
Secara tradisional, yang paling penting dari tujuan-tujuan ini adalah keinginan untuk
mencatat beban dan kerugian dalam penentuan laba masa berjalan. Dewasa ini, disadari
bahwa tujuan yang sama pentingnya adalah bahwa pengukuran kewajiban harus
memungkinkan penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai sarana untuk
meramalkan arus kas.
Mengakui Kewajiban
Bagi kebanyakan kewajiban, titik dimana terjadi pengakuan cukup pasti karena
kewajiban timbul dari kontrak dimana jumlah dan waktu pembayaran kewajiban itu
ditetapkan atau dapat ditentukan dari syarat kontrak tersebut, akan tetapi pada beberapa kasus
jumlah yang harus dibayarkan tergantung pada kejadian-kejadian masa depan, seperti
penjualan kotor masa depan dari penggunaan properti yang disewa-guna-usaha.
Pengakuan kewajiban yang masih harus dibayar tidak berbeda dengan kewajiban lain.
Kewajiban yang masih harus dibayar timbul dari penggunaan jasa oleh perusahaan dan
kewajiban untuk membayar kepada mereka dengan syarat-syarat kontrak yang formal dan
informal. Karena jasa diterima secara berkesinambung, pencatatan beban dan akrual biasanya
dilakukan pada akhir periode akuntansi. Kelalaian untuk mencatat akrual akan menetapkan
salah saji laba masa berjalan dan jumlah kewajiban lancer di neraca. Akan tetapi, jika
suatuharga kontrak atau pasar tidak tersedia, suatu akrual adalah hasil dari alokasi dan dengan
demikian bersifat arbitrer.

Mengukur Kewajiban Moneter


Kewajiban moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan nominal. Hal ini
bisa melibatkan pembayaran sejumlah uang kas. Dalam kebanyakan kasus, jumlah yang
terutang ditentukan oleh kontrak atau perjanjian. Dalam semua kasus, penilaian saat ini dari
utang adalah nilai sekarang yag didiskontokan dari jumlah terutang di masa dean.
Jika utang dapat dilunasi oleh satu atau dua alternatif, nilai diskonto dari yang
terendah adalah nilai sekarang dari kewajiban itu.
Dalam kewajiban jangka panjang nilai diskonto biasanya sigifikan dan karenanya
penilaian masa berjalan harus berupa nlai yang didiskontokan dari semua pembayaran masa
depan yang akan dilakukan sesuai dengan kontrak itu. Dalam kasus obligasi, pembayaran
bunga kontrak, jumlah yang haru dibayarkan pada tahun jatuh tempo, dan setiap pembayaran
serial dari pokok semuanya harus didiskontokan ke saat ini. Tingkat diskonto yang tepat pada
saat utang itu terjadi adalah tingkat hasil masa berjalan ditentukan oleh harga pasar untuk
oblihasi dengan risiko dan syarat yang serupa.
Efek dari metode bunga adalah melaporkan suatu beban bunga periodik yang
merupakan suatu tingkat efektif pada nilai buku untuk utang itu. Metode bunga juga
memastikan bahwa nilai tercatat dari utang selalu sama dengan nilai sekarang pembayaran
masa depan yang didiskontokan pada tingkat hasil semula.
Mengukur Kewajiban Lancar Nonmoneter
Kewajiban lancar non moneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau jasa dalam
jumlah dan kualitas tertentu. Hal itu biasanya berasal dari pembayaran dimuka untuk jasa
oleh pelanggan. Kewajiban moneter dinyatakan dalam satuan harga yang ditentukan lebih
dahulu atau yang disepakati untuk barang atau jasa spesifik.

PENGAKHIRAN UTANG

Pelunasan Utang
Salah satu contoh pelunasan utang adalah menarik obligasi. Obligasi biasanya megandung
suatu ketentuan yang memungkinkan perusahaan untuk menarik utang itu pada persentase
yang ditetapkan lebih dahulu atas nilai nominalnya. Perusahaan biasanya akan menggunakan
ketentuan ini, dan bila nilai pasar dari obligasi itu menjadi lebih besar dari harga
penarikannya. Jika penarikan itu hanya melibatkan kas, itu disebut pelunasan. Jika obligasi
baru untuk mengganti yang lama, maka itu disebut pendanaan kembali.

Restukturisasi Utang
Restrukturisasi Utang adalah penggantian satu utang dengan utang lain atau dengan
konversi, yaitu menukar utang dengan ekuitas. Restrukturisasi utang dapat terjadi dengan
menawarkan kas atau aktiva lain sebagai pembayaran sebagian utangnya. Debitor dapat
menawarkan ekuitas sebagai pertukaran untuk utang. Alternatifnya, kreditor dapat mengubah
syarat pinjaman dengan menurunkan suku bunga, memperpanjang jadwal pembayaran, atau
menurunkan jumlah yang harus dilunasi.

Sekuritas Hibrid
Dalam tahun – tahun terakhir ada ledakan jumlah dan jenis “kewajiban” di pasaran. Pinjaman
bank lama sudah dikenal oleh kebanyakan orang dimana suatu perusahaan berjanji untuk
membayar bunga bank pada suku bunga tetap dengan pelunasan akhir atas modal tetap ada,
tetapi sejumlah variasi sekarang ada.Sebagai contoh , banyak pinjaman sekarang
mengandung suatu cirri yang memungkinkan mereka meminjam uang mengubahnya , dengan
batasan – batasan tertentu, menjadi saham biasa. Semua “kewajiban” baru ini dikenal secara
generic sebagai instrument keuangan yang di definisikan FASB sebagai :
Kas , bukti hak kepemilikan dalam suatu entitas ; atau suatu kontrak yang keduanya :
a. Menetapkan kewajiban kontraktual pada suatu entitas (1) untuk menyerahkan kas atau
instrument keuangan lain kepada entitas kedua atau (2) menukarkan instrument
keuangan dengan syarat – syarat yang secara potensial tidak menguntungkan bagi
entitas kedua.

b. Menetapkan kewajiban kontraktual pada entitas kedua (1) untuk menerima kas atau
instrument keuangan lain dari entitas pertama atau (2) menukarkan instrument
keuangan dengan syarat – syarat yang secara potensial menguntungkan bagi entitas
pertama.

Utang Konvertibel
Sekuritas utang seringkali diterbitkan bersama dengan cirri konvertibel . Ciri ini
memungkinkan pemegangnya untuk mengkonversi sertifikat obligasi menjadi sejumlah
saham biasa tertentu pada setiap waktu sebelum keistimewaan konversi berakhir. Kendati
banyak kemungkinan cirri dan hubungan alternative dapat ditemukan dalam kaitan dengan
obligasi konvertibel , umumnya yang berikut berlaku :
1.suku bunga kontraktual cukup jauh di bawah suku bungan pasar untuk obligasi non
konvertibel
2. Harga konversi semula lebih besar daripada harga pasar saham biasa
3. Harga konversi tidak menurun sepanjang waktu kecuali sejauh diperlukan untuk
melindungi pemegang obligasi dari dilusi hak saham biasa ( seperti pemecahan saham atau
dividen saham)
Argumen utama untuk alokasi hasil di antara karakteristik utang dan ekuitas bersifat dua arah.
Satu adalah bahwa nilai ekonomi dari cirri konversi ada sebagai elemen berbeda dari kontrak
itu , yang berbeda dengan utang. Yang kedua adalah bahwa pengukuran beban bunga harus
didasarkan pada karakteristik utang saja.

Akuntansi untuk Sekuritas Hibrid


Perlakuan atas utang konvertibel menimbulkan pertanyaan apakah suatu instrument keuangan
yang tidak membayar kupon dan mengandalkan nilainya pada kemampuannya untuk
dikonversi menjadi ekuitas pemilik benar – benar suatu “kewajiban” atau bahkan pertanyaan
yang lebih mendasar tentang apakah perbedaan antara kewajiban dan ekuitas pemilik
mempunyai kegunaan dewasa ini . Suatu pemecahan yang direkomendasikan buku ini adalah
menghapuskan perbedaan antara “ekuitas” dan “utang” . Perusahaan mengakui semua
kewajiban sebagai “ekuitas” dan “utang” Perusahaan akan mengakui semua “kewajiban”
sebgai “ekuitas” dalam pengertian yang luas dari kata itu.Pendekatan lain, yang saat ini
diambil oleh FASB adalah berusaha membagi instrument – instrument keuangan menjadi
bagian – bagian komponennya ,mirip dengan ahli fisika yang berusaha memisahkan atom
menjadi proton, neutron dan electron. Mereka sementara itu telah mengidentifikasi enam
instrument keuangan dasar. :
1. Kontrak piutang utang tanpa kondisi

2. Kontrak piutang – utang terkondisi

3. Kontrak opsi keuangan

4. Jaminan keuangan atau kontrak pertukaran terkondisi lain

5. Kontrak forward keuangan

6. Instrumen ekuitas
BAB 20
PAJAK YANG DITANGGUHKAN

LABA KENA PAJAK LAWAN LABA YANG DILAPORKAN


Perbedaan utama antara lana kena pajak dan laba yang dilaporkan pada pemegang saham
dapat digolongkan dalam dua judul utama:
1. Perbedaan permanen (permanent differences) yang timbul dari kelonggaran atau
pembatas khusus legislatif yamg diizinkan atau disyaratkan untuk alasan ekonomi,
politik, atau administrasi yang tidak ada hubungannga dengan perhitungan laba bersih
akuntansi
2. Perbedaan sementara (temporary differences) yang dihasilkan dari
a. Perbedaan dalam waktu pembebanan dan kredit ke laba, juga disebut perbedaan
antar periode
b. Perbedaan yang timbul dari dasar-dasar pengukuran alternatif dalam keuangan dan
akuntansi pajak yang disebut juga perbedaan penilaian

Apabila perbedaan antara laba kena pajak dan laba akuntansi disebabkan oleh perbedaan
sementara, pencatatan beban pajak (beban efek ekivalen pada laba) didasarkan pada laba
dilaporkan sebelum pajak memerlukan alokasi antar periode. Prinsip dasar alokasi antar
periode adalah untuk membiarkan pajak mengikuti laba yang menjadi dasarnya. Laba yang
kena pajak dalam periode berjalan tetapi diakui atau dilaporkan dalam periode selanjutnya
memerlukan penangguhan beban pajak ; laba yang diakui untuk tujuan akuntansi dan
dilaporkan dalam periode berjalan tetapi kena pajak dalam selanjutnya memerlukan akrual
atas beban pajak. Denga kata lain:
Laba Kena Pajak Dilaporkan

Beban pajak :

- Ditangguhkan Tahun ini Tahun depan

- Diakrualkan Tahun depan Tahun ini

Melaporkan pembebanan langsung ke laba ditahan atau ke laba ditahan atau keuntungan atau
jerugian luar biasa dan pos – pos bukan operasi yang serupa netto sesudah pajak
menghasillkan prosedur yang disebut alokasi intraperiode dimana total beban pajak
dialokasikan ke berbagai bagian laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Ada
penentangan pada prosedur ini karena hanya laporan laba rugi dan laba ditahan pada periode
bersangkutan yang berubah, bukan periode lainnya.
1. Perbedaan Permanen
Mencerminkan perhitungan total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan selama
jangka waktu umurnya. Perbedaan permanen hanya mempengaruhi total pajak, tidak
menimbulkan masalah dalam alokasi pajak. Oleh karena itu tidak menimbulkan
masalah teoritis dalam akuntansi. Selanjutnya diasumsikan bahwa perbedaan
permanen telah disesuaikan diluar laba buku sebelum pajak, dan sebelum perbedaan
sementara diterapkan.
Meski kekurangan kepentingan teoritis, perbedaan permanen secara praktis sangat
penting karena itu merupakan kesenjangan utama antara apa yang dipercaya
masyarakat untuk dibayarkan, apa yang dibayarkan masyarakat sebagai pajak.
2. Perbedaan Sementara
Perbedaan sementara membentuk inti teori akuntansi berkenaan dengan akuntansi
untuk pajak penghasilan karena akuntan memiliki sejumlah kendali mengenai
bagaimana hal ini ditangani. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan laba antara yang
dipercaya masyarakat untuk dibayarkan, dan apa yang dibayrakan masyarakat sebagai
pajak tetapi hanya oada periode tertentu, yang artinya tidaklah permanen. Berikut
beberapa jenis perbedaan sementara
a. Perbedaan Waktu. Terdapat situasi yang memungkinkan :
i. Suatu pengurangan dilakukan untuk tujuan pajak tetapi ditangguhkan dalam
laporan akuntansi. Contoh: penggunaan penyusutan untuk tujuan pajak tetapi
digunakan metode garis lurus untuk perusahaan.
ii. Pedapatan dicatat saat ini padahal dalam tujuan pajak diakui pada waktu yang
lebih lama. Contoh: perbedaan penggunaan dasar untuk cicilan untuk pajak
dan akuntansi.
iii. Laba ditangguhkan untuk kepentingan pajak tetapi diakrualkan untuk tujuan
akuntansi. Contoh: Sewa diterima dimuka dianggap sebagai pendapatan jika
jasa telah diberikan menurut tujuan akuntansi.
iv. Beban dikurangkan untuk tujuan akuntansi tetapi seharusnya dikurangkan
pada periode mendatang. Contoh: beban yang digunakan untuk kepentingan
pajak adalah beban yang dibayarkan.
Kasus 1 dan 2 memerlukan akun penggunaan kewajiban pajak pennghasilan atau
akun kredit lain, karena beban pajak yang ada lebih kecil dari pajak yang harus
dibayar. Sedangkan kasus 3 dan 4 memerlukan pajak dibayar dimuka atau akun
debit lainnya karena jumlah pajak yang dibayarkan lebih besar dari jumlah pajak
yang dilaporkan.
b. Perbedaan Nilai. Conoth – contoh perbedaaan sementara yang kurang sering
dikutip, sebagian karena hal itu tidak mempengaruhi pajak yang ditangguhkan
menurut APB 11. Mencakup:
i. Suatu pengurangan dalam dasar pajak dari aktiva yang dapat disusutkan
karena kredit pajak. Satu sumber dari perbedaan ini adalah Tax Equity and
Financial Responsibility Act 1982, yang memberikan pilihan bagi pembayar
pajak untuk mengambil jumlah penuh pengurangan Pemulihan Biaya
Dipercepat (ACRS) dan kredit pajak yang berkurang atau mengambil kredit
pajak yang penuh dan jumlah pengurangan ACRS yang berkurang.
ii. Kegiatan luar negeri dimana mata uang pelaporannya adalah mata uang
fungsional. Menurut SFAS 52, setelah adanya suatu perubahan dalam kurs
valuta, dasar pajak luar negeri dan aktiva dan kewajiban tertentu dapat berbeda
dengan biaya historisnya yang ekuivalen dollar AS.
iii. Suatu kenaikan dalam dasar pajak dari aktiva karena pengindeksan untuk
inflasi. Hukum pajak tertentu dapat mewajibkan pengindeksan aktiva – aktiva
tertentu untuk tujuan pajak yang akan menyebabkan dasar – dasar mereka
berbeda dengan biaya historis yang ada dalama laporan keuangan.
iv. Penggabungan usaha yang diperhitungkan berdasarkan pada metode
pembelian.
Seringkali ada perbedaan dalam jumlah yang dibebankan ke aktiva gabungan
dan dasar pajaknya yang berkaitan(bagi banyak perusahaan, ini adalah
perbedaan permanen menurut APB 11)
3. Pendekatan Neraca
Suatu pendekatan alternatif pada salah satu yang digunakan diatas untuk menghitung
perbedaan sementara berpijak pada pernyataan bahwa, dengan adanya pernyataan
yang jelas, semua transaksi yang menimbulkan perbedaan sementara meninggalkan
jejak pada neraca. Maka pendekatan neraca menambah suatu alat perhitungan kedua,
tetapi tidak menambah sesuatupun pada tingkatan teoritis.

KASUS YANG MENDUKUNG DAN MENENTANG ALOKASI


1. Kasus untuk Alokasi Menyeluruh
Berikut argumen – argumen yang mendukung praktik alokasi pajak antar periode pada
waktu – waktu yang berbeda:
a. Penandingan (Matching). Penandingan langsung berpendapat bahwa beban
dialokasikan sesuai dengan pengaruhnya terhadap pendapatan. Penerapan konsep
penandingan untuk akuntansi pajak diulas dalam APB 11 diaman dewan
merekomendasikan bahwa beban pajak penghasilan yang dilaporkan untuk suatu
periode haruslah mencakup pengaruh pajakdari semua transaksi pendapatan dan
beban yang tercakup dari pengukuran beban sebelum pajak. Pendapatan ini juga
disebut alokasi pajak menyeluruh (Comprehensive). Pengaruh pajak dilaporkan
dengan ayat jurnal saat perbedaan waktu timbul dan dilakukan jurnal pembalik
saat perbedaan hilang. Diantara kedua waktu itu, APB merekomendasikan bahwa
perbedaan itu timbul sebagai beban yang ditangguhkanatau kredit yang
ditangguhkan. Tarif pajak yang digunakan pun adalah tarif saat pelaporan
perbedaan awal sehingga tidak ada penyesuaian.
APB dikritik tajam karena hal ini. Pertama, penandingan dilakukan bukan dengan
pendapatan tetapi dengan laba sebelum pajak. Kedua, beban yang ditangguhkan
dan kredit yang ditangguhkan tidak dimaksudkan untuk untuk mewakili aktiva,
dan kewajiban ataupun ekuitas.
b. Perusahaan Bersinambung.
Ini dimulai dari ketegasan bahwa konsekuensi pajakdari suatu kejadian melekat
pada kejadian itu. Pembayaran pajak itu sendiri mengenai bilamana pajak akan
dibayar, bukan dibayar atau tidak. Jika pajak yang dibayarkan pada periode
tersebut kurang dari jumah pajak yang melekat maka akun yang berkaitan dengan
beban pajak adalah utang pajak penghasilan. Dan jika sebaliknya maka disebutkan
pajak dibayar di muka.
c. Praktek Manajerial.
Argumen yang menentang palaporan pajak penghasilan yang dibayarkan semata
sebagai beban dari periode bersangkutan adalah bahwa merupakan praktik umum
untuk mendefinisikan pajak sebagai beban dari menjalankan bisnis. Demikian
pula manajemen manajemen umumnya membuat keputusan berdasarkan laba
bersih yang diharapkan sebagai pajak. Sebagai tambahan, pajak harus
dipertimbangkan dalam keputusan investasi dan dividen. Akan tetapi praktiknya
tidak menentukan logika dari klasifikasi itu. Klasifikasi beban tidak mempunyai
definisi yang jelas selain dari pada yang dipilih akuntan. Argumen bahwa alokasi
pajak adalah tepat karena pajak diperlakukan sebagai beban, dengan demikian
sulit didukung.
2. Kasus yang Menentang Alokasi
Banyak argumen yang menentang alokasi pajak antar periode, walaupun tidak cukup
untuk menggesernya dari standar, berikut argumennya:
a. Kurangnya Pengertian.
Ada keluhan bahwa pelaporan beban pajak yang tidak sama dengan pajak
sebenarnya yang dibayarkan membingungkan publik.
b. Suatu Distribusi, Bukan Beban.
Pajak adalah sama seperti dividen dan, oleh karenanya adalah, merupakan
pendistribusian dari laba. Pendukung pandangan ini mengemukakan bahwa seperti
dividen dan tidak seperti pembayaran upah dan perlengkapan, pajak hanya dibayar
hanya jika diperoleh laba. Pada masa mendatang akan menjadi terutang hanya
jika laba diperoleh di masa mendatang, yang menyiratkan suatu asumsi tentang
kejadian yang belum terjadi.
c. Kurangnya Relevansi.
Kritik dari informasi berjalan berjalkan bahwa pajak yang dipungut setiap tahun
lebih relevan bagi insvestor dan kreditur daripada beban pajak yang dialokasikan
secara buatan.
d. Ketidakpaastian.
Alokasi pajak juga ditentang atas dasar bahwa ketidakpastian dalam perhitungan
taksiran kewajiban pajak masa mendatang terlalu besar untuk membuat alokasi
jadi berguna.
3. Kasus untuk Alokasi Sebagian
Pendukung pandangan ini menunjukan bahwa tingkat agregat akun pajak yang
ditangguhkan hanya bergulir terus (roll over). Argumen ini didasarkan pada
pengamatan yang benar bahwa, sepanjang perusahaan bertumbuh, piutang dan
utnagnya akan terus bertumbuh. Sekali perusahaan berpindah ke keadaan yang stabil
maka utang dan piutangnya akan stabil pula. Maka laba bersihnya pun akan stabil
begitu pula jenis akuntansi yang digunakan. Dalam kondisi ini baik menggunakan
dasar kas ataupun akrual. Jumlah beban pajak akan tetap sama.
4. Kasus untuk Pendiskontoan
Suatu argumen akhir yang menentang penyajian penuh kewajiban pajak atau pajak
dibayar dimuka adalah bahwa, karena kewajiban itu akan dibayarkan dan keuntungan
pajak hanya akan diterima pada suatu waktu dimasa mendatang, hal itu harus
didiskontokan pada sukubunga yang positif. Jika periodenya oanjang dan tidak
terbatas maka nilai sekarang akan mendekati nol. Tetapi terdapat kesulitan seperti
penentuan tingkat suku bunga dan tahun pajak tersebut dapat terbayar, yang malah
menambah kompleksitas dalam akuntansi pajak. FASB memutuskan untuk tidak
membahas hal ini dalam SFAS 96.
5. Studi Empiris
Studi empiris sampai sekarang belum mendukung dengan kuat alokasi pajak. Beaver
dan Dukes menyimpulkan bahwa alokasi pajak dapat digunakan bila alokasi pajak
dapat digunakan jika seseorang menerima alokasi pasar. Akan tetapi dalam studi
selanjutnya, mereka menyimpulkan bahwa dasar pemikiran yang mendasari alokasi
pajak tetap menjadi pertanyaan yang serius dan bahwa prosedur alokasi pajak
sekarang tidak harus optimal. Kurangnya teori yang mendukung dan banyaknya
komplikasiterlibat dalam proses alokasi pajak, membuat hal itu meragukan sebagai
prosedur yang relevan.

PAJAK YANG DITANGGUHKAN DAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL


Setelah membandingkan berbagai metode untuk menghitung kewajiban pajak yang
ditangguhkan. FASB memilih apa yang disebut metode aktiva/kewajiban dari alokasi pajak
antar periode berdasarkan hal bahwa hal itu yang paling sesuai dengan kerangka dasar
konseptual, bahwa hal itu menghasilkan informasi yang paling berguna dan dapat dimengerti,
dan metode tersebut tidak lebih kompleks daripada metode – metode lain. Berikut perbedaan,
metode aktiva/ kewajiban dengan metode ditangguhkan antara lain:
1. Ia menjauhkan analisis itu dari penandingan, dan menggantikannya dengan definisi
aktiva dan kewajiban dari SFAS 6 untuk membenarkan alokasi pajak antar periode.
2. Ia mewjibkan perusahaan untuk memperkirakan pengaruh perbedaan sementara di
masa mendatang daripada menggunakan hasil masa lalu yang diketahui.

Dalam praktiknya, perusahaan melalui tidakan – tindakan mereka dalam tahun – tahun
tertentu menghasilkan arus “laba” dan “rugi” yang diharapkan dimasa mendatang. Kerugian
dalam arus ini bisa di offset terhadap laba sejauh yang diperbolehklan oleh peraturan pajak
dalam perlakuannya atas rugi bersih operasi. Peraturan pajak saat ini mengizinkan rugi
operasi dikompensasi ke belakang 3 tahun dan ke muka 15 tahun.
Perbedaan antara akun pajak yang dtangguhkan pada awal dan akhir tahun menghasilkan
debet atau kredit pajak yang ditangguhkan, untuk tahun bersangkutan.
SFAS 96 menambahkan suatu kenyataan tambahan yang tidak harus menjadi bagian yang
penting dari metode aktiva/kewajiban, tetapi merupakan suatu perubahan penting dari
persyaratan GAAP lama. Pernyataan ini mendasarkan pengaruh yang bersangkutan pajak
pada semua kejadian yang telah terjadi, dan mengesampingkan semua kejadian yang belum
terjadi. Dewan menggunakan pernyataan ini untuk mencakup penggunaan semua tarif pajak
yang dibuat sebelumnya, bahkan bila itu melibatkan perubahan 0- perubahan dalam periode
mendatang.pernyataan ini juga digunakan untuk mengesampingkan asumsi laba masa
mendatang untuk menyeimbangkan kerugian pajak yang dihasilkan oleh pembalikan
perbedaan – perbedaan pajak.
1. Rugi Operasi Bersih
Peraturan pajak yang berlaku sekarang memperbolehkan kerugian pajak dikompensasi
ke belakang dan kemuka untuk mengurangi total utang pajak perusahaan. Prinsip
alokasinya sama baik untuk kompensasi ke belakang atau ke muka, tetapi lebih tidak
pasti berkenaan dengan keuntungan pajak yang muncul dalam kasus belakangan.
Apabila kerugian pajak dapat dari dikompensasi kebelakang untuk mengurangi pajak
yang dibayarkan dalam tahun – tahun sebelumnya, tuntutan untuk pengembalian
segera muncul, meskipun itu harus disetujui oleh Internal revenue Service pada
tanggal belakangan.
2. Apakah Ini Aktiva dan Kewajiban?
Pendekatan aktiva atau kewajiban yang digunakan oleh dewan dalam SFAS 96
ditentangkan secara keras atas dasar bahwa pajak yang ditangguhkan tidak
mempunyai karakteristik aktiva dan kewajiban yang biasa. Sebagai contoh, beberapa
menyatakan bahwa aktiva pajak yang ditangguhkan, yang menunjukan “pajak dibayar
dimuka” yang timbul dari alokasi pajak penghasilan bukanlah hak tanpa kondisi untuk
manfaat masa mendatang.
Namun ada keadaan dimana dalam pengharapan yang normal atas laba perusahaan
masa datang dan berlanjutnya peraturan pajak penghasilan berjalan, pos itu dapat
mempunyai banyak karakteristik aktiva yang normal.
Utang pajak yang ditangguhkan, yang menunjukan “utang pajak penghasilan di masa
mendatang” yang timbul dari alokasi pajak demikian juga dianggap hanya memiliki
sedikti karakteristik kewajiban yang normal. Namun dalam beberapa keadaan ada
kewajiban untuk membayar pajak dimasa mendatang berdasarkan kegiatan masa lalu
atau sekarang

PERBANDINGAN SFAS 96 DAN APB 11


Dari penggunaan APB 11 dengan metode ditangguhkannya, SFAS 96 dengan metode
aktiva/kewajibannya. Satu – satunya perubahan nyata yang terjadi apabila seseorang
memperthitungkan perubahan tarif yang sebenarnya independen terhadap pemilihan antara
kedua metode.
Alasan untuk kedua metode terletak pada sifat perbedaan sementara yang, per definisi, yang
sendirinya membalik selama jangka waktunya. Dengan kata lain, jumlah perbedaan
sementara sepanjang jangka waktunya adalah nol. Sekarang, jika serangkaian jumlah menuju
nol dipecah pada titik mana pun selamajangka waktunya, jumlah mutlak sampai pemecahan
harus sama dengan jumlah mutlak setelah pemecahan.
Ada dua cara untuk menjumlahkan perbedaan sementara. Kita dapat menjumlahkannya dari
muka ke awal pemecahan (metode ditangguhkan). Atau kita bisa menjumlahkannya ke
belakang ke akhir pemecahan (metode aktiva/kewajiban). APB menitik beratkan pada
perbedaan sementara yang telah terjadi, sementara SFAS menitik beratkan pada perbedaan
yang akan terjadi.
Menurut APB 11, beban pajak dihitung dengan menerapkan tarif pajak ke laba sebelum
pajak, utang pajak dihitung dengan menetapkan tarif pajak yang sama ke laba kenaa pajak.
Perbedaan antara keduanya adalah kredit, atau debet ke akun pajak yang ditangguhkan.
SFAS mulai dengan neraca. Lebih khusus, ia mulai dengan perbedaan dimasa yang akan
datang.
Satu pengecualian pada peraturan kesamaan umum ini adalah berubahnya tarif pajak.
Pengecualian lain terletak pada perlakuan sementara asimtrik atas perbedaan sementara
negatif antara APB 11 dan SFAS 96. Kesimpulannya adalah bahwa metode penangguhan dan
metode aktiva/kewajiban masing masing akan menghasilkan beban pajak yang sama asalkan:
1. Perubahan dalam tarif pajak diperlakukan secara sebanding.
2. Tidak ada aktiiva pajak yang ditangguhkan yang tidak diakui dalam catatn kaki
menurut metode aktiva/ kewajiban.

PENYAJIAN HASIL
Yang masih tersisa adalah membahas nagaimana menyajikan berbagai akun laporan laba rugi
dan neraca yang berkaitan dengan pajak. Bahan mencakup tiga bidang: alokasi pajak
intraperiode,metode alokasi pajak antar periode bersih sesudah pajak yang benar – benar
bersangkutan dengan masalah penyajian, dan persyaratan penyajian saat ini menurut SFAS
96.

ALOKASI PAJAK INTRAPERIODE


Jika konsep laba all-incusive diterima sepenuhnyam, alokasi pajak antara laporan rugi laba
dan laba ditahan tidak perlu dilakukan. Tetapi menurut APB 9. Keuntungan dan kerugian luar
biasa harus dilaporkan secara terpisah dalam laporan rugi laba. Menurut SFAS 16, beberapa
penyesuaian periode sebelumnya harus dilaporkan sebagai penyesuaian atas laba ditahan.
Dalam kasus ini, dan yang sejenis, alokasi intraperiode didalam laporan rugi laba ataupun
laba ditahan dapat membuat laba bersih yang dilaporkan sebelum pos luar biasa menjadi
berarti.
Argumen untuk alokasi intraperiode terutama bersandar pada kegunaan jumlah laba bersih
yang dilaporkan sebelum pos luar biasa. Namun lebih jauh lagi argumen ini mengasumsikan
bahwa laba akuntansi dapat diprediksi. Argumen yang lebih sederhana menyatakan bahwa
alokasi menyebabkan kerincian pada akun – akun terkait, yang berarti lebih banyak
pengungkapan dan informasi yang lebih baik.

Metode Bersih Sesudah Pajak


Suatu alternatif pelaporan aktiva dan kewajiban pajak yang ditangguhkan sebagai akun
independen, yang disebut metode bersih sesudah pajak, adalah memperlakukan hal itu dalam
hubungan yang erat dengan pos –pos yang menyebabkan keberadaannya. Jadil, pajak dibayar
dimuka dapat dianggap akun penilaian pada kewajiban yang bersangkutan, dan utang pajak
dimasa depan dapat dianggap akun aktiva kontra, atau aktiva dan kewajiban dapat dikurangi
secara langsung.
Metode bersih sesudah pajak didasarkan pada asumsi bahwa penyesuian biaya historis dari
suatu aktiva untuk pengeruh pajak dapat menghasilkan penilaian saat ini untuk aktiva itu.
Kesulitan dalam asumsi ini bersifat dua arah. Pertama, banyak faktor lain harus diperhatikan
darus diperhatikan dalam mengukur nilai perusahaan bagi investor. Kedua, dipertnyakan
apakah tujuan dari akuntansi adalah untuk mengukur dan melaporkan nilai dari setiap aktiva,
atau kewajiban. Masalah ketiga dengan metode ini adalah bahwa beberapa perbedaan
sementara tidak dapat diidentifikasikan dengan aktiva dan kewajiban tertentu. FASB, setelah
mempertimbangkan dan menolak penggunaannya menyatakana keyakinan bahwa metode
aktiva/kewajiban menyediakan perangkat informasi yang lebih baik daripada
menggabungkan pengaruh pajak dengan aktiva dan kewajiban lain. Akan tetapi, mereka
setuju mengikuti arah metode bersih sesudah pajak saat mereka memutuskan bahwa pajak
yang ditangguhkan harus mengikuti klasifikasi penangguhan lancar/tak lancar dari kejadian
yang mendasari.

Anda mungkin juga menyukai