Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Oleh :

Faisal Amini

Fuad Ansari

Pandu Pranata

Salah satu yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia mampu
menerapkan komunikasi secara baik antar sesamanya. Tujuan dari berkomunikasi pada
dasarnya, untuk mengutarakan maksud seseorang kepada orang lain.

Penting sekali kemudian menerapkan komunikasi yang baik dalam kehidupan politik.
Salah satunya memahami konteks berpolitik itu sendiri, dimana akan ada sesuatu yang perlu
dijelaskan kepada konstituen dan itu memerlukan strategi komunikasi politik yang baik.

Berbicara mengenai komunikasi politik pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat,
perilaku baik langsung maupun tidak langsung. Berbagai definisi tentang komunikasi antara
lain : "Who says what in which channel to whom and with what effects" artinya "siapa
mengatakan apa melalui saluran mana kepada siapa dan dengan pengaruh apa" (Harold
Lasswell) dan "saling berbagi informasi, gagasan, atau sikap" (Wilbur Schramm). Dibahas
pula tentang fungsi, jenis, komponen, dan proses komunikasi secara umum.
Unsur - unsur komunikasi yaitu Komunikator/Sender (pengirim pesan), Encoding (proses
penyusunan ide menjadi simbol atau pesan), Message (pesan), Media (saluran), Decoding
(proses penerjemahan simbol - simbol), Komunikan/eceiver (penerima pesan) dan Feed back
/ Effect (umpan balik, respon atau pengaruh). Politik adalah kajian tentang kekuasaan atau
seni memerintah. Definisi dari politik, antara lain : "Ho gets what, when, and how" (Harold
Laswell), "Authoritative allocation of values / alokasi nilai - nilai secara otoritatif/sah/sesuai
dengan kewenangan" ( David Easton), " Kekuasaan dan pemegang kekuasaan" (G.E.G
Catlin), "Pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat
seluruhnya" (Joyce Mitchell)

1
BAB II
PEMBAHASAN

Komunikasi politik secara sederhana adalah komunikasi yang melibatkan pesan - pesan
politik dari komunikator kepada komunikan melalui media massa untuk mencapai efek yang
diinginkan sehingga memperoleh feed back.

Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang konkret sebenarnya telah dilakukan
oleh mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjaga warung dan seterusnya. Tak heran jika ada yang
menjuluki komunikasi politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari
istilah belaka.

Dalam praktiknya, komunikasi politik sangat kental dalam kehidupan saehari - hari.
Sebab dalam aktifitas sehari - hari tidak satupun manusia tidak berkomunikasi dan kadang -
kadang sudah terjebak dalam analisis dan kajian komunikasi politik. Berbagai penilaian dan
analisis orang awam berkomentar soal kenaikan bbm, ini merupakan contoh kekentalan
komunikasi politik. Sebab sikap pemerintah menaikkan bbm sudah melalui proses
komunikasi politik dengan mendapat persetujuan DPR.

Gabriel Almond (1960) : "komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada
dalam setiap sistem politik. "All of the functions performed in the political system, political
socialisation and recruitment, interest articulation, interest aggregation, rule making, rule
application, and rule adjudication, are performed by means of communication."

Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan - pesan yang terjadi pada saat
keenam fungsi lainnya itu dijalankan. Hal ini berarti bahwa fungsi komunikasi politik
terdapat secara inherent didalam setiap fungsi sistem politik. Political communication is a
process by which a nations leadership, media and citizenry exchange and confer meaning
upon messages that telate to the conduct of public policy (Perloff).

Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka
ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa. Jack Plano dkk,
kamus analisa politik : komunikasi politik adalah penyebaran aksi, makna, atau pesan yang
bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur - unsur komunikasi seperti
komunikator, pesan dan lainnya.

Kebanyakan komunikasi politik merupakan lapangan wewenang lembaga - lembaga


khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah atau parpol. Namun demikian
komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua
orang hingga ruang kantor parlemen.

2
A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI POLITIK

Membicarakan komunikasi politik tidak semudah dengan membicarakan gerakan politik.


Kesulitan itu muncul karena ada dua konsep yang mengusung disiplin ilmu ini, yakni konsep
komunikasi dan konsep politik .

Di kampus-kampus tempat studi komunikasi politik diajarkan, terutama untuk jenjang


mahasiswa pascasarjana, materi pembelajaran komunikasi politik akan lebih banyak berkisar
pada aktivitas secara praktis, misalnya rapat kerja partai, pemilu, kampanye, dan pengarahan
massa. Itu di ajarkan oleh dosen yang berlatar belakang ilmu politik. Sebaliknya jika hal itu
di ajarkan oleh dosen yang berlatar belakang komunikasi, penekanannya akan lebih banyak
pada aspek-aspek komunikasi massa, propaganda, dan penggunaan media untuk
mempengaruhi para pemilih. Kesulitan untuk mengaitkan dua disiplin ilmu ini bukan saja
terjadi dalam studi komunikasi politik, tetapi hampir semua kajian ilmu yang dibngun oleh
dua disiplin yang berbeda, seperti komunikasi antar budaya, komunikasi organisasi, politik
ekonomi, sosiologi pertanian dan semacamnya.

Komunikasi politik adalah sebuah studi yang interdisiplinari yang dibangun atas berbagai
macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungan antara proses komunikasi dan proses politik.
Ia merupakan wilayah pertarungan dan di meriahkan oleh persaingan teori, pendekatan,
agenda dan konsep dalam membangun jati dirinya. Oleh karena itu pula, komunikasi yang
membicarakan tentang politik kadang diklaim sebagai studi tentang aspek-aspek politik dari
komunikasi publik, dan sering dikaitkan sebagai komunkasi kampanye pemilu (election
campaign) karena mencakup masalah persuasi terhadap pemilih, debat antar kandidat dan
penggunaan media massa sebagai alat kampanye.1

B. HUBUNGAN KOMUNIKASI DENGAN POLITIK


Menurut Lucian Pye, antara komunkasi dan politik memiliki hubungan yang erat dan
istimewa karena berada dalam kawasan (domain) poltik dengan menempatkan komunikasi
pada posisi yang sangat fundamental. Galnoor misalnya mengatakan bahwa “tanpa
komunikasi, tidak akan ada usaha bersama, sehingga tidak ada politik.” Pernyataan lain dari
Pye bahwa “ tanpa suatu jaringan (komunikasi) yang mampu memperbesar (enlarging) dan
melipat gandakan (magnifying) ucapan-ucapan dan pilihan-pilihan individual, tidak ada
namanya politik.

Ilmuwan politik yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan antara ilmu
politik dengan ilmu komunikasi adalah para murid Lasswell antara lain:
1. Ithiel De Sola Pool
2. V.O Key
3. Gabriel A. Almond

1 Cangara hafied, Komunikasi Politik (Rajawali Pers, Universitas Michigan, 2009), hal: 15-18

3
Almond dalam Alfian (1990) melihat bahwa komunikasi merupakan salah satu masukan
yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik. Ia di ibaratkan sebagai suatu
sistem sirkulasi darah dalam tubuh yang mengalirkan pesan-pesan politik berupa tuntunan,
protes, dan dukungan (aspirasi dan kepentingan) ke jantung (pusat) pemrosesan sistem
politik. Komunikasi politik menyambungkan semua bagian darib sistem politik sehingga
aspirasi dan kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan. Bila komunikasi itu
berjalan lancar, wajar, sehat menurut alfian (1990).

C. PENGERTIAN ILMU KOMUNIKASI POLITIK


Terminologi komunikasi berasal dari bahasa latin yakni Communico yang berarti
membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan dua orang atau lebih.
Sebagai ilmu yang multidisiplin, definisi komunikasi telah banyak dibuat oleh para pakar dari
berbagai disiplin ilmu. adapun politik segala sesuatu yang dilakukan atas kepentingan
kelompok atau kekuasaan sering kali diatas namakan dengan lebel politik.

Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni menyalurkan aneka
ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa –”penggabungan
kepentingan” (interest aggregation” dan “perumusan kepentingan” (interest articulation)
untuk diperjuangkan menjadi public policy. (Miriam Budiardjo).

Kajian komunikasi ilmu politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun
penanaman lebih banyak dikenal dengan propaganda. Meskipun bahasan tentang peranan
media massa dan pendapat umum secara persial sudah banyak dilakukan untuk mendukung
teori dan kekuatan politik, tetapi belum mengarah pada kekuatan politik. Di Indonesia pada
awalnya perhatian untuk membicarakan komunikasi politik justru tumbuh dikalangan sarjana
ilmu politik dari pada ilmu komunikasi itu sendiri.

Oleh sebab itu nuansa komunikasi politik lebih kepada perilaku politik, dan belum terlalu
menyentuh kepada peranan media massa yang dapat digunakan untuk menyampai berita itu
sendiri.

Komuniksi politik menurut Mc Nair Murni membicarakan tentang sumber daya publik
yang memiliki nilai apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi. Untuk menghindari kajian
komunikasi politik tidak hanya bicara tentang kekuasaan, tetapi juga mencakup simbol-
simbol bahasa, seperti bahasa tubuh serta tindakan-tindakan politik seperti protes dan unjuk
rasa.

Dari pengertian diatas dapat juga pengertian yang mengatakan komunikasi politik
adalah suatu komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik.
Faktor ini pula yang menbedakan dengan komunikasi lainnya seperti komunikasi pendidikan
dan komunikasi bisnis. Perbedaan itu terletak pada isi pesan.2

2
Cangara hafied, Komunikasi Politik (Rajawali Pers, Universitas Michigan, 2009), hal: 36

4
Adapun Shacter (1961) menulis bahwa: "komunikasi merupakan mekanisme untuk
melaksanakan kekuasaan." Definisi Shacter ini menempatkan komunikasi sebagai unsur
kontrol sosial atau untuk memengaruhi perilaku, keyakinan, sikap terhadap orang lain.
Batasan lain dikemukakan oleh Carl Hovland, Irving Janis, dan Harold Kelly (1953), me-reka
menekankan aspek pengaruh dalam mendefinisikan komunikasi, yakni "the process by which
an individual (the communicator) transmit stimuli (ussually verbal) to modify the behavior of
other individuals (the audience)." Adapun David Berlo yang terkenal dengan model S-M-C-R
(Sour-ce-Message-Channel-Receiver) mengatakan: "all communication behavior has as it
purpose the electing of specific response from a specific person (or group of persons)."

Pengertian komunikasi sekaligus sebagai model yang begitu terke, nal di lingkungan
sarjana komunikasi dan politik merupakan jawaban dari lima pertanyaan yang dikemukakan
oleh Harold Lasswell: Who Says what, In which channel, To whom, Whith what effect.
Formula walaupun sederhana tetapi sangat membantu mempermudah pema-haman terhadap
fenomena komunikasi terutama untuk komunikasi politik (catatan, formula Lasswell muncul
dari studi propaganda yang tidak lain merupakan salah satu bentuk komunikasi politik).3

Apa yang dikemukakan Lasswell di atas menyiratkan bahwa proses komunikasi berjalan
searah atau bersifat linear. Ia sangat menekankan aspek persuasi dengan tujuan untuk
memperoleh efek tertentu, sehingga dipandang kurang begitu 'pas' untuk komunikasi pada
umum-nya. Pemikiran lain tentang proses komunikasi dikemukakan oleh Dean Barnlund:
"Communication describes the evolution of meaning"; meaning is something invented,
essigned, rather than something received. Thus communication is not reaction to something,
nor an interaction with something, but a transaction in which man invents and attributes to
realize his purpose" (Komunikasi melukiskan evolusi makna; makna adalah sesuatu yang
diciptakan, ditentukan, diberikan, dan bukan sesuatu yang diterima.

Jadi, komunikasi bukanlah sesuatu reaksi terhadap sesuatu, bukan pula interaksi dengan
sesuatu, melainkan suatu transaksi yang di dalamnya orang menciptakan dan memberi makna
agar menyadari tujuan orang tersebut.)

Seperti halnya dengan komunikasi yang lain, komunikasi politik juga memiliki berbagai
unsur antara lain yakni:

a. Komunikator politik
Komunikator tidak menyangkut orang melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif
dan ekskutif. Dengan demikian, sumber komunikator politik adalah mereka yang dapat
memberi imformasi tentang hal-hal yang mengandung bobot politik, misalnya presiden,
anggota DPR, gubernur dan bupati/wali kota.
b. Pesan politik

3 Subiakto Henry dan Ida Rachmah, Komunikasi Politik (Kencana, Jakarta, 2012, hal: 15-16

5
Pesan politik ialah pesan yang disampaikan, baik secara tertulis mupun tidak tertulis,
tersembunyi ataupun terang-terangan baik yang disadari atau tidak disadari yang isinya
mengandung bobot politik.
c. Saluran atau media politik

Saluran atau media politik ialah alat atu sarana yang digunakan oleh para komunikator
dalam penyampaian pesan-pesan politik, misalnya media cetak atau media massa.
d. Sasaran atau Target Politik
Sasaran atau anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan dalam
bentuk pemberian suarakepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum.
e. Pengaruh atau efek komunikasi politik

Efek komunikasi politik diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem


pemerintahan dan partai-partai politik,dimana nuansa nya akan bermuara pada pemberian
suara kepada kandidat dalam pemilihan umum.

D. FUNGSI KOMUNIKASI POLITIK

Sebagai disiplin ilmu, komunikasi politik menurut McNair (2003:21) memiliki lima fugsi
dasar, yakni sebagai berikut:

a). Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang terjadi di sekitarnya. Disini media
komunikasi memiliki fungsi pengamatan dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi dalam
masyarakat.

b). Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikansi fakta yang ada sehingga berusaha
membuat liputan yang objektif, yang bisa mendidik masyarakat atas realitas fakta tersebut.

c). Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah poltik sehingga
bisa menjadi wacana dalam membentuk opini publik, dan mengembalikan hasil opini itu
kepada masyarakat. Dengan cara demikian, bisa memberi arti dan nilai pada usaha penegakan
demokrasi.

d). Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga politik.
Disinilah media bisa berfungsi sebagai anjing penjaga sebagaimana pernah terjadi dalam
kasus Nixon sebagai presiden amerika karena terlibat kasus watergate.

e). Dalam masyarakat yang demokratis , media politik berfungsi sebagai saluran advokasi
yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat disalurkan
kepada media massa

6
jika fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh McNair(2003) dikombinasikan dengan
fungsi komunikasi yang dibuat oleh Goran Hedebro (1982), komunikasi politik berfungsi
untuk:

a). Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan lembaga
politik maupun dalam hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat

b). Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga politik

c). Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para pendukung partai

d). Menjadi platfrom yang bisa menampung ide-ide masyarakat sehingga menjadi bahan
pembicaraan dalam bentuk opini publik

e). Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi tentang cara-cara pemilihan
umum dan penggunaan hak mereka sebagai pemberi suara

f). Menjadi hiburan masyarakat sebagai pesta demokrasi dengan menampilkan para juru
kampanye, artis, dan para komentator atau pengamat politik

g). Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflik dan
ancaman berupa tindakan separatis yang mengancam persatuan nasional

h). Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui informasi
untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap gerakan reformasi dan demokratisasi

i). Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melaui siaran berita, agenda setting, maupun
komentar-komentar politik

j). Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good governance
yang tranparansi dan akuntabilitas.

E. FOKUS KAJIAN KOMUNIKASI POLITIK MENURUT DISIPLIN ILMU POLITIK


Kajian komunikasi politik pada awalnya berakar pada ilmu politik, meskipun penamaan
lebih banyak dikenal istilah propaganda. Ini dimulai pada tahun 1922 dengan penelitian dari
Ferdinand Tonnies dan Walter Lippman yang meneliti tentang opini publik dalam
masyarakat, kemudian dilanjutkan oleh Bagehot, Maine, Byrce, dan Graha Wallas di Inggris
yang menelaah peranan pers dan pembentukan opini publik.

Bahkan ketika Harold D. Laswell menulis disertasi doktor tentang Propaganda


Technique in the World War (1927). Praktik propaganda berkembang terutama menjelang
perang dunia II ketika Nazi Jerman berhasil melakukan ekspansi dengan gemilang dibawah
propaganda Dr. Joseph Gobbel.

Meskipun bahasan tentang peranan media massa dan pendapat umum secara parsial
sudah banyak dilakukan untuk mendukung teori dan kekuatan politik, tetapi belum mengarah
pada pembentukan studi komunikasi politik. Nanti setelah terjadi debat di antara calon

7
presiden Amerika Serikat tahun 1960 yang ditayangkan melalui televisi, orang mulai banyak
memberi perhataian terhadap media dalam memengaruhi politik.4

Berdasarkan ruang lingkupnya, berdasarkan pelaksanaan kegiatan komunikasi dapat


dibagi atas:
1. Komunikasi internal (dalam lingkungan sendiri, rumah tangga, kantor, lembaga,
organisasi, perusahaan)
2. Komunikasi eksternal (dengan pihak lain/luar atau khalayak/publik)

Sedangkan ruang lingkup ilmu komunikasi berdasarkan pola hubungan ketika melakukan
kegiatan komunikasi, dapat dibagi atas:
1. Komunikasi vertikal
2. Komunikasi horizontal
3. Komunikasi diagonal.
Sedangkan ruang lingkup jenis dapat dibedakan dalam penggolongan jenis-jenis
komunikasi berikut ini:
1. Komunikasi interpersonal (antar pribadi)
2. Komunikasi kelompok (organisasional)
3. Komunikasi massa

4 Budiardjo Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996).

8
BAB III

PENUTUP

Komunikasi dan politik merupakan suatu hal yang berbeda. Namun bisa terbentuk karena
adanya hal-hal yang terjadi didalamnya. Komunikasi politik dari segi ilmu politik memiliki
ruang lingkup yang luas, mulai dari propaganda yang merupakan yang menjadi hal utama,
media massa, proses pemilihan umum, kampanye dan sebagainya

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.

9
Daftar Pustaka

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Rakhmat jalaluddin 2006. Komunikasi politik khalayak dan efek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Subiakto Henry dan Ida Rachmah, 2012. Komunikasi Politik. Jakarta: PT Kencana.

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992

Budiardjo Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996.

10

Anda mungkin juga menyukai