Anda di halaman 1dari 2

Sore itu di pantai Indrayanti yang terletak di Gunung Kidul Yogyakarta, terlihat mereka sedang

duduk berdua menikmati suara desir ombak yang bergulung-gulung sambil menunggu
matahari tenggelam. Mereka berdua bertemu bukan hanya melepas rindu karena lama tak
bertemu, melainkan ada sesuatu hal yang harus Zahra bicarakan pada Farid.

“ hai zahra , lama kita tidak bertemu ya.? Gimana dengan kabar kamu.”

“ ia ya mas, padahal kita masih dalam kota yang sama , tapi untuk ketemu aja susah
banget.”hehehehe. “

“ alhamdulillah aku baik mas, mas sendiri gimana kabar?”

“alhamdulillah aku juga baik zahra, ohya tumben ni ngajak pergi sampai ke pantai ini ada apa
ya.?

“ia mas, maaf ya udah ngerepotin, mas udah punya pacar sekarang?

“kamu ini jauh-jauh cuman mau tanya itu.? Belum zahra kenapa , mas kan masih nunggu
jawaban dari kamu.?

Sambil memberikan sedikit senyuman penuh harapan pada Zahra, Zahra pun tertunduk tersipu
malu.

“mas, zahra mau minta maaf selama ini mas sering ngajakin zahra ketemu selalu saja zahra
tolak bukan karena zahra ga mau ketemu mas, tapi ada hati yang harus zahra jaga perasanya.

“zahra ngajak ketemu mas sekarang ini pun, karena hal penting yang harus zahra omongin.”

“oh ya, mas tau kok lelaki yang tempo lalu telvon mas kan, yang bilang itu pacar zahra, ia mas
ngerti perasaan zahra, tapi menurut mas itu ga masalah kok.”

“ bukan hanya itu saja mas.”

Zahra tidak bisa melanjutkan perbincanganya lagi dia hanya terdiam air mata pun mulai
terbendung di mata indah Zahra. Farid pun menoleh ke arah zahra ia berusaha menghibur zahra
yang saat itu tidak kuasa menahan air mata yang mulai membasahi pipi dan juga bibirnya. Ingin
sekali rasanya Farid memeluk Zahra namun ia sadar jika Zahra belum halal baginya. Sekuat
tenaga Farid menenangkan perasaan Zahra. Setelah Zahra tenag baru lah Farid mulai
menyakan.

Dengan suara yang masih terisak-isak Zahra berusaha untuk berbicara karena ini adalah
kesempatan terakhirnyaa bertemu dengan Farid.
“mas beneran masih sayang sama aku? Apa yang buat mas bertahan dengan perasaan ini
padahal banyak wanita di sekeliling mas yang lebih cantik daari pada aku.”

“ jujur saja zahra, smpai detik ini mas masih syang banget sama kamu, kamu beda dengan yang
lain. Kalau mas cuman mau cari kecantikan fisik itu banyak tapi yang hatinya cantik seperti
kamu itu sulit.”

“ mas..... sebenernya zahra juga sayang sama mas.”

Mata farid mulai menatap ke arah mata zahra.

“ aaku ga salah dengar kan zahra ?”

“ ia mas, sudah lama aku pendam rasa ini tapi maaf, aku ga bisa sama mas. Lusa aku sudah
akan berganti setatus. Mungkin ini yang terakhir kalinya kita bertemu.”

Farid hanya bisa terdiam sambil menatap wajah Zahra, seketika itu pun Zahra hanya bisa
menutup matanya ia tak kuasa melihat wajah farid sambil menagis penuh dengan isakan.

“ Insya Allah besok mas datang ke acara pernikahanmu, jika kamu mengijinkan mas datang.’

“ mas ingin melihat sekali lagi Permata hati mas, menegnakan gaun pengantin layaknya
seorang bidadari yang tidak bisa mas milikin.”

tak kuasa menahan tangisnya tak kuasa menahan tangisnya. “ maafin aku ya mas.”

“ satu hal lagi yang ingin aku bicarakan mas, aku ingin mengenalkan sahabatku dengan mas,
dia adalah peremuapn yang baik dia juga ada di acara pernikahanku.”

Anda mungkin juga menyukai