PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Roentgen pada tahun 1895. Pada
alamiah (nature) sinar-x baru secara pasti ditemukan pada tahun 1921 seiring
dengan penemuan difraksi sinar-x oleh kristal. Difraksi sinar-x ini dapat
“melihat” atau “membedakan” objek. Sinar-x tidak dapat diliat oleh mata dan
bergerak dalam lintasan lurus dan dapat mempengaruhi film fotografi sama
seperti cahaya tampak. Daya tembusnya lebih tinggi dari pada cahaya tampak
dan dapat menembus tubuh manusia, kayu, dan beberapa lapisan logam tebal.
Juga dapat digunakan untuk membuat gambar bayangan sebuah objek pada
kedudukan tulang atau organ dalam tubuh manusia. Dengan demikian sinar-x
1
2
tangan, dan pergelangan tangan meliputi, tulang tangan (ossa manus), yang
meliputi kelompok tulang jari tangan atau tulang falang atau digiti (ossa
terbatas. Apabila infeksi dan agresif, nyeri hebat dan ketidak mampuan
bahasan tersebut penulis tuangkan dalam penulisan tugas akhir yang berjudul
Kabupaten Sumedang”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
manus.
2. Manfaat Praktis
radiografinya.
rumah sakit, radiolog dan semua pihak yang terkait dalam melakukan
E. Kerangka Pemikiran
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi manus pada klinis
osteomielitis di RSUD Kabupaten Sumedang?
2. Apakah hasil gambaran radiograf yang dihasilkan cukup
memberikan informasi yang diharapkan?
3. Apakah teknik pemeriksaan radiografi manus dengan
proyeksi PA dan oblique efisien untuk menegakkan diagnosa
osteomielitis?
Pengumpulan data
Analisa Data
Pembahasan
STUDI PUSTAKA
A. Anatomi Manus
Anatomi pada Os Manus terdiri dari tulang tangan (carpals), tulang jari
tangan, dan pergelangan tangan meliputi, tulang tangan (ossa manus), yang
meliputi kelompok tulang jari tangan atau tulang falang atau digiti (ossa
urutan gambar berdasarkan istilah yang tepat. Pertama dari sisi medial
6
7
(thumb) urutan dan nama. First digiti (thumb), digiti kedua (jari telunjuk),
digit ketiga (jari tengah), digit keempat (jari manis) dan digiti kelima (jari
kelingking).
terdiri dari dua tulang pada jari thumb dan 3 tulang pada tulang lainnya.
Ruas jari pertama terdiri dari 2 tulang yaitu bagian proximal (yang dekat
dengan telapak tangan) dan bagian distal. Ruas jari yang lain
2. Telapak tangan
Keterangan gambar :
l. Base
Keterangan gambar :
digiti II
B. Indikasi Patologis
gerakan sendi.
nyeri pada pergelangan tangan dan tangan akibat kompresi saraf saat
paruh baya.
10
metacarpal kelima.
ke anterior.
dimana asam urat muncul dalam jumlah yang berlebihan dalam darah dan
dapat disimpan di sendi dan jaringan lainnya, serangan awal yang umum
pertama tangan tidak terlihat secara radiografis sampai kondisi yang lebih
11
berkembang. Sebagian besar kasus terjadi pada pria, dan serangan pertama
pada rongga sendi. tanda kondisi yang mendasari, seperti patah tulang,
pada tulang atau sumsum tulang mungkin disebabkan oleh bakteri yang
dikenalkan oleh trauma atau pembedahan, lebih umum akibat infeksi dari
yang ditandai oleh tulang yang tidak normal dan sering terjadi patah tulang
tulang atau atrofi jaringan rangka, terjadi pada wanita pasca monopous dan
12
pria lanjut usia, mengakibatkan tulang trabekula yang jarang dan tipis.
Sebagian besar patah tulang yang ditopang oleh wanita berusia diatas 50
kerangka kronik yang lebih umum; sebuah penyakit tulang yang destruktif
diikuti oleh proses reparative over produksi tulang yang sangat padat
namun lembut yang cenderung mudah pecah. Paling umum pada pria
umum terjadi di sekitar uleni styloid pergelangan tangan. Erosi tulang dini
juga biasanya terjadi pertama pada sendi MP kedua dan ketiga atau sendi
PIP ketiga.
12. Tumor (tumor tulang) : Mungkin jinak (non kanker) atau ganas (tanpa
a. Multiple myeloma: jenis tumor tulang kanker primer yang paling umum
tahun.
terjadi pada usia berapapun. Bisa berkembang pada orang tua dengan
penyakit paget.
C. Osteomielitis
1. Pengertian
D. Patofisiologi
hematogen biasanya terjadi pada tulang panjang anak-anak, jarang pada orang
14
sering terjadi setelah terjadi cedera pada ekstremitas. Berbeda dari osteomielitis
1999).
kontaminasi mikroba setelah suatu patah tulang terbuka atau pembedahan pada
sepanjang diafise. Nekrosis tulang terjadi karena kehilangan aliran darah akibat
periosteal. Bagian yang avaskular dari tulang yang dikenal sebagai sequestrum,
terjadi episode infeksi klinis yang berulang. Abses dapat keluar melalui kulit,
involucrum (Song dkk, 2001, Spiegel & Penny, 2005, Salomon dkk, 2010).
penyebaran hematogen atau invasi lokal dari tempat infeksi lain. Fisis yang
berpotensi terjadinya septic arthritis. Hal ini dapat terjadi sekitar 75% dari
infeksi ke tempat lain (bacteremia atau sepsis); namun lebih rentan diserang
lokasi infeksi dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat
C. Teknik Pemeriksaan
1. PA (Posterior anterior)
2. PA Oblique
3. Lateral – Lateromedial
(Benda Asing).
1. Proyeksi PA
Indikasi Pemeriksaan:
a. Patah tulang, dislokasi atau benda asing dari falang, metacarpal, dan semua
sendi tangan.
17
Faktor Teknis :
c. Non grid.
d. Layar detail.
Posisi pasien :
a. Kursi pasien di ujung meja dengan tangan dan lengan bawah diperpanjang.
Catatan:
umumnya bagian tubuh yang harus diposisikan dan dipaparkan secara terpisah
a. Proyeksi PA terhadap seluruh tangan dan pergelangan tangan dan sekitar 2.5
kedua sisi atau cekung poros metacarpal dan falang dari angka 2 sampai 5
dan penampilan jumlah yang sama dari jaringan lunak pada setiap sisi
falang 2 sampai 5.
Paparan:
margin jaringan lunak dan tanda-tanda trabecular yang jelas dan tajam.
19
2. Proyeksi PA Oblique
Indikasi Pemeriksaan:
a. Patah tulang dan dislokasi falang, metacarpal, dan semua sendi tangan.
Faktor Teknis:
c. Non grid.
d. Layar detail.
Posisi pasien:
20
a. kursi pasien di ujung meja dengan tangan dan lengan bawah diperpanjang.
b. Tangan pronate pada IR dan luruskan tangan dengan sumbu panjang IR.
c. Putar seluruh tangan dan pergelangan tangan kea rah lateral 45o dan dukung
Catatan:
digit palarel ke IR. Blok ini mencegah pantulan falang dan menutupi sendi
interphalangeal.
b. Sumbu panjang tangan dan pergelangan tangan harus selaras dengan IR.
adanya rotasi.
d. Sambungan MCp dan IP terbuka dari falang tengah atau falang distal dan
e. CR dan pusat collimation feld harus berada pada sendi MCp ketiga.
Paparan:
margin jaringan lunak dan tanda-tanda trabecular yang jelas dan tajam.
3. Proyeksi Lateral
Indikasi Pemeriksaan:
falang.
Faktor teknis:
c. Non grid.
d. Layar detail
Posisi pasien :
a. kursi pasien di ujung meja dengan tangan dan lengan bawah diperpanjang.
atas.
d. Jari dan jempol menyebar ke posisi “kipas” dan dukung setiap digit pada
Catatan :
posisi lateral “kipas” adalah lateral yang umum untuk tangan jika falang
a. Seluruh tangan dan pergelangan tangan dan sekitar 2.5 cm (1 inci) distal
terlihat.
24
b. Sumbu panjang tangan dan pergelangan tangan harus selaras dengan sumbu
lateral dan ruang sendi terbuka, menunjukan bahwa jari sejajar dengan IR.
d. CR dan pusat collimation feld harus berada pada sambungan MCp kedua.
f. Falang pertengahan dan falang distal jempol dan jari harus tampak tajam .
Paparan:
margin jaringan lunak dan tanda-tanda trabecular yang jelas dan tajam.
Indikasi Pemeriksaan:
25
a. Lateral fleksi adalah alternative untuk pelokalisasi benda asing dari tangan
dan jari ini juga menunjukan fraktur pengungsi anterior atau posterior
metacarpal.
Faktor Teknis:
c. Non grid.
d. Layar detail.
Posisi pasien:
a. Kursi pasien di ujung meja dengan tangan dan lengan bawah diperpanjang.
b. Putar tangan dan pergelangan tangan, dengan ibu jari menghadap ke atas, ke
posisi lateral yang benar, dengan sendi MCP kedua sampai kelima yang
c. Lateral ekstensikan jari tangan dan ibu jari, dan dukungan dengan blok
d. Lateral fleksi yaitu dengan melenturkan jari ke posisi dilipat alami, dengan
e. CR dengan tegak lurus terhadap IR, diarahkan ke sendi MCP kedua sampai
kelima.
pergelangan tangan.
2014).
a. Seluruh tangan dan pergelangan tangan dan sekitar 2.5 cm (1 inci) lengan
b. Ibu jari harus tampil dalam posisi agak miring dan bebas dari superimposisi
panjang IR.
d. Tangan dan pergelangan tangan harus berada dalam posisi lateral yang
benar, yang dibuktikan dengan radius distal dan ulna yang menumpang.
27
diperpanjang.
f. Lateral pada fleksi, falang dan metacarpal harus dilapiskan dengan tangan
g. CR dan pusat collimation feld harus berada pada sendi MCP kedua sampai
kelima.
ditumpangkan.
Paparan:
margin jaringan lunak dan tanda-tanda trabecular yang jelas dan tajam.
5. Posisi AP Oblique/Perbandingan
Indikasi Pemeriksaan:
28
perbandingan struktur tulang dari kedua tangan. Istilah yang umum untuk
Faktor Teknis:
c. Non grid.
d. Layar detail.
Posisi Pasien:
di pusat IR.
c. Dari posisi ini, putar tangan secara internal 45o dan dukung aspek posterior
d. Pastikan jari tangan rileks, sedikit terpisah tapi sejajar dengan IR.
29
f. CR tegak lurus, diarahkan ke titik tengah antara kedua tangan pada tingkat
Catatan:
(Bontrager,2018)
a. Kedua tangan dari area carpal sampai ujung dalam posisi miring 45o terlihat.
30
b. 45o miring seperti yang dibuktikan oleh metacarpals kedua sampai kelima
c. Sendi MCP harus terbuka agar tidak ada superimposisi ibu jari.
d. CR dan pusat collimation feld harus berada di tengah antara kedua tangan
Paparan:
dengan tanda trabecular yang jelas dan tajam dan margin sendi MCP.
BAB III
METODE PENELITIAN
kasus.
sampai dengan Februari 2016 dan dilanjutkan kembali pada bulan Maret
C. Subyek Penelitian
D. Obyek Penelitian
31
32
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
2. Obsevasi
3. Dokumentasi
4. Wawancara
F. Instrumen Penelitian
kemudian dibuat resume data. Data yang diperoleh kemudian di olah dan