Anda di halaman 1dari 12

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

ANALISIS FASIES RESERVOIR A FORMASI MENGGALA DI LAPANGAN BARUMUN


TENGAH, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH
Nanda Natasia1, Ildrem Syafri1, M. Kurniawan Alfadli1, Kurnia Arfiansyah1
Corresponding e-mail: nanda.natasia@unpad.ac.id
1
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung – Sumedang Km.21 Jatinangor 45363

ABSTRAK
Lapangan Barumun Tengah adalah lapangan yang baru dikembangkan semenjak
ditemukannya potensi hidrokarbon pada sumur eksplorasi BT-1 pada lapisan batupasir A dan
B tahun 1984. Pengambilan data baru berupa sumur pengembangan dan seismik 3D dapat
digunakan untuk melihat pola sebaran lateral dan geometri batupasir yang sesuai dengan
model lingkungan pengendapan yang diajukan, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk
memahami tipe fasies, distribusi lateral, geometri dan kualitas reservoir pada reservoir
batupasir A. Kelompok Sihapas berumur Awal Miosen menindih tidakselaras terhadap
Formasi Pematang. Formasi ini mengandung batupasir dengan ukuran butir medium-coarse
dan batulempung yang diendapkan pada delta plain- delta front. Ketebalan pada Formasi
Lower Sihapas di sumur BT-1 adalah 130 kaki dan terdapat 4 batupasir individu berukuran
40kaki, 8kaki, 30kaki, dan 10kaki masing-masing. Sedangkan pada sumur BT-2 ketebalan
Lower Sihapas 150kaki dengan 4 batupasir individu juga masing-masing 53kaki, 23kaki,
5kaki, 22kaki. Berdasarkan deskripsi litofasies, maka dapat diinterpretasikan asosiasi fasies
yang terdapat pada sumur BT-3 terdiri dari dua asosiasi fasies (genetic unit).

Kata kunci: Fasies,Formasi Menggala, Sumatera Tengah

ABSTRACT
Barumun Tengah is one of newly developed field since the discovery of hidrocarbon potential
in BT-1 Well on Sand A and B in 1984. Newly well and seismic data taken was able to
determinate the geometry and lateral distribution of the sand facies. But the new integrated
study to understand the facies type is needed. The Early Miocene Sihapas group was
deposited unconformitely the Older Pematang Group, Consist of medium to coarse sandstone
and shale deposited in delta plain to delta front environment. Thickness of the sand in BT-1
sand is aproximately 130 ft in total with 4 separated sandstone layer, from bottom to top
40ft, 8 ft, 30ft, and 10ft. while thickness in BT-2 Well 53ft, 23ft, 5ft, and 22ft respectively.
Based on litofacies description, there are two genetic unit can be found.

Keyword: Facies, Menggala Formation, Central Sumatera

LOKASI DAN RUANG LINGKUP Lapangan Barumun Tengah terletak pada


PENELITIAN bagian Barat Laut dari Cekungan Sumatra
Secara geografis lapangan Barumun Tengah Tengah. Perkembangan tektonik pada
terletak pada Provinsi Sumatra Utara struktur Barumun Tengah ini merupakan
(Gambar 1) Lapangan ini merupakan bagian bagian dari evolusi tektonik Cekungan
merupakan bagian dari Cekungan Sumatra Sumatra Tengah. Cekungan Sumatra Tengah
Tengah. Objek utama pada penelitian ini merupakan salah satu dari serangkaian rift
adalah lapisan batupasir yang memiliki basin yang kedudukannya saat ini berada
karakteristik batuan reservoir pada skala pada posisi back-arc yang memanjang
makro dan mikro, yaitu fokus pada sepanjang tepi sundaland. Cekungan ini
pembahasan analisis fasies pada daerah merupakan cekungan minyak utama dan
penelitian. yang paling produktif menghasilkan minyak
bumi di Indonesia pada saat ini.
TATANAN GEOLOGI Cekungan Sumatra Tengah dibentuk pada
Geologi Regional awal tersier (Eosen-Oligosen) yang
Tatanan Tektonik Regional merupakan serangkaian dari struktur half-
graben dengan arah utara-barat laut sub-

139
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

paralel dan dipisahkan oleh blok horst (Miosen Awal), and F3 (Miosen Tengah -
(Williams, H. dan R.T. Eubank, 1995). Resen). Karakteristik dari struktur pada
Menurut Hedrick and Aulia, 1993, Terdapat setiap periode dan pengaruhnya terhadap
empat periode utama pembentukan struktur geometri perangkap yang dihasilkan dibahas
yang dikenali pada Cekungan Sumatra secara berurutan dimulai dari yang tertua
Tengah; Termasuk : F0 (Sebelum sampai yang termuda:
Mesozoikum.), F1 (Eosen-Oligosen), F2

Gambar 1. Peta lokasi lapangan Barumun Tengah yang termasuk dalam


wilayah Cekungan Sumatra Tengah

Fase Deformasi Pra-Eosen merupakan yang half graben yang sudah berlangsung sejak
tertua (F0) di Cekungan Sumatra Tengah. zaman Kapur hingga awal tersier.
Eubank dan Makki,1981, yang pertama kali Konfigurasi basement cekungan tersusun
menjelaskan bahwa Batuan Basement Pra- oleh batuan-batuan metasedimen berupa
Tersier Cekungan Sumatra Tengah greywacke, kuarsit dan argilit. Batuan dasar
melibatkan tiga terrane dengan litologi yang ini diperkirakan berumur Mesozoik. Pada
berbeda (Gambar 2). Kumpulan Mutus beberapa tempat, batuan metasedimen ini
dengan arah melintang diagonal arah NNW- terintrusi oleh granit (Williams dan
NW sepanjang bagian barat daya lokasi Eubank,1995). Secara umum proses
penelitian. Pada kumpulan ini terdapat sedimentasi pengisian cekungan ini dapat
material kerak samudera (ofiolit) yang dikelompokkan menjadi Kelompok
ditutupi sedimen laut dalam termasuk rijang Pematang, Kelompok Sihapas, Formasi
radiolaria coklat, serpih merah keunguan Telisa, Formasi Petani, dan Formasi Minas
dan meta-argillite, slate, lapisan tipis (Gambar 4).
batugamping, dan pola sikuen turbidit yang
mengandung tuff interkalasi. Penentuan Geologi Lapangan Barumun Tengah
umur pada litologi tuff di Lapangan Duri Pada bagian yang lebih dalam dari daerah
menunjukan umur 222 Juta tahun yang lalu penelitian dikarakteristikan dengan
(Trias akhir). keterdapatan Graben Mandian dimana
Perkembangan tektonik pada cekungan terendapkan batuan induk. Formasi Brown
Sumatra Tengah secara sistematik dapat Shale Pematang mengandung dominasi
dilihat pada Gambar 3. sphaerosideritic / sideritic berwarna abu-abu
kehijauan yang diendapkan di lingkungan
Stratigrafi Regional transisi, litoral – continental selama Eosen
Proses sedimentasi di Cekungan Sumatra Akhir – Oligosen. Batuan ini dianggap
tengah dimulai pada awal tersier (Paleogen), sebagai batuan induk utama dari
mengikuti proses pembentukan cekungan hidrokarbon pada daerah ini. Geokimia

140
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

batuan induk menunjukan tipe kerogen tipe batupasir glauconitic dan dolomit yang
II (oil dan gas prone) dan tipe III (gas seluruhnya diendapkan pada Awal-
prone) yang memiliki potensi menghasilkan Pertengahan Miosen. Pengendapan Formasi
hidrokarbon cair dengan jumlah relatif Telisa terjadi pada rezim regresi mulai dari
sedikit. Hasil dari evaluasi batuan pada sub-litoral marine luar sampai pada
Sumur BT-1 menunjukan bahwa potensial lingkungan transisi. Analisis geokimia pada
TOC: 0.13 – 0.52 %, dengan rata-rata formasi ini menunjukan tipe kerogen yang
0.25% (poor – fair), Ro: 0.42, Tmax: 440°C, didominasi oleh tipe kerogen tipe II dan III –
HI: 17 dan SPI: 0.09. (PT. Caltex Pacific woody amorphous kerogen (gas dan
Indonesia, 1985, tidak dipublikasikan). minyak). Hasil dari Rock-Eval
Salah satu yang memiliki potensi sebagai mengindikasikan TOC: 0.61 – 1.56% (fair –
batuan induk juga adalah Formasi Telisa. good) dengan rata-rata 1.12%, Ro: 0.29 –
Formasi ini tersusun oleh perlapisan 0.37, Tmax: 422 - 432° C, HI: 44 – 357 dan
batulempung karbonatan berwarna abu-abu SPI: 0.54 – 4.2.
hijau olive – coklat dengan batulanau,

Gambar 2. Peta batuan dasar pada Cekungan Sumatra Tengah


(Heidric, dkk., 1996)

141
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Gambar 3. Gambar 3. Perkembangan Tektonik pada Cekungan Sumatra


Tengah. (Heidrick dan Aulia, 1993)

Gambar 4. Kolom stratigrafi Cekungan Sumatra Tengah (Williams dan Eubank, 1995)

142
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Struktur Geologi Daerah Penelitian Perangkap Ketidakselarasan: Perangkap ini


Tektonik Pliosen – Plistosen merupakan awal berasosiasi dengan batupasir Sihapas/
dimulainya dari perkembangan kontrol Kelompok Pematang tidak selaras diatas
perangkap struktural berumur Miosen basement.
Tengah yang berkembang pada Cekungan Perangkap Stratigrafi: Perangkap ini
Sumatra Tengah. Tektonik event ini berasosiasi dengan perubahan fasies lateral
menghasilkan fitur struktur yang dikenal antara batupasir dan batulempung.
sebagai Sesar Sumatra berarah Barat Laut – Peta Struktural pada bagian atas Formasi
Tenggara. Pengaruh kondisi tektonik ini Menggala (Gambar 5) menunjukan bahwa
membentuk perangkap umum yang ada pada area Barumun Tengah memiliki pola yang
Cekungan Sumatra Tengah, sebagai berikut : memanjang berarah Utara-Selatan dengan
Antiklin Tersesarkan: Perangkap antiklin ini tiga arah kemirinngan ke bagian timur turun
mudah diidentifikasi pada permukaan dan ke patahan normal bagian timur.
terbentuk saat tahap akhir deformasi.

Gambar 5. Pola struktur pada bagian atas Formasi Menggala pada lapangan
Barumun Tengah (Laporan internal perusahaan PT.EMP Tonga)

Stratigrafi Daerah Penelitian pasir individu juga masing-masing 53kaki,


Stratigrafi Lapangan Barumun Tengah 23kaki, 5kaki, 22kaki. Pada BT-3 ketebalan
tersusun atas Batuan Dasar, Kelompok Lower Sihapas 140kaki dengan ketebalan
Pematang, Kelompok Sihapas, Formasi Telisa pasir 42kaki, 8kaki, 30kaki, 6kaki. BT-4
dan Petani. Berdasarkan data sumur yang ketebalan Lower Sihapas 124kaki dan
ada, tidak ditemukan Formasi Minas. mengandung 4 individu pasir (Gambar 7).
Terdapat dua interval dari target reservoir Formasi Telisa dikenal sebagai batuan
pada Formasi Menggala. Yaitu batupasir A tudung secara regional terlepas dari
dan B (Gambar 6). keterdapatan seal intraformasi Kelompok
Kelompok Sihapas berumur Awal Miosen Sihapas. Formasi Telisa akan berfungsi baik
menindih tidakselaras terhadap Formasi sebagai seal hidrokarbon juga berfungsi
Pematang. Formasi ini mengandung sebagai pelindung terhadap flushing
batupasir dengan ukuran butir medium- reservoir oleh air meteorik. Batulempung ini
coarse dan batulempung yang diendapkan pun membentuk batuan tudung seperti
pada delta plain- delta front. Ketebalan pada halnya pada Kelompok Sihapas dimana
Formasi Lower Sihapas di sumur BT-1 adalah batulempung ini menutupi batupasir fluvio-
130 kaki dan terdapat 4 pasir individu deltaic. Batuan tudung intraformasi pada
berukuran 40kaki, 8kaki, 30kaki, dan 10kaki Upper Sihapas ini bisa berperan sebagai seal
masing-masing. Sedangkan pada sumur BT- sekunder.
2 ketebalan Lower Sihapas 150kaki dengan 4

143
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Gambar 6. Stratigrafi Lapangan Barumun Tengah berdasarkan Sumur


BT-1

Gambar 7. Kolom stratigrafi Formasi Menggala pada Sumur BT-3

144
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Litofasies dan Asosiasi Fasies 4. Litofasies Batupasir Bioturbasi


1. Litofasies Batulanau Litofasies ini mempunyai ciri-ciri litologi
Litofasies ini mempunyai ciri-ciri berupa batupasir berwarna hijau
didominasi oleh batulanau dengan kehitaman, ukuran butir pasir halus-
sisipan batulempung dan batupasir sedang, bentuk butir membundar-
sangat halus. struktur sedimen membundar tanggung, terpilah sedang-
lentikular berupa batupasir berwarna baik, keras. Struktur sedimen bioturbasi
hijau kecoklatan. Batulempung berupa opiomorpha dan skhlolitos,
berwarna hijau kecoklatan, karbonatan laminasi silang siur bersudut rendah.
(Gambar 8). Litofasies ini terdapat pada mengandung glaukonit, pirit, fragmen
kedalaman 5410 ft – 5406,7 ft, 5364 ft batuan berupa fragmen batupsir,
– 5358,5 ft, dan 5356,5 ft – 5332,2 ftMd batulempung, dan dolomit. karbonatan.
pada sumur BT-3. Litofasies ini terdapat pada kedalaman
2. Litofasies Batupasir Wavy 5406,5 ft – 5395 ftMd, dan 5372,2 ft –
Litofasies ini mempunyai ciri-ciri 5364 ftMd (Gambar 11)
didominasi oleh batupasir berukuran 5. Litofasies Batupasir cross lamination
pasir sedang-halus, hijau kehitaman- Litofasies ini mempunyai ciri-ciri litologi
coklat, bentuk butir menyudut berupa batupasir berwarna hijau
tanggung-menyudut, terpilah sedang- kecoklatan, ukuran butir pasir sedang –
baik. keras-sangat keras. Struktur halus, bentuk butir membundar-
sedimen wavy, lateral burrow, dan membundar tanggung, terpilah sedang-
flame structure. mengandung baik, keras. Struktur sedimen laminasi
glaukonitik, kaolinit, karbonatan. silang siur, lateral burrow. Mengandung
Litofasies ini terdapat pada kedalaman glaukonit, kaolinit, pirit, fragmen batuan
5318 ft – 5311 ftMd (Gambar 9). berupa fragmen batupasir,
3. Litofasies Batupasir flaser batulempung, dan dolomit. karbonatan.
Litofasies ini mempunyai ciri-ciri litologi Litofasies ini terdapat pada kedalaman
sama dengan fasies batupasir wavy, 5395 ft – 5374 ftMd (Gambar 12).
dengan struktur sedimen flaser, 6. Litofasies Konglomerat
perlapisan silang siur bersudut rendah, Litofasies ini mempunyai ciri-ciri litologi
vertical dan lateral burrow (opiomorpha, berupa batupasir kasar konglomeratan
skhlolitos), load cast (flame structure). berwarna coklat muda, sangat keras.
Litofasies ini terdapat pada kedalaman komponen penyusun berupa fragmen
5411ft – 5410 ft, 5350 ft – 5346,5 ft, batupasir dan konkresi karbonat.
5342 ft – 5336,5 ft, 5332,2 ft – 5318 terletak pada kedalaman 5339,4 ft –
ftMd (Gambar 10). 5345.5 ftMd (Gambar 13).

Gambar 8. Litofasies Batulanau

145
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Gambar 9. Litofasies Batupasir wavy

Gambar 10. Litofasies Batupasir flaser

146
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Gambar 11. Litofasies Batupasir Bioturbasi

Gambar 12 Litofasies Batupasir Cross Lamination

147
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Gambar 13. Litofasies Konglomerat

KESIMPULAN Petroleum Association, 10th Annual


Berdasarkan deskripsi litofasies tersebut, Convention.
maka dapat diinterpretasikan asosiasi fasies Heidrick, T.L., K. Aulia, B. Mertani, dan
yang terdapat pada sumur BT-3 terdiri dari Yarmanto (1996) : Petroleum geology of
dua asosiasi fasies (genetic unit), yaitu: Indonesian basins, II: Central Sumatra
1. Serpih Lagoon. basin. Pertamina BPPKA.
Asosiasi ini terdiri dari litofasies batulanau. Heidrick, T.L. dan K. Aulia (1993) : A
Ciri khusus pada unit genetik ini adalah structural and tectonic model of the
berukuran butir lanau-lempung, berwarna Coastal Plains Block, Central Sumatra
hijau dan karbonatan. Pada kurva log sinar basin, Indonesia. Proceeding Indonesian
gamma, Asosiasi fasies ini dicirikan dengan Petroleum Association, 22nd Annual
nilai yang tinggi (>100 API) Convention, Jakarta.
2. Sand flat. Koning, T. dan F.X. Darmono (1984) : The
Asosiai fasies ini terdiri dari litofasies Geology of The Beruk Northeast Field,
batupasir bioturbasi, batupasir wavy, Central Sumatra, Proceedings Indonesian
Batupsir Bioturbasi, batupasir silang-siur dan Petroleum Association, Thirteenth Annual
batupasir flaser. Pada kurva log sinar Convention, Jakarta.
gamma, asosiasi fasies ini dicirikan dengan Mertosono, S. dan G.A.S. Nayoan (1974) :
nilai log sinar gamma rendah. The Tertiary basinal area of Central
Sumatra. Proceeding Indonesian
DAFTAR PUSTAKA Petroleum Association. 3rd Annual
Asquith, G., dan Krygowski, D., (2004): Convention, Jakarta.
Basic Well Log Analysis, AAPG Methods in Moulds, P.J. (1989) : Development Of The
Exploration 16, 245 p., Tulsa, Oklahoma – Bengkalis Depression, Central Sumatra
Amerika Serikat. and Ins Subsequent Deformation – A
Cameron, N.R. (1983) : The stratigraphy of Model for Other Sumatran Grabens,
the Sihapas Formation in the North West Proceedings Indonesian Petroleum
of the Central Sumatra Basin. Proceedings Association, Eighteenth Annual
Indonesian Petroleum Association, 12th Convention vol.1, Jakarta.
Ann. Convention 1983-1, Jakarta. Posamentier, H.W., dan Walker, R.G. (2006):
Eubank, R.T. dan A.C. Makki (1981) : Facies Models Revisited, Society for
Structural geology of the Central Sumatra Sedimentary Geology Special Publication
back-arc basin. Proceeding Indonesian 84, Tusla, Oklahoma.

148
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

Wain, A.S. dan Jackson, B.A. (1995) : New Society of London Special Publication,
Pematang Depocentres on The Kampar London. Twenty Fourth Annual
Uplift, Central Sumatra, Proceedings Convention vol.1, Jakarta.
Indonesian Petroleum Association , Zuo, G., Lu, F., Fan, G., dan Shao, D. :
Twenty Fourth Annual Convention vol.1, Study of Hydrocarbon Detection Methods
Jakarta. in Offshore Deepwater Sediments, Gulf of
Williams, H.H. dan R.T. Eubank (1995) : Guinea, Search and Discovery Article,
Hydrocarbon habitat in the rift graben of 2012, California.
the Central Sumatra Basin, Geological

149
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 : 139 – 150

150

Anda mungkin juga menyukai