PENDAHULUAN
2. etanol
Nama Resmi :ETHANOLUM
Nama Lain : etanol, alkohol
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan warna biru yang tidak berasap.
Kelarutan : sangat mudah larut dengan air dalam kloroform p dan
dalam eter p.
Penyimpanan : dalam wadah tetutup rapat , terlindungi dari cahay,
ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan : sebagai zat uji
3. propolenglikol
propilenglikol seperti yang tertera dalam farmakope edisi III
pemerian : cairan mengkilap, putih keperakan, mudah terbagi menjadi
butiran kecil, dan sangat mudah bergerak,jika dipanaskan mudah
menguap.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam etanol(95%) dan dala asam
klorida larut sempurna dalam asam nitrat p dan dalam asam
sulfat p mendidih
4. asam benzoat
Nama resmi : ACIDUM BENZOICUM
Nama Lain : asam benzoat
RM : C7H6O2
Pemerian :hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 500 bagian air, dalam lebih
kurang 3 bagian etanol 95(%) p dalam 8 bagian kloroform p
dan dalam 3 bagian eter p.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai zat uji
5. Asam salisilat(Ditjen POM,FI IV : 50)
udara.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzena, mudah laut dalam
etanol dan dalam eter, larut dalam air endidih, agak sukar
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan
Buret
Erlenmeyer
Pipet volume 10 ml
Geles ukur
b. Bahan yang digunakan
Aquadest
Asam benzoat
Asam salisilat
Alkohol
Tween
Propilenglikol
Larutan NaOH 0,1 N
Indikator Phenolftalein
3.2 Cara Kerja
a. Pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat
1. Dibuat dan dibakukan larutan NaOH 0.1 N
2. Dibuat campuran pelarut pelarut seperti yang tertera pada tabel
berikut:
Air (%v/v) Etanol (%v/v) Propilenglikol(%v/v)
30 0 20
30 2,5 17,5
30 5 15
30 7,5 10
30 10 7,5
30 15 5
30 17,5 2,5
30 20 0
b. Pembahasan
Kelarutan adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada
suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih
solute atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang
homogen.
Secara kuantitatif, kelarutan merupakan konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, sedangkan secara
kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat
untuk membentuk dispersi molekuler homogen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH, temperatur,
jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielekrik pelarut,
dan surfaktan. Semakin tinggi temperature maka akan mempercepat
kelarutan zat, semakin kecil ukuran partikel zat maka akan mempercepat
kelarutan zat.
Pada praktikumini, zat yang diuji sebagai sampel dan standar adalah
asam benzoat. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pelarut campur dan pengaruh surfaktan terhadap kelarutan asam benzoat
serta untuk membuat kurva kalibrasi asam benzoat
Pada praktikum pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan
asam benzoat, menggunakan pelarut tunggal dan pelarut campuran air,
alcohol dan propilenglikol dengan perbandingan yang
berbeda.Kelarutan suatu zat sangat dipengaruhi oleh jenis pelarut atau
polaritas pelarut. Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar
dan ionik, begitu pula sebaliknya. Kelarutan juga bergantung pada
struktur zat, seperti perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu
molekul.Makin panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar
zat tersebut larut dalam air. Menurut Hilderbrane : kemampuan zat
terlarut untuk membentuk ikatan hidrogen lebih pentig dari pada
kemolaran suatu zat.
Senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut
dalam senyawa polar. Misalnya gula, NaCl, alkohol, dan semua asam
merupakan senyawa polar sehingga mudah larut dalam air yang juga
merupakan senyawa polar. Sedangkan senyawa nonpolar akan mudah
larut dalam senyawa nonpolar, misalnya lemak mudah larut dalam
minyak. Senyawa nonpolar umumnya tidak larut dalam senyawa polar,
misalnya NaCl tidak larut dalam minyak tanah.
Pelarut polar bertindak sebagai pelarut dengan mekanisme sebagai
berikut :
Mengurangi gaya tarik antara ion yang berlawanan dalam Kristal.
Memecah ikatan kovalen elektrolit-elektrolit kuat, karena pelarut ini
bersifat amfiprotik.
Membentuk ikatan hidrogen dengan zat terlarut.
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi daya tarik-menarik
antara ion-ion karena konstanta dielektiknya yang rendah.Iapun tidak
dapat memecahkan ikatan kovalen dan tidak dapat membentuk jembatan
hidrogen. Pelarut ini dapat melarutkan zat-zat non polar dengan tekanan
internal yang sama melalui induksi antara aksi dipol. Pelarut semi polar
dapat menginduksi tingkat kepolaran molekul-molekul pelarut non
polar.Ia bertindak sebagai perantara (Intermediete Solvent) untuk
mencampurkan pelarut non polar dengan non polar.
Menurut Farmakope edisi III hal. 49. Asam benzoat larut dalam
lebih kurang 350 bagian air,dan lebih kurang 3 bagian etanol
(95%)p,dalam 8 bagian kloroform pdan dalam 3 bagian eter p.
c. Pengaruh Penambahan Surfaktan
no Konsentrasi N NaOH Volume kadar
larutan Tween 80 titrasi ml
I II
2 0 0.007 10,7 2 10,872%
3 0,1 0.007 0,4 1 1,188%
4 0,5 0.007 23,8 23,5 3,038%
5 1.0 0.007 29,4 24,4 3,556%
6 5,0 0.007 2,6 2,8 6,838%
7 10,0 0.007 5,7 5,8 14,702%
8 50,0 0.007 4,6 5,4 12,48%
9 100,0 0,007 3,4 5,6 7,692%
d. Pembahasan
Kelarutan adalah suatu kemampuan suatu zat yang dapat larut dalam
pelarut tertentu. Hasil dari zat yang tersebut ini disebut larutan jenuh. Suatu
zat yang akan mengalami kelarutan harus disesuaikan dengan zat pelarut
yang dapat melarutkan zat yang akan dilarutkan. Pada keadaan ini, suhu dan
ukuran permukaan sangat berpengaruh, semakin tinggi suhu semakin cepat
suatu zat akan larut. Semakin kecil luas permukaan, semakin cepat pula
suatu zat itu larut.
setelah dikocok masih ada endapan larut maka ditambahkan lagi asam
di keringkan dan tentukan kadar asam asam benzoat yang larut, setelah itu
dielektrik.
kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis (di
bidang farmasi) dan lebih jauh lagi, dapat bertindak sebagai standar atau uji
kemurnian.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Asam benzoat larut dalam lebih kurang 350 bagian air,dan lebih kurang 3
b. Semakin tinggi konstanta dielektrik maka semakin sedikit asam benzoat yang
terlarut, hal ini sesuai dengan literature bahwa asam benzoat merupakan
senyawa nonpolar yang lebih larut dalam pelarut yang memiliki konstanta
dielektrik rendah.
yang terlarut.
V.2 Saran
praktikum (alat, bahan, dan atribut) dengan baik dan tidak membuat keributan saat
= 0,0828
Mgrek NaOH = Mgrek KHP
𝑚𝑔
V.N = 𝐵𝐸
𝑚𝑔
N = 𝐵𝐸.𝑉
203
= 6,3×204,23
= 0,0404
0,0828+0,0404
N rata-rata = 2
= 0,0616
Mg = V.N.BE
= (19,55).(0.061)(122,12)
= 154,6342 mg
= 0,1546 g
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,1546
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 15,460 %
12,6+27,9
b. Vrata-rata = = 26,55
2
Mg = V.N.BE
Mg = (26,55). (0,061).(122,12)
= 197,7794
= 0,1977
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,1977
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 1,977 %
7,6+15,9
c. Vrata-rata = = 15,55
2
Mg = V.N.BE
= (15,55).(0,061).(122,12)
= 155,8369 mg
= 0,1558 g
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,1558
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 1,158%
14,4+28
d. V rata-rata = = 28,4
2
Mg = V.N.BE
= (28,4).(0,061).(122,12)
= 211,5606
= 0,2115
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,2115
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 2,115 %
17,7+30,6
e. V rata-rata = = 33
2
Mg = V.N.BE
= (33).(0,061).(122,12)
= 245,8275
= 0,2458
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,2458
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 2,458%
21,9+43,7
f. V. Rata-rata= = 32,55
2
Mg = V.N.BE
= (32,55).(0,061).(122,12)
= 242,4753
= 0,2424
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,2424
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 2,424 %
22,2+44,9
g. V rata-rata = = 33,55
2
Mgrek NaOH = Mgrek Asam Karbonat
𝑚𝑔
V.N =
𝐵𝐸
Mg = V.N.BE
= (33,55).(0,061).(122,12)
= 249,9246
= 0,2499
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,2499
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 2,499 %
19,6+38
h. V rata-rata = = 38,6
2
Mgrek NaOH = Mgerk Asam Karbonat
𝑚𝑔
V.N =
𝐵𝐸
Mg = V.N.BE
= (38,6).(0,061).(122,12)
= 287,5437
= 0,2875
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,2875
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 2,875 %
2. Pengaruh penambahan Sunfaktan
Konsentraso 0
10,7+2
V rata-rata = = 10,7
2
Mgrek NaOH = Mgrek Asam Karbonat
𝑚𝑔
V.N =
𝐵𝐸
Mg = V.N.BE
= (6,36).(0,007).(122,12)
= 5,4367
= 0,5436
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,5436
= × 100%
5 𝑚𝑙
= 10,872%
Konsentrasi 0,1
𝑣
Mg = × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
= × 0,1
1 𝑚𝑙
= 5 gr
0,4+1
V rata-rata = = 0,7
2
Mgrek NaOH = Mgrek Asam Karbonat
𝑚𝑔
V.N =
𝐵𝐸
Mg = V.N.BE
= (0,7).(0,007).(122,12)
= 0,5943 mg
= 0,0594
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,0594
= × 100%
5 𝑚𝑙
= 1,188%
Konsentrasi 0,5
𝑣
Mg = × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
= × 0,5
1 𝑚𝑙
= 25 mg
23,8+23,5
V rata-rata = = 47,3
2
Mgrek NaOH = Mgrek Asam Karbonat
𝑚𝑔
V.N =
𝐵𝐸
Mg = V.N.BE
= (35,55).(0,007).(122,12)
= 30,3895 mg
= 0,3038
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
0,3038
= × 100%
10 𝑚𝑙
= 3,038%
Konsentrasi 1,0
𝑣
Mg = × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
= ×1
1 𝑚𝑙
= 50 mg
29,4+24,4
V rata-rata = = 26,9
2
𝑣
mg = × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
= ×5
1 𝑚𝑙
= 250 mg
2,6+2,8
V rata-rata = = 2,7
2
= 3,4193 mg
= 0,3419
𝑚𝑔
% kadar = × 100%
𝑣
03419
= × 100%
5 𝑚𝑙
= 6,838%
Konsentrasi 10,0
𝑣
Mg = × 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
= × 10
1 𝑚𝑙
= 500 mg
5,7+5,8
V rata-rata = = 5,75
2
Martin, Alfred, 1990, Farmasi Fisika Edisi I, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Rosenberg. 1992. “Kimia Dasar”. Penerbit Erlangga. Jakarta.