Anda di halaman 1dari 17

BAB II

METODE GRAVITASI

2.1 Prinsip Dasar Gravitasi


Prinsip dasar dari metode gravitasi adalah hukum Newton tentang gaya
tarik menarik antar partikel. Hukum Newton tersebut menyatakan bahwa
gaya tarik menarik antara dua partikel dengan massa mo dan m yang terpisah
sejauh r⃗ - r⃗0 dari pusat massanya (Gambar 2.1) sebanding dengan perkalian
massa m0 dengan m dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Gaya
tersebut dijabarkan pada persamaan 2.1 (Mohr dkk, 2008).

(2.1)
Dengan ⃗⃗
F(r⃗) adalah gaya yang bekerja pada m oleh karena adanya m0
dan memiliki arah yang berlawanan dengan arah | r⃗ - r⃗0 | yaitu dari m0
menuju m, sedangkan G adalah konstanta umum gravitasi yang besarnya

6,67428x10-11 Nm2kg-2 atau m3kg-1dt-2.

Gambar 2.1 Tarik menarik antara dua buah partikel (Mohr dkk, 2008)

Besaran yang terukur dalam metode gravitasi adalah percepatan


gravitasi. Percepatan gravitasi dari partikel m0 adalah besarnya gaya per
satuan massa pada suatu titik sejauh | r⃗ - r⃗0 | dari m yang dijabarkan pada
persamaan 2.2.
(2.2)
Dengan menganggap bumi homogen, berbentuk sferis dan tidak
berotasi, maka besarnya percepatan3 gravitasi 𝑔⃗⃗ di permukaan bumi
dirumuskan pada persamaan 2.3.

(2.3)
dengan Me adalah massa bumi dan Re adalah jari-jari bumi.
Percepatan gravitasi disebut juga dengan medan gravitasi. Satuan 𝑔⃗⃗

dalam cgs adalah gal (1 gal = 1 cm/s2).

2.2 Anomali Medan Gravitasi


Percepatan gravitasi bumi 𝑔⃗⃗ hanya mempunyai satu arah, yaitu menuju
ke pusat bumi (Gambar 2.2). Arah percepatan gravitasi tersebut didefinisikan
sebagai arah vertikal. Percepatan gravitasi yang disebabkan benda anomali
memiliki arah yang bervariasi terhadap arah vertikal, tergantung pada
kedudukan terhadap benda anomali.

Gambar 2.2 Arah percepatan gravitasi (Airlangga, 2010)

Perubahan percepatan gravitasi bumi yang disebabkan benda anomali


lokal ini disebut dengan Anomali Gravitasi. Anomali tersebut dilambangkan
dengan Δg ini bila dibandingkan dengan medan gravitasi bumi bernilai sangat
kecil (Δg<<g). Anomali gravitasi hanya dapat diukur bersama medan
gravitasi bumi pada arah yang sama.
2.3 Reduksi Data Gravitasi
Anomali medan gravitasi menurut LaFehr didefinisikan sebagai selisih
nilai medan gravitasi yang terukur di topografi atau posisi (x,y,z) dengan
medan gravitasi teoritis di topografi untuk lokasi yang sama. Anomali medan
gravitasi ini ditimbulkan oleh adanya kontras densitas di bawah permukaan
bumi. Anomali medan gravitasi terukur bersama dengan medan/percepatan
gravitasi bumi. Pernyataan LaFehr tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan 2.4.

(2.4)
dengan ∆𝑔⃗(𝑥, 𝑦, 𝑧) merupakan anomali medan gravitasi di topografi,
gobs(x,y,z) adalah medan gravitasi observasi di topografi dan gtroritis(x,y,z)
merupakan medan gravitasi teoritis di topografi.
Untuk mendapat nilai medan observasi, nilai ini dikoreksikan terhadap
koreksi tinggi alat, koreksi pasang surut dan koreksi drift, sedangkan medan
gravitasi teoritis adalah medan yang ada karena faktor-faktor non-geologis
dan nilainya dihitung berdasarkan penjabaran rumusan secara teoritis. Nilai
medan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian dan massa topografi di
sekitar titik ukur (LaFehr, 1991).

2.3.1 Gravitasi Observasi


Nilai percepatan gravitasi yang terukur merupakan total
percepatan yang diderita oleh suatu titik ukur akibat bermacam sumber.
Beberapa sumber yang mempengaruhi pengukuran adalah
1. Posisi bumi dalam pergerakan tata surya
2. Perbedaan lintang dipermukaan bumi
3. Perbedaan ketinggian permukaan bumi
4. Efek topografi
5. Perubahan rapat massa di suatu tempat
Selain itu saat pengukuran, nilai gravitasi observasi yang terbaca
pada alat terdapat sumbangan nilai medan karena pengaruh tinggi alat,
pasang surut dan drift. Untuk itu perlu dilakukan koreksi terhadap
pengaruh- pengaruh tersebut supaya didapatkan nilai percepatan
gravitasi observasi di suatu titik, yang secara matematis dapat ditulis
pada persamaan 2.5.

(2.5)
Dengan gobs(x,y,z) adalah nilai medan gravitasi observasi
dipermukaan topografi, 𝑔⃗m(𝑥,𝑦,𝑧) merupakan pembacaan nilai medan
gravitasi terkoreksi tinggi alat gPS(x,y,z) adalah koreksi pasang surut, dan
gd (x,y,z) adalah koreksi drift (Telford, 1976).

2.3.1.1 Koreksi Tinggi Alat


Koreksi tinggi alat (Gambar 2.3) dilakukan untuk
membawa nilai pengukuran gravitasi sesuai posisi ketinggian
topografi yang diperoleh Global Positioning System (GPS).
Beda ketinggian antara posisi gravitimeter dengan GPS
mempengaruhi nilai gravitasi, pada persamaan 2.6.

(2.6)
Sehingga nilai g terkoreksi tinggi alat, pada persamaan 2.7.

(2.7)
dengan gm adalah pembacaan gravitasi terkoreksi tinggi
alat (mgal), 𝑔⃗mTA adalah pembacaan gravitasi (mgal), dan hTA adalah
tinggi alat (meter).

Gambar 2.3 Tinggi alat gravitimeter (Airlangga, 2010)


2.3.1.2 Koreksi Pasang Surut (Tide Correction)
Pasang surut bulan dan matahari memberikan pengaruh ke
perubahan nilai gravitasi di bumi sebesar 0,3 mgal, yaitu
duapertiga dari pengaruh bulan dan sepertiga dari matahari.
Perubahan nilai tersebut tergantung dari lokasi (posisi lintang),
tanggal dan waktu pengukuran (Blakely, 1995).

2.3.1.3 Koreksi Apungan (Drift Correction)


Alat gravitimeter sensitif terhadap pengaruh drift (apungan
atau faktor kelelahan alat) yaitu perubahan nilai pengukuran
gravitasi karena pengaruh perubahan mekanika dalam
gravitimeter. Pengaruh tersebut berupa pegas yang semakin
meregang terhadap waktu dan suhu. Faktor tersebut akan
mempengaruhi pembacaan nilai gravitasi.
Untuk mengatasi pengaruh suhu, dipasang thermostat
pada alat. Dengan demikian alat dapat bekerja konstan pada
suhu tertentu, sedangkan untuk pengaruh waktu, dilakukan
dengan cara mengukur kembali di titik base (base looping)
untuk mengetahui besar perubahannya. Perubahan nilai gravitasi
tersebut terhadap waktu dianggap linier.
Selisih nilai pengukuran waktu awal dan akhir di titik base
adalah besar gradien perubahan nilai tiap waktu pengukuran
selama waktu looping (Gambar 2.3). Persamaan koreksi drift
dapat dijabarkan persamaan 2.8.

(2.8)
dengan 𝑔⃗di adalah koreksi drift di titik amat i, 𝑡Si adalah
waktu pembacaan di titik amat i, 𝑡So adalah waktu pembacaan di
titik base awal, 𝑡’So adalah waktu pembacaan di titik base akhir
(looping), P’So adalah pembacaan gravitimeter di titik base akhir
(looping), PSo adalah pembacaan gravitasi di base awal.
Gambar 2.3 Proses looping untuk koreksi drift (Airlangga, 2010)

2.3.1.4 Nilai Gravitasi Mutlak


Nilai gravitasi yang terukur di titik amat adalah nilai
gravitasi relatif karena nilai yang terukur adalah perbedaan nilai
gravitasi dari satu titik terhadap titik lainnya. Nilai gravitasi
mutlak adalah nilai gravitasi yang sebenarnya di titik
pengukuran. Untuk mendapatkan nilai gravitasi mutlak, maka
nilai gravitasi relatif perlu diikatkan ke suatu titik yang
dinamakan titik ikat gravitasi yang ditunjukan pada gambar 2.4.
Nilai gravitasi di titik ikat inilah yang akan ditambahkan ke nilai
gravitasi relatif untuk mendapatkan nilai gravitasi.

Gambar 2.4 Pengukuran gravitasi di dua titik amat (Arafin, 2004)


Rumus untuk menentukan nilai gravitasi mutlak adalah
pada persamaan 2.9.

(2.9)
dengan gobs adalah nilai gravitasi mutlak di titik amat, gti
adalah nilai gravitasi mutlak di titik ikat, gd adalah nilai
gravitasi terkoreksi drift di titik amat dan gdti adalah nilai
gravitasi terkoreksi drift di titik ikat (mgal) (Arafin, 2004).
2.3.2 Gravitasi Teoritis
Untuk mendapatkan nilai medan gravitasi teoritis, pertama yang
dilakukan adalah mencari nilai medan gravitasi normal. Nilai medan
gravitasi normal analitis, secara fisis terletak pada bidang referensi
sferoida (z = 0) sebagai titik referensi geodesi. Konsesi tentang
rumusan medan gravitasi normal diterbitkan oleh dua badan, yaitu
International Association of Geodesy (IAG) dan National Imagery and
Mapping Agency (NIMA, 2000).
Langkah selanjutnya, nilai medan gravitasi normal yang secara
fisis terdefinisi pada bidang referensi sferoida g(x,y,0) dibawa ke bidang
topografi g(x,y,z). Hal ini dilakukan karena nilai medan gravitasi
observasi secara fisis berada pada bidang topografi. Proses ini
merupakan koreksi udara bebas (free-air correction) dan koreksi
atmosfer.
Kemudian, medan gravitasi normal diperhitungkan atau dikoreksi
terhadap massa yang terletak di antara bidang referensi sferoida dengan
permukaan topografi karena massa ini turut mempengaruhi harga
anomali medan gravitasi. Koreksi ini disebut koreksi topografi atau
koreksi Bouguer lengkap.

2.3.3 Koreksi Gravitasi Normal


Gravitasi normal adalah nilai gravitasi yang diperoleh atau
diketahui dari bentuk bumi teoritis yang disebut referensi sferoida
(Gambar 2.5). Formula gravitasi teoritis diterbitkan oleh dua badan,
yaitu International Association of Geodesy (IAG) dan National Imagery
and Mapping Agency (NIMA) yang sebelumnya bernama Defense
Mapping Agency (DMA).
Gambar 2.5 Bentuk bumi sferoida dan topografi (NIMA, 2000)

Formula terbaru yang diterbitkan IAG adalah International


Gravity Formula, yaitu pendekatan pertama (persamaan 2.10)

(2.10)
dengan ∅ adalah posisi lintang titik pengukuran. Sedang
pendekatan keduanya (persamaan 2.11)

(2.11)
Formula terbaru yang diterbitkan NIMA adalah World Geodetic
System yaitu pada persamaan 2.12.

(2.12)
(Moritz, 1988)

2.3.3.1 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)


Koreksi udara bebas merupakan proses pemindahan
medan gravitasi normal di referensi sferoida (z = 0) menjadi
medan gravitasi normal di permukaan topografi (Gambar 2.6).
Rumus matematis orde satu dari koreksi udara bebas pada
persamaan 2.13.

(2.13)
dengan 𝑔⃗fa adalah nilai koreksi udara bebas dan h adalah
ketinggian titik amat dari referensi sferoida.
Untuk ∅ = 450, diperoleh

(2.14)

FAC = -
0.3086H

Gambar 2.6 Koreksi udara bebas (Li dan Gotze, 2001)

2.3.3.2 Koreksi Atmosfer


Dalam perhitungan gravitasi teoritis, massa atmosfer bumi
disertakan dalam massa bumi. Karena itu dalam perhitungan
anomali gravitasi, diperlukan koreksi atmosfer.
Efek gravitasi massa atmosfer sampai ketinggian titik
amat 10 km dari elipsoida diperoleh melalui persamaan 2.15
Wenzel :

(2.15)
dengan h adalah ketinggian dari titik amat dalam meter
(Wenzel, 1985).

2.3.3.3 Koreksi Topografi


Pada koreksi udara bebas, tidak diperhitungkan massa
yang terletak di antara referensi sferoida dan permukaan
topografi. Padahal massa ini sangat mempengaruhi harga
anomali medan gravitasi. Bila massa ini diperhitungkan maka
koreksi terhadap medan gravitasi normal menjadi lebih lengkap.
Koreksi ini disebut dengan koreksi topografi atau koreksi
Bouguer lengkap. Sejalan dengan Swick (1942) dan LaFehr
(1991) mengatakan bahwa koreksi topografi meliputi tiga
langkah yaitu :
1. Koreksi Bouguer sederhana/slab/flat-plate
2. Koreksi Curvature
3. Koreksi Medan/Terrain
Secara matematis, anomali medan gravitasi Bouguer
lengkap pada topografi dirumuskan persamaan 2.16.

(2.16)
dengan ∆𝑔⃗BL (𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah anomali medan gravitasi
Bouguer lengkap, 𝑔⃗BS(𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah koreksi Bouguer sederhana,
𝑔⃗C(𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah koreksi curvature dan 𝑔⃗T(𝑥, 𝑦, 𝑧) adalah koreksi
medan (terrain).

2.3.4 Koreksi Bouguer Sederhana


Koreksi Bouguer sederhana mencakup massa berbentuk lempeng
(slab) horisontal dengan ketebalan tertentu yang panjangnya tak hingga.
Massa ini terletak antara bidang Bouguer dengan referensi sferoida
(Gambar 2.7). Dimana bidang Bouguer merupakan slab tak hingga
yang melalui titik amat. Efek dari massa ini disebut dengan efek
Bouguer. Model koreksi ini dikenal model slab horisontal tak hingga
dengan ketebalan h relatif dari referensi sferoida ke bidang Bouguer
letak titik amat. Besarnya koreksi Bouguer adalah persamaan 2.17.

(2.17)
dengan ρ adalah densitas massa Bouguer (massa topografi), G
adalah konstanta gravitasi umum dan h adalah ketinggian titik amat dari
referensi sferoida.
Gambar 2.7 Koreksi Bouguer (Li dan Gotze, 2001)

2.3.4.1 Koreksi Medan (Terrain Correction)


Koreksi Bouguer sederhana mencakup massa berbentuk
slab horisontal tak hingga. Dalam koreksi Bouguer ini
keberadaan massa di atas bidang Bouguer dan bagian massa
yang hilang di bawah bidang Bouguer yakni lembah tidak
diperhitungkan. Akibat dari massa ini disebut dengan efek
medan (terrain effect) dan untuk mengatasinya dilakukan
koreksi medan (terrain).
Adanya massa yang terletak di bawah permukaan antara
titik pengamatan pada ketinggian h dan bidang sferoida sangat
mempengaruhi gaya gravitasi (gambar 2.8).

Gambar 2.8 Koreksi terrain (Dina, 2006)


Grant dan West mengatakan efek massa yang terletak
antara titik ukur dengan bidang sferoida dapat dinyatakan pada
persamaan 2.18.

(2.18)
Dalam metode ini, titik amat berada di pusat diagram
lingkaran dan topografi di sekitarnya dibagi dalam zona-zona
melingkar. Jari-jari luar zona terjauh adalah 18,8 km. Tiap zona
itu dibagi lagi menjadi sektor-sektor. Semakin jauh dari titik
amat semakin banyak sektornya. Beda ketinggian rata-rata
topografi dari bidang Bouguer untuk setiap sektor dihitung dan
koreksi medan diperoleh dengan membandingkan ketinggian
(Grant & West, 1965).

2.4 Diagram Alir Pengolahan Data

Gambar 3.1 Diagram alir pengolahan data gravity


2.5 Perhitungan Gravitasi
2.5.1 Konversi Pembacaan (mV ke mGal)
Tabel 2.1 Konversi ke miligal
Counter reading (Ncr) Value in miligal (Nvm) Factor for interval (Nfi)
1500 1531.34 1.02094
1600 1633.43 1.02106
1700 1735.54 1.02113
1800 1837.64 1.02120
1900 1939.77 1.02127
2000 2041.9 1.02136
2100 2144.04 1.02144

Dengan menggunakan persamaan


A=Nvm+(!-Ncr)*Nfi
Dengan A adalah percepatan gravitasi dalam mGal, Nvm adalah Value
in miligal, ! adalah nilai percepatan dalam mV, Ncr adalah Counter
reading, serta Nfi adalah factor for interval.

2.5.2 Konversi Feedback


Feedback (B) adalah kecepatan bandul pegas untuk berayun
(naik-turun-naiklagi-turunlagi) fungsinya untuk untuk mengakuratkan
data pengukuran dan membantu mempermudah pengukuran. Konversi
ini menggunakan tabel dari alat gravitimeter itu sendiri.
Tabel 2.2 feedback
V (volt) Number readings (Nnr)
10 -1.099
30 -1064.7

Konversi nilai feedback ke dalam miligal dengan mengunakan


persamaan
B=((@/Nnr)*Nfi)
Dengan B adalah nilai feed back dalam mGal, @ adalah nilai feed
back dalam mV dan Nnr adalah Number readings.
2.5.3 Konversi Tinggi Alat
Tinggi alat (C) adalah Tujuan dilakukan koreksi tinggi alat
adalah agar pembacaan gravitasi di setiap pengukuran mempunyai
posisi ketinggian yang sama dengan pengukuran hasil data GPS.
Dengan mengunakan persamaan
C=(#/100)*0.3086
Dengan C adalah nilai tinggi alat, dan # adalah nilai tinggi alat yang
akan dikonversi.

2.5.4 Gravitasi Bacaan


Data hasil pengukuran gravitasi dipengaruhi oleh gaya tarik
menarik Bumi dengan benda-benda langit khususnya Matahari dan
Bulan. Untuk menghilangkan pengaruh yang timbul tersebut, maka
data hasil pengukuran perlu dilakukan koreksi terlebih dahulu.
Besarnya koreksi pasang surut ini dihitung dengan menggunakan
program komputer berdasarkan perumusan Longman (1969) dalam
bahasa FORTRAN. Kebanyakan titik ini di titik base.
E = A+B+C
Dengan E adalah gravitasi bacaan akibat pasang surut
(g.pasut), A adalah konversi bacaan dalam mGal, B adalah feedback
dalam mGal, dan C adalah tinggi alat.

2.5.5 Koreksi Drift


Koreksi drift (H) dilakukan dengan cara looping, yaitu dengan
mengadakan pembacaan ulang pada stasiun pangkal (titik ikat)
dalam satu loop, sehingga dapat diketahui harga penyimpangannya.
Persamaan koreksi drift.

Sehingga nilai Gravitasi Observasi Bacaan adalah


Gob = E-H-Ps
Dengan E adalah gravitasi bacaan akibat pasang surut
(g.pasut), H adalah koreksi drift dan Ps adalah pasang surut.
Setelah diketahui niilai Gob, maka dapat ditentukan nilai Delta
Gravitasi Observasi Bacaan yang merupakan dengan rumus :
∆Gob = Gob(n) – Gob (1)
Dengan Gob(n) adalah Gravitasi Observasi Bacaan pada titik
ke-n dan Gob(1) adalag Gravitasi Observasi Bacaan pada titik
pertama data.
2.5.6 Gravitasi Observasi
Gravitasi Observasi (K) adalah nilai percepatan gravitasi
mutlak (g observasi). Yang terlebih dahulu diikatkan dengan titik
ikat referensi yang telah diketahui nilainya. Dengan persamaan
K= nilai g obs telah diikat dengan titik ikat + ∆Gob
Dengan K adalah Gravitasi Observasi.
2.5.7 Gravitasi Normal
Gravitasi Normal (N) adalah nilai gravitasi teoritis. Aktivitas
bumi yang berotasi pada sumbunya mengakibatkan bumi berbentuk
spheroid dan flat pada kedua kutubnya. Hal ini mengakibatkan
medan gravitasi di kutub lebih besar daripada di khatulistiwa,
semakin ke kutub besar medan gravitasi semakin bertambah. Oleh
karena itu besar medan gravitasi di suatu tempat dipengaruhi
oleh lintangnya, sehingga reduksi lintang diperlukan dalam
perhitungan gravitasi. Dengan menggunakan persamaan :

Dengan N adalah Gravitasi Normal dan L adalah koordinat


latitude.
2.5.8 Percepatan Gravitasi Normal
Percepatan Gravitasi Normal (O) adalah nilai percepatan
gravitasi akibat g teoritis dihitung dengan menggunakan persamaan :
O=K-N
Dengan O adalah Percepatan Gravitasi Normal.
2.5.9 Free Air Correction
Free air correction (P) adalah perbedaan ketinggian titik-titik
amat yang bervariasi berpengaruh terhadap besarnya gravitasi pada
titik amat tersebut. Nilai gravitasi berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak, sehingga semakin tinggi suatu tempat maka semakin
kecil gravitasinya. Besarnya reduksi udara bebas (Untung dan Sato,
1978) yaitu – 0,3086h mgal/meter, dimana h adalah ketinggian titik
amat terhadap sferoida acuan. Dengan menggunakan persamaan :
P=(-0.308765*M)
Dengan P adalah Free Air Correction dan M adalah elevasi.
2.5.10 Anomali Free Air Correction
Anomali Free Air Correction (Q) adalah nilai anomali akibat
udara bebas dihitung dengan menggunakan persamaan :
Q=O-P
Dengan Q adalah Anomali Free Air Correction (Anomali
Udara Bebas).
2.5.11 Koreksi Bouguer
Koreksi bouguer (R) adalah hampir sama dengan koreksi free
air hanya bedanya efek densitas batuan antara topografi dengan
bidang speroida di perhitungkan. Dengan menggunakan persamaan :

R=0.04192*densitas bouguer(densitas batuan rata-rata)*M


Dengan R adalah Koreksi Bouguer.
2.5.12 Anomali Bouguer Sederhana
Anomali Bouguer sederhana (S) adalah nilai anomali
Bouguer sederhana dihitung dengan mengunakan persamaan
S=Q-R

Dengan S adalah Anomali Bouguer Sederhana.


2.5.13 Anomali Bouguer Lengkap
Anomali Bouguer lengkap (U) merupakan nilai akhir dari
semua perhitungan. Dihitung dengan menggunakan persamaan
U=S+T
Dengan U adalah Anomali Bouguer Lengkap dan T adalah
Koreksi Medan.

Anda mungkin juga menyukai