Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyerang sistem persarafan,
Stroke sendiri didefinisikan suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian.(Fransisca,2012).

Prevalensi stroke di Indonesia terlihat meningkat seiring peningkatan umur


responden. Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak
baik stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Prevalensi nasional Stroke
tahun 2007 adalah 0,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala).
Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Stroke diatas prevalensi nasional,
yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta,
Jawa Bara Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat. Jumlah penyakit stroke di Indonesia tahun
2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak
1.236.825 orang (7,0‰), sedangkan berdasarkan diagnosis Nakes diperkirakan
sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). Berdasarkan diagnosis Nakes maupun
diagnosis/gejala, Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah pen-derita
terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4‰) dan 533.895 orang (16,6‰), se-
dangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu
sebanyak 2.007 orang (3,6‰) dan 2.955 orang (5,3‰).

Penyebab stroke sendiri yaitu thrombosis serebral thrombosis ini terjadi pada
pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemik jaringan
otak, yang dapat menimbulkan oedem dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis

1
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat
terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang
dapat menyebabkan iskemik serebral.Beberapa keadaan dibawah ini dapat
menyebabkan thrombosis seperti aterosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia,
arteritis dan emboli. Hemorargi merupakan perdarahan intracranial atau
intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang sub arachnoid atau ke dalam
jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan
hipertensi akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah
ke dalam parenkim otak, yang dapat menyebabkan penekanan, pergeseran dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan menglami
pembengkakan, otak tertekan sehingga terjadi penekanan otak,oedem, dan
mungkin herniasi pada otak, hipoksia umum beberapa penyebab hipoksia umum
diantaranya adalah hipertensi yang parah henti jantung dan paru curah jantung
turun karena aritmia hipoksia setempat beberapa penyebab hipoksia setempat
adalah spasme serebral, yang di sertai perdaahan subarchnoid Vasokontroksi
arteri otak di sertai sakit kepala migren . (Arif.Muttaqin 2008)

Tanda dan gejala klinis yang timbul tergntung dari jenis stroke.Gejala klinis
pada stroke hemorargi berupa defisit neurologis mendadak,didahului gejala up
normal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi, kadang tidak terjadi
penurunan kesadaran, terjadi terutama pada usia > 50 tahun. Gejala neurologis
yang timbul tergantung pada berat ringanya gangguan pembuluh darah dan
lokasinya. Gejala klinis pada stroke akut berupa : hemiparise, letargi, afasia(tidak
lancer bahkan tidak dapat berbicara), disartria(bicara pelo atau cadel),
ataksia(tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran), vertigo(mual dan
muntah atau nyeri kepala). (Fransisca,2012).

Gangguang yang sering terjadi pada pasien yang mengalami serangan stroke
adalah Gangguan Mobilisasi Fisik.Mobilitas fisik yaitu keadaan ketika seseorang
mengalami atau bahkan beresiko mengalami keterbatasan fisik dan bukan

2
merupakan immobilisasi (Doenges, M.E, 2000). Pergerakan adalah proses yang
kompleks yang membutuhkan adanya koordinasi antara sistem muskeletal dan
sistem saraf. Namun pada penderita stroke ini mengalami gangguan peredaran
darah di otak atau pecahnya pembuluh darah ketika sistem pusat di otak
memerintahkan untuk menggerakan anggota gerak, darah yang menuju ke bagian
muskeletal tidak bisa menuju dengan sempurna di karena adanya hambatan di
bagian pembuluh darah pada akhirnya anggota gerak mengalami kelemahan atau
kelumpuhan. (Doenges, M.E, 2000).

Proses asuhan keperawatan mempunyai peranan penting dalam keberhasilan


pencegahan, penyelamatan klien dengan stroke non hemoragik di instansi rumah
sakit maupun masyarakat dengan upaya promotif yaitu memberikan pendidikan
kesehatan mengenai stroke tanda dan gejala serangan stroke, untuk keluarga yang
memiliki keluarga yang mengidap penyakit stroke, perlu upaya preventif yaitu
dengan cara menjaga pola hidup sehat dan mengkonsumsi makan-makanan yang
bersih dan sehat, memberikan pelatihan senam ROM, kuratif yaitu dengan cara
memeriksa jadwal kontrol pasien yang mengidap penyakit stroke dan menegur
keluarga jika tidak sesuai dengan jadwal kontrol nya, dan rehabilitatif yaitu
dengan cara memperhatikan medikasinya,makanan nya dan pola hidup nya.
Untuk dapat melakukan pencegahan maupun pengobatan dengan melakukan
asuhan keperawatan pada penderita stroke maka perawat berperan sebagai
pemberi asuhan keperawatan seperti, educator(pendidik yaitu memberikan
pendidikan kesehatan mengenai stroke dan bagai mana menanggulangi stroke
yang terjadi,dan konselor yaitu memberikan penyuluhan lanjutan apakah keluarga
sudah paham atau belum mengenai definisi stroke agar tidak terjadi komplikasi
hingga menyebabkan kematian. Hasil dari proses asuhan keperawatan dapat
sesuai dengan yang diharapkan jika dilakukan secara professional maka keluarga
dapat mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan, serta dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
mempunyai masalah stroke.(Setiadi, 2008).

3
Sehingga semua masyarakat harus aktif untuk menurunkan tingkat kesakitan dan
kematian pada stroke dengan merubah pola pikirnya untuk mengubah prilakunya
menjadi pola hidup sehat atau dengan mencegah dan mengobati penyakit itu secara
tepat seperti program pemerintah yang ada di puskesmas seperti pendidikan
kesehatan di puskesmas, pemeriksaan rutin stroke dipuskesmas. Dan kontrol rutin
atau rawat jalan pasien stroke di rumah sakit. Berdasarkan uraian diatas kami pun
melaukan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Sistem Persarafan :
Stroke, kepada keluarga Bpk. D

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Diharpakan Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan Asuhan
keperawatan Keluarga dengan gangguan system persarafan : Stroke
2. Tujuan khusus
a. Teridentifikasinya masalah kesehatan pada khususnya
b. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem
persarafan : stroke
c. Mampu menganalisa data untuk menentukan masalah
pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem
persarafan : stroke
d. Mampu merumuskan masalah berdasarkan hasil prioritas pada
keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan
gangguan sistem persarafan : stroke
e. Mampu melaksanakan tindakan pada keluarga dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem
persarafan : stroke

4
f. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan
gangguan sistem persarafan : stroke
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan
pada keluarga pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan
gangguan sistem persarafan : stroke
h. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara
teori dan kasus pada keluarga dengan pemenuhan kebutuhan
aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung,
penghambat serta dapat mencapai solusi.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan Stroke


1. Pengertian
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak, yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan
otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
bahkan kematian.(Fransisca, 2012).
Sedangkan menurut Hudak, Stroke adalah defisit neurologis yang
mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam.Menurut WHO
stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global), dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.

2. Etiologi
a. Kekurangan suplay O2 yang menuju otak
b. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah
otak.
c. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.
d. Perdarahan intraserebral
Gejalanya adalah :
1) Nyeri hebat karena hipertensi
2) Serangan terjadi pada siang hari, emosi dan marah.
3) Mual atau muntah pada permulaan serangan
4) Hemiparises dan hemiplegia

6
e. Perdaahan subarachnoid
Gejalanya adalah :
1) Nyeri kepala hebat dan mendadak
2) Kesadaran sering terganggu
3) Ada tanda dan gejala meningeal

f. Factor-faktor yang menyebabkan stroke lainya :


1) Faktok yang tidak dapat diubah (non reversible) seperti: jenis
kelamin, usia, keturunan.
2) Factor yang dapat di ubah seperti: hipertensi, penyakit jantung,
kelesterol tinggi, obesitas, stress.
g. Kebiasaan hidup
a. Merokok
b. Peminum berat
c. Obat-obatan terlarang

7
3. Patofisiologi

Sumber :Nurafif,Amin Huda dan Hardi Kusuma,(2015)

8
4. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang timbul tergntung dari jenis stroke
a. Gejala klinis pada stroke hemorargi berupa :
a) Defisit neurologis mendadak,didahului gejala up normal yang
terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi
b) Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran. Terjadi terutama
pada usia > 50 tahun
c) Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringanya
gangguan pembuluh darah dan lokasinya.
b. Gejala klinis pada stroke akut berupa :
a) Hemiparise
b) Letargi
c) Afasia(tidak lancer bahkan tidak dapat berbicara)
d) Disartria (bicara pelo atau cadel)
e) Ataksia (tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran)
f) Vertigo (mual dan muntah atau nyeri kepala)
5. Komplikasi
a. Peningkatan tekanan intracranial
b. Kejang
c. Thrombosis vena dalam
d. Emboli paru
e. Depresi
f. Hipertensi
g. Infark miokard
h. Infeksi dan sepsis
i. Hiponatremia
j. Depresi Pernapasan

9
6. Klasifikasi stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan hemorarrgik
a. Stroke iskemik (non hemorarrgik) yaitu sumbatan pembuluh
darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagaian atau
keseluruhan terhenti.. 80 % stroke adalah iskemik.
Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Stroke Trombotik : proses terbntuknya thrombus yang
membuat penggupalan alam otak.
2) Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh
bekuan darah.
3) Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke
suluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut
jantung.
b. Stroke hemorarrgik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembulu darah di otak. Hampir 70 % kasus stroke hemorargik
terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemorrgik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1). Hemorargik intra serebral : perdarahan yang terjadi di
dalam jaringan otak.
2). Hemorargik subarachnoid : perdarahan yang tejadi pada
ruang sempit antar permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak.
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Stroke Hemoragik Pada Serangan Akut
a. Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan
b. Masukkan klien ke unit perawatan saraf untuk dirawat di
bagian bedah saraf
c. Penatalaksanaan umum dibagian saraf
d. Neurologis
1) Pengawasan tekanan darah dan konsentrasinya

10
2) Kontrol adanya edema yang dapat menyeababkan
kematian jaringan otak.
e. Terapi perdarahan dan perawatan pembuluh darah
f. Control adanya edema yang dapat menyebabkan kematian
jaringan otak.
g. Pengawasan tekanan darah
b. Perawatan umum klien dengan serangan stroke akut
1) Pengaturan suhu tubuh, suhu ruangan 18-20
2) Pengukuran suhu tubuh setiap 2 jam.

A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR PADA STROKE


1. Kebutuhan Aktivitas
Mobilitas fisik yaitu keadaan ketika seseorang mengalami atau bahkan
beresiko mengalami keterbatasan fisik dan bukan merupakan immobile
(Doenges, M.E, 2000).
Pergerakan adalah proses yang kompleks yang membutuhkan adanya
koordinasi antara sistem muskeletal dan sistem saraf. Namun pada penderita
stroke ini mengalami gangguan peredaran darah di otak atau pecahnya
pembuluh darah ketika sistem pusat di otak memerintahkan untuk
menggerakan anggota gerak, darah yang menuju ke bagian muskeletal tidak
bisa menuju dengan sempurna di karena adanya hambatan di bagian
pembuluh darah pada akhirnya anggota gerak mengalami kelemahan atau
kelumpuhan.

11
TINJAUAN KASUS

Pada bab ini disampaikan satu keluarga dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Pada Keluarga Tn.D dengan Gangguan Sistem Persarafan yang dialami oleh Tn. D
sendiri: Stroke Di Rt 05 Rw 10, Cipinang Besar, Jartinegara, Jakarta Timur. Untuk
melengkapi data, kami mengadakan pengumpulan data dengan melakukan
wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.

Asuhan keperawatan keluarga yang kami lakukan dalam kasus ini


berlangsung pada 5 maret 2018 dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan keluarga yang meliputi langkah – langkah sebagai berikut : pengkajian
keperawatan: pengumpulan data, penjajakan II, analisa data, Diagnosa keperawatan:
Prioritas masalah dengan teknik skoring, Perencanaan keperawatan, Pelaksanaan
keperawatan dan Evaluasi keperawatan

A. PENGKAJIAN KELUARGA
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga, dari hasil yang di peroleh data – data sebagai berikut :
1. DATA DASAR KELUARGA
Nama keluarga : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia/tanggal lahir : 50 tahun / 2 januari 1968
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pensiun
Alamat : Jl. Cipinang Pulo Maja Rt 05 Rw 10, Cipinang
Besar, Jartinegara, Jakarta Timur.

12
2. Susunan anggota keluarga
Adapun susunan anggota keluarga yang dapat dijelaskan pada tabel 3.1.

No Nama Umur Gender Agama Hub dgn Pendidikan Pekerjaan


Kk

1. Bp. D 50 L Islam Ayah/KK SMP Pensiun

2. Ny. Id 45 P Islam Istri SMP IRT/Pedagang

3. Tn. Ih 25 L Islam Anak SMA Buruh Pabrik

4. Nn.R 23 P Islam Anak SMA Karyawan

13
3. Genogram

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

14
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1). Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga usia
dewasa muda, dimana tugas dalam tahapan perkembangan keluarga
saat ini adalah :
a) Memperluas Keluarga inti menjadi keluarga besar
Pada tahap ini keluraga belum mampu atau siap untuk
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan
Bpk. D dan Ny. I berusaha untuk tetap menjaga hubungan intim
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anak
Bpk. D dan Ny. S belum siap untuk hidup mandiri dan melepas
anak nya, dikarnakan kondisi Bpk. D yang sakit sehingga tidak
memungkinakan untuk menafkahi keluaraga, untuk itulah
sangat dibutuhkan keberadaan anak-anaknya dalam keluarga.
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
f) Berperan suami atau istri, kakek atau nenek
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anak
2). Tugas keluarga yang belum terpenuhi
Tugas keluarga yang belum terpenuhi yaitu memperluas keluarga
inti menjadi keluarga besar dan mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima ke pergian anak
3). Riwayat keluarga inti
Bpk.D dan Ny. I menikah 25 tahun yang lalu, pernikahannya
direstui oleh kedua pihak keluarga. Bpk. D sendiri berasal dari
Surabaya, Jawa Timur dan Ny. I berasal dari Jakarta Timur. Bpk. D

15
dan Ny. I dikaruniai 2 orang anak menetap. Saat ini Bpk. D menetap
di cipinang sejak awal pernikahan hingga saat ini bersama istri dan
kedua anaknya.

2. LINGKUNGAN
Keluarga Bp.D memiliki rumah pribadi dengan jenis rumah pavilium, jenis
bangunan permanen luas bangunan 36 M2 dan luas perkarangan 7,5 M2 atap
rumahnya terbuat dari seng/asbes, ventilsi rumahnya cukup yang luasnya
>10% lantai, sehingga pencahayaan dan udara di dalam rumah baik.
Penerangan rumah menggunakan listrik, lantai rumah terbuat dari ubin,
kondisi kebersihan dari rumah Bp.D secara keseluruhan rapih dan cukup
bersih, lantai kamar mandi Bp.D terasa licin.
Sebagaimana dapat di gambarkan pada gambar 3.1.3 berikut
Denah rumah
7500

1500 6000

WC/
KAMAR
1000 2500
MANDI RUANG TIDUR RUANG TIDUR

5000

3500 RUANG TAMU DAPUR TERAS


2500

6000 1500

16
Pengolahan sampah
Pengolahan sampah keluarga Bp.D mempunyai tempat pembungan sampah
yang terbuka serta kondisi tempat pembuangan kurang memenuhi syarat.
Pengolahan tempat sampah rumah tangga di angkut oleh sepeda motor
petugas kebersihan sampah.
Sumber air
Sumber air keluarga pada Bp.D yaitu berasal dari jenis sumber air PAM.
Keperluan air minum terkadang di ambil dari air sumber tersebut dan
terkadang menggunkan air gallon. Keadaan air baik, tidak ada pengendapan
dan tidak terasa. Keluarga Bp.D mempunyai WC sendiri yang jenis
jambannya cemplungan dengan jarak tempat penampungannya dengan
sumber air < 10 meter.Pembuangan air limbah pada keluarga Bp.D
mempunyai saluran pembuangan air bersih, tepatnya berada didepan rumah.

3. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga.
Pola interaksi dalam keluarga tidak menentu karena aktivitas yang
berbeda. Biasanya mereka berinteraksi saat malam hari sedang
menonton tv, dan berinteraksi antar keluarga yaitu terbuka. Sehingga
masalah keluarga dapat dilakukan dengan musyawarah tetapi tidak
jarang juga mereka berbeda pendapat dan menyebabkan pertengkaran
kecil yang bisa diselesaikan bersama. Biasanya mereka berinteraksi
mendiskusikan tentang pekerjaan dan keadaan Bp.D dan yang paling
dominan saat berbicara adalah anak pertamanya dan istrinya.
Cara berkonunikasi pada keluarga Bp.D yaitu komunikasi langsung
dengan saling berhadapan (face to face) , Sifat komunikasi yang
digunakan adalah terbuka yaitu masing-masing dapat mengeluarkan
pendapat dan tidak ada paksaan. Bahasa yang sering digunakan saat
mereka berbicara adalah bahasa indonesia.

17
b. Struktur nilai keluarga
Suku yang keluarga dimiliki Bp.D adalah jawa-betawi .Budaya
yang dominan dalam keluarga adalah betawi, karena Bpk. D sudah 25
tahun menetap di Jakarta. Tidak ada kebudayaan yang betentangan
dengan nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai kepercayaan yang
dilarang oleh agama yang menurut kelurga bertentangan dengan
kesehatan karena presepsi keluarga terhadap kesehatan merupakan hal
yang terpenting, jadi ketika keluarga Bpk. D ada yang sakit, maka
akan dibawa ke fasilitas kesehatan medis maupun alternatif.
c. Struktur peran
Bpk. D berperan sebagai suami dari istri Ny.I dam ayah dari
Tn.Ih dan Nn.R dan cucu nya, Bpk. D sebelum jatuh sakit berperan
sebagai kepala keluarga yng mencari nafkah akan tetapi setelah jatuh
sakit peran tersebut digantikan oleh anak pertamanya, yaitu bekerja
sebagai buruh pabrik. Selain itu istri Bpk. D yaitu Ny. I berperan
sebagai ibu rumah tangga dan juga membantu ekonomi keluarga
dengan berdagang, Hal itu juga dilakukan ole hank kedua yaitu Nn. R
dengan bekerja sebagai karyawan toko baju..

4. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Bpk. D menderita stroke dan hipertensi, dan yang merawat Bpk. D
dalam melakukan aktivitas lainnya dibantu oleh istri dan anaknya.m
Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarganya yang
berhasil dan keluarga sangat sedih jika ada anggota keluarganya
yang meninggal, sakit atau kehilangan.

b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bpk. D hampir tidak pernah berperan aktif dalam
bermasyarakat hanya saja sekedar jika ada panggilan untuk kerja

18
bakti bersosialisasi dan mengobrol dengan tetangga yang lain. Bpk.
D bisa membaca dan menulis, tetapi untuk menulis saat ini sudah
kurang bisa, karena keterbatasan fisik setelah serangan stroke yang
menimpanya. Dan di wilayah keluarga Bpk. D ada perkumpulan
kegiatan pemasyarakatan atau sosial yaitu pengajian karena rumah
dekat dengan masjid. Keluarga Bpk. D terutama istrinya Ny.I cukup
rutin mengikuti pengajian di masjid tersebut.

c. Fungsi reproduksi
Ny. Id tidak mengikuti Kb karena Ny. Id merasa bahwa anak adalah
pembawa rezeki.

d. Fungsi ekonomi
Setiap anak dan cucu Bpk D mempunyai penghasilan sendiri, Ny.i
dan Ny.i hanya mendapatkan uang dari anak pertama, anak kedua
pendapatannya diatas 2.700.000 perbulan, untuk pengeluaran rutin ,
kebutuhan bulanan, kebutuhan makanan, kebutuhan pakaian,dana
kesehatan, bayar pajak dan biaya transportasi. Bpk D mempunyai
tabungan sendiri.. pengelola keuangan dalam keluarga yaitu ny.i

e. Fungsi pemeliharaan kesehatan


1) keluarga dalam penanggulangan sakit
Keluarga Bpk D memiliki kebiasaan berobat ke tenaga
kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit.Kadang- kadang
Keluarga Bpk D membeli obat herbal dan berobat alternatif.
Tetapi saat ini keluarga bpk D khususnya bpk D.berobat ke
tenaga kesehatan dengan alasan jauh lebih baik dari yang lain
nya
2) Pemenuhan kebutuhan makanan

19
Keluarga Bpk D dalam pengadaan makanan sehari-hari dengan
cara memasak sendiri, dan yang memasak adalah Ny. I
Komposisi jenis makanan sehari-hari: selalu ada makanan
pokok, selalu ada lauk-pauk protein hewani dan protein nabati
tetapi untuk sayuran keluarga bapak D kadang-kadang,
mengkonsumsi buah-buahan juga kadang-kadang, susu kadang-
kadang. . Cara menyajikan makanan dalam keluarga terbuka.
Pantangan terhadap makanan untuk keluarga bpk D adalah jenis
makanan yang mengandung garam karna pasien menghidap
hipertensi. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum
dengan cara di masak. Kebiasaan keluarga dalam mengelola
makanan dengan di potong dulu baru di cuci. Kebiasaan makan
dalam keluarga dengan bersama

3) Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur


Keluarga bpk D, kususnya bpk D mempunyai kebiasaan tidur
pada siang hari setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur
masing-masing dan keluarga bpk D tidak ada anggota
keluarganya yang mengalami kesulitan tidur

4) Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan latihan


Keluarga bpk D sering melakukan rekreasi yang teratur yaitu
sebulan 4x. keluarga bapak D menggunakan waktu
senggangnya dengan kegiatan mengaji,menjahit. Keluarga
bapak D tidak melakukan olahraga secara teratur di karnakan
sibuk.

5) Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

20
Kebiasaan anggota keluarga dalam pemeliharaan kebersihan diri
yaitu mandi 2x perhari, sikat gigi 2x perhari, serta cuci rambut
1x perhari. Semua anggota keluarga menggunakan bahan seperti
sabun, shampo, pasta gigi, untuk memenuhi pemeliharaan
kebersihan diri.

5. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA


Stres yang dihadapi keluarga Bpk. D mengatakan penyakit stroke dan
hipertensi yang di derita merupakan cobaan dari Allah dan harus sabar
menghadapinya serta bertawaqal dan berusaha atau mencari jalan keluar
bersama anggota keluarga agar Bpk.D dapat menghadapi penyakitnya.

6. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Bpk. D berharap agar Bpk. D dapat sembuh dan dapat
beraktivitas seperti sediakala sebelum sakit.

7. PEDOMAN PENJAJAKAN II

Masalah Kesehatan :Stroke dan hipertensi

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah


1). Pengertian:
Bp.D mengatakan “tidak bisa menggerakkan sebagian tubuhnya”
2). Penyebab:
Bp.D mengatakan “karena darah tinggi”.

3). Akibat :

Sebagian anggota tubuh tidak bisa bergerak

3). Tanda dan gejala:


Bp.D mengatakan “waktu terkena serangan stroke kaki dan tangan
kiri terasa kaku, lemah, dan tidak dapat digerakkan serta bicara
tidak jelas, tapi sekarang yang dirasakan hanya pada kaki kiri dan
tangan kiri yaitu tidak dapat digerakan.

21
4). Komplikasi:
Bp.D mengatakan “tangan dan kaki jadi tidak bisa digerakkan,
bahkan hanya bisa berbaring, lalu bicara tidak dimengerti orang
lain”
Keluarga Bp.D mengatakan “ akibat dari stroke jika tidak
ditangani segera bisa lumpuh dan bisa mengakibatkan kematian”

b. Pencegahan Stroke :
Bp.D mengatakan “istirahat yang cukup”

c. Kemampuan keluarga mengambil keputusan


Keluarga Tn. I mengatakan “waktu Bp.D mengalami stroke keluarga
langsung membawanya ke rumah sakit.

d. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan


Keluarga pasien Bp.D mengatakan “Mendekatan barang-barang yang
sering digunakan oleh pasien ke dekat pasien dan memasang tiang
pegangan di kamar mandi”

e. Hasil Observasi (pengkajian terhaadap lingkungan keluarga)


Apa yang terkihat dilingkungan sesuai dengan apa yang di katakan
oleh ibunya.

f. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan


Bp.D mengatakan “Iya, seperti obat-obatan dan cara menggunakan
tongkat”

Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Adapun data pemeriksaan fisik pada keluarga Bpk. D yang terdapat


pada table berikut:

No. Area Bpk. D Ny. Id


Pemeriksaan
1. Kepala Rambut beruban sebagian, Rambut bersih, lebat, lurus
lurus, distribusi rata dan dan bebas ketombe
sering gatal-gatal, dan

22
lembab sering
sakit karena pusing
2. Mata/ wajah Nervus optikus normal Sklera mata kiri dan kanan
namun visus menurun tidak anemis dan
dalam batas 3 meter. palpebra merah mudah
Nervus III, IV, VI tidak
ada masalah, wajah
asimetris dan tampak
merah.
3. Hidung Penciuman (nervus Tidak bersekret, dan tidak
olfaktorius) tidak ada ada kelainan penciuman
keluhan, penciuman
normal
4. Mulut Mulut asimetris, kekuatan Mukosa lembab, tidak ada
menguyah berkurang, kesulitan menelan, gigi
lidah normal, mukosa utuh
lembab
5. Leher Nyeri bagian leher hingga Tidak ada benjolan, tidak
bahu, tidak ada ada pembesaran
pembesaran kelenjar kelenjar limpa
limpa
6. Dada Dada simetris, berdebar- Simetris, bunyi jantung dan
debar, dan paru dalam batas
sering berkeringat normal
7. Abdomen Nyeri abdomen, sakit perut. Tidak ada distensi,
tidak ada masalah BAB peristaltik (+),tidak
terdapat kelainan/
masalah kesehatan
8. Tangan Kelumpuhan (hemiplegia) Tidak terdapat kelainan/
tangan kiri, telapak masalah kesehatan
hingga jari
kiri bengkakdan
berkeringat dingin
9. Kaki Kelumpuhan Tidak terdapat kelainan/
(hemiplegia) di kaki kiri masalah kesehatan
dan telapak kaki bengkak
10. Skala kekuatan 3333 5555 Tidak ada keluhan
otot 3333 5555
ekstremitas
11. Keadaan Umum Lemas, sulit berjalan dan Tidak terdapat masalah
tirah baring. kesehatan
12. Tekanan Darah 160/100 mmHg 120/80 mmHg
13. Berat Badan & 70 kg 60 Kg
Tinggi badan 170 kg 155 cm

23
14. Nadi 90x/m 80x/m
15. Pernapasan 22x/m 20x/m
Suhu 37c 36C
No. AreaPemeriksaan Tn. Ih Nn. R
1. Kepala Rambut bersih, lebat, lurus, Distribusi rambut merata,
dan bebas ketombe. lurus, dan tidak ada
kelainan masalah
kesehatan
2. Mata Sklera tidak anemis Tidak anemis
3. Hidung Tidak bersekret, tidak ada Tidak ada sekret, tidak ada
kelainan penciuman. masalah penciuman
4. Mulut Mukosa lembab, tidak ada
Mukosa lembab, tidak kesulitan menelan, gigi
ada kesulitan menelan, utuh
gigi utuh.

5. Leher Tidak ada pembesaran


Tidak ada benjolan, tidak kelenjar limpa
ada pembesaran kelenjar
limpa.

6. Dada Simetris, bunyi jantung dan Simetris, bunyi jantung dan


paru dalam batas normal. paru dalam batas
normal.
7. Abdomen Tidak ada distensi, peristaltik Tidak ada distensi abdomen
(+).
8. Tangan Tidak ada pembengkakan, Tidak terdapat kelainan/
tidak ada kelainan masalah kesehatan
kesehatan
9. Kaki Tidak terdapat kelainan/
Tidak ada kelainan/ masalah kesehatan
masalah kesehatan

10. Berat Badan 65 Kg 53 Kg


Tinggi badan 175 cm 150 cm
Vital sign TD: 120/70 mmHg TD: 110/80 mmHg, P: 80x/
P: 84x/ i, RR: 22x/ i, T: 36oC i, RR: 20x/ i, T: 37oC

Kesimpulan :

24
Saat di kaji keluarga Bpk. D di temukan di dalam keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan adalah Bpk. D dengan masalah stroke dan hipertensi. Dengan
hasil pemeriksaan fisik didapatkan Bpk. D : TD=160/100mmhgN= 90x/menit S= 37c,
RR= 22x/menit.

8. ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA

Berdasarkan data dari pengkajian keluarga Bp.D diatas maka didapatkan


data focus pada klien dengan gangguan system persarafan: stroke yang
tersusun sebagai analisa data yang tertulis dalam tabel , yaitu sebagai
berikut:

25
N DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
O
1. DS: Gangguan perfusi ketidakmampuan
- Bpk.D mengatakan “Nyeri jaringan serebral pasca keluarga dalam
kepala sejak pagi-malam serangan stroke mengenal masalah
dan tidak bisa tidur nyenyak pasca stroke
di malam hari”
DO:
- TD : 150/100mmHg
- Pulse : 90x/menit
- Bp.D tampak gelisah
- Bp.D berkeringat dingin
- P : Nyeri dirasakan
berdenyut
- Q : Nyeri ketika bangun
tidur
- R : Nyeri pada tengkuk
- S : Skala nyeri 6 (nyeri
sedang)
- T : waktu pagi dan malam
hari

26
2. DS: Risiko terjadinya ketidakmampuan
- Bp.D mengatakan “stroke serangan stroke keluarga merawat
berulang yaitu seseorang berulang (pecahnya anggota keluarga
yang pernah mengalami pembuluh darah yang sakit stroke
stroke dan mengalami stroke akibat hipertensi)
kembali”

- Keluarga Bp.D mengatakan


“mengetahui apa penyebab
dari stroke berulang”

- Bp.D mengatakan “tangan


dan kaki kiri nya tidak bisa
digerakkan.

- Keluarga Bp.D mengatakan


“akibat dari stroke jika tidak
ditangani segera bisa
lumpuh dan bisa
mengakibatkan kematian

DO :
- Kekuatan otot
3333 5555
3333 5555

- Tampak kelemahan pada


ekstermitas atas dan bawah
bagian kiri

27
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan perfusi jaringan serebral pasca serangan stroke
2) Risiko terjadinya serangan stroke berulang (pecahnya pembuluh darah akibat
hipertensi)

Masalah keperawatan keluarga berdasarkan skore tertinggi :Stroke

1) Risiko terjadinya serangan stroke berulang (pecahnya pembuluh darah akibat


hipertensi) b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit stroke.

No Criteria Skor Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah : 1 2/3 x 1 = Masalah yang muncul saat ini adalah


a. Actual = 3 2/3 resiko, resiko serangan stroke berulang,
b. Resiko = 2 kemungkinan terserang kembali sangaat
c. Potensial = 1 besar karena Bp. D terkadang jarang
menggerak-gerakan anggota tubuh nya
yang kaku, dan pola hidup Bpk. D saat
ini kurang baik, terkadang Bpk. D tidak
tidur malam dan tidak tidur siang yang
menyebabkan tekanan darah Bpk. D
terkadang tinggi, dan jika kepala Ny. S
sudah merasa pusing, Bpk. D mengatasi
masalah tersebut tidak berobat ke
puskesmas ataupun rumah sakit, Bpk. D
hanya istirahat di rumah saja.

2 Kemungkinan 2
masalah untuk 1/2 x 2 = 2 Masalah untuk diubah sebagian dalam

28
di rubah : hal ini keluarga belum mengenal
masalah, dan
a. Mudah = 2
kurangnya informasi tentang kesehatan,
b. Sebagian = 1
sehingga diharapkan dengan peningkatan
c. Sulit = 0
yang baik dari petugas kesehatan, dan
diberikan penyuluhan bisa mengubah
kebiasaan ataau pola hidup Bp. D

Potensial Pada Bpk. D potensial masalah untuk


3 masalah untuk dicegah sangat rendah karna belum ada
dicegah : 1/3 x 1 = kesadaran yang baik pada keluarga untuk
1 1/3 melakukan upaya-upaya pencegahan
a. Tinggi = 3
secara mandiri
b. Sedang = 2
c. Rendah = 1

29
2/2 x 1 =
Menonjolnya Ketika Bpk. D mendapat serangan
1 2/2
masalah : stroke pertama kali, upaya yang
4
dilakukan keluarga Bpk. D khususnya
a.Masalah
di bawa ke rumah sakit, dan setelah
dirasakan
membaik Bpk. D hanya di rawat di
dengan
rumah oleh istri dan kedua anaknya
upaya = 2
dengan baik, seperti membantu
b.Masalah
melakukan gerakan ringan pada seluruh
dirasakan
anggota tubuhnya, dan membuat tangan
dengan tidak
kanan dan kaki kanannya dapat di
ada upaya = 1
fungsikan kembali.
c. Masalah tidak
dirasakan = 0

Total Skor
=4

30
2) Gangguan perfusi cerebral

No kriteria bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah : 1 3/3 x1 = Masalah yang terjadi aktual, karena hipertensi
a. Aktual = 3 3/3 merupakan tekanan darah di atas rata-rata normal
b. Resiko = 2 yang dapat menyebabkan stroke bahkan kematian.
c. Potensial = 1 Dan keluarrga Bpk. D terutama pasien belum
memahami dan masih menyepelekan mengenai
tekanan darah tinggi yang dialami oleh Bp. D , dan
pencegahan yang di lakukan oleh keluarga belum di
lakukan karena kemungkinan besar keluarga tidak
mengetahui diit yang harus di berikan, maka dari itu
perawat akan memberikan penkes mengenai
hipertensi dan upaya apa sja yang harus dilakukan.

Kemungkinan masalah untuk di rubah sangat sulit,


2. kemungkinan 2 karena kebiasaan keluarga Bp. D selalu
masalah untuk 0/2 x 2 = 1 menghidangkan makanan yang asin, seperti ikan
dirubah : asin, dan kebiasaan tidur malam pun sangat sulit di
a. Mudah : 2 ubah karena sudah menjadi kebiasaan keluarga tidur
b. Sebagian : 1 malam, dan dari kebaisaan keluarga yang tidak baik
c. Sulit : 0 dapat berpotensi tekanan darah Bp. D akan selalu
tinggi dan dapat menyebabkan serangan stroke
berulang. Pencegahan yang dilakkan perawat yaitu
memberikan penkes dan mengontrol tekanan darah.

31
No . Criteria Skor Perhitungan Pembenaran

3. Potensial 1 2/3 x 1 = Potensial masalah untuk dicegah


2/3 sedang, karena keluarga Bp. D masih
masalah untuk
bisa di berikan penjelasan tentang
dicegah : hipertensi.

a. Tinggi = 3

4. b. Sedang = 2
0/2 x 1 = ½
c. Rendah = 1 1 Tidak ada upaya yang di lakukan
keluarga, dan tidak ada yang di lakukan
untuk merawat Bp. D yang hipertensi.
Menonjolnya Dan kurangnya pengetahuan menjadi
penyebab dari segala masalah yangn
masalah :
terjadi.
a. Masalah dirasakan

dengan upaya = 2

b. Masalah dirasakan

dengan tidak ada upaya =


1

c.Masalah tidak dirasakan


=0

Sehingga didapatkan masalah prioritas pada keluarga Bp. D dengan kebutuhan


keamanan atau keselamatan, yaitu sebagai berikut:

1. Risiko terjadinya serangan stroke berulang (pecahnya pembuluh darah akibat


hipertensi)
2. Gangguan perfusi Cerebral

32
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada pemenuhan kebutuhan dasar pada keluarga Bp. D dengan
gangguan sistem persarafan: stroke yang disusun berdasarkan prioritas masalah. Berikut adalah tabel yang berisi rencana asuhan
keperawatan pada keluarga Bp. D

33
No. Tujuan kriteria evaluasi
Diagnosa
Respo Rencana tindakan
keperawatan Umum khusus Standar
n

1) Risiko terjadinya Setelah Setelah Menyebutkan 3 1.Diskusikan dengan keluarga pengertian


serangan stroke dilakukan dilakukan dari 7 Penyebab stroke.
berulang tindakan tindakan stroke : 2.Ajarkan keluarga untuk mengungkapkan
(pecahnya keperawata keperawatan hipertensi, kembali pengertian stroke
pembuluh darah n selama selama 1x60 diabetes, 3.Diskusikan dengan keluarga penyebab
akibat hipertensi) …x… menit penyakit jantung, stroke.
Respo
pada Bpk. D b.d kunjungan kunjungan merokok, 4.Beri kesempatan keluarga bertanya
nVerb
Ketidakmampuan rumah rumah kolesterol tinggi, 5.Motivasi keluarga untuk mengungkapan
al
keluarga merawat diharapkan diharapkan kurang olahraga, kembali penyebab stroke.
anggota keluarga Gangguan keluarga alkohol dan 6.Gali pendapat keluarga tentang tanda
yang sakit stroke perfusi mampu: narkoba. Wajah dan gejala stroke yang terjadi pada
hasil scoring 4 jaringan tidak simetris, keluarga
1. Mengenal
dapat kelemahan pada 7.Motivasi keluarga untuk mengungkapan
masalah
teratasi tangan atau kaki, kembali tanda dan gejala stroke.
stroke
bicara pelo. 8.Identifikasi akibat serangan stroke yang
pada
Menyebutkan lalu
anggota
akibat bila 9.Motivasi keluarga untuk mengungkapan

34
keluargany serangan stroke kembali akibat yang terjadi bila serangan
a dengan tidak diatasi stroke tidak dia
cara seperti: 10.Demonstrasikan cara melakukan ROM
menyebutk Mengalami 11.Motivasi keluarga untuk redemonstrasi
an Kelumpuhan 12.Beri pujian positif atas upaya yang
a) Pengert (Kelemahan sudah dilakukan keluarga
ian pada bagian 13.Diskusikan dengan keluarga
stroke ekstermitas, pencegahan dari stroke
b) Penyeb sehingga tidak 14.Motivasi keluarga untuk pencegahan
ab bisa berjalan) dari stroke
stroke Mengakibatkan 15.Diskusikan dengan keluarga cara
kematian karena menciptakan lingkungan rumah yang
kurangnya suplai bersih
c) Tanda
darah keotak 16.Motivasi keluarga untuk Memodifikasi
dan
yang diakibatkan lingkungan dalam perawatan stroke
gejala
adanya sumbatan 17.Klarifikasi pengetahuan keluarga
stroke
pada aliran darah tentang manfaat fasilitas kesehatan
ke otak. 18.Motivasi keluarga untuk memanfaat
2. Keluarga Keluarga fasilitas kesehatan pada stroke
mampu mendemonstrasi
mengambi kan kembali cara
keputusan melakukan ROM

35
untuk seperti yang
mengatasi dicontohkan oleh
serangan perawat.
stroke: Menyebutkan 3
a) Menjel dari 8
askan Pencegahan
akibat stroke:
yang Menghindari
terjadi stress, makan-
bila makanan yang
seranga bergizi,
n mengontrol
stroke kesehatan secara
tidak rutin, kontrol
diatas gula darah,
3. Keluarga mengontrol berat
mampu badan, kontrol
merawat tekanan darah,
anggota minum obat
keluarga secara teratur,
yang rutin
stroke berolahraga.

36
a) Dapat Menciptakan
melaku lingkungan
kan rumah yang
ROM bersih seperti:
menjaga
b) Dapat kebersihan lantai
menyebu supaya tidak
tkan cara kotor dan tidak
pencega licin. Manfaat
han fasilitas
stroke kesehatan adalah
4. Memodifi untuk
kasi mengontrol
lingkunga kesehatan,
dalam mendapatkan
perawatan pendidikan
stroke kesehatan yang
5. Keluarga tepat dan segera
mampu untukmengatasi
memanfaat stroke
kan
fasilitas

37
kesehatan
untuk
mengatasi
stroke

38
PENUTUP

Setelah membahas mengenai laporan kasus asuhan keperawatan keluarga dengan kebutuhan keamanan atau keselamatan dengan
masalah stroke, dimana penulis melakukan perbandingan antara teori dengan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

1. Pada saat pengkajian tidak semua anggota keluarga tidak pernah kumpul secara bersamaan sehingga sulit didapatkan data
seluruh keluarga dengan cepat. Harus dengan kontak waktu pada setiap anggota keluarganya agar dapat bertemu.
a. Tugas perkembangan keluarga sudah memenuhi semua tugasnya.
b. Peran Keluarga pada keluarga Bpk.D semua berjalan dengan baik dan sesuai dengan peran nya masing-masing.
c. Fungsi keluarga Bpk.D terutama fungsi pemeliharaan kesehatanpada pemenuhan kebutuhan makanan belum terpenuhi.
d. Dalam fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga Bpk.Dtidak rutin berobat ke rumah sakit atau puskesmas.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan
saran-saran untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada keluarga dengan stroke :
1. Bagi penuyusun : mampu meningkatkan derajat kesehatan terhadap keluarga binaan tidak terfokus hanya kepada yang sakit
karena telah memenuhi kebutuhan dasar pada keluarga Bpk.D khususnya Bpk.D dengan gangguan sistem persarafan: Stroke
2. Bagi petugas puskesmas : diharapkan mampu melakukan kunjungan rutin secara terjadwal untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga di wilayah tersebut

39
3. Bagi keluarga :iharapkan pada keluarga Bpk.D agar kepala keluarga tidak diperankan oleh Bpk.D, dapat menempatkan barang
barang sesuai dengan tempatnya, untuk keluarga Bpk.D yang lain dapat memberi aspek keamanan sebelum meninggalkan
rumah, dan keluarga harus lebih memanfaatkan fasilitas kesehatan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin,Arif.(2008).Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.Jakarta:Salemba Medika

Nurafif,Amin Huda dan Hardi Kusuma.(2015).APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS DAN
NANDA NIC NOC.Jakarta:Media Action

Setiadi.(2008).KONSEP DAN PROSES KEPERAWATAN KELUARGA.Jakarta:Graha Ilmu

Smeltzer & Bare.(2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth. Edisi 12.Alih bahasa: Devi Yulianti, Amelia
Kimin. Jakarta: EGC
Susan, C Dewit.(1998).ESSENTIALS OF MEDICAL SURGICAL NURSING.Jakarta

Tarwoto Wartonah dan Eros Siti Suryati.(2007).KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GANGGUAN SISTEM
PERSARAFAN.Jakarta:Sagung Seto

Potter, P. A & Perry, A. G. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, dan Praktik, Alih bahasa: Renata
Komalasari. Jakarta: EGC

41

Anda mungkin juga menyukai