SEBAGAI TANAMAN
HIPERAKUMULATOR ION LOGAM TEMBAGA Cu2+
Abstrak. Limbah Cu yang bersumber dari aktivitas industri memiliki sifat toksik
dalam tubuh yang menyerang organ hati, otot dan tulang. Pengolahan limbah Cu
dapat dilakukan dengan teknik fitoremediasi menggunakan tanaman bayam duri.
Kandungan protein dalam bayam duri yang mengandung gugus polar amina
(-NH2), gugus karboksil (-COOH), juga gugus sulfidril (-SH) dapat mengikat
logam berat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan bayam
duri mengakumulasi logam Cu dan mekanisme fitoremediasi yang digunakan.
Dalam penelitian ini dilakukan secara duplo dan satu tanaman kontrol dengan
menggunakan variasi waktu panen 2, 4, 6 dan 8 minggu. Konsentrasi logam Cu
pada jaringan tanaman dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri serapan
atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi penyerapan logam
terbesar pada pekan kedua yaitu 259,65 mg/kg. Nilai faktor biokonsentrasi < 1
dan faktor translokasi > 1. Berdasarkan data ini bayam duri memiliki mekanisme
fitoremediasi yaitu fitoekstraksi.
Abstract. The waste of Cu sourced from industrial activities have toxic properties
in the body that attacks the liver, muscle and bone. Waste treatment Cu can be
done by using phytoremediation using spinach plants thorns. Protein content in
spinach thorns polar group-containing amine (-NH2), carboxyl group (-COOH),
also sulfhydryl groups (-SH) can bind heavy metals. The purpose of this study was
to determine the ability to accumulate Cu thorn spinach and phytoremediation
mechanisms are used. In this study, done in duplicate and the control plants using
harvest time variation 2, 4, 6 and 8 weeks. The concentration of Cu in the plant
tissue was analyzed using atomic absorption spectrophotometry (AAS). The
results showed that the biggest concentration of the metal absorption in the
second week is 259,65 mg/kg. Spinach thorns have bioconcentration factor values
< 1 and factor translocation factor > 1. Based on these data spinach spines have
phytoremediation mechanism that phytoextraction
300
250
200
Tanaman 1
Konsentrasi (mg/kg) 150
Tanaman 2
100 Rata-rata
50
0
0 5 10
Waktu Panen
Gambar 1. Grafik Hubungan antara Waktu dan Konsentrasi Ion Logam Cu2+
Hasil analisis untuk tanaman dengan ion logam Cu2+ dalam media
pada media tidak terkontaminasi tanam menyebabkan semakin
menunjukkan terjadi fluktuatif jenuhnya ion Cu2+ untuk berikatan
penurunan konsentrasi ion logam pada adsorben dalam jaringan
Cu2+, sedangkan untuk tanaman pada tumbuhan. Hal ini sesuai dengan
media terkontaminasi mengalami hasil penelitian Sakakibara dkk
penurunan konsentrasi ion logam (2014), dimana konsentrasi ion
Cu2+ pada minggu keempat dan logam Cu2+ pada tanaman genjer
mengalami kenaikan konsentrasi ion mengalami penurunan pada hari ke-
logam Cu2+ pada minggu kedelapan. 15, diduga karena terjadi proses
Hasil analisis yang diperoleh desorpsi. Menurut Huda (2012),
menunjukkan bahwa tanaman bayam desorpsi merupakan proses kebalikan
duri dapat menarik ion logam Cu2+ dari adsorpsi, dimana terjadi proses
rata-rata terbesar pada minggu kedua pelepasan kembali spesi-spesi yang
yaitu 259,65 mg/kg, dan untuk telah berikatan dengan sisi aktif
minggu berikutnya mengalami permukaan adsorben. Pada proses
penurunan konsentrasi penarikan ion desorpsi terjadi regenerasi adsorben
logam Cu2+, yaitu minggu keempat sehingga dapat digunakan kembali.
sebesar 10,33 mg/kg dan minggu Pada setiap kali panen,
keenam sebesar 2,45 mg/kg. Pada tanaman menunjukkan adanya
minggu kedelapan mengalami perkembangan dan pertumbuhan
kenaikan namun tidak begitu yang baik, namun terlihat pengaruh
signifikan yaitu 6,07 mg/kg. logam terhadap pertumbuhan
Berdasarkan hasil data di atas tanaman. Hal ini dapat dilihat dari
dapat dilihat bahwa konsentrasi ion adanya perbedaan tinggi tanaman
logam Cu2+ yang dapat ditarik tidak pada tanaman media kontrol dan
berbanding lurus dengan waktu tanaman media terkontaminasi.
penanaman. Hal ini disebabkan oleh Pertambahan tinggi tanaman terjadi
adanya faktor jarak waktu panen secara fluktuatif. Data tinggi
yang terlalu lama. Semakin lama tanaman setiap panen dapat dilihat
waktu kontak tanaman bayam duri pada Tabel 3.
Tabel 3. Tinggi Tanaman Bayam tanaman pada media terkontaminasi.
Duri Hal ini disebabkan oleh adanya
Waktu pengaruh banyaknya
Tinggi
Panen Sampel konsentrasi ion logam Cu2+ dalam
(cm)
(minggu) tanah yang terkontaminasi. Menurut
Kontrol 31 Hardiani (2009), kadar ion logam
2 Tanaman 1 25 Cu2+ yang berlebih dalam media
Tanaman 2 25 tanam dapat menghambat
Kontrol 53 pertumbuhan tanaman. Menurut
4 Tanaman 1 45 Sakakibara (2014), akumulasi
Tanaman 2 25 tembaga pada daun dapat
Kontrol 63 menganggu keberadaan Fe dan Mg.
6 Tanaman 1 57 Unsur Fe dan Mg berfungsi dalam
Tanaman 2 55 proses pembentukan pigmen
Kontrol 71 fotosintesis.
8 Tanaman 1 66 Adanya perbedaan
Tanaman 2 62 pertumbuhan tanaman juga dapat
dilihat dari biomassa tanaman yang
Tabel 3 menunjukkan bahwa dihasilkan. Biomassa tanaman
tanaman pada media tidak bayam duri yang dihasilkan dapat
terkontaminasi lebih tinggi daripada dilihat pada Tabel 4.
100
Akar
Konsentrasi (mg/kg)
50
Batang
0 Daun
2 4 6 8
Waktu Panen (minggu)
200
Konsentrasi (mg/kg)
150 Akar
100 Batang
Daun
50
0
2 4 6 8
Waktu Panen (minggu)
250
200
Konsentrasi (mg/Kg)
150 Akar
100 Batang
50 Daun
0
2 4 6 8
Waktu Panen (minggu)